All Chapters of Kampung Lamuna: Chapter 71 - Chapter 80
104 Chapters
Rafael Mendengar Perkataan Aku Dan Ilham
"Baik, aku berjanji." Kata Rafael.  "Aku pergi ke sana." Kataku.  "Aku temani kamu saja." Kata Rafael.  "Boleh." Kataku.  Aku dan Rafael menemui Ilham.  "Ilham!" Kataku.  "Ayuna! Rafael!" Kata Ilham.  "Sedang apa kamu di tempat seperti ini? Gelap dan sunyi." Kata Rafael.  "Aku sedang duduk." Kataku.  "Aku juga tahu itu, maksud aku itu untuk apa?" tanya Rafael.  "Tidak apa apa, aku hanya ingin sendiri saja." Jawab Ilham. "Kamu pasti merasa tidak enak dengan tatapan Vita tadi. Dia seperti itu sebab dia mengetahui yang telah terjadi diantara kita bertiga. Aku mengatakan yang sebenarnya sebab suara itu yang membicarakan hubungan kita di depan aku dan Vita. Jadi, aku terpaksa mengatakan itu. Maafkan aku, Ilham." Kataku.  "Tidak apa apa, kamu tidak salah dan tidak perlu meminta maaf. Aku hanya merasa sudah mengganggu hubungan kalian berdua
Read more
Mimpi Tentang Cara Memasuki Pintu Gaib
"Jadi begitu yang sebenarnya terjadi. Kamu tidak seharusnya mengatakan seperti itu terhadap Vita. Dia pasti merasa tidak enak terhadap aku sekarang. Kamu juga akan dinilai tidak baik oleh Vita. Rafael juga pasti marah mendengar jika kamu membela aku di hadapan Vita. Lain kali aku minta kamu jangan seperti itu. Aku tidak ingin kamu disalahkan oleh orang lain hanya karena telah membela aku. Aku memang salah sebab aku jahat, mencintai teman aku sendiri padahal dia adalah kekasih teman aku juga. Tapi kamu jangan merasa bersalah tentang itu, aku mencoba melupakan kamu. Aku juga mendukung kamu dan Rafael untuk bersama. Kalian berdua harus bahagia. Tidak boleh sampai berpisah. Mengerti?" tanya Ilham. "Tentu saja, terima kasih." Jawabku. "Tidak, aku tidak melakukan sesuatu yang harus mendapat ucapan terima kasih dari kamu. Lebih baik kita tidur sebelum waktu pagi hari datang." Kata Ilham. "Benar itu." Kataku. Aku dan Ilham pergi dari tempa
Read more
Menangkap Mereka Berdua
"Tenang bagaimana?" tanya sahabat Nyai Sri. "Untuk apa marah terhadap dia? Mereka semua itu tidak penting untuk kita." Kata Nyai Ani. "Benar juga itu, untuk apa aku marah terhadap dia. Lebih baik aku mencari cara untuk membuat pelindung tempat ini semakin kuat." Kata sahabat Nyai Sri. "Memangnya ada cara untuk memperkuat pelindung pintu gaib ini?" tanya Nyai Ani. "Tidak, aku hanya berpikir saja. Siapa tahu ada caranya?" tanya sahabat Nyai Sri. "Aku pikir benar ada caranya, ternyata tidak ada sama sekali. Lalu, apa yang harus kita lakukan saat ini?" tanya Nyai Ani. "Kamu harus memberi aku pendapat bukan hanya banyak bertanya terhadap aku. Aku juga bingung dan tidak tahu harus melakukan apa. Kamu bantu aku memikirkan caranya juga. Bisa saja nanti mereka tahu cara masuk ke tempat ini. Jika anda pembawa perdamaian itu masih bersama mereka semua bisa saja terjadi. Aku dengar dia memiliki ke punya yang istimewa.
Read more
Kedatangan Kami Semua
Aku dan semua teman aku beserta Nyai Ani dan juga sahabat Nyai Sri masuk ke kampung Lamuna. Kami langsung melihat keberadaan Nyai Sri. Dengan wajah yang sangat marah dan dipenuhi oleh dendam, membuat aku merasa sedikit takut. Aku takut jika aku dan emang teman atau juga akan dihukum oleh Nyai Sri. Aku tidak ingin membuat semua teman aku berada dalam bahaya. Nyai Sri terlihat sangat marah seperti ingin melenyapkan kami semua dari muka bumi ini. Aku merasa akan ada pertempuran antara Nyai Sri dan juga Nyai Ani. Tapi aku juga tidak dapat melakukan sesuatu untuk mencegah mereka berdua. Sebab dendam mereka sudah sangat besar dan membara. Aku mungkin hanya akan menjadi penghalang untuk mereka berdua. "Aku takut sekali melihat wajah Nyai Sri." kata Vita sambil ketakutan. "Kamu jangan takut, Vita." Kata Daffa. "Apa kamu takut, Ayuna?" tanya Rafael. "Sedikit, tapi itu bukan yang paling penti ng untuk sekarang. Kita harus menghadapi Nyai Sri
Read more
Berbicara Berdua
Aku dan semua teman aku ditugaskan untuk mencari keberadaan Yudi. Pahala aku belum pernah melihat sosok dia. Tapi aku harus menemukan dia. Sebelum Nyai Sri bertindak untuk menyakiti teman aku. Aku tidak bisa membiarkan itu terjadi. Tidak boleh ada teman aku yang menjadi korban sebab kami semua harus keluar dari tempat ini. Aku dan semua teman aku beristirahat di Kampung Lamuna untuk malam ini. Sampai besok pagi aku pergi mencari Yudi. Hari sudah mulai grelap dan kamu sudah bersiap untuk pergi tidur."Selamat malam, Vita." Kata Daffa. "Selamat malam, Daffa." Kata Vita. "Kota besok harus mencari Yudi. Kamu harus istirahat dan makan yang cukup supaya tidak jatuh sakit." Kata Daffa. "Baik, aku akan mengikuti perkataan kamu." Kata Vita. Aku dan Rafael pergi berbicara sebab aku merasa ada yang aneh dari Rafael. Dia seperti sedang menyembunyikan sesuatu dari aku. "Rafael!" Kataku. "Ada apa, Ayuna?" tanya R
Read more
Mimpi Tentang Yudi
"Tentu saja, jika kamu tertangkap oleh Nyai Sri. Nyawa kamu akan dalam bahaya. Aku dengar istri kamu juga ditahan oleh Nyai Sri." Kata penjual itu."Ani? Nyai Ani maksud kamu?" tanya Yudi sambil terkejut. "Benar, dia sudah ditangkap sejak lama. Dan berada di kampung Lamuna." Jawab penjual itu. "Begitu." Kata Yudi. "Sepertinya kamu tidak khawatir dengan keadaan Nyai Ani." Kata penjual itu. "Untuk apa? Aku lebih khawatir nasib aku jika tertangkap oleh Nyai Sri." Kata Yudi. "Dari dahulu kamu tidak penegakan berubah. Tetap mementingkan diri sendiri." Kata penjual itu. "Jelas, aku Yudi dan tidak akan lenyap dengan sangat mudah. Apalagi ditangan Nyai Sri. Itu tidak akan pernah terjadi." Kata Yudi."Dia itu sangat kuat dan semua makhluk takut terhadap dia." Kata penjual itu. "Nyai Sri sudah menjadi sangat hebat." Kata Yudi. "Dia juga tetao memikirkan kecantikan yang abadi.
Read more
Pergi Lagi
"Nyai Sri, aku tidak menyangka anda akan memberitahukan kami tentang Yudi. Terima kasih!" Kataku. "Tidak, aku mengatakan ini hanya ingin supaya kalian semua cepat menangkap dia. Aku sudah tidak sabar bertemu dengan dia. Aku akan menghancurkan dia sampai dia mengerti arti dari menderita. Dia adalah orang yang menghancurkan hidup orang lain saja. Dia tidak pantas untuk tetap tinggal di hutan ini. Dia harus lenyap dari dunia ini." Kata Nyai Sri. "Apa dendam Nyai Sri begitu besar?" tanyaku."Itu bukan urusan kamu lebih baik kamu cepat mencari dia sekarang juga." Jawab Nyai Sri. "Aku hanya tidak ingin dendam Nyai Sri menghancurkan Nyai Sri sendiri. Setelah kematian dialami pasti Nyai Sri ingin merasa damai dan bahagia." Kataku. "Benar dan bahagia aku adalah melenyapkan dia." Kata Nyai Sri. "Kenapa aku tidak yakin tentang itu?" tanyaku. "Sudah hentikan! Kamu dia semua teman kamu harus mencari Yudi. Bukan
Read more
Berbicara Dengan Rafael
"Biar saja." Kataku.  "Aku tidak tahan melihat senyum kamu." Kata Rafael.  "Sengaja." kataku sambil tersenyum.  "Ada apa ini? Pasti kamu ada sesuatu ini." Kata Rafael.  "Aku ingin berbicara Berdua beneran kamu." Kataku.  "Ada apa lagi? Pasti ini mengenai masalah kemarin." Kata Rafael.  "Kak belum juga bicara kepada aku. Aku tidak ingin kamu berdiam diri terus. Aku tidak mengerti apa yang kamu maksud jika kamu tidak berbicara kepada aku." Kataku. "Sudah, aku tidak ingin membahas ini lagi." Kata Rafael. "Kenapa? Kamu harus jujur kepada aku!" Kataku.  "Sudah hentikan! Aku bosan dan lelah mendengar ini semua. Lebih baik kamu tidur saja." Kata Rafael.  "Tidak, aku akan tetap berdiri di sana. Menjauh dari mereka semua sampai kamu ingin berbicara dengan aku." Kataku sambil menjauh dari Rafael.  Aku pergi ke tempat yang lebih jauh supaya Rafael ingin berbicara
Read more
Suara Misterius Lagi
Perjalanan mencari Yudi sangat sulit sebab aku belum mengetahui wajah dia sama sekali. Dan semua orang juga tampak menyembunyikan dia dari kami semua. Tidak ada yang dapat memberikan informasi terhadap kami mengenai Yudi. Aku hanya berharap bahwa nanti aku akan bermimpi tentang wajah dan keberadaan Yudi. Sehingga kami semua cepat menemukan dia.  "Bagaimana ini?" tanya Vita.  "Aku juga tidak tahu." Jawab Daffa.  "Sudah kita berjalan saja sampai kita dapat bertemu dengan seseorang dan bisa bertanya kepada dia tentang Yudi." Kata Rafael.  "Bagaimana, kita harus terus berjalan saja." Kata Daffa.  ""Apa sebaiknya kita beristirahat dulu saja." kata Ilham. "Boleh itu ide yang sangat bagus." Kata Vita.  "Kita istirahat saja di sebelah sana." Kata Rafael.  "Baik." Kataku.  Aku dan semua teman aku duduk dahulu. Rafael, Ilham dan Daffa pergi mencari Air untuk kami semua. "Kit
Read more
Suara Itu Lagi
Suasana yang tadinya terasa sangat dingin dan sunyi menjadi sedikit lebih terang. Aku merasa sudah tidak ketakutan seperti tadi lagi. Suara misterius itu  juga sudah hilang dan tidak terdengar lagi oleh aku dan Vita. Akhirnya mereka bertiga juga sudah kembali lagi.  "Aku takut sekali." Kata Vita.  "Takut kenapa? Ada apa ini?" tanya Daffa.  "Tadi ada suara misterius itu lagi. Suara itu menghilang saat kalian semua kembali kemari." Jawabku. "Jadi begitu." Kata Rafael.  "Benar." Kataku.  "Apa yang dia katakan kepada kalian berdua?" tanya Ilham.  "Dia mengatakan bahwa kita seharusnya pergi dari tempat ini. Dia bertanya kenapa kita semua kembali kemari. Aku dan Vita merasa takut dan tidak menjawab dia. Tapi aku merasa jika suara itu terus sama mengganggu kita semua." Jawabku.  "Kamu jangan khawatir, aku tidak akan membiarkan dia menyakiti kamu." Kata Rafael.  "Baik, Rafael
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status