Semua Bab REVEAL: Bab 11 - Bab 20
60 Bab
11. Rahasia Apa?
"Lo suka ya sama Rasen?" tanya Rizki saat sedang berjalan ke arah taman belakang, mereka hanya berjalan berdua saat ini.Eleena terkejut mendengar pertanyaan atau mungkin lebih tepat pernyataannya Rizki. Apa terlalu keliatan jelas ya kalau Eleena sangat tertarik dengan Rasen? Pikirnya."Keliatan jelas ya? Aduh malu banget gue," ucap Eleena dengan jujur.Rizki tertawa dengan kencang, "Serius lo suka sama Rasen? Cowok kaku kaya gitu lo suka?" tanya Rizki masih dengan tawanya yang renyah.Eleena mengangguk mengiyakan. "Gatau kenapa sih, pas pertama gue ketemu dia gue ngerasa kalau gue tertarik banget sama dia. Gue bener-bener berasa beruntung waktu tau kalau gue satu kampus sama dia." Eleena tersenyum ceria hanya dengan membayangkan bagaimana pertama kali ia dan Rasen bertemu."Ada dua kemungkinan yang bakal lo lakuin kalau lo tau rahasia Rasen," ungkap Rizki dengan santai."
Baca selengkapnya
12. Salah Satu Sosok Penunggu Kampusnya Rizki
"Baiklah, beri tepuk tangan untuk peserta dengan nomor urut ke dua! Keren banget 'kan penampilannya!" seru sang pembawa acara yang disambut dengan tepuk tangan para penonton. Eleena dan Rafa seketika mengalihkan perhatiannya ke atas panggung. Mereka tidak sadar kalau mereka melewati dua penampilan peserta lomba. "Nah, sekarang ayo kita panggil peserta nomor urut ke tiga! Double R! Ayo silahkan naik ke atas panggung!" seru pembawa acara dengan riangnya. "Aduh ganteng ya Dua R ini. Siapa nih namanya? Bukan Rizki Ridho 'kan?" Sang pembawa acara menyambut Rizki dan Rasen saat sudah di atas panggung dan menyodorkan mikrofon ke arah Rizki dan Rasen untuk sedikit berbincang dengan mereka. "Namanya siapa Kang?" tanya sang pembawa acara. "Rizki," jawab Rizki tersenyum. "Oh bener ini Rizki Ridho?" tanya si pembawa acara yang direspon dengan gelak tawa para penonton. Rizki hanya menggeleng menan
Baca selengkapnya
13. Merasa Dihantui
"Jadi kenapa lo ga balik bareng Rasen sama Rafa?" tanya Rizki langsung ke intinya, mereka sedang berada di parkiran sehabis mengantar Rafa dan Rasen sampai parkiran untuk pulang duluan. Eleena tidak jadi meminta Rafa untuk mendapatkan kontaknya Rizki karena Eleena ada kesempatan berbicara secara langsung kepadanya. "Gue masih penasaran sama rahasia Rasen yang lo maksud tadi." Rizki sedikit tidak enak, dia seharusnya tidak bilang apa-apa tadi. "Oh itu. Aduh gimana ya, Len, gue gak enak kalau ngomong. Mending lo tau sendiri dari Rasen langsung," ujar Rizki dengan jujur. "Ah lo gimana sih, 'kan gue jadi penasaran. Ngeselin banget lo." Eleena cemberut, kalau tau Rizki tidak akan memberi tahunya, Eleena tidak akan melewatkan kesempatan untuk pulang bersama Rasen lagi. "Waduh, jangan ngambek dong. Jujur nih ya, menurut gue, lo lebih baik tau langsung dari Rasen sendiri bukan dari orang lain," ungkap Rizki.
Baca selengkapnya
14. Kejadian Aneh Yang Mulai Terasa
Di sisi lain, Eleena sedang memotret kucing gendut di hadapannya. Gembul sedang tertidur, Eleena memotretnya diam-diam karena bila kucingnya itu tau mungkin akan lari mencari tempat berlindung yang aman dari Eleena. Setelah dirasa cukup, Eleena duduk di sofa. Ia memilih foto mana yang paling bagus untuk ia jadikan wallpaper ponselnya. Eleena berniat menyombongkan foto kucingnya itu kepada Rasen besok. Ini adalah salah satu cara yang Eleena lakukan agar bisa akrab dengan Rasen. "Aduh, ini juga lucu sih, tapi yang ini perutnya juga keliatan banget gendutnya. Yang mana, ya? Kucing Rasen kaya gimana ya? Rasen suka kucing kaya gimana ya? Si Mbul juga lucu sih, tapi kalo lagi tidur gini jadi gak terlalu ke show up. Tapi kalau dia gak tidur, mana bisa difoto 'kan ya ...." Eleena berbicara sendiri seraya menatap layar ponselnya. "Si Rafa tau gak ya, kalau Rasen punya kucing? Apa gue tanya Rafa aja? Ah males ah
Baca selengkapnya
15. Soal Janji
Jujur, Rasen saat ini merasa muak karena sedari tadi ia tiba-tiba mendengar suara bisikan-bisikan yang membuatnya kesal, jadi akhirnya Rasen memutuskan untuk pergi dan mengikuti bisikan itu. Membuat kedua temannya, Rafa dan Eleena bingung karena Rasen tiba-tiba meninggalkan mereka. Dengan perasaan kesalnya, saat ini Rasen berjalan ke arah tangga yang berada di ujung koridor. Tangga itu jarang digunakan untuk beraktivitas karena di kampus itu sudah menggunakan lift yang tentunya lebih efisien. Suasananya terasa sangat sepi, tapi Rasen terus melanjutkan jalannya karena ia mendengar suara bisikan-bisikan itu semakin jelas. Rasen sudah berada di lantai dua menuju lantai tiga, langkahnya terhenti ketika ia melihat ada sosok gadis berada di pertengahan anak tangga. Ia membelakangi Rasen, Rasen teringat kala melihat warna baju yang dikenakannya. Sebuah dress berwarna kuning cerah yang panjangnya dibawah lutut. Ia adal
Baca selengkapnya
16. Hilang Kendali
Laras yang duduk di sebelah gadis yang berteriak itu pun mencoba menenangkannya. Tapi semua orang tau sepertinya gadis itu kerasukan."Lo kenapa? Woy! Sadar!" seru Laras seraya menggoyang-goyangkan lengan gadis itu.Gadis yang kerasukan itu bernama Ayu, ia mendorong Laras hingga membuat Laras kesakitan karena membentur kursi yang ia duduki.Semua orang di ruangan itu pun panik, tak terkecuali Rasen. Rasen melihat sosok gadis itu sedang dirasuki oleh hantu gadis rooftop yang selama ini mengikutinya. Tapi Rasen tidak melakukan apa-apa karena ia juga bingung apa yang harus dilakukannya."Tolooooong !!!" seru gadis yang kerasukan itu, entah gadis itu atau sosok yang di dalamnya yang berteriak.Beberapa laki-laki di sana mencoba untuk memegangi tangan gadis itu yang terlihat mulai hilang kendali. Ia berdiri dan menjatuhkan kursinya, melempar barang yang ada di depannya. Laras pun menep
Baca selengkapnya
17. Demam Tinggi
Sudah sekitar tiga hari Eleena terkena demam tinggi setelah kejadian melihat hantu kemarin, Rasen sebelumnya sudah memperingati Eleena kalau bisa saja tubuhnya mengalami shock dan itu bisa menyebabkan dia terkena demam beberapa hari. Rafa dan Rasen merasa kesepian karena tidak ada Eleena yang merecoki mereka seperti biasanya. Mereka berdua kini sedang bermain game seperti biasa, namun bedanya tidak ada Eleena yang berceloteh kesana kemari membuat mereka tidak fokus kali ini. "Sepi juga ya, Sen. Si Eleena lama banget sakitnya." Rafa berujar tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponselnya, begitu juga Rasen. Rasen hanya menganggukkan kepalanya tanpa menjawab apa-apa, tapi di pikirannya ia juga merasa ada yang kurang. "Gimana kalau balik ngampus kita ke rumahnya, Sen?" Kini Rafa berujar seraya mengalihkan pandangannya pada Rasen, kebetulan game yang mereka mainkan sudah selesai dan h
Baca selengkapnya
18. Sosok Bertaring
Masih di hari yang sama, tapi dengan jam yang berbeda. Di sore ini Rafa dan Rasen masih berada di rumah Eleena, mereka kini sedang menonton tv di ruang keluarga. Saat sedang asyik menonton, tiba-tiba Rafa terperanjat ketika merasa ada yang menyentuh kakinya membuat kedua temannya ikut terkejut. "Apa sih, lo? Heboh banget," ujar Eleena melotot. "Ada yang nyentuh kaki gue," ujar Rafa seketika membuat mereka bertiga melirik ke arah kaki Rafa yang ternyata ada satu makhluk bertaring menatap mereka. "Sialan, ini kucing lo, Len? Ngagetin gue aja!" seru Rafa. "Gembul! Tumben kamu ke sini? Sini-sini, aku gendong." Eleena mengabaikan pertanyaan Rafa dan mencoba menggendong kucing gendutnya tersebut. Tapi kucing itu menghindar dan pergi ke arah Rasen. "Lucu banget," ujar Rasen ketika Gembul naik kepangkuannya. "Lah? Kok dia mau sama lo? Sama gue dia gak pernah mau kaya gitu." Protes Eleena membuat Rafa tertawa. "Kucing aja gak ma
Baca selengkapnya
19. Rileks
Rasen mengembuskan napasnya, merilekskan dirinya di pinggir danau yang airnya berwarna hijau. Udara yang sejuk membuat Rasen sangat merasa nyaman."Kamu lagi!" seru Rasen kesal karena kini tiba-tiba di hadapannya berdiri seorang gadis dengan dress berwarna kuning cerah namun di hiasi oleh bercak darah."Tolooong ...," lirih gadis itu terdengar menyedihkan."Jangan ganggu saya," tegas Rasen merasa kesal karena diganggu terus oleh gadis itu."Rasen ...," lirih gadis itu lagi membuat Rasen seketika diam. "Aku sosok yang kamu cari selama ini ...," lirihnya lagi membuat Rasen berpikir keras apa maksud dari ucapannya."Saya gak pernah nyari sosok nyeremin kaya kamu," tegas Rasen lagi."Aku Acha," gumam pelan sosok gadis itu membuat Rasen mematung. "Panggil aku kalau kamu udah percaya, karena aku orang yang selama ini kamu cari. Aku Acha sahabat kamu," lanjut sosok gadis itu pergi membias meninggalkan Rasen yang masih terdiam."Acha ...," gu
Baca selengkapnya
20. Rumah Sakit
Arsha yang sedang merebus mie instan di dapur seketika terkejut karena mendengar suara sesuatu terjatuh dari arah tangga. Dengan keadaan yang gelap, Arsha takut-takut berjalan ke arah suara.Dengan mengendap-endap Arsha di buat terkejut lagi ketika dalam keadaan yang gelap melihat ada seseorang yang tergeletak di tengah-tengah anak tangga. Arsha langsung berlari menyalakan lampu dan kembali melihat seseorang itu di tangga. Ternyata kakaknya lah yang tengah tergeletak tidak sadarkan diri. Arsha menepuk-nepuk pelan pipinya mencoba menyadarkannya, namun ia panik karena melihat ada sedikit darah di kepala kakaknya. Arsha berteriak memanggil papanya."Papah! Kak Abim, Pah!" teriak Arsha memanggil papanya."Pah! Tolong, Kak Abim jatuh, Pah!" teriaknya lagi yang akhirnya membuahkan hasil. Papanya keluar dari kamarnya dan segera melihat kondisi Rasen."Kenapa bisa kaya gini, Sha? Kamu cepet telepon ambulans!" seru papanya ikut panik melihat keadaan Rasen.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status