Criss mengalihkan pandangannya menuju jasad Kornelius. "Kami memiliki laptop Dissa, mari kita lacak dimana keberadaannya," ajak Daniel.
"Aku membutuhkanmu," ucap Daniel lagi berdiri di hadapan Diki.
Diki menoleh ke arah laptop yang terjatuh di atas lantai dan laptop itu terlihat di kelilingi oleh butiran debu bangunan kafe.
Mereka pun berjalan keluar dari tempat kafe dan mulai berjalan menuju helikopter.
***
Di sebuah ruangan bernuansa serba putih dibaluti dengan beberapa bunga indah yang di kelilinginya.
Disana, terlihat seorang wanita cantik sedang terbaring di atas kursi dengan kedua tangan diikat erat dan ia berpenampilan pengantin berbaju putih brokat. Dissa masih memejamkan kedua matanya, ia terbangun saya otaknya mulai bekerja terhadap virus mematikan.
Dissa membuka kedua bola matanya pelan-pelan untuk menyeimbangkan cahaya yang masuk ke dalam m
"Kita harus mempercepat penyebaran virus." perintah Kenzo dari balik ponselnya."Rencananya pada jam sibuk." jawab Yanti dari ponselnya."Aku pikir Pemerintah bisa mencari lokasi itu, jadi, kita harus membuat balas dendam tersebut," ucap Kenzo setelah itu ia mematikan panggilan telepon sepihak.Dissa yang masih duduk di atas lantai mendengar semua ucapan dari Kenzo. Ia terus menatap punggung belakang pria yang sedang menelpon seseorang."Kau merencanakan serangan lain?" tanya Dissa dan Kenzo membalikkan badannya ke arah Dissa."Aku merencanakan masa depan kita. Waktu kita di mulai dari sekarang." jawab Kenzo berjalan menuju mendekati Dissa."Kita?" tanya Dissa lagi."Iya, seiring dengan sisa temanku dan memasuki kehidupan baru kami bersama-sama." jawab Kenzo mengalihkan pandangannya menuju sebuah tampilan foto dirinya bersama istrinya dan
Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh sepasang kekasih yang saling mencintai walaupun salah satu keluarga besar dari mempelai wanita tidak merestui hubungan mereka tetapi mereka tetap melaksanakan janji suci di hari pernikahan ini.Di sebuah taman yang letaknya di pinggir pantai, disana, terlihat beberapa tenda dan dekor bunga mawar putih yang sangat indah bergaya pesta outdoor. Semua orang berdatangan dalam menyambut pesta ikatan janji suci dari kedua insan yang dimabuk cinta.Ayah Kenzo dan Yanti yang merupakan adik kandung Kenzo pun datang dalam menyaksikan acara pernikahannya. Teman-teman dekat Kenzo datang dan mengucapkan selamat atas pernikahannya.Setelah mengucapkan ijab kabulnya dan dinyatakan sah menjadi sepasang suami-istri. Di acara terakhir, saling memasangkan cincin pernikahan. Semua orang yang berada memberikan tepuk tangan yang sangat meriah kepada mereka.Kenzo berdiri dari
Drt! Drt! Dissa mengalihkan pandangannya menuju sumber suara panggilan masuk dari ponselnya. Ia segera mengambil ponsel dari tasnya yang terletak di atas meja kerja Kenzo. Baru saja, Dissa melangkahkan kakinya menuju meja kerja Kenzo tetapi ia kalah cepat dengan dirinya. Kenzo berhasil lebih dulu mengambil ponselnya dan mengangkat panggilan masuk dari ponsel Dissa. "Hallo Dissa! Kau tenanglah disana, aku akan segera menyelamatkanmu," ucap Daniel dari balik ponselnya yang sedang menelepon Dissa. "Kau tak akan bisa menyelamatkannya, sebentar lagi, aku akan membuatnya menjadi milikku seutuhnya, hahaha..." sahut Kenzo melalui panggilan di ponsel Dissa. "Jangan sentuh istriku! Atau akan aku bunuh kau menggunakan tanganku!" ancam Daniel. "Hahaha... Kau lucu sekali," ucap Kenzo dari panggilan masuk di ponsel. "Kau!" bentak Daniel dengan tatapan tajam yang berapi-api.
Daniel memanggil..."Ada apa, Daniel memanggilku pagi-pagi begini. Bukankah hari ini waktunya untuk istirahat penuh," gumam Diki dalam hati."Hallo!" ucap Diki melalui panggilan masuk dari ponselnya."Diki, bisakah kau datang kesini sekarang. Kami telah menemukan titik lokasi tempat mension Kenzo menyekap Dissa." jawab Daniel dari ponselnya."Baiklah, aku akan segera kesana." sahut Diki langsung mematikan panggilan secara sepihak.Diki langsung berjalan menuju pintu ruang kerja dan melangkahkan kaki menuju kamar pribadinya untuk bersiap-siap datang kesana.***Drt! Drt!Dissa mengalihkan pandangannya menuju sumber suara panggilan masuk dari ponselnya. Ia segera mengambil ponsel dari tasnya yang terletak di atas meja kerja Kenzo. Baru saja, Dissa mel
Di sebuah jalan yang terlihat sempit dan hanya bisa dijalankan oleh satu kendaraan, terlihat sebuah mobil rumah sakit melaju dengan kecepatan tinggi. Mobil itu telah di renovasi sehingga kaca dan pintu pada mobil tidak akan retak karena dibaluti besi anti peluru. Begitupun, mobil yang ditumpangi oleh Diki, Daniel dan Budi mobil mereka anti peluru.Suasana di dalam mobil terlihat hening, semua orang yang duduk di dalam mobil menyalami pikirannya masing-masing.Jesika yang duduk di kursi penumpang sedang memikirkan bagaimana keadaan Dissa, walaupun dia sangat membencinya tapi ia tetap peduli dengan Dissa. Dulu, Dissa sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri. Semenjak ia mengetahui Dissa bermain api dengan pacarnya, sejak itulah putus hubungan antara kakak dan adik."Semoga kau disana baik-baik saja," gumam Sarah tulus seraya menatap luar kaca mobil.Nick yang duduk di sebelah Criss pun menyelami harapan
Di depan gerbang Mension mewah milik Kenzo, terdengar beberapa kegaduhan dari depan gerbang. Kedua satpam yang sedang duduk di pos keamanan Mension Kenzo. Sebenarnya, mereka mengetahui ada beberapa perkelahian antara musuh Kenzo dengan mayat hidup yang dijadikan Kenzo sebagai senjata biologisnya. Namun, karena mereka diutus untuk tetap mengabaikan saja hal itu dan demi menyangkut keselamatan bersama. Akhirnya, mereka tetap duduk di pos keamanan mension. Sementara di luar gerbang, Diki, Daniel dan Budi telah mengeluarkan senjata api dengan menggunakan peluru mematikan. Siapa saja yang terkena tembakan maka mereka tubuh mereka langsung mengeluarkan asap dan mati di tempat. "Mari serang mereka secara berpencar," ucap Diki. Mereka pun mulai mengalahkan beberapa mayat hidup di depannya. Dor! Dor! Dor! Dor! Dor! Dor! "Shit!" umpat Daniel saat peluru di
"Cepat, lakukan tugas kalian. Jangan sampai kalian kalah dengan permainan mereka," ucap Kenzo dari balik panggilannya."Baik Tuan," ucap seorang pria bertubuh kekar yang berada di depan mensionnya.Akhirnya, Kenzo mematikan sambungan panggilan sepihak dan ia melangkahkan kaki menuju pintu ruangan.Kenzo berjalan menelusuri lorong mension dan di sepanjang jalan ia tersenyum penuh arti karena tunggu sebentar lagi permainan terakhirnya akan dimulai."Dengarkan aku, sebentar lagi permainan terakhirku akan dimulai," ucap Kenzo terus melangkahkan kakinya menuju satu ruangan.Ting!Pintu lift terbuka dan sampailah mereka di lantai tingkat satu mension.Kenzo terus menarik paksa tangan Dissa dan sampailah di tempat tujuan yang dimana mereka berdiri di depan pintu ruangan.Kenzo membuka pintu kamarnya menggunakan telapak tanga
Cekrek!Suara pintu terbuka dan disana terlihat seorang wanita cantik yang sedang terbaring lemah di atas tempat tidur. Wanita itu adalah Dissa Richard. Dengan kecantikan yang menyerupai panutan hati Kenzo Albert membuat hidup Kenzo lebih berarti.Kenzo tersenyum tulus menatap ke arah Dissa yang masih setia menutup kedua bola matanya di atas tempat tidur. Tadi, sebelum Kenzo datang kesini. Ia menyuruh maid yang bertugas mengantarkan makanan untuk terlebih dahulu memasukkan sebuah obat tidur agar Dissa tidak bisa kabur dari mensionnya.Kenzo masuk ke dalam kamar bernuansa gold dan ia menutup pintu kamar dengan sangat pelan. Kenzo melangkahkan kakinya menuju tempat tidur Dissa. Setelah sampai di depan Dissa, Kenzo menatap penuh cinta dan ia berpikir sejenak apa yang akan dilakukannya terhadap Dissa itu benar atau tidak.Kenzo mengambil sebuah alat suntik yang berada di kantong belakang celananya. Sebenarnya, ia ragu