Semua Bab REVEAL: Bab 31 - Bab 40
60 Bab
31. Foto
"Emangnya Arsha tau pacaran itu apa?" tanya Rafa menyandarkan dagunya ke kedua tangannya yang bertumpu pada meja sambil menatap Arsha dengan alis yang terangkat, Rafa menggodanya. "Aku tau, temen-temen Arsha banyak yang pacaran," jawab Arsha dengan wajah yang tiba-tiba memerah ketika ditatap oleh Rafa. "Lagian Arsha udah SMP, dia pasti taulah," duga Rasen menyimpan sendok es krimnya. "Arsha sendiri udah punya pacar?" tanya Eleena dengan mata yang berbinar dan perasaan yang penasaran, apa anak SMP seperti Arsha sudah cinta-cintaan? Saat Eleena SMP dia tidak pernah merasakan hal-hal seperti itu, pikir Eleena. Arsha menggeleng dengan cepat saat mendengar pertanyaan Eleena. "Arsha gak boleh pacaran kata Papa. Tapi ada yang suka sama Arsha." Rasen mengernyitkan dahinya mendengar penuturan Arsha. "Tau dari mana kalau ada yang suka sama kamu, Dek?" Rasen mencondongkan badannya merasa tertarik dengan pernyataan Arsha, belum pernah adiknya itu bercerita tentan
Baca selengkapnya
32. Mencoba Bertemu
Rasen berdiri sendiri di atas rooftop kampusnya, angin berembus kencang menerpa wajahnya yang tampak tegas dengan potongan rambutnya yang pas membuatnya terlihat tampan dan berkharisma. Latar belakang langit oranye dan beberapa awan terpajang membuat kesan Rasen terlihat sangat cocok seperti anak senja.Banyak pertanyaan tak terbendung di pikirannya, rasa kesal dan sebal juga tak luput dalam hatinya. Rasen memejamkan matanya mencoba memanggil sosok yang selama ini sering mengganggu aktifitasnya. Kesabaran Rasen sudah memuncak saat melihat apa yang sosok hantu itu lakukan terhadap foto Rasen dan Eleena. Tidak seharusnya sosok itu menampakkan diri di hadapan kedua sahabat baiknya dan membuat mereka ketakutan.Rasen marah kali ini, ia sudah muak dengan tingkah laku hantu itu dalam mencari perhatiannya. Rasen sengaja tidak mengusirnya karena merasa kasihan, tapi semakin lama Rasen semakin kesal dibuatnya.Bulu kuduk Rasen meremang ketika ada sebuah embusan angin men
Baca selengkapnya
33. Kucing Putih Eleena
Seekor kucing putih dengan warna mata yang berbeda sedang fokus memperhatikan mainan berbulu yang di pegang oleh Eleena. Eleena sedang menunggu kedatangan Rasen yang katanya sore ini mau main ke rumahnya bersama Rafa. Dengan lincah, kucing itu mengejar kemana pun mainan yang diarahkan oleh Eleena, hal itu membuat Eleena tertawa karena ekspresi dan tingkah kucing tersebut.Namun tiba-tiba sore itu langit menurunkan hujan yang seketika deras, memang sebelumnya awan mendung sudah menghiasi langit. Tetapi Eleena tidak menyangka hujan akan turun karena hari-hari sebelumnya awan juga terlihat gelap namun tidak menurunkan hujan.Eleena mendapati ponselnya yang berdering dengan keras, satu panggilan masuk dari Rasen terpampang di layar ponselnya, Eleena segera mengangkat panggilan telepon tersebut."Halo, assalamualaikum.""Halo, waalaikumussalam, Na. Ini saya sama Rafa lagi neduh dulu di halte. Di sini tiba-tiba hujan besar banget. Di rumah kamu hujan juga gak?"
Baca selengkapnya
34. Hal Tak Terduga
Suara motor yang melaju melewati rumah Eleena terdengar seperti menghantam sesuatu di depannya sehingga suara rem begitu nyaring terdengar membuat perdebatan Eleena dan Rafa seketika berhenti."Apaan tuh?" tanya Rafa terkejut. "Gak tau," ujar Eleena disertai gelengan kepala. "Buruan liat ke depan," suruh Eleena yang langsung dituruti Rafa.Suara motor terdengar menjauh saat Rafa membuka pagar rumah Eleena. Saat Rafa sudah keluar, ia terdiam ketika melihat seekor kucing putih terbaring di tengah jalan dengan darah yang menggenang keluar dari mulut, hidung dan kepalanya.Eleena dan Rasen yang menyusul seketika melebarkan matanya, terutama Eleena. Eleena melihat kucing putihnya yang belum sempat ia beri nama itu sudah tergeletak dengan mengenaskan di tengah jalan membuatnya lemas.Dengan histeris Eleena menghampiri kucingnya, tangan Eleena yang bergetar mencoba mengusap pelan badan kucingnya yang sepertinya sudah tidak bernyawa. Air mata mengalir di pipinya,
Baca selengkapnya
35. Es Teh Rafa
"Lo kenapa sih, Len? Celingak-celinguk mulu kaya orang bingung?" tanya Rafa melahap sesendok mie ayamnya. Eleena yang mendengar namanya disebut pun menoleh pada Rafa, terlihat Rasen juga memperhatikannya penasaran."Kenapa?" Kini Rasen mengeluarkan suaranya dengan lembut membuat Eleena menatapnya lalu menggelengkan kepalanya dan tersenyum. "Gue tadi kaya liat seseorang yang familiar banget, tapi pas gue liat lagi udah gak ada," jelas Eleena lalu meminum susu kocok miliknya. "Siapa?" tanya Rasen."Gak tau, gue lupa. Tapi gue kaya kenal banget gitu rasanya, gue jadi penasaran." Rasen mengerutkan dahinya entah kenapa. "So kenal aja kali, lo," canda Rafa tidak terlalu menghiraukan perkataan Eleena.Mie bakso pedas yang ada dihadapan Eleena kini sudah mulai menurunkan suhunya, hal itu terlihat dari asap yang sudah mulai hilang perlahan. "Makan dulu baksonya, Na," tegur Rasen saat lagi-lagi melihat Eleena melamun menatap kosong ke arah depan. "Iya, Sen. Ini mau kok,"
Baca selengkapnya
36. Gantungan Boneka
Rasen menghampiri Eleena dan Rafa yang sedang asyik dengan ponsel mereka masing-masing. Rasen duduk tanpa mengeluarkan satu kata pun membuat Eleena mengalihkan perhatiannya pada Rasen karena merasa ada sedikit pergerakan di sekitarnya. "Hai, Sen! Lo tau gak? Tadi di kantin, gelas bekas es teh bekas lo minum tiba-tiba jatuh terus pecah sendiri. Aneh banget tau ga!?" seru Eleena segera menceritakan kejadian yang baru saja ia dan Rafa alami di kantin. Kening Rasen berkerut menandakan ia tidak mengerti."Iya, gak kesenggol, gak ada apa-apa, tiba-tiba itu gelas jatoh padahal disimpennya gak di ujung meja. Aneh, ajaib," ujar Rafa tanpa mengalihkan perhatiannya dari ponsel yang ia genggam. "Kok bisa?" tanya Rasen tidak mengerti."Pertanyaan lo juga sama kaya pertanyaan kita, kok bisa-bisanya coba kaya gitu?" balas Eleena memainkan gantungan boneka yang ada di tasnya. Rasen mengalihkan perhatiannya pada gantungan boneka rajutan berbentuk seorang gadis
Baca selengkapnya
37. Ingatan Yang Sekilas
Laras dan Bintang sedang berada di sebuah cafe dengan laptop dan beberapa buku di hadapan mereka. Laras melihat-lihat sosial media yang menampilkan sebuah story dari akun Onsgram milik Eleena, Laras memperhatikan satu video yang berisi Rafa sedang bercerita lucu dan Eleena serta Rasen hanya tertawa melihatnya. Perasaan Laras menjadi kesal, ia menyimpan ponselnya dengan keras membuat Bintang yang sedang sibuk dengan laptopnya seketika terkejut. "Kenapa sih, Ras?" tanya Bintang menatapnya malas."Susah banget deket sama Eleena, so cantik banget itu anak," keluh Laras menyeruput minumannya. "Gue juga gak paham, gagal mulu rencana kita buat deket sama dia.""Padahal gue juga cantik, kaya, tapi kenapa ya?" gumam Laras pelan namun Bintang masih bisa mendengarnya."Si Rasen kaya dinding gak sih? Apa-apa Eleena larinya ke Rasen, caper banget gak sih si Eleena?" ujar Bintang mengkompori. "Iya 'kan? Sekarang yang dibahas sama anak-an
Baca selengkapnya
38. Aneh
Rasen dan Eleena berlari kencang di tengah gelapnya hutan yang rimbun, mereka lari di tempat dan jalanan yang sama namun mereka tidak bertemu satu sama lain. Mereka seperti berada di waktu yang berbeda dengan latar tempat yang sama. Sosok di belakang mereka sama-sama mengejar Rasen dan Eleena tanpa mereka ketahui alasannya kenapa. Eleena dan Rasen hanya bisa berlari terus menerus menghindari sosok yang mengejar mereka. Sosok gadis tinggi besar dengan gaun kuning lusuh selututnya serta wajah yang sangat menyeramkan mengejar Rasen yang berada di depannya. Sementara sesosok gadis dengan gaun ungu muda berlari mengejar Eleena yang terus menghindarinya karena takut.Rasen berlari sampai suatu ketika ia berhenti karena terjatuh, ia tersandung batang pohon yang tergeletak di depannya. Rasen merangkak sekuat tenaga agar bisa lari lagi dari sosok yang mengejarnya itu, namun usahanya tidak begitu membuahkan hasil karena saat Rasen berbalik wajah gadis itu sudah ada di hada
Baca selengkapnya
39. Sakit Lagi
Rafa berbaring sambil memandang foto Eleena dan Rasen saat mereka sedang berlibur bersama waktu itu, ada sosok yang menyempil ikut terfoto dan sosok itu cukup membuat Rafa selalu merinding ketika melihatnya. Rafa penasaran dengan sosok gadis bergaun kuning lusuh itu, terlihat kakinya tidak napak ke tanah memperkuat kalau sosok itu bukanlah manusia sepertinya. Rafa ingin mencari tau tentang sosok itu tapi Rafa sendiri tidak tau dari mana ia harus memulai. Tunggu dulu, Rafa ingat sesuatu. Sepertinya ia pernah melihat gadis dengan gaun seperti itu, tapi di mana? Ada satu memori yang ia ingat tapi tidak sepenuhnya, sepertinya Rafa butuh waktu untuk mengingatnya lagi lebih jelas.***Eleena menghampiri Rasen yang sedang asyik bermain game mobile yang biasa ia mainkan di ponselnya. Rasen sendiri saat itu, terduduk dengan kepala menunduk dan seluruh perhatiannya ia berikan pada ponselnya. Rafa tidak ada bersama Rasen seperti biasa, Eleena ragu untuk mengganggu Ra
Baca selengkapnya
40. Gang Kecil
Rasen membasuh wajahnya, rasa sesak ia rasakan di dadanya ketika melihat Eleena dengan mata sembabnya tadi. Apa Eleena menangis? Apa karena ia Eleena menangis? pikir Rasen. Rasen menatap pantulan wajahnya di cermin, toilet yang ia masuki sedang sepi dan selalu sepi. Rasa dingin yang terasa dari arah tangan menjalar ke lehernya begitu terasa berbeda. Bulu kuduknya merinding tanpa ia sadari. Sosok gadis bergaun kuning selalu menempel pada Rasen dan anehnya Rasen tidak merasakannya seakan-akan sosok itu sudah menyatu dengannya. Perasaan Rasen akan mulai terpengaruhi oleh sosok jahat hantu gadis bergaun kuning tersebut. Mata Rasen tertutup, menggelap. Rasen akan menjadi sosok yang berbeda bila sosok hantu itu dibiarkan menempel pada Rasen. Tapi sayangnya tidak ada yang tau dan paham, hanya ayah dan kakeknya saja yang bisa membantu Rasen lepas dari sosok hantu bergaun kuning itu.Rasen tiba-tiba merasa kesal saat tiba-tiba terbayang wajah Eleena, rasanya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status