Lahat ng Kabanata ng Mendadak jadi Ibu: Kabanata 131 - Kabanata 140
191 Kabanata
Bab 131
Kini sudah lewat dari satu minggu selepas kecelakaan yang Rizal alami, hari ini Sabrina juga sudah diijinkan untuk pulang dengan pemantauan langsung dokter Abel. Namun masalah antar keduanya ternyata masih tak kunjung selesai, Sabrina masih betah mendiamkan sang suami yang setia menemaninya."Apa semua sudah siap," tanya Nio setelah menyelesaikan pembayaran administrasinya."Sudah, kamu dorong istri kamu biar mami yang bawa barang-barangnya.""Mami, boleh tolong dorongin Sabrina nggak," pintanya menatap Bulan.Bulan hanya bisa menghela nafasnya, ia tersenyum lalu mendorong kursi roda menantunya itu keluar dari rumah sakit. Bulan hanya bisa berharap agar masalah keduanya segera terselesaikan."Mami, aku mau mampir kerumah bunda sama ayah dulu boleh nggak," tanya Sabrina.Nio juga Bulan terdiam dan saling melepar pandangannya, keduanya sampai saat ini masih menyembunyikan tentang kejadian yang menimpa Rizal dari Sabrina."Ehm, kita pula
Magbasa pa
Bab 132
Syan mulai bersikat tegas, ia tak ingin perusahaannya itu gulung tikar hanya karena seorang wanita. Ia memikirkan semua cara untuk mendapat hak mutlak atas departemen keuangan, selain menjadi direktur keuangan ia juga harus bisa masuk kedalam team audit yang dikelola oleh para pemegang saham."Tapi buk- "Tanpa terkecuali, mau pak Max sekalipun yang meminta uang kalian harus tetap mendapat persetujuan dari saya.""Baik, kami akan lakukan sesuai dengan perintah anda.""Satu lagi, tolong kalian atur pertemuan saya dengan para pemegang saham."Kedua orang anak buah itu hanya bisa saling pandang, setelah mendeklarasikan diri sebagai direktur keuangan lalu apa lagi yang akan dilakukan atasannya itu menemui para pemegang saham."Maaf buk, kalau boleh tahu apa yang harus kami katakan pada mereka," tanyanya."Panggil pemegang saham yang mengendalikan audit keuangan, beri tahu mereka saya menunggu mereka di cafe XX."
Magbasa pa
Bab 133
Syan kini bukan hanya menjabat sebagai direktur keuangan, ia kini juga telah resmi bergabung dengan team audit para pemegang saham. Hari ini para team audit tiba-tiba datang dan meminta semua data keuangan perusahaan, Max gugup sebab ia belum sempat menyiapkan data palsu untuk diserahkannya."Brengsek, kenapa bisa tiba-tiba gini."Ia benar-benar tak habis fikir dengan kedatangan para audit itu dengan begitu mendadak. Fikirannya kini buntu, Max sama sekali tak bisa memikirkan cara apapun untuk mengatasi ini.Sedang diruang meeting terlihat Syan tengah tersenyum dengan begitu manis diantara para team audit, Max yang baru saja melangkah masuk begitu terkejut dengan kehadiran putrinya ditengah-tengah team audit perusahaannya."Syan, ini tidak ada hubungannya dengan pekerjaanmu. Sebaiknya kamu keluar," seru Max.Syan hanya tersenyum melihat wajah gugup papanya tersebut, bahkan kini Max mulai berkeringat diruang yang begitu dingin tersebut."Maafk
Magbasa pa
Bab 134
Lena jatuh sakit setelah bertahan selama beberapa hari, tubuhnya bertambah kurus dengan wajah yang begitu pucat. Marshel begitu terluka dengan apa yang sedang terjadi, belum sembuh luka kehilangan ayahnya kini ia juga harus bertambah luka dengan keadaan bundanya."Marshel mohon bun, bunda harus kuat," gumamnya menggenggam tangan bundanya."Bunda bertahan bun, Marshel yakin ayah pasti pulang," gumamnya.Marshel tak punya tempat untuknya berbagi, ia tak mungkin berbagi dengan adiknya yang saat ini butuh pengawasan ekstra. Ia juga tak mungkin membebani Nio dengan semua keluh kesahnya, ia tahu apa yang sedang dihadapi adik iparnya itu dan ia tak ingin menambah beban baginya."Marshel butuh bunda, Marshel nggak punya siapa-siapa bun. Marshel mohon bangun bun," tangisnya pun akhirnya pecah.  Marshel menangis dalam kesendiriannya, Marshel menangis dalam kesepiannya. Ia ingin sebuah bahu untuknya bertahan, namun nyatanya kini ia hanya seorang diri ta
Magbasa pa
Bab 135
Setelah kejadian diperusahaan tempo lalu, kini hubungan Max dengan Syan semakin menjauh. Max begitu murka hingga memukul Syan sepulang putrinya bekeja, ia tak bisa menahan semua kemarahan lagi.Dan pagi ini adalah pagi dimana Syan datang kekantor dengan wajah lebamnya, sengaja ia tak menutupi bekas pukulan papanya karena ia ingin menunjukka kepada semua orang siapa Max Taulin sesungguhnya. Semua orang terkejut melihat penampilan Syan yang serba hitam berhias lebam, semua orang bergunjing dibelakang Syan membicarakan semua luka lebamnya. Itulah yang Syan inginkan, ia ingin merekalah yang menyerang Max dan bukan dirinya, ia ingin orang lain yang menjatuhkan papanya tanpa harus menggunakan tangannya sendiri."Sis, kamu siapin semua dokumen keuangan perusahaan kita. Para pemegang saham berencana meninjau semua proses keuangan kita," perintahnya pada sekrtarisnya."Baik buk, ehm apa perlu saya ambilkan obat dulu buk. Luka ibuk perlu diobatin dulu," cemas
Magbasa pa
Bab 136
Syan lari, ia lari ketakutan dengan apa yang terlihat dan terdengar olehnya. Tubuhnya gemetar, wajahnya pucat pasi seperti habis bertemu hantu. Bibirnya kering seperti lama tak pernah terjamah air."Apa ini benar, apa semuanya benar," gumamnya dengan tubuh tak seimbangnya.Tubuh Syan begitu sempoyongan, tangannya terus gemetar tak karuan. Siska yang melihat atasannya begitu pucat segera menghampirinya, ia begitu panik saat melihat kondisinya."Apa ibuk baik-baik saja, apa perlu kita ke dokter saja," paniknya.Syan menolaknya, ia mengangkat tangannya. Syan menarik nafas panjangnya, ia mencoba menenangkan dirinya."Tolong kamu kosongkan jadwal saya hari ini, saya ingin pulang dan istirahat," ucapnya."Baik buk, tolong berhati-hati saat mengemudi mobilnya," pesan Siska pada atasannya.Hari ini Sasa begitu bahagia, sepanjang jam pelajaran ia selalu riang dan begitu aktif tak seperti biasanya. Sasa bahkan menceritakan kebahagiannya itu pad
Magbasa pa
Bab 137
Berat bagi Syan saat mengatakan fakta tentang kejahatan kedua orang tuanya, hatinya sakit mengetahui kejahatan mamanya yang begitu sempurna dimatanya.Alex terdiam, ia masih mencerma maksud dari kata-kata Syan barusan. Orang terpenjara, kata-kata begitu membingungkan bagi Alex."Nona Syan, bisa anda jelaskan maksud anda barusan," tanya Alex."Saya menemukan ruang rahasia dibalik ruang kerja papa saya, saat saya masuk samar-samar saya mendengar suara orang sedang berbicara.""Lalu?""Lalu saya tanpa sengaja terjatuh dan menemukan bukti itu, hingga sebuah rintihan suara meminta tolong membuat saya begitu ketakutan," jelasnya."Apa nona bisa membawa saya kesana?""Bisa, tapi tidak sekarang. Saya harus membuat papa saya pergi bersama wanita itu agar kita aman.""Baiklah, saya akan menunggu kabar dari nona anda."Hingga akhirnya Alex mengantarkan Syan pulang karena merasa waktu sudah sore, keduanya sama-sama terdiam dalam per
Magbasa pa
Bab 138
Sabrina terkejut saat melihat mobil suaminya sudah terparkir dirumah bundanya, lebih terkejut lagi saat tanpa sengaja ia datang dan mendengar percakapan mereka."Apa yang nggak boleh aku tahu bun," tanya Sabrina.Semua orang terkejut melihat kedatangan Sabrina, semua orang panik dan tak tahu harus bagaimana. Lena melangkah mendekat, ia memeluk tubuh putrinya dan berbicara seolah tak terjadi apapun."Jangan berusaha mengalihkan pertanyaan bun, ada apa ini," melonggarkan pelukan bundanya.Semua terdiam, semua membisu. Sabrina merasakan kecemasan yang begitu menakutinya, tangannya tiba-tiba saja gemetar tak terkendali."Dimana ayah, dimana ayahku," tanyanya sekali lagi. Tak ada yang menjawab, tak ada suara dan semua hening seketika. Sabrina mulai marah, tak ada seorangpun yang menjawab pertanyaannya. "Ayah, ayah dimana. Ayah," teriaknya masuk kedalam rumahnya berteriak mencari sang ayah.Sabrina menangis, dia terus mem
Magbasa pa
Bab 139
Alex mencoba menghubungi Nio namun tak satupun panggilannya mendapat respon dari tuannya. Alex ingin sekali mengabarkan tentang fakta yang baru saja Syan temukan juga keberadaan orang terpenjara."Dimana tuan ini, nggak biasanya kayak gini," cemasnya.Alex mencoba kembali menghubungi, namun masih sama dan tak ada jawaban. Alex memutuskan mengambil keputusan sendiri dalam masalah ini, dan ia memutuskan untuk ikut Syan kembali masuk kedalam ruang rahasia milik Max Taulin.Pagi itu Syan berhasil membuat Max serta Irma keluar kota dengan tipuan meetingnya, tak hanya itu saja bahkan ia mendapat bantuan dari Alex untuk membuat kedua orang itu tak bisa pulang seharian ini.Dan disinilah mereka saat ini, didepan ruang kerja Max. Ada perasaan gugup saat Syan akan kembali masuk, Alex paham dengan perasaan Syan dan ia mencoba menenangkan Syan dengan menggenggam tangannya."Semua akan baik-baik saja, nona Syan percaya saja dengan saya," seru Alex meyakinkan Sy
Magbasa pa
Bab 140
Tak ada hal yang lebih menyakitkan dari apa yang saat ini terjadi, Sabrina marah namun juga kecewa disaat bersamaan. Max  ternyata begitu tega melukai ia sedalam ini, tangannya yang selalu dianggap bersih ternyata terlalu kotor bersimbah darah."Jadi itu," gugup Nio yang tak habis fikir mendengar apa yang baru saja diceritakan istirnya."Iya, itulah organisasi yang dibangun olehnya. Organisasi berkedok kemanusiaan yang nyatanya mencelakai sesama manusia," mehan kemarahannya."Awww," pekiknya kesakitan dengan tiba-tiba.Nio panik melihat istrinya merintih kesakitan memegangi perutnya, ia mencoba menenangkan Sabrina untuk mengontrol emosinya. Keringat semakin membasahi wajah Sabrina, tangannya mencengkram kuat bahu suaminya."My twins, tenang ya didalam. Kasian mama kesakitan nak, papa mohon tenang ya," bujuk Nio sembari membelai perut Sabrina.Bagai sebuah mantra, kata-kata yang baru saja Nio ucapkan benar-benar ampuh nyatanya. Rasa saki
Magbasa pa
PREV
1
...
1213141516
...
20
DMCA.com Protection Status