All Chapters of Replacement Of Heart (INDONESIA) : Chapter 21 - Chapter 30
37 Chapters
Part 21
Daniel menjemput Mango di rumah temannya. Ia di sambut gembira oleh Mango. Mereka saling merindukan. Tiap malam tidak pernah lupa untuk video call. Agar Mango tidak merasa kesepian ditinggal jauh. Tapi tidak mengurangi rasa rindu keduanya. "Mango, aku merindukanmu, My girl." Daniel mengelus bulunya. Mango sangat excited dengan kedatangan  pemiliknya. Anjing beras Golden Retriever."Sudah tidak galau sekarang, eum?" tanya teman Daniel, Yudi. Daniel mendongakkan kepalanya sambil tersenyum."Menurutmu?" Daniel tanya balik. Ia kembali mengelus Mango."Tidak, malah aku rasa dapat kabar gembira. Iya, kan?" tanya Yudi seraya mengerlingkan matanya."Ya, kamu benar," sahut Daniel sambil berdiri seraya senyuman yang tidak pernah lepas dari bibirnya. "Terima kasih sudah merawat Mango ku dengan sangat baik."  "Sama-sama, Romeo jadi tidak sendirian sejak ada Mango." Romeo, anjing milik Yudi, jenis
Read more
Part 22
"Dan," Deira mengikuti kemanapun Daninda pergi. Hari ini mereka berada di toko. "Apa, De?" "Kenapa kamu nggak cerita waktu di Amerika, kalau kalian seranjang?" Hampir saja patung kecil yang berada di tangan Daninda terlepas karena kaget. Deira menyipitkan matanya. "Jadi bener?" Sahabatnya itu diam saja. "Wah, kamu ngapain aja sama Daniel?!" todongnya."Pasti si Sumsum yang bilang," seru batinnya kesal. "Aku nggak ngapa-ngapain, De." Daninda berbalik lalu jalan ke rak lain. Berpura-pura mengelap.  "Aku nggak percaya, jujur sama aku." Deira melihat pipi Daninda merona."Aduh, De. Beneran kami cuma tidur aja?" "Masa?" Deira mencecarnya lebih jauh dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuatnya pusing.Daninda menghela napas, "kami cuma kiss aja. Udah puas?!" Deira tertawa, "nah gitu dong. Jangan ada rahasia-rahasia di antara kita. Gimana?"  "Gimana apanya lagi, De?" tanya Daninda g
Read more
Part 23
Daninda tidak merasa curiga saat Deira menyuruhnya untuk mencoba beberapa gaun. Ia berpikir tidak akan membuat Daniel malu dengan pakaiannya nanti. Sehingga ia menuruti apa kata Deira. Nanti malam ia akan makan malam bersama rekan kerja sang kekasihnya. Deira itu lebih semangat daripada dirinya."De, udah yang ini aja ya," ucap Daninda memelas. Ia menyukai gaun selutut berwarna putih itu terlihat simple. Dirinya sudah lelah bolak-balik mencoba gaun yang lainnya."Mau yang ini?" tanya Deira. Anggukan kepala Daninda menjadi jawabannya."Ya udah, langsung di pakai aja kalau begitu." Untuk make up, Daninda bisa sendiri. Ia tidak mau ambil pusing walaupun Deira memaksanya untuk ke salon. Mereka mengenakan gaun yang telah dipilih Begitu pun dengan Fahrania. Gaun berwarna kuning yang membuatnya cerah. Sopir suruhan Daniel masih menunggu di mobil. Ia keluar saat melihat Daninda. Membukakan pintu. Dan melajukan mobilnya menuju tujuan yaitu rumah Daniel
Read more
Part 24
"Mama!!" Fahrania heboh sendiri ketika Daniel mengajaknya mencuci mobil. Ia segera mendandani Mango dengan jas hujan agar bulunya tidak kebasahan.   "Apa sayang," tanya Daninda dari dalam berjalan menuju teras rumah."Liat deh," ucapnya. Daninda melihat Mango yang pasrah mengenakan jas hujan berwarna kuning. Wajahnya itu sangat menyedihkan. Ingin rasanya tertawa tapi di urungkannya. Semenjak tinggal bersama Fahrania selalu mendandani Mango."Halo sayang," sapa Daniel dari gudang membawa ember. Ia mengenakan singlet dan celana pendek. Hari itu cuacanya panas sekali. Berbeda sekali saat di kantor cool dan karismatik tapi di rumah Daniel mengenakan pakaian sederhana saja.  "Daddy!!" panggilnya. Fahrania memanggil ayah tirinya 'Daddy' usul dari Daniel.  "Sini Rania, mau cuci mobil Rania tidak?" tanya Daniel. Mobil milik Daninda yang dibelinya dulu kini milik Fahrania. Ia tidak menju
Read more
Part 25
Daninda terjaga perlahan, menyadari rasa nyaman. Lembutnya selimut yang menutupi tubuhnya. Ia bergerak lalu meringis. Kemudian ingatannya tentang semalam. Pipinya merona, malu. Semalam suaminya tidak memberi ampun sama sekali. Mereka sudah seminggu menikah namun baru melaksanakan malam pertama tadi malam. Kali ini Daninda tidak bisa menyeimbangi suami barunya. Sangat berbeda dengan yang ia rasakan bersama Damar. Ia duduk sejenak sebelum beranjak ke kamar mandi. Daniel tidak ada di kamar. Dirapikan rambutnya yang berantakan. Sekujur tubuh terasa linu. Dengan perlahan bangkit seraya melilitkan selimut ditubuhnya. Daninda mandi terlebih dahulu sebelum keluar kamar.Setengah jam kemudian, Daninda berjalan ke arah dapur dengan rambut yang terurai basah. Ia melihat Daniel sedang menyiapkan sarapan yaitu Hamburger. Fahrania sudah duduk manis di meja makan dan masih mengenakan piama. "Pagi.." Daninda memberi sapaan. Daniel dan Fahrania menoleh padanya."Pagi, Mama," balas
Read more
Part 26
Daninda terperangah, matanya membelalak mendengar permintaan Daniel. Mulutnya menganga lebar. Pria itu menaikkan satu alis matanya. Daniel tampak seperti orang tidak pernah senyum.Daniel melontarkan tatapan tajam. "Tidak mau?" tanyanya.Daninda menarik napas panjang, "Daniel, kamu ini kenapa sih?" "Tidak mau?" ulangnya memastikan.Gerakan tubuh Daninda jelas tidak nyaman. "Daniel, please," Daninda memohon agar pria itu berhenti mengutarakan permintaan yang dianggapnya konyol. Dalam benaknya ia merasa aneh dengan tingkah Daniel. "Ya udahlah," ia berbalik meninggalkan Daniel seorang diri. Kabur karena takut akan pikirannya menjadi ke mana-mana. Daniel menghela napas dengan kasar.Daninda melangkahkan kakinya keluar sambil menggerutu tidak jelas. "Buka baju? Apa dia nggak tau, aku aja masih malu ketemu dia. Nah, ini terang-terangan gitu buka baju di depan dia. Bisa-bisa aku menggali tanah buat mengubur diri sendiri. Kayaknya Danie
Read more
Part 27
Daninda menunggu sambil memikirkan bagaimana caranya bicara dengan Daniel mengenai honeymoon ke Bali. Ia duduk di sofa dengan layar TV yang menyala. Mango sedang tidur tertelungkup di kandang yang diberi tralis besi agar tidak bisa ke mana-mana. Terdengar suara mobil dari luar. Daninda dengan sigap berlari untuk membuka pintu. Menyambut suami tercintanya. Ia melihat Daniel turun dari mobil dengan raut wajah yang sulit diartikan."Assalamua’alaikum," salamnya. "Wa’laikumsalam," balas Daninda lalu mencium tangannya. Gantian Daniel menunduk mengecup kening sang istri. Walaupun suasana hatinya sedang tidak baik. Daniel masih melakukan hal yang biasa dilakukannya. "Rania jadi menginapnya?" "Iya. Mango sudah di kasih makan?" Daniel masuk ke dalam rumah. Daninda cemberut. Bukannya menanyakan istrinya sudah makan apa belum malah lebih perhatian ke Mango. "Sudah," sahut Daninda sebal. Daniel menemui Mango. Peliharaan
Read more
Part 28
Keduanya pulang honeymoon dengan wajah yang berseri-seri. Daniel dan Daninda dijemput oleh Fahrania berserta kakek-neneknya. Daniel menggendong Fahrania. Ia menciumi putri sambungnya dengan gemas. Daninda memeluk orang tuanya. "Daddy, mana adiknya?" tanya Fahrania polos. "Adik apa?" tanya Daninda mendengar pertanyaan putrinya. Daniel menjadi kalang kabut. "Bukan apa-apa," sahut Daniel gugup. "Kita pulang, aku lelah." Ia buru-buru berjalan duluan.Daninda mengerutkan keningnya. "Dasar aneh." Fahrania menanyakan lagi hal sama pada Daniel. "Adiknya nanti, sayang. Jangan bilang-bilang Mama ya. Ini rahasia kita, Rania mau punya adik, kan?" "Iya," bibirnya mengerucut. "Anak Daddy pintar." Daniel mengecup pipi Fahrania. Daninda berjalan di belakang. Ia sedang mengobrol dengan orang tuanya memberitahu jika Deira sudah melahirkan semalam. Daninda merasa bersalah tidak bisa men
Read more
Part 29
Daniel merasakan Daninda disampingnya tidak tidur. Kepalanya menoleh, Daninda memunggunginya dengan tubuh bergetar. Ia menghela napas lalu beringsut mendekati. Tangannya memeluk perut Daninda. "Jangan menangis lagi, sayang. Mango baik-baik saja. Besok kita akan menjemputnya," bisik Daniel ditelinganya. Daninda membalikkan tubuhnya, matanya memerah dan sembab. Sedari tadi ia menahan isakannya agar tidak bersuara takut mengganggu Daniel. "Mango baik-baik aja, kan?" lirihnya pelan. Ia menatap Daniel dengan air mata yang merebak. "Tentu saja," jawab Daniel. Namun dalam hatinya merasa gamang. Ia tidak bisa memberitahukan kondisi Mango saat ini. Tidak sanggup rasanya. Dipeluknya Daninda dengan erat. "Tidurlah.." Ia berhasil membuat Daninda tidur dipelukkannya. Pagi-pagi Daninda menyiapkan sarapan dan bekal untuk Fahrania. Putrinya menanyakan keberadaan Mango. Daninda membohonginya, jika Mango sedang berada di rumah Romeo. Daniel tidak bekerja karena
Read more
Part 30
Daniel mengusap wajahnya yang lelah. Semalam ia menginap di hotel dan sekarang sedang menunggu pesawat berangkat menuju Singapura. Ingin bibirnya berkata jujur kepada Daninda namun tidak sanggup melukai perasaan istrinya. Ia harus melakukan ini demi kebaikan semuanya. Mungkin nanti jika masalahnya selesai, Daniel akan berterus terang. Di tempat lain Daninda sedang menonton TV bersama Mango. Ia mengusir semua pikiran negatifnya. Daniel memang sedang ada urusan pekerjaan sehingga mengharuskan suaminya pergi. Tidak mungkin melakukan atau menyembunyikan sesuatu yang akan membuat hatinya terluka. Mango tertidur dengan kepala berada di pangkuannya. Entah kenapa Mango senang sekali berada di dekat perut Daninda. Wanita itu tersenyum dengan kemanjaan Mango. Dirumah besar itu ia tidak lagi merasakan kesepian. Ada Mango yang menemaninya. Fahrania lebih sering tinggal di rumah orang tuanya. Disana banyak binatang seperti kelinci, kucing, kura-kura dan hamster. Ia cembur
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status