All Chapters of Mendadak jadi Ibu: Chapter 141 - Chapter 150
191 Chapters
Bab 141
Betapa terlukanya Syan diperlakukan kasar oleh papa kandungnya sendiri, dipasung seperti orang gila dan ditempatkan ditempat yang bahkan tak layak bagi seekor binatang. Hatinya sakit, tubuhnya penuh luka akibat perbuatan papanya."Lepasin! Lepasin gue, kalian binatang," makinya dengan suara lantang.Syan hanya bisa terus menangis dan berharap sebuah bantuan datang kepadanya, ruangan itu begitu pengap hingga membuatnya begitu sesak. Bau tak sedap menyeruak dari berbagai sudut, banyak tikus serta serangga lainnya yang mulai berdatangan."Pergi kalian, jangan mendekatiku," teriaknya ketika melihat banyak tikus serta kecoa mendekat padanya. Namun apa daya Syan, kakinya terpasung dalam belenggu kayu itu hingga membatasi semua gerakannya. Rasa jijik rasa takut bercampur menjadi satu dalam sebuah tangisan, Syan kini hanya bisa pasrah dengan keadaannya."Mama, mama dimana. Tolongin Syan ma," gumamnya sebelum semuanya menjadi gelap.Lili tahu a
Read more
Bab 142
Max begitu marah, ia murka begitu melihat ruang rahasianya terbuka begitu saja. Tak hanya itu, dua tahanannya lepas entah kemana, dan sekarang rahasianya sedang diambang kemunculan. Max bertekat menemukan kedua orang tersebut, namun hingga malam ini tak ada satupun kabar dari anak buahnya."Akhh! Brengsek, kemana mereka kaburnya," murkanya."Tenanglah, marah nggak akan menguntungkan. Lebih baik kamu siksa anak cantikmu itu, paksa dia bicara kemana dia membawa dua tahanan itu," ucap Irma.Max keluar dari dalam kamarnya, ia berjalan menuju ruangan Syan berada. Max berjalan dan mengambil sebuah cambuk yang bertengger menghiasai dinding rumahnya selama ini."Untuk apa lagi kalian datang," seru Syan melihat kedatangan Max dengan istrinya."Katakan, dimana kamu menyembunyikan mereka?""Hhhaha jadi karena ini tuan Max mendatangi saya, perlu anda tahu apapun yang anda lakukan saya tidak akan pernah mengatakan apapun.""Jangan memaksaku berbua
Read more
Bab 143
Sabrina mengantarkan Sasa pergi kesekolah dengan pengawalan dari anak buah Nio, ia tak ingin masalah saat ini membuat Sasa merasa diabaikan. Lepas dari sekolah, Sabrina memutuskan untuk menemui bunda juga kakaknya.Sabrina merasa bersalah dengan apa yang pernah ia ucapkan dahulu, ia tahu jika mungkin kata-kata itu melukai hati bundanya."Bunda," panggil Sabrina masuk kedalam rumah.Lena terkejut mendengar suara putrinya, ia berlari buru-buru menghampiri putrinya. Senyumnya merekah tatkala ia melihat Sabrina sedang menatapnya dengan senyuman diwajahnya."Putriku," lirih Lena memeluk tubuh Sabrina._"Apa yang membuatmu datang kesini, dimana Nio? Kenapa kamu sendirian," tanya Marshel bertubi pada adiknya."Kak, suami aku juga lagi kerja. Aku kesini nggak sendiri kok, ada 5 bodyguard didepan rumah yang nganterin aku tadi."Marshel terkejut kagum dengan penjagaan yang Nio berikan pada adiknya, ia tak menyangka jika Nio akan seperfect
Read more
Bab 144
"Lepaskan dia."Lili bernafas lega sesaat setelah melihat siapa yang sedang berteriak, Sabrina tentu saja ia tak terima saat melihat ada wanita yang diperlakukan seenaknya oleh sesamanya. Ia marah terlebih itu adalah Lili kawannya.Para bodyguard membereskan mereka yang berlaku kasar pada Lili sebelum Sabrina membawa Lili bersamanya. Lili menangis, ia menceritakan semua yang tengah terjadi. Ia mengadu tentang apa yang sedang terjadi, ia mengadu bagaimana Irma menangkapnya dan ingin membungkamnya."Brengsek! Berani sekali tangan kotornya menyentuh kakakku," geramnya.Para bodyguard sudah mulai gelisah dengan ekspresi yang ditunjukkan oleh nonanya, dan benar saja ketakutan mereka. Sabrina memerintahkan mereka mengikuti dirinya menerobos masuk kediaman Max Taulin."Nona, hal ini kami perlu persetujuan tuan muda terlebih dahulu.""Baik, kalian silahkan meminta ijin. Setelahnya kalian baru menyusul saya kerumah itu." Semua terkejut d
Read more
Bab 145
Irma tertawa dengan begitu kerasanya, suara tembakan itu mengalun tak henti hingga hapir lima kali dentuman. Irma merasa menjadi pemenangnya, ia begitu gembira dengan kemenangan semunya itu. Namun apa yang didapatkannya saat ia berbalik?"Nggak mungkin."Nio sudah mengetahui posisi saat ini istrinya, ia dengan beberapa anak buah mulai melumpuhkan beberapa penjaga yang Irma siapkan sedang Alex mengatur posisi yang lainnya.Ternyata pesiapan Irma hampir sempurna, hampir semua sudut ruangan diberinya penjagaan namun itu masih tak bisa mengalahkan Nio. Dari luar sudah terdengar gelak tawa Irma yang begitu membahana, Nio mengepalkan tangannya menahan semua kemarahannya."Bunuh mereka semua.""Masuk, habisi semua anak buahnya."dorrdorrdorrdorrdorrBetapa indahnya suara itu bagi Irma saat ini, setiap dentuman adalah rasa bahagianya yang menyeruak menghiasi wajahnya."Nggak mungkin.""Apanya yang tidak m
Read more
Bab 146
"Cantik." Abel terkejut dengan apa yang baru saja diucapkan Alex didepannya, tanganya otomatis terhenti matanya menatap mata elang milik Alex."Apa aku cantik," tanya Abel dengan sengaja."Cantik, sangat cantik," ujar Alex diluar kesadarannya.Abel tersenyum mendengar pengakuan Alex saat itu, tawa itu menyadarkan Alex dengan apa yang sedang terjadi saat ini. Wajahnya tiba-tiba terasa begitu panas saat menatap tawa manis dari Abel didepannya, jantungnya berdetak dengan begitu tak karuan."Apa jantung kamu berdetak dengan cepat," tanya Abel.Dan sekali lagi Alex dengan bodohnya mengakui apa yang memang saat ini tengah dirasakannya. Wajahnya pias saat tersadar, bukan lagi memerah karena malu namun kini begitu pucat seperti habis bertemu dengan hantu."Hhahaha kamu ini benar-benar lucu sekali, menggemaskan," puji Abel."Saya laki-laki perkasa, saya tidak menggemaskan seperti laki-laki yang lainnya," tolak Alex yang tak ingin
Read more
Bab 147
Semua membeku ditempat, tak ada pergerakan atau suara sedikitpun. Diam seakan waktu telah terhenti."Anda salah paham, kami bisa jelaskan," seru Abel yang tersadar lebih dulu dan segera bangkit dari posisinya. "Tuan, nona. Silahkan," seru Alex dengan salah tingkahnya.Antonio menggandenga masuk istrinya sambil terus menatap kedua orang yang berdiri dengan begitu canggungnya. "Bagaimana kata dokter?""Nona tidak usah cemas, saat ini nona Syan baik-baik saja. Hanya luka luar dan itu sudah mendapatkan penanganan.""Syukurlah.""Lalu dimana putri Max yang kecil itu," tanya Nio."Entahlah tuan, sepertinya sudah dikirim keluar lebih dulu oleh mereka.""Terus selidiki masalah ini, cari tahu juga tentang kecelakaan ayah saya.""Baik tuan, kalau begitu saya undur diri.""Mau kemana? Oh, mau pacaran sama dokter Abel ya. Baikalh," ujar Nio dengan jahilnya."Anda salah paham, tidak ada hubungan apapu
Read more
Bab 148
Sudah hampir satu bulan sejak penangkapan Max dengan Irma, kondisi Syan juga sudah membaik dan perlahan sudah bisa menggerakkan kakinya lagi setelah sempat mengalami kelumpuhan sementara.Tepat hari ini adalah acara 4 bulanan Sabrina, rumah begitu ramai dengan para tamu undangan. Seharusnya ini adalah momen yang paling ditunggu dari setiap ibu hamil, momen dimana bayi dalam kandunganya mendapatkan banyak doa dari para undangan.Namun tidak dengan Sabrina saat ini, wajahnya begitu murung. Sesekali terlihat ia tersenyum sambil menghapus jejak air matanya, Nio menyaksikan itu ia menyaksikan sekuat apa istrinya mencoba bertahan saat ini. Bahkan istrinya itu sempat tertawa dengan kekonyolan sang putri."Kita makan dulu yuk," ajak Nio dengan begitu manisnya.Karena kondisi kandungan kembarnya, Sabrina begitu kesusahan dengan perutnya yang lumayan besar diusia 4bulan pada normalnya. Namun Sabrina tak ada selera untuk menelan makanan, fikirannyaa kini melayang me
Read more
Bab 149
Lena tiba dikota Jogja bersama putranya Marshel,  seseorang asing itu membawa keduanya pada posisi saat ini. Asing dan tak tahu arah, begitulah keduanya saat ini.Mengikuti arahan orang asing tersebut Lena hanya bisa merasa percaya, semua itu karena orang tersebut menyebut nama Rizal dan meyakinkan dirinya."Berapa lama lagi kita akan tiba," tanya Lena begitu tak sabar.Terlepas dari benar atau tidaknya keberadaan suaminya, kini jantung Lena berdetak begitu tak karuan. Ada sesuatu yang kini menggumpal dalam rongga dadanya, Lena tak tahu pasti tentang apa yang dirasakannya itu.Marshel menatap rumah asing didepannya, begitu sederhana namun sangatlah tenang untuknya. Rasanya begitu nyaman dan menenangkan, Marshel merasa tak asing dengan semua yang dirasakannya."Selamat datang," ucap seseorang yang mengalihkan pandangan keduanya.Tentu saja itu Ica, orang yang telah berjasa menolong dan merawat Rizal selama ini. Lena termenung menatap gad
Read more
Bab 150
Tak ada yang lebih indah dari pada bisa menatap kembali suaminya, tak ada yang lebih sempurnya saat tanggannya mampu menggenggam kembali tangan belahan jiwanya. Itulah rasa yang saat ini melambung pada Lena, rasa yang meledak memenuhi seluruh jiwanya."Aku benar-benar bersyukur ayah bisa kembali lagi, nggak ada yang lebih melegakan selain bisa melihat ayah baik-baik saja."'Ayah pun bersyukur dan sangat berterima kasih dengan Ica karena dia yang selama ini tak pernah menyerah selama merawat ayah.""Benar, dia begitu baik," puji Lena mengingat jasa Ica terhadap suaminya.Sedang kedua orang tuanya saling mencurahkan rasa rindu mereka, terlihat  Ica sedang berjalan bersama Marshel menikmati indahnya malam kota Jogja. Marshel berulang kali berterima kasih kepada Ica atas apa yang telah ia lakukan untuk keluarganya, rasanya ia tak akan sanggup mengganti apa yang sudah Ica lakukan selama ini. "Sudahlah, rasanya sudah cukup loe ber
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
20
DMCA.com Protection Status