Semua Bab Kampung Lamuna: Bab 61 - Bab 70
104 Bab
Menceritakan Mimpi Aku
Nyai Ani sungguh keterlaluan sekali, dia malah membuat sahabat Nyai Sri berpikir buruk terhadap Nyai Sri. Padahal Nyai Sri tidak mendekati Yudi tapi dia mengatakan hal yang sebaliknya. Nyai Sri pasti sangat membenci dia atas semua yang dia lakukan. Tapi aku juga seorang anak pembawa perdamaian dan aku harus membantu Nyai Sri dan aku juga harus menegakkan keadilan bagi semua makhluk yang berada di sini.Tapi aku juga harus membuat Nyai Sri menghilangkan dendam yang dia miliki. Itu sudah menjadi tugas suku sebagai anak pembawa perdamaian. Mungkin ini adalah cara terbaik untuk aku dan semua teman aku untuk keluar dari tempat ini. Dan membuat aku dan semua teman aku kembali dengan selamat. Pagi hari datang, Rafael dan Ilham terbangun dari tidurnya. "Sudah pagi hari ternyata." Kata Ilham. "Tidak terasa sudah pagi." Kata Rafael. "Ayuna masih tidur?" tanya Ilham. "Benar, dia masih tidur." Jawab Rafael."Begitu."
Baca selengkapnya
Vita Dan Daffa Datang
"Kenapa?" tanyaku. "Kalian berdua pandai dalam menertawakan aku." Jawab Rafael. "Kasihan juga, Rafael." kata Ilham sambil tersenyum.Lalu, ada suara aneh dan menakutkan lagi. "Tolong!" teriak suara itu. "Apa itu? Aku takut sekali." tanyaku. "Kamu tenang saja ada aku di sini. Tidak akan ada yang melakukan sesuatu yang buruk terhadap kamu, Ayuna." Kata Rafael. "Pergi dari sini!" teriak suara itu. "Ada suara itu lagi." kataku sambil ketakutan. "Suara itu selalu terdengar saat kita berada di hutan ini." Kata Ilham. "Kenapa suara itu selalu terdengar? Apa itu hanya ingin membuat seram suasana di hutan ini?" tanyaku. "Mungkin saja, tidak perlu kita dengarkan." Jawab Rafael. "Benar, tidak perlu didengarkan mungkin itu hanya suara yang tidak jelas." Kata Ilham. Aku sangat takut mendengar suara itu. Tapi Rafael dan Ilham menenangka
Baca selengkapnya
Aku Malu
"Apa? Apa kata kamu tadi? Kamu memanggil aku sayang di depan mereka semua dan bertingkah lucu. Kamu memang paling bisa meluluhkan dan membuat aku tersenyum." kata Rafael sambil tersenyum. "Tentu saja, aku memang mengetahui itu. Kamu memang selalu ingin aku seperti ini. Dan aku tahu ini akan berhasil membuat kamu tersenyum bahagia." Kataku."Tentu saja, aku akan luluh saat kamu seperti itu." Kata Rafael. "Apa? Sayang? Aku tidak menyangka seorang Ayuna akan mengatakan itu kepada Rafael." kata Vita sambil tersenyum. "Supaya dia tidak marah lagi, aku akan melakukan itu. Meski aku merasa malu mengatakan itu di depan kalian semua." kataku sambil merasa malu. "Rafael memang bisa membuat Ayuna memanggil sayang kepada dia." Kata Vita sambil menepuk tangan. "Tentu saja, Ayuna itu sangat mencintai aku." Kata Rafael. "Aku yakin Ayuna sangat menyesal mengatakan itu." Kata Daffa. "Benar juga, Daffa.
Baca selengkapnya
Suara Misterius Itu
"Perasaan itu ternyata membuat kita bingung dan seperti orang bodoh. Aku juga mengetahui itu dengan baik. Menunggu seseorang itu tidak nyaman." Kata Daffa.  "Aku juga ingin bertanya sesuatu kepada kamu, Daffa." Kata Vita.  "Apa itu?" tanya Daffa.  "Sejak kapan kamu mulai menyukai aku? Itu sangat aneh padahal dari dulu kamu tidak pernah melihat aku. Tapi sekarang kamu menyatakan perasaan kamu terhadap aku. Apa alasan kamu mencintai aku?" tanya Vita. "Aku mencintai kamu sejak kita makan malam berdua. Saat kamu mengatakan bahwa itu adalah kencan. Makan malam pertama kita berdua terasa sangat berkesan untuk aku. Aku juga tidak mengetahui alasan aku mencintai kamu. Tapi aku merasa nyaman dengan kamu dan kamu semua berada ada disaat aku membutuhkan seseorang. Dan aku terlihat cantik sampai terkadang aku terpesona melihat kamu, Vita." Jawab Daffa.  "Kata kamu aku tidak cantik dan masih jauh lebih cantik Ayuna. Berarti itu juga boh
Baca selengkapnya
Mimpi lagi
"Tidak perlu berterima kasih, kita ini teman." Kata Vita. "Kamu terlalu kaku seperti orang asing saja." Kata Rafael. "Benar, santai saja." Kata Daffa. "Kamu dari mana saja? Apa yang kamu lakukan sendirian, Ilham?" tanyaku. "Aku baru saja berjalan di dekat sini dan aku melihat bintang di langit. Maafkan aku jika sudah membuat kalian semua khawatir." Jawab Ilham. "Lain kali kamu harus mengatakan kepada kami semua jika ingin pergi." kataku dengan sangat marah."Memangnya dia anak kecil? Harus izin terhadap kamu." Kata Rafael. "Tidak, bukan begitu." Kataku. "Baik, nanti aku akan mengatakan jika aku ingin pergi." Kata Ilham. "Sudah tidak perlu, aku saja kekasih dia tidak pernah disuruh meminta izin saat ingin pergi keluar." Kata Rafael. "Apa kamu cemburu? Kamu iri? Baik, nanti kamu juga harus meminta izin terhadap aku." Kataku. "Baik, sayang aku akan me
Baca selengkapnya
Kisah Nyai Ani dan Nyai Sri
"Sekarang aku mengetahui alasan Nyai Ani membenci Nyai Sri. Dia selalu mendapat ketidakadilan dalam setiap ajang menari. Dia selalu kalah melawan Nyai Sri. Nyai Ani tidak pernah menang dalam menari sebab semua juri menyukai Nyai Sri. Mereka lebih mementingkan kecantikan daripada tarian yang indah. Padahal tarian Nyai Ani jauh lebih bagus dibandingkan Nyai Sri. Tapi Nyai Ani selalu kalah dari Nyai Sri. Itu membuat dia membenci Nyai Sri. Dan dendam selalu saja terjadi diantara mereka berdua. Sampai akhir dari hidup mereka berdua juga tetap menyimpan dendam yang membara." Kataku. "Jadi, itu alasan mereka saling membenci satu sama lain. Kasihan juga Nyai Ani. Aku pikir yang menjadi korban hanya Nyai Sri saja. Tapi mereka berdua memang telah menjadi korban dari dendam dan ketidakadilan." Kata Vita. "Benar, tapi kita bisa apa?" tanya Daffa. "Setidaknya kita harus dapat membuat mereka berdamai dengan masa lalu mereka berdua." Kata Ilham.  
Baca selengkapnya
Cahaya Itu Aneh
Kami melanjutkan perjalanan dan akhirnya kami melihat cahaya itu lagi. "Itu dia! Cahaya itu ada lagi." Kata Ilham sambil menunjuk cahaya itu. "Benar, cahaya itu terlihat lagi." Kataku. Kami berjalan mendekati cahaya itu. Anehnya semakin kami mendekat malah semakin menjauh. Itu membuat aku bingung dan tidak tahu apa yang harus aku lakukan. "Kenapa ini?" tanya Vita. "Aku juga tidak tahu." Jawabku. "Aneh sekali ini." Kata Ilham. "Padahal kita sudah berjalan terus." Kata Daffa. "Kita semakin menjauh dari cahaya itu." Kata Rafael. "Mungkin cahaya itu membuat kita menjauh. Mungkin menarik itu tempat mereka berdua. Jadi, kekuatan gaib itu menjauh kita dari cahaya." Kata Ilham."Cahaya itu membuat kita menjauh?" tanya Daffa. "Benar, sepertinya begitu." Jawab Rafael. "Apa yang harus kita lakukan?" tanya Vita. "Kita harus segera ber
Baca selengkapnya
Ribut Lagi
"Jika kalian berdua masih mendesak Ayuna lebih baik kalian berdua pergi dari tempat ini. Kalian hanya dapat membuat Ayuna merasa sedih saja." Kata Rafael sambil marah. "Tenang saja, tidak perlu marah. Aku dan Vita juga tidak akan  datang kemari jika tidak diminta oleh Nyai Sri. Kami hanya tidak ingin nyawa kamu terancam sebab kelalaian kalian bertiga. Kalian bertiga itu sangat lambat." Kata Daffa. "Siapa pria yang tidak akan marah jika wanita dia disalahkan terus? Katakan kepada aku!" Kata Rafael sambil marah. Aku berusaha menenangkan Rafael. "Sudah kamu tenang saja! Kita harus tetap tenang dan jangan marah. Aku tidak ingin ada pertengkaran diantara kita semua. Aku mohon terhadap kamu, Rafael." Kataku. "Baik, aku akan lebih tenang lagi. Maafkan aku, Ayuna." Kata Rafael sambil memegang wajah aku. "Aku mengerti." kataku sambil memegang tangan Rafael. "Kamu tidak perlu memikirkan mereka berd
Baca selengkapnya
Mendengar Suara Itu Lagi
"Jadi begitu, kamu sudah sangat mencintai dia. Selamat atas kebersamaan kalian berdua." Kataku. "Terima kasih, Ayuna. Ini terjadi juga karena kamu." Kata Vita. "Aku? Kenapa aku?" tanyaku sambil merasa bingung. "Jika kamu menerima cinta dia dan bukan Rafael. Pasti kamu sudah bersama Daffa. Itu akan membuat aku tidak memiliki kesempatan bersama Daffa." Kata Vita. "Begitu, tidak juga itu semua karena usaha dan kesabaran kamu dalam mempertahankan cinta kamu terhadap Daffa." Kataku. "Aku senang memiliki sahabat seperti kamu, Ayuna." Kata Vita. "Aku juga, kamu dan yang lainnya adalah teman terbaik aku. Aku beruntung mengenal kalian berdua." Kataku. "Aku juga ingin bertanya sesuatu terhadap kamu, Ayuna." Kata Vita. "Apa itu?" tanyaku. "Sebenarnya apa alasan kamu menerima Rafael dahulu?" tanya Vita."Aku menerima Rafael sebab dia sungguh mencintai aku dengan dalam." Ja
Baca selengkapnya
Mereka Kembali
"Apa? Ilham mencintai kamu meski kamu sudah bersama Rafael. Dia tetap mencintai kamu." Kata Vita dengan sangat terkejut. "Benar, Vita. Maafkan aku belum menceritakan ini terhadap kamu. Aku tidak ingin Ilham merasa malu dengan orang lain mengetahui jika aku tidak dapat membalas perasaan dia. Aku hanya ingin berteman dengan Ilham. Tapi yang terjadi justru membuat jurang diantara kita bertiga." Kataku. "Apa Rafael mengetahui ini semua?" tanya Vita. "Benar,  dia mengetahui semuanya." Jawabku. "Apa? Terus bagaimana dengan reaksi dia?" tanya Vita dengan sangat terkejut."Dia merasa cemburu dan aku merasa telah menyakiti mereka berdua. Aku bingung ini bisa terjadi diantara kami bertiga. Ternyata Ilham masih belum bisa melupakan aku." Jawabku. "Jadi begitu ceritanya, sekarang aku mengerti. Kamu mungkin terlalu cantik sampai semua pria jatuh cinta terhadap kamu." Kata Vita. "Tidak, aku biasa saja." Kata
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status