All Chapters of Mendadak jadi Ibu: Chapter 41 - Chapter 50
191 Chapters
Bab 41
Setelah puas mencambuk dan melukai seluruh tubuh Sabrina, Syan menghempaskan dirinya diatas sofa disebelah Max. Matanya dengan tajam menatap Aldo yang terlihat sangat jelas tengah memperhatikan Sabrina.Bajunya yang rapi kini berubah compang camping akibat cambukan Syan barusan, tak hanya itu bahkan kulit putihnya berubah memerah bahkan memar juga akibat ulah Syan. Aldo kini benar-benar tak suka dengan Syan, anak manja yang ternyata hanya ingin menang sendiri."Untuk kamu, nikahi anak saya hari ini juga."Ucapan Max barusaja membuat mata Aldo dengan tajam menatap dirinya, ada rasa marah juga tak suka mendengar dirinya dipaksa melakukan apa yang tak disukainya."Tuan, semua sudah siap. Penghulu sudah datang disini.""Bawa keruang sebelah, pastikan penghulu tidak tahu situasi ini.""Baik tuan.""Anda tidak bisa memaksa saya tuan," tolak Aldo yang mencoba memberontak."Apa yang tidak bisa saya lakukan, bahkan membunuh gadis
Read more
Bab 42
Tiga orang laki-laki kini tengah sangat serius dengan pembicaraannya, Alex dengan seksama mendengar apa yang kini dibahas oleh tuan mudanya. Sedang Darma juga hanya mendengar apa yang kini diminta oleh anaknya."Burhan," batin Darma."Saya mau semua info sudah ada sebelum siang ya," pinta Nio."Baik tuan," patuh Alex."Kalian bicara dulu, papa mau keluar sebentar."Darma perlahan menjauh dari rumahnya, ia keluar dan duduk dihalaman belakang rumahnya. "Halo, Burhan?""Halo ada apa pak Darma."Darma menceritakan semua yang terjadi hari ini, dan ia juga meminta bantuan kepada Burhan untuk menyelidiki Max tentang hal ini."Tenang aja, saya pasti bakal bantuin semua ini.""Terima kasih ya.""Pah," panggil Bulan yang tiba-tiba muncul sambil menggedong Sasa ditubuhnya.Bulan duduk disebelah Darma, memegang tangan suaminya sambil tersenyum tulus diwajahnya."Kenapa?""Gpp mah, papa
Read more
Bab 43
Burhan menyelidiki keluarga Max sesuai dengan apa yang diminta Darma padanya. Dan ia sungguh terkejut dengan apa yang diketahuinya, sebuah fakta yang tak disangka akan diketahuinya. Pagi ini semua tengan menikmati sarapannya, termasuk Sabrina yang memaksa untuk ikut makan pagi dimeja makan. Sasa nampak sekali menyayangi Sabrina, ia terlihat begitu mengurus mamanya yang tengah sakit itu. Sasa yang masih kecil dengan telaten menyuapi Sabrina dengan makanannya, memberikannya minum saat ia kehausa. "Mama, makan yang banyak ya, cepet sembuh juga." "Iya sayang, sekarang kamu makan juga dong kan mau kesekolah," ucap Sabrina. "Sasa makan aja ya, biar papa yang gantian suapin mamanya." "Yaudah, tapi papa pelan-pelan ya suapinnya." Semua hanya bisa tersenyum mendengar apa yang barusan diucapkan gadis kecil tersebut. Dan ditengah acara makannya, tiba-tiba saja Sabrina mengernyitkan dahinya. "Ada apa, kenapa? Mana yang sakit," tanya Ni
Read more
Bab 44
Berbekal foto liontin yang dikirimkan oleh Antonio, kini Alex berburu informasi apapun yang bisa ia temui. Tak hanya bekerja seorang diri, namun Alex juga mengerahkan beberapa anak buahnya untuk ikut membantu pencarian tersebut."Gue harus bisa nemuin info itu secepatnya," gumam Alex menatap lekat foto liontin dilayar ponselnya.Namun sudah hampir satu minggu ia mencari belum ada satu informasipun yang ia peroleh, hal ini membuat Nio semakin menekan Alex untuk segera memberinya hasil.Sudah satu minggu juga Sabrina berada dirumah sesuai keinginan suaminya, dan selama satu minggu itu juga Nio selalu memanjakan dan menemani istrinya dirumah."Hubby," panggil Sabrina yang kini tengah berbaring diranjang dengan suaminya yang sibuk bekerja."Ada apa sayang," jawab Nio tanpa melihat istrinya."Besok aku masuk kuliah ya."Nio menghentikan pekerjaannya, menatap lekat Sabrina yang kini memberinya senyuman paling manis. Nio menakup wajah
Read more
Bab 45
Pagi yang sangat cerah dan menggembirakan, terutaman bagi Nio yang kini sangatlah ceria. Wajah itu bahkan itu bahkan sangat memerah saat mengingat permainan panasnya, mengingat bagaimana menggodanya Sabrina. "Nio," panggil Darma. "Ada apa sayang," sahutnya masih melamun. Semua orang kini menatap heran Nio yang sedang tersenyum sendiri, bahkan Sabrina merasa malu dengan tingkah suaminya saat ini. Sabrina segera menyenggol lengan Nio hingga membuatnya hampir saja jatuh. "Apa sih yank, gimana kalau tadi aku jatuh," ucap Nio. "Nio kamu sehatkan," tanya Darma. "Sehat pi, sehat banget malah ini," senyumnya yang selalu mengembang. "Maaf ya pi, lagi panas mungkin," malu Sabrina. "Kayak kamu ya yank panas," memeluk pinggang istrinya. Bulan tersedak makanannya mendengar apa yang baru saja diucapkan anaknya, rasanya ia seakan salah pendengaran. Sedang Sabrina hanya membulatkan matanya dan berusaha melepaskan diri dari suam
Read more
Bab 46
Syan diijinkan pulang, namun ia harus beristirahat total selama satu minggu kedepan jika tidak ingin kehilangan bayi dalam kandungannya. Namun Carisa masih saja tak terima atas apa yang terjadi dengan anaknya tadi pagi, hatinya masih saja dongkol dan mendendam dengan Sabrina yang dituduh anaknya tengah bersama dengan menantunya.  "Pah, kamu jagain Syan ya. Mama mau keluar dulu." "Mau kemana?" "Ketemu temen, tadi pagi udah janjian jadi nggak enak kalau tiba-tiba dibatalin." "Yaudah, tapi jangan lama-lama." Kini Carisa melajukan mobilnya menuju kampus yang dikatakan Syan padanya, ia ingin membuktikan apa benar yang dipikirkan oleh putrinya. Sabrina baru saja tiba saat tiba-tiba Aldo datang menghampirinya. Pengawal Sabrina berusaha menghalanginya, namun Aldo yang kekeh memaksa untuk berbicara dengan Sabrina. "Bapak tunggu disini aja ya, saya bisa masuk sendiri kok," ujar Sabrina pada pengawalnya. "Baik nona."
Read more
Bab 47
Max dengan sangat terpaksa meninggalkan Syan seorang diri didalam kamarnya, namun ia tetap memberikan penjagaan yang ketat untuk putrinya didalam rumah. Dengan sangat panik Max pergi ke perusahaan dengan sejuta pertanyaan dalam pikirannya, mengapa tiba-tiba mereka menarik modalnya ?"Gimana bisa ini terjai, bagaimana kerja kalian semua," murkanya setelah sampai diruang meeting dengan semua staff perusahaannya."Maafkan kami pak, tapi ini juga diluar kendali kami.""Benar pak, kami juga sudah berusaha bernegosiasi dengan mereka namun mereka kekeh menarik semua modal usahanya.""Akhhh, brengsek! Kalau begini bisa-bisa kita mengalami kebangkrutan.""Sekarang kalian semua cari perusahaan yang bisa menolong kita dengan suntikan dananya, cari juga pinjaman bank untuk menutup semua kerugian yang kita alami," perintah Max."Baik pak.""Pergi kalian  semua."Max terduduk seorang diri didalam ruangan, meratapi apa yang sedang terjad
Read more
Bab 48
Sabrina merasakan nyeri yang teramat sakit pada bagian belakang kepalanya, nyeri yang tak pernah dialaminya sebelumnya. Sabrina terus saja memegangi bagian belakang kepalanya akibat serangan nyeri yang datang tiba-tiba tersebut. "Sabrina, kamu kenapa nak," panik Lena memegangi lengan Sabrina. "Sakit tante, sakit sekali," keluhnya dengan berderai air mata. Tiga orang pengawal dengan sigap menghampiri nona mudanya, memastikan keadaan wanita yang harus dengan sangat hati-hati dijaganya. Namun mereka terkejut saat melihat wajah pucat nona mudanya, dengan panik salah satu mereka segera berpamitan dengan Lena sedang lainnya membantu Sabrina kembali ke dalam mobilnya. "Kerumah sakit," seru salah seorang pengawal. "Nggak, kita pulang aja." "Tapi nona kesakitan." "Saya hanya ingin pulang, tolong kalian hubungi suami saya," pintanya menahan sakit yang teramat menyiksanya tersebut. Antonio tak kunjung menerima panggilan dari anak
Read more
Bab 49
Antonio termenung seorang diri didalam ruang kerjanya, fikirannya seolah penuh dengan misteri latar belakang istrinya. Entah kenapa ia merasa jika istrinya itu bukan wanita biasa yang diadopsi Max begitu saja. Darma bersama Alex mendatangi Nio diruangannya, keduanya dengan serius duduk dan menatap Nio yang tengah terdiam di mejanya. "Nio," panggil Darma pada anaknya. "Pih, sejak kapan disini?" "Bagilah masalahmu ini sama papi, jangan disimpan sendiri." Nio berjalan mendekati papinya, duduk tepat disamping Darma juga Alex.  "Aku curiga jika latar belakang Sabrina nggak semudah seperti yang kita kira pi," curhat Nio. "Maksud kamu ada yang Max sembunyikan tentang latar belakang Sabrina?" "Benar pi." "Gimana pencarian loe Lex," tanya Nio dengan tatapan penuh harapnya. Menggelengkan kepalanya ia berkata, " Masih nihil bos, semuanya seperti sudah terhapus." Nio mengusap kasar wajahnya, ia tak meny
Read more
Bab 50
Lena terkejut mendengar suara bariton putranya, kenyataan yang sebenarnya adalah Marshel yang tak pernah bisa merelakan adik kecilnya pergi meninggalkannya. Marshel dengan gemetar berjalan mendekati bunda juga ayahnya, ingin sekali ia mematikan jika memang benar itu adalah adiknya."Dimana adik aku bun," tanyanya."Marshel, dengarkan bunda dulu nak. Itu hanya kecurigaan bunda saja, kita harus ikhlas karena adik kamu-"Cukup bunda, adik aku masih hidup dan dia baik-baik aja sekarang."Marshel selalu menolak kematian adiknya sejak kecelakaan itu terjadi. Beruntung ia tak bisa ikut bersama keluarganya sebab ada tugas di sekolah, mungkin jika ia ikut maka nasibnya akan sama dengan sang adik yang telah tiada bagi mereka."Nana masih hidup, adik gue masih hidup diluar sana," geramnya meyakinkan diri."Gue harus cari tahu hari ini bunda ketemu sama siapa, dari situ gue bisa selidiki siapa yang dianggap bunda mirip dengan Nana," serunya.
Read more
PREV
1
...
34567
...
20
DMCA.com Protection Status