All Chapters of Replacement Of Heart (INDONESIA) : Chapter 31 - Chapter 37
37 Chapters
Part 31
Ting tong ting tongTerdengar bel rumah ditekan oleh seseorang. Daninda tidak tidur semalaman. Ia hanya berbaring sambil melamun. Daninda juga tahu, jika Daniel tidak pergi dari rumah melainkan ada di ruang kerjanya. Semalam pintu ruang kerja itu dibanting dengan keras. Daninda mendengar kembali suara bel. Ia segera bangkit dari ranjang untuk membukakan pintu. Penampilannya sungguh mengenaskan. Rambut acak-acakan, wajah pucat pasi dan mata yang sembab. Ia meringis kenapa harus ada tamu di saat keadaannya buruk seperti ini. Di bukanya pintu tersebut. "Daninda?" Deira terkejut dengan tampang sahabatnya. Daninda tidak menyangka Deira lah yang datang. Ia melihat di samping Deira, ada Kusuma yang menggendong bayi mereka. "Kamu kenapa?" Deira memegang rambutnya. Sontak Daninda merapikannya dengan asal. "Apa terjadi sesuatu?" wanita itu menunduk, bahunya gemetar. "Ya ampun, kita masuk." Deira merangkul dan menggiring Daninda masuk. Mereka duduk di ruang TV. S
Read more
Part 32
Setelah Deira dan Kusuma beserta Salmia Wijaya putri mereka, pulang. Mereka berhasil mendamaikan pertengkaran yang jelas-jelas ada seseorang yang iri dengan kebahagiaan pengantin baru itu. Daninda dan Daniel menjemput Fahrania dan juga Mango di rumah orang tua Daninda. Senyum di bibir wanita itu tidak bisa lepas. Pertengkaran mereka tidak berlangsung lama, syukurlah ada sahabatnya. Mungkin jika tidak ada mereka, entah bagaimana nasibnya. Ia lagi-lagi telah melukai hati Daniel. Suaminya, pria yang sangat sabar. Daninda tidak menyangka Tuhan mengirim seseorang yang begitu baik untuknya. Seseorang yang mencintainya dengan tulus. Daninda menoleh pada Daniel yang sedang menyetir. Bibirnya tersenyum lebar, pria yang kini menemaninya setiap hari begitu tampan apalagi saat memakai kacamata.  Meskipun usianya sudah 40 tahun. Perbedaan usia bukan penghalang bagi mereka untuk saling mencintai. Yang terpenting mereka tidak merebut hak orang lain. "Aku t
Read more
Part 33
Hari demi hari rumah tangga Daninda semakin adem ayem. Tidak ada lagi percekcokan diantara mereka. Siapa yang tidak bahagia, memiliki suami yang pengertian. Daniel kini lebih sering menjelaskan ke mana dirinya akan pergi dan dengan siapa. Setiap 1 jam sekali pasti pria itu menelepon. Daninda sampai pusing sendiri. Daniel terlalu berlebihan. Jika tidak diangkat, Daniel akan ngambek. Contohnya pagi ini, Daniel izin untuk main golf beserta teman bisnisnya. Dan ia menjabarkan siapa nama teman-temannya itu sekaligus usianya. Daninda hanya mendengarkan dan mengiyakan. Kadang-kadang suaminya seperti anak kecil permintaannya harus dituruti. Sebenarnya ia ragu saat Daniel ingin main golf. Disana banyak caddy cantik-cantik. Bagaimana jika Daniel tergoda? "Di sana jangan ngegodain Caddy ya?" Daninda memperingatkan sambil mempersiapkan apa yang akan dibawa Daniel. Botol air mineral harus selalu ada di dalam tas. Pakaian ganti juga. 
Read more
Part 34
Daninda masih memikirkan pesta ulang tahunnya. Seperti anak kecil saja, desahnya. Ia tidak bisa memejamkan matanya. Daniel yang berbaring disebelahnya merasakan jika istrinya sedang risau. Ia membalikkan tubuhnya agar menghadap Daninda. "Kenapa lagi, eum?" tanya Daniel melihat wajah Daninda. Ia menengok, "batalkan aja acaranya ya." Daniel menautkan kedua alisnya. "Kenapa?" "Rasanya konyol, Daniel. Aku udah dua puluh sembilan tahun. Masa iya pake dirayain, aku malu," rengeknya seperti anak kecil. "Kamu tidak sayang dengan biaya yang aku keluarkan? Ya walaupun aku tidak masalah untuk membatalkannya. Kalau itu keinginanmu." Daniel memberikan pendapatnya. "Mommy dan Daddy mau datang."Daninda menghembuskan napasnya, "kamu ini ya buat aku galau aja! Ya udah jangan dibatalin." Plin-plan.Bibir Daniel menyunggingkan sebuah senyuman. "Aku hanya ingin membuatmu bahagia dengan caraku," ucap Daniel seraya menc
Read more
Part 35
Pesta ulang tahun Daninda cukup meriah meskipun dihadiri keluarga besar mereka saja. Ia terlihat cantik dengan balutan gaun berwarna putih bercorak bunga hijau. Gaun panjang berbentuk V dibagian dada, yang mengembang dibagian bawahnya. Dengan tali kecil di kedua pundak memamerkan bahunya yang mulus dan putih. Make up-nya dibuat simpel begitu pun dengan rambut yang hanya digelung rapi. Daniel belum melihat penampilannya dengan gaun tersebut. "Dan, kamu cantik banget." Deira berbinar-binar memandangi gaun yang melekat pada tubuh Daninda dari bawah sampai ke atas. Sapuan blush on menyamarkan pipinya yang merona. Memang wanita yang sedang hamil lebih memancarkan aura kecantikannya. Daninda mengakui itu. Ia hampir terpana sendiri saat melihat dirinya di depan cermin. Tangannya mengelus sayang perutnya dengan gerakkan lembut. Gaun itu menutupi perutnya yang mulai membuncit. Saat pintu terbuka, Daniel tertegun di
Read more
Part 36
Sinar mentari menerpa jendela dan membangunkan Daninda dari tidurnya. Ia merenggangkan tubuhnya dan duduk sambil menarik napas. Wanita itu bangkit dari ranjang dan merasa agak mual. Ia mengambil segelas air minum. Kemudian mandi. Daniel sedang duduk di meja makan. Ia tampak amat mengantuk. Pria itu mengenakan celana panjang berwarna hitam dan kemeja putih. Daninda yang melihatnya prihatin sambil menuruni tangga dengan hati-hati. Tidak kerasa kandungannya sudah 39 minggu. Semalam perutnya kontraksi. Daniel begadang menungguinya takut jika istrinya akan melahirkan. Hati pria itu dipenuhi rasa was-was. Ini pengalaman pertama kali baginya.Daninda mencium pipinya disambut senyuman hangat. "Kamu ngantuk ya?" "Sedikit," sejujurnya ia memilih tidur jika tidak ada rapat penting. "Nggak usah kerja aja ya," pinta Daninda yang duduk di sampingnya. Daniel sudah menyewa pembantu sejak Daninda hamil. Ia tidak mau Daninda kelelahan mengurus rumah dan jug
Read more
THE END
Di bawah hangatnya sinar matahari. Wanita itu sesaat memejamkan mata. Dengan perlahan membuka matanya, memandangi gundukan tanah yang atasnya dipenuhi bunga. Ia tidak tega dan air matanya lolos begitu saja. Menangis tersedu-sedu. Ini adalah hal yang sungguh menyakitkan dalam hidupnya. Ia berusaha untuk tegar tapi nyatanya tidak bisa. Tiba-tiba Daniel merangkul bahu dan mengusapnya lembut. Berusaha menenangkan hati istrinya yang sedih. Iapun merasa sangat kehilangan. Kenapa begitu cepat meninggalkan mereka disaat si kembar baru berusia 6 bulan. "Sekarang Mango tidak sakit lagi, dia tenang disana," ucap Daniel. Daninda tidak bisa berhenti menangis. Air matanya bagaikan pancuran. "Aku.. Aku belum ngebahagiain Mango Daniel," ucapnya disela isakannya. "Mango sudah bahagia tinggal bersama kita. Apalagi saat kamu sudah tidak takut padanya. Dan kamu menyayanginya." Daniel tidak meragukan kasih sayang istrinya pada Mango. Daninda masih belum bisa m
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status