All Chapters of Mendadak jadi Ibu: Chapter 31 - Chapter 40
191 Chapters
Bab 31
"Kenapa nggak boleh, " tanya Sabrina "Gini nak, kan nikahan kamu diajuin jadi otomatis semua persiapan juga maju. Dan hari ini kamu ada pihak gaun yang datang loh," jelas Bulan menerangkan. "Oh gitu ya ma, terus yang antar Sasa ke sekolah siapa dong?" "Urusan itu serahin saja sama aku," sahut Nio dengan yakinnya. "Nggak, terakhir kali jagain Sasa jatuh gitu," sinis Sabrina. "Astaga dendaman banget," gumam Nio. .. Aldo nampak begitu girang saat berhasil menemukan alamat Sabrina yang ditinggalinya, saking girangnya ia segera melajukan mobilnya menuju alamat tersebut. Wajah sumringah itu tiba-tiba saja sirna berganti dengan wajah masam saat seseorang menghubunginya. Syan berulang kali menghubungi Aldo, namun Aldo begitu enggak berurusan lagi dengan Syan yang sudah membosankan menurutnya. Rasa tak suka itu membuat Aldo mengacuhkan semua hal yang berhubungan dengan Syan, tak terkecuali. Syan yang saat ini tengah bera
Read more
Bab 32
  Syan begitu panik saat menanti namanya dipanggil, namun rasanya ia tak sanggup dan ingin sekali pergi meninggalkan rumah sakit. Namun jika demikian ia juga tak akan pernah tau apakah benar adanya jika dirinya memang mengandung anak Aldo. "Nyonya Syan," panggil seorang petugas membuat Syan begitu terkejut. Dan mau tak mau Syan berjalan masuk kedalam ruang kandungan, rasa ingin tahunya begitu besar hingga mengalahkan rasa ketakutannya saat ini. Syan dipersilahkan duduk dan menjalani semua pemeriksaan, namun saat menunggu hasil begitu membuat jantungnya begitu berpacu tak karuan. Seorang suster datang membawa semua hasil pemeriksaan dirinya, jantung Syan makin berdetak kencang tak karuan hingga ia gugup bertanya," Gi gimana dok hasilnya?" "Tunggu dulu sebentar ya nyonya," seru dokter tersebut. Syan yang panik bermain dengan ujung jaket yang digunakannya, rasa takutnya begitu berlebihan hingga tanpa sadar ia kehilangan kesadarannya.
Read more
Bab 33
Semua perjamuan sederhana telah usai, kini hanya tinggal keluarga dengan Burhan yang masih setia menemani keluarga yang sedang bahagia itu."Nak, kenalin dulu ini sahabat papa namanya om Burhan," kenal Darma."Halo om, Sabrina," dengan sopan Sabrina memberi salam. "Halo nak, selamat ya. Om seneng banget akhrinya duda dingin itu udah dapat pawangnya," canda Burhan."Gue juga seneng anka gue ada yang ngurusin lagi," tawa Burhan dengan Darma dengan riangnya."Bahagia banget nih, pasti ngomongin aku ya," seru Nio melihat keduanya tertawa.Nio dengan posesifnya memeluk mesra pinggang ramping milik istrinya, membuat Burhan juga Darma hanya bisa menggelengkan kepalanya. Nio bukan lagi remaja atau pengantin baru, ia sudah pernah gagal dalam pernikahannya dahulu. Namun sikapnya ini seolah ini adalah pernikahan pertamanya, yang membuatnya begitu berbunga-bunga dimabuk asmara."Nggak bakal hilang juga  istrinya Nio, sampai kence
Read more
Bab 34
Pagi yang sangat cerah mengawali hari pasangan suami istri itu dengan begitu romantisnya, Nio yang selalu saja tak ingin kalah dari putrinya selalu saja menempel bagai lem pada Sabrina. Sasa yang kesal dengan sikap papanya selalu saja menangis jika Nio terus saja mengikuti kemana saja Sabrina itu melangkah."Papa keluar," seru Sasa yang begitu kesal dengan Nio yang terus saja memeluk lengan mamanya."Apa sih nak, papa kan diam aja," sahut Nio tak mau kalah."Papa keluar aku mau ganti baju sama mama," mencoba menarik tangan Nio dari mamanya.Nio mengeratkan tangannya pada lengan Sabrina, sedang Sasa dengan kekuatan kecilnya berusaha keras menarik dirinya. Sabrina hanya bisa menggelengkan kepalanya, ia tak tahu jika suaminya ini mempunyai sifat yang jauh lebih manja dari Sasa anaknya.Bulan juga Darma sudah menunggu sejak tadi di meja makan, namun ketiga orang yang ditunggunya tak kunjung turun dari kamarnya. Bulan bangkit dari kursinya membuat Darma
Read more
Bab 35
Mata Aldo menatap lurus pada arah pandang Rey sahabatnya, senyum sumringah terpancar jelas diwajah tampannya. Kakinya berlari begitu saja mendekati mobil yang membawa gadis pujaannya."Hai," Aldo sudah tak bisa lagi menahan dirinya untuk bertemu gadisnya. Mata itu menatap lekat wajah ayu yang terpancar jelas diwajah Sabrina."Hai juga," canggung Sabrina saat membalas sapaan  Aldo yang begitu tiba-tiba."Nona, saya silahkan ikuti perkuliahan dengan tenang," seru supir yang mengantarkannya. Tak hanya seorang supir namun juga bodyguar yang khusus disiapkan Nio untuknya."Terima kasih pak, kalau begitu saya permisi. Permisi," Aldo begitu tersihir mendengar suara lembut Sabrina yang tengah bepamitan dengannya."Apa anda akan terus berdiri disini bro," tanya bodyguard Sabrina begitu ketus.Aldo menatap sinis laki-laki yang menatapnya dengan pandangan memusuhi, bahkan Aldo tak kalah tajam menatap balik laki-laki dihadapannya itu sebelum ia mel
Read more
Bab 36
Aldo begitu syok mendengar Sabrina memanggil Syan dengan sebutan kakak, rasanya semua konsentrasinya hilang menguap terbawa teriknya mentari. Ia terduduk dengan lemas dibangku menatap dua wanita yang sedang bersitegang dihadapannya."Jangan pernah panggil gue kakak, karena gue bukan kakak loe," sinis Syan.Sabrina hanya bisa menghela nafasnya mendengar ucapan Syan, ia tak ingin memulai perkelahian dan berniat pergi meninggalkan keduanya. Namun Aldo menahan  tangan Sabrina yang membuat mata Syan menatap tajam keduanya."Lepaskan tangan loe dari calon suami gue," bentak Syan pada Sabrina hingga membuat beberapa orang memperhatikan mereka."Loe nggak lihat siapa yang megangin tangan siapa," balik Sabrina berucap.Syan begitu marah melihat Sabrina yang berani terang-terangan melawannya, ia mengangkat tangannya hendak memukul Sabrina. "Berani loe ngelawan gue.""Turunin tangan loe atau loe bakal nyesel," teriak Aldo yang begitu marah &
Read more
Bab 37
Antonio yang sedang berada dikantor begitu cemas saat belum menerima kabar dari istrinya, fikirannya melayang kemana-mana memikirkan kondisi istrinya."Dasar istri nakal, udah dikasih tau untuk kasih kabar malah hilang nggak tau kemana."Namun tak lama ponselnya berdering dan terlihat ada nama bodyguardnya tertera dilayar. Dengan segera ia pun menerima panggilan  tersebut.Jantungnya sempat terhenti rasanya saat mendengar jika istri tercintainya kini tengah berada dirumah sakit. Tanpa mendengar penjelasan dari anak buahnya, Nio segera mengakhiri telponnya dan pergi menuju rumah sakit.Sepanjang perjalanan Nio hanya berdoa jika istrinya akan baik-baik saja, ia tak bisa membayangkan jika saja ia harus melihta istrinya itu terluka yang membuatnya kesakitan. "Gue habisin orang yang berani menyakiti istri Antonio."Tak lama mobil Nio sampai dihalaman rumah sakit, ia dengan tergesa-gesa segera berlari menuju UGD setempat. Ia yang sudah sangat
Read more
Bab 38
"Apa-apaan ini! Kenapa bisa gagal," murka Max pada anak buahnya yang gagal mendapatkan tander untuk perusahaan."Maafkan kami pak.""Siapa, siapa yang berani bersaing dengan perusahaan saya?""Dari perusahaan Dirojo Company pak dengan penanggung jawab tuan Darma Dirojo."Max terkejut saat mendengar nama Darma yang disebutkan oleh anak buahnya, kini ia berfikir apakah Darma yang disebutkan sama dengan Darma yang dikenalnya?"Darma kalian bilang?""Benar pak.""Baiklah, kalian boleh keluar sekarang."Max kini terduduk dengan amarah yang memuncak, ia benar-benar tak terima jika harus terkalahkan dalam tender yang sangat besar ini. Ia benar-benar ingin tahu, siapa Darma yang berani melawannya.Namun tiba-tiba saja Syan masuk dan membuka pintu ruangannya dengan begitu keras hingga mengejutkannya. Max menatap heran anaknya yang tengah menangis tersedu-sedu dihadapannya, ia menautkan alisnya menatap heran putrinya."Papa
Read more
Bab 39
Antonio yang sedang sibuk meeting tak sadar jika ponselnya dalam keadaan silent, ia juga tak tahu jika istrinya sejak tadi terus berusaha menghubunginya. "Silahkan kalian semua cek email yang sudah saya kirim," ucap Antonio.Semua orang fokus dengan apa yang ada didepannya, mereka larut dalam keseriusan yang tercipta dalam ruang meeting tersebut.Sabrina meremas tanganya saat berada didalam mobil menuju perusahaan milik Max, ada sedikit rasa takut dalam dirinya mengingat sikap Max terhadapnya. "Pak agak cepat dikit ya," serunya pada supir rumahnya."Baik nona."Aldo yang saat ini sedang berada  disebuah cafe besama Rey terkejut saat ada beberapa orang laki-laki bertubuh besar menarik paksa tubuhnya. "Apa-apaan ini," seru Rey yang tak tahu apa-apa."Diam kalau leo nggak mau kena batunya!""Siapa kalian ini, lepasin gue," berontak Aldo pada beberapa orang yang sedang menarik tubuhnya."Ikut kami atau loe gue haja
Read more
Bab 40
Sabrina sedikti tesentak saat mendengar Syan meminta cambuk pada salah satu anak buah papanya, ada rasa takut namun ia mencoba menyembunyikannya. Aldo menatap heran kedua wanita dihadapannya kini, ia begitu penasaran ada hubungan apa antara mereka."Syan, mau apa kamu nak.""Apalagi pah, tentu saja menghukum perempuan jalang ini.""Lakukanlah apapun yang bisa membuat kamu senang nak.""Apa-apaan anda ini tuan, membiarkan Syan berlaku seenaknya," protesnya Aldo."Siapa kamu berani melarang anak saya."Syan mengabaikan kedua pria yang kini tengah berdebat didepannya, ia hanya fokus pada Sabrina yang memberinya tatapan tajam dan menantang. "Ini cambuknya nona muda.""Kalian berdua, pegangin wanita ini baik-baik," senyumnya begitu sinis."Apa yang kalian lakukan, lepaskan Sabrina," teriak Aldo saat melihat Sabrina terdiam saat tangannya dicekal oleh dua orang laki-laki."Loe lihat, wanita idaman loe ini bakal me
Read more
PREV
123456
...
20
DMCA.com Protection Status