Lahat ng Kabanata ng Ksatria Pengembara Season 2: Kabanata 2551 - Kabanata 2560
2578 Kabanata
217. Bagian 3
Segelombang angin menyejukkan menyambar sosok Bintang dan Una Lyn. Bintang kini dapat merasakan tenaga luarnya mulai berangsur pulih, Una Lyn pun dapat merasakan tubuhnya yang mulai segar kembali.Wuissshh!Sang Hyang Guru Dewa kembali mengibaskan tangannya, dan ajaib. Di dekat Bintang dan Una Lyn muncul sebongkah batu pualam setinggi lutut orang dewasa.“Mari, silahkan duduk Tuan dan Nona” Sang Hyang Guru Dewa mempersilahkan Bintang dan Una Lyn untuk duduk. Una Lyn yang awalnya ragu. Tapi melihat yang kemudian duduk, akhirnya dia ikut duduk.Sementara itu kedua dewa pengawal yang ada dibelakang Sang Hyang Guru Dewa, sangat heran dengan sikap yang dipertunjukkan Sang Hyang Guru Dewa yang terlihat sangat menghormati keduanya. Belum pernah Sang Hyang Guru Dewa berlaku demikian kepada siapapun, karena kedudukannya sebagai dewa tertinggi dan pemimpin para dewa-dewi di negeri atas langit.Sang Hyang Guru Dewa terus menatap kearah Bintang dengan tatapan yang penuh arti. Hingga akhirnya dia
Magbasa pa
217. Bagian 4
“Benda pusaka..” ulang Bintang dengan wajah berubah.“Benar, benda pusaka. Coba kau ingat-ingat, benda pusaka apa yang kau miliki saat ini yang kekuatannya melebihi kekuatan Mode Cosmic”Bintang terdiam mendengar kata-kata Sang Hyang Guru Dewa, ia mencoba mengingat-ngingat tentang benda pusaka yang dimilikinya.Setelah cukup lama memikirkan hal itu, pilihan Bintang jatuh kepada salah satu benda pusakanya, pemberian sang Dewi Nuwa, karena hanya pusaka itu yang menurut Bintang, pusaka paling kuat yang dimilikinya saat ini. Maka Bintang pun segera mengangkat tangan kanannya.Plashh..!Tiba-tiba di jari manis Bintang muncul sebuah cincin dengan kilauan warna warni, dan semakin lama cincin itu semakin mengeluarkan cahaya terang yang menerangi seluruh tempat itu, begitu terang dan silaunya, sampai-sampai Una Lyn, Sang Hyang Guru Dewa dan kedua dewa pengawal harus menutupi matanya dengan lengannya. Cahaya warna warni yang menyilaukan itu tampak secara perlahan mulai meringkupi sekujur tubuh
Magbasa pa
217. Bagian 5
Sang Hyang Guru Dewa terlihat menarik nafas lega dan berucap, “Syukurlah kalau begitu. Karena perbuatan Jejaka Emas, para dewapun terpaksa harus ikut dalam peperangan ini”“Peperangan ini akan berat... Sangat berat” desah Sang Hyang Guru Dewa dengan nafas panjang. “Bukan hanya karena Cincin Sulaiman yang dimiliki oleh Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal yang aku khawatirkan, tapi ada yang lebih buruk dari itu”Kening Bintang berkerut mendengar hal itu. Dengan penasaran, Bintang bertanya, “Apa yang lebih buruk dari itu Sang Hyang Guru?”“Aku menyirap kabar, kalau Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal telah menyempurnakan ilmunya dan ilmu ini jauh lebih dahsyat dari pusaka Cincin Sulaiman”Wajah Bintang berubah terkejut mendengar hal itu, karena ; “Ilmu apa yang jauh lebih dahsyat dari kekuatan Cincin Sulaiman, Sang Hyang Guru?”. Bintang merasa, Cincin Sulaiman adalah pusaka terkuat yang mampu membuat semua mahluk di dunia ini tunduk dibawah perintah pemilik Cincin Sulaiman yang dalam hal ini dim
Magbasa pa
217. Bagian 6
Kita coba melihat ke salah satu tenda.“Hai Ruhcinta, sudahi rasa bersedihmu. Besok kita akan berperang dan kemungkinan kita akan hidup sangat kecil sekali. Lebih baik kau menikmati hidup” ucap salah seorang nenek kepada seorang gadis berparas cantik yang terlihat tengah tenggelama di dalam kesedihannya. Kedua matanya sejak tadi terus mengeluarkan air mata. Mendengar nenek itu menyebut nama gadis itu Ruhcinta. Maka kita tentu bisa tahu, siapa adanya ketiga orang yang ada disekitar Ruhcinta.Mereka adalah Pitampi alias Jin Budiman, Ruhmasigi atau yang lebih dikenal sebagai Jin Lembah Paekatakhijau, dia adalah guru Ruhcinta yang baru saja berkata kepada Ruhcinta. Sedangkan seorang nenek yang ada disebelahnya adalah seorang nenek aneh. Sekujur tubuhnya ditutupi akar-akar panjang berwarna coklat gelap. Di atas kepalanya yang ditumbuhi rambut kelabu tipis dia seperti menjulang satu pendupaan berbentuk kerucut terbalik. Kerucut aneh ini berwarna merah dan mengepulkan asap angker. Sepasang m
Magbasa pa
217. Bagian 7
“Aku tak perduli dengan perang yang akan terjadi, aku akan terus mencarimu suamiku, biar ke ujung dunia sekalipun” kata gadis itu lagi seraya bersiap untuk berkelebat lagi. Tapi tiba-tiba saja sebuah suara membuat gadis itu menghentikan niatnya untuk berkelebat pergi.“Kau tak perlu mencariku sampai ke ujung dunia, istriku”Degh!Gadis itu merasa jantungnya berhenti berdetak, tapi dia cepat menyadari keadaannya. Lalu dengan cepat dia berbalik ke arah asal suara.“Hai B-B-Bintang...!” ucapnya dengan suara bergetar. Beberapa langkah dihadapannya memang tengah berdiri sesosok pemuda yang memang tak lain adalah Bintang adanya. Bintang tampak tersenyum kearahnya,“Kemarilah Ruhrembulan...” kata Bintang mengembangkan kedua tangannya. Rupanya sosok itu adalah Ruhrembulan.“Hai suamiku...” Ruhrembulan langsung berkelebat cepat ke arah Bintang dan langsung memeluk tubuh Bintang dengan erat. Untuk sesaat terdengar sesugukan dan bahunya yang terguncang dipelukan Bintang. Ruhrembulan menangis.“I
Magbasa pa
217. Bagian 8
MALAM terus berlanjut.“Hai Dewi Awan Putih. Tunggu!” langkah dara jelita Dewi Awan Putih terhenti saat mendengar ada yang memanggil namanya, saat ia berbalik. Ia dapat melihat Jejaka Emas yang tengah datang menghampirinya. Dengan senyum kerennya, Jejaka kini sudah ada dihadapan Dewi Awan Putih.“Ada apa, Hai Jejaka?” tanya Dewi Awan Putih dingin.Jejaka Emas yang sudah berusaha mendekati Dewi Awan Putih dalam beberapa hari ini, selalu merasa heran dengan sikap dingin yang ditunjukkan oleh Dewi Awan Putih padanya. Tapi hal itu justru semakin membuat Jejaka bersemangat untuk mendapatkan Dewi Awan Putih sebagai kekasihnya. Selama ini tak ada dewi ataupun perempuan dari bangsa jin maupun manusia yang bisa lepas dari jerat pesonanya.“Aku ingin membicarakan sesuatu yang cukup penting denganmu, Hai apa kau ada waktu untukku”Dewi Awan Putih terdiam sejenak, lalu kemudian berkata, “Bicaralah...” katanya masih dengan sikap dinginnya.“Mengenai para dewi, apakah Ratu Dewi dan Bunda Dewi akan
Magbasa pa
217. Bagian 9
“Hai Dewi Awan Putih, apa kau benar-benar ingin membunuhku! Apa salahku padamu!” teriak Jejaka Emas diantara gerakan tarungnya.“Hai Kau terlalu mencampuri urusanku, Jejaka! Sudah ku bilang, jangan ikuti aku!” bentak Dewi Awan Putih dengan keras.“Hai Dewi Awan Putih, aku hanya ingin ikut membantumu. Apa kau lupa dulu, kau pernah mengungkapkan rasa cintamu kepadaku. Aku menyadari kebodohanku waktu itu dan sekarang aku ingin kau menjadi kekasihku. Apa kau bersedia?”Kedua mata indah Dewi Awan Putih langsung membesar dan melotot tajam kearah Jejaka Emas, dia lalu berteriak dengan lantang. “Hai, jangan kau sebut-sebut lagi masa lalu itu. Aku yang dulu, bukanlah yang sekarang. Sudah tidak ada perasaan sedikitpun dihatiku terhadapmu, Dewa yang sukanya mengumbar cinta kemana-mana”“Hai Dewi Awan Putih, bila kau ingin, aku akan memutuskan hubunganku dengan semua kekasihku dan hanya kau seorang yang akan jadi kekasihku. Bagaimana? Apa kau ingin menjadi kekasih hatiku?!”“Hai, bermimpilah teru
Magbasa pa
217. Bagian 10
Tapi apa yang dibayangkan oleh Dewi Awan Putih justru membuatnya terkejut. Bukan rasa sakit yang dirasakannya, melainkan ada sesuatu yang lembut yang terasa menghimpit tubuh belakangnya dan sepasang tangan yang kini sudah melingkar dipinggangnya, lalu menariknya dengan erat dan memutar tubuhnya berkali-kali hingga akhirnya putaran tubuhnya berhenti.Dewi Awan Putih menyadari kalau ada seseorang yang telah menyelamatkan dirinya, pikiran Dewi Awan Putih langsung berfikir kalau Jejaka Emas yang telah menolongnya, maka dia segera membuka kedua matanya. Benar saja, sepasang tangan tengah merangkul pinggangnya dengan erat dari arah belakang.“Hai! Lepaskan aku, Jejaka!” teriak Dewi Awan Putih dengan keras seraya memberontak untuk melepaskan dirinya dari pelukan itu. Tapi bukannya terlepas, pelukan itu justru semakin erat merangkul dirinya, Dewi Awan Putih berusaha memberontak lebih keras lagi, tapi dirinya tak kuasa melepaskan pelukan itu.“Bagaimana mungkin aku melepaskan pelukanku pada is
Magbasa pa
217. Bagian 11
Bintang menempelkan kedua telapak tangannya di punggung Dewi Awan Putih, secara perlahan Bintang mulai menyalurkan segel dewa kehidupannya kepada Dewi Awan Putih dan terbukti dalam beberapa waktu saja keadaan Dewi Awan Putih sudah mulai pulih. Wajahnya yang pucat mulai terlihat merona kembali, Bintangpun segera menghentikan tindakannya setelah merasakan keadaan Dewi Awan Putih membaik.“Bagaimana keadaanmu sekarang sayang?” tanya Bintang dibelakangnya, Dewi Awan Putih segera membuka kedua matanya, lalu berpaling kearah Bintang, tak puas, Dewi Awan Putih membalik tubuhnya kearah Bintang.“Sudah lebih baik, suamiku” ucap Dewi Awan Putih tersenyum. “Terima kasih” sambungnya lagi.“Untung saja aku melihat ledakan pertarungan kalian dari jauh dan aku belum terlambat untuk datang... Hhh... Aku sangat mengkhawatirkan keadaanmu sayang” ucap Bintang seraya meraih sosok Dewi Awan Putih yang ada dihadapannya kedalam pelukannya, ternyata Dewi Awan Putihpun malah menghamburkan tubuhnya di dada Bin
Magbasa pa
217. Bagian 12
Di saat Jejaka Emas tengah memikirkan rencana dirinya untuk menantang Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berduel dengan menggunakan ilmu kesaktian, hiruk pikuk terdengar dari arah timur barisan bangsa jin. Hal ini segera memancing perhatian semua yang ada ditempat itu. Dari arah timur, terlihat rombongan bangsa jin yang tengah berbaris terlihat membuka barisan. Lamat-lamat terdengar sebuah nama disebut diantara kehiruk pikukan yang terjadi. Nama ‘Ksatria Pengembara’“Ksatria Pengembara...” Bahkan Jejaka Emas yang berada di depan sudah mendengar nama itu di elu-elukan. Dari barisan yang secara teratur membelah itu, 4 sosok tubuh terlihat berjalan menuju ke arah depan.Kali ini, kedua mata Jejaka Emas tampak membesar. Raut wajahnya jelas memancarkan kalau dia tengah terkejut saat ini. Bagaimana tidak? Ketiga dara jelita yang sejak tadi dicarinya telah terlihat didepan matanya, tapi bukan itu yang membuatnya terkejut. Melainkan sosok yang datang bersama ketiganya. Sosok pemuda yang sudah be
Magbasa pa
DMCA.com Protection Status