All Chapters of THE DEVIL WIFE: Chapter 11 - Chapter 20
97 Chapters
11. INFORMASI BARU
Setelah puas beristirahat di kamar hotel, Gaby bangun ketika hari menjelang siang.Dia tak menemukan keberadaan Gibran di dalam kamar hotel. Selimut yang dipakai lelaki itu untuk tidur masih tergeletak rapi di atas sofa.Ya, Gaby yang menyuruh Gibran untuk tidur di sofa karena Gaby tidak mau tidur satu ranjang dengan Gibran.Gaby meraih ponselnya di ranjang dan mendapati satu pesan masuk dari Gibran.GibranGue keluar sebentar, nggak usah nyariin!Gaby berdecih jengkel.Siapa juga yang mau nyariin lo! Kepedean banget!Gumamnya dalam hati.Dia melempar asal ponselnya tanpa berniat membalas pesan Gibran.Gaby bangkit dari tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi.Dia hendak mandi.Rencananya, Gab
Read more
12. KISSMARK
Seorang lelaki turun dari mobil sambil memapah seorang wanita mabuk.Susah payah dia membawa wanita itu kembali ke kamar hotelnya setelah mereka cukup bersenang-senang sepanjang hari ini."Kita mau kemana sih? Gue ngantuk... Gue haus..." gumam si wanita dalam keadaannya yang setengah sadar."Ya, sesampainya di kamar kamu bisa langsung tidur, oke?" ucap si lelaki.Si lelaki memasuki lift menuju lantai 10 hotel tempat dia menyewa kamar.Sekelebat bayangan adegan panas yang sempat terjadi antara dirinya dengan si wanita di mobil tadi membuatnya kembali dilanda gairah. Dia benar-benar harus menuntaskan semuanya dengan wanita di pelukannya itu malam ini.Tak cukup baginya hanya sekedar cumbuan bibir biasa. Dia menginginkan lebih.Pintu lift terbuka di lantai 10, si pria hendak melangkah keluar, tapi seorang pria lain yang berdiri di balik lift hendak memasuki l
Read more
13. WHO ARE YOU MIRELLA?
Freed Cafe & Bar, itulah nama Kafe yang kini didatangi oleh Gibran. Salah satu Kafe elit ternama di kawasan Jakarta.Edward bilang, Kafe ini milik Freddy.Sesampainya di sana, Gibran mendapati keadaan Kafe sore itu cukup ramai.Dia sudah berjalan berkeliling tapi tak ditemukannya sosok yang dia cari.Sampai akhirnya, sebuah tepuk tangan riuh pengunjung kafe mengalihkan perhatian Gibran saat berpuluh-puluh pasang mata di sana menatap terkesima pada seorang wanita yang baru saja keluar dari backstage dan kini dia berdiri anggun di atas panggung kecil di ujung kafe dengan pakaiannya yang bisa dibilang, sangat sexy.Dan wanita itulah yang sedari tadi Gibran cari-cari.Dia Mirella.
Read more
14. TERBAYANG MASA LALU
Seorang anak perempuan berumur delapan tahun sedang menangis terisak di pinggir jalan tepat di depan sebuah rumah kontrakan sederhana di seberang jalan rumahnya di kawasan Cicadas, Bandung.Dia terus memegangi lehernya yang terasa begitu sakit dan perih akibat sundutan puntung rokok yang di tekan begitu kuat di kulitnya hingga kulit itu mengalami luka bakar yang cukup serius.Dia terus menerus menatap ke arah rumah kontrakan di depannya. Berharap penghuni rumah itu keluar dan memberinya pertolongan seperti biasa. Sebab hanya mereka yang bersedia menolongnya dibanding dengan tetangga-tetangganya yang lain. Mungkin mereka bukannya tidak perduli, tapi mereka hanya tak ingin terlibat masalah dengan ke dua orang tua bocah perempuan itu, terlebih dengan ayahnya."Mimi?" panggil suara seorang bocah laki-
Read more
15. DUA ORANG ASING YANG TINGGAL SATU ATAP
Gibran pulang ke rumah dengan wajah kusut.Setelah memarkirkan lamborghininya di garasi, Gibran masuk ke dalam rumahnya.Kedatangannya disambut oleh Mbok Sumi, pembantu yang selama ini dipercaya keluarganya untuk mengurus rumah peninggalan Kakek dan Nenek Gibran di Raffles.Rumah ini dulu pernah ditempati oleh sang Papah, Hardin dengan istri pertamanya, tapi tidak lama, sebab setelah mereka bercerai dan sang Papah menikahi almarhumah Ibunya, ke dua orang tua Gibran memilih tinggal di Bandung.Dan sejak itulah rumah ini kosong."Den Gibran, mau makan? Biar Mbok siapkan," ucap Mbok Sumi saat itu."Nggak usah Mbok, saya nggak laper. Saya mau langsung istirahat aja. Besok pagi-pagi saya ada urusan," jelas Gibran.Mbok Sumi cuma manggut-manggut sementara Gibran langsung berlalu menuju kamarnya di lantai dua.Saat Gibran memasuki kamar, dia tida
Read more
16. KUMAT
"Jangan! Jangan! Jangan sakiti Gaby Ayah... Gaby mohon... Apa salah Gaby? Jangan Ayah... Jangaaaaan!"Gaby terbangun dari tidurnya pasca mimpi buruk yang kembali dia alami.Ini mimpi buruk ke dua yang dia alami akhir-akhir ini.Parahnya, dalam mimpinya kali ini, Gaby harus kembali dihadapkan dengan kenangan terburuk yang pernah dia alami sepanjang hidupnya.Kenangan mengerikan di saat dirinya hampir saja kehilangan kehormatannya. Kehilangan satu-satunya harta berharga yang dia miliki sebagai seorang wanita.Sepertinya Gaby harus kembali mendatangi Dokter Milan. Dokter Milan adalah seorang psikolog yang merangkap sebagai psikiater. Berkat bantuan Dokter Milanlah, Gaby bisa terbebas dari rasa trauma masa lalu sebelumnya. Dan Gaby sendiri bingung kenapa sekarang mimpi-mimpi itu kembali mengusik ketenangan hidupnya lagi.Gaby meraih ponselnya di nakas dan mulai mengirim pesan
Read more
17. BUNGA TULIP
Sejak hari di mana Gaby dengan begitu tega membiarkan Gibran berjibaku dengan rasa sakit akibat kehabisan stok obat, hubungan antara Gaby dan Gibran semakin renggang. Ke duanya memang tinggal dalam satu atap namun seperti orang yang tidak saling kenal. Gaby dengan segala ego dan gengsinya yang lebih memilih diam dari pada meminta maaf atas kesalahannya, sementara Gibran yang memang sudah tak lagi perduli apapun mengenai Gaby. Kekecewaannya pada Gaby sudah mencapai titik klimaks dan Gibran tak ingin hal itu justru membuat kondisi kesehatannya menjadi down, itulah sebabnya lelaki itu lebih memilih untuk diam. "Hari ini gue mau ke Bandung, Rayyan baru balik dari London, gue mau nengok dia sekalian ziarah ke makam Mamah," beritahu Gibran saat dirinya kini sarapan bersama
Read more
18. MENGERJAI GABY
Malam ini, Gibran dan Gaby terpaksa menginap di Bandung, di kediaman orang tua Gibran karena ulah Dinzia.Dinzia yang menahan kepulangan Gibran saat itu dengan alasan remaja itu sangat merindukan sosok Kakak lelaki satu-satunya itu.Sementara Gibran sendiri memang paling tidak bisa menolak permintaan Dinzia, adik kesayangannya.Malam itu Dinzia menangis dipelukan Gibran.Akibat percakapan di meja makan tadi yang membahas tentang Luwi, Dinzia jadi terbawa suasana. Mendadak dia rindu Luwi. Almarhumah ibunya..."Zia kangen Mamah, Kak..." bisik Zia dipelukan Gibran.Saat itu mereka sedang bercakap di tepi kolam renang.Mereka duduk di tepi kolam renang dengan kak
Read more
19. MENJEMPUT GABY
Hampir dua minggu berlalu. Gibran belum juga mendapati titik terang dalam penyelidikannya mengenai Mirella. Wanita itu terus saja berkelit dengan beribu alasan yang dimilikinya setiap kali Gibran mencoba untuk menemuinya. Mirella tetap bersihkeras mengatakan bahwa dia tidak mengenal Gibran dan dia bukan Mimi. Padahal, Gibran sudah berhasil mengumpulkan beberapa fakta akurat yang membuatnya semakin meyakini bahwa Mirella adalah Mimi. Pertama, tanda luka bakar di sekitar tengkuk Mirella. Ke dua, ketika tanpa sengaja Mirella mengucapkan kata 'Ib' sewaktu memanggil namanya dan ke tiga, Gibran menemukan sebuah buket bunga tulip baru di makam sang Ibunda ketika kemarin Gibran berziarah ke sana bersama Gaby. Saat Gibran mengkonfirmasi hal itu pada keluarga besarnya di Bandun
Read more
20. PERTENGKARAN
Sesampainya di rumah, hari sudah larut.Gibran sangat lelah.Berkendara jarak jauh pulang pergi dalam satu hari cukup menguras energinya.Tapi satu hal yang ada di dalam benak seorang Gibran saat itu adalah tentang bagaimana dia meluapkan kemarahannya pada Gaby.Gibran benar-benar tidak terima, Gaby memperlakukannya seperti ini.BRAK!!!Gaby terperanjat hebat saat pintu kamarnya di buka paksa oleh Gibran.Dia buru-buru menyudahi teleponnya dengan seorang lelaki yang tadi mengantarnya pulang."Lo kenapa sih? Kebiasaan masuk kamar orang seenaknya!" maki Gaby sewot.Gertakan ke
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status