Semua Bab REVEAL: Bab 21 - Bab 30
60 Bab
21. Tangan Penuh Sayatan
Eleena mengetuk pintu berwarna putih dengan kaca persegi panjang di bagian atasnya. "Lo gak salah kamar 'kan?" tanya Rafa tidak yakin karena belum ada yang membukakan pintu di hadapannya. "Bener kok in–" Belum sempat menjawab pertanyaan Rafa, Eleena menghentikan ucapannya ketika seorang gadis membuka pintu di hadapannya. Arsha menggesek-gesek matanya yang terasa kantuk. Ia terbangun dari tidur sorenya karena mendengar ketukan pintu beberapa kali. "Eh, Dek. Apa bener ini kamarnya Rasen?" tanya Eleena merasa tidak enak karena merasa sepertinya ia mengganggu tidur gadis itu. Arsha mengangguk, "Kakak ini siapa, ya?" tanyanya. "Ini aku Eleena yang nelpon Rasen tadi, kalo ini Rafa sahabatnya Rasen juga," terang Eleena ramah. "Oh iya, silahkan masuk, Kak. Papah lagi keluar dulu tadi, jadi di sini Arsha jaga Kak Abim nya sendiri dulu," terang Arsha mempersilahkan Eleena dan Rafa masuk. "Abim?" ulang Eleena bingung siapa Abim. "Iya Kak
Baca selengkapnya
22. Perasaan Yang Sangat Tidak Nyaman
Hari ini sudah hari kedua Rasen dirawat di rumah sakit. Eleena dan Rafa kembali ke kamar inap Rasen sore ini, "Gimana tadi ngampusnya?" tanya papanya Rasen pada Eleena dan Rafa yang sama-sama sedang duduk memakan cemilan di sofa kamar inap Rasen. "Ya gitu deh, Om, seperti biasa kalo si Eleena mah diem-diem gak ngerti," canda Rafa yang langsung mendapat pukulan pelan dari Eleena."Ngerti kok, Om. Dikit," jawab Eleena membuat mereka tertawa pelan karena Rasen sedang tertidur. "Adiknya Rasen kemana, Om?" tanya Rafa yang tidak melihat keberadaan Arsha adiknya Rasen. "Lagi les bahasa inggris, ini bentar lagi Om mau jemput. Gak apa-apa Om tinggal nanti?" ucap papanya Rasen melirik jam di tangannya, "Kalian masih lama 'kan di sini?" tanya papanya Rasen. "Masih kok, Om. Om tenang aja, Rasen biar kita yang jagain," jawab Eleena girang.Papanya Rasen tersenyum tenang, " Om percaya sama kalian. Karena sebelumnya Rasen gak punya temen deket selain Rizki. Tapi liat kalian bisa sede
Baca selengkapnya
23. Teror di Kamar Mandi Rumah Sakit
Eleena keluar dari kamar inap Rasen, berjalan menuju kamar mandi yang berada di ujung lorong. Berjalan dengan perlahan, entah kenapa suasananya terasa sepi, mungkin karena Eleena berada di lantai dua yang kebanyakan berisi ruangan VIP atau diatasnya jadi tidak begitu banyak bahkan tidak terlihat pengunjung atau penunggu pasien diam di luar.Lorong yang Eleena lewati terlihat sedikit gelap, hanya disinari oleh matahari dari arah jendela yang berada di ujung lorong. Eleena merasa ada seseorang yang berjalan di belakangnya. Terdengar ada langkah kaki yang mengikutinya, tapi Eleena tidak berniat menghentikan langkahnya karena ia pikir mungkin ada seseorang juga yang mau ke kamar mandi. Dugaan Eleena salah, ada sesosok menyeramkan yang mengikutinya tanpa Eleena sadari.Eleena membuka pintu kamar mandi tapi sebelum masuk ia melihat ke arah lorong yang tadi ia lewati, tidak ada siapa-siapa di sana. Eleena berpikir mungkin orang yang berjalan di belakangnya tadi masuk ke salah
Baca selengkapnya
24. Apa Yang Dialami Eleena?
Rasen duduk diam bersandar di ranjang kamar inapnya, waktu sudah menunjukan tengah malam menuju dini hari. Rasen hanya sendirian di kamar inapnya, papanya dan Arsha tidak menginap menunggui Rasen hari ini karena Rasen sudah membaik dan nanti siang ia sudah bisa pulang.Rasen sedang berpikir, apa yang baru saja terjadi tadi sore dengan Eleena. Ia mengambil ponselnya, menyalakannya tapi hanya sebatas melihat-lihat menu. Pikiran Rasen kemana-mana, ia memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada Eleena tadi. Dari Eleena tertidur di dalam bilik kamar mandi, Eleena pingsan, Eleena tidak pergi ke toilet melainkan ke tempat lain, Eleena tersesat di lorong rumah sakit atau Eleena menemui seseorang hingga selama itu.Aneh, kenapa Eleena kembali dengan tergesa, terlihat sedikit ketakutan dan lelah, pikir Rasen. Apa terjadi sesuatu di kamar mandi atau bisa saja Eleena di ganggu hantu? Rasen sedikit tersentak ketika ponsel yang ia genggam berbunyi dengan tiba-tiba. Rasen me
Baca selengkapnya
25. Langit-langit kamar
Di tengah malam dengan cuaca yang terasa dingin menusuk kulit Eleena, Eleena sedang berbaring di kamar tidurnya dengan keadaan lampu yang padam, hanya layar ponsel dan sedikit cahaya rembulan yang memberikan pencahayaan padanya. Eleena sudah memadamkan lampu di kamarnya dari pukul sebelas malam karena ia merasa ngantuk dan ingin tidur, tapi anehnya sampai saat ini ia masih terjaga.Eleena memantau layar ponselnya, ia menunggu Rasen membalas pesannya. Tapi sudah tiga puluh menit waktu berjalan, Rasen belum juga membalas pesannya. Eleena berpikir Rasen tidak membalas pesannya mungkin karena Rasen ketiduran. Eleena tidak akan mengira kalau Rasen lupa membalas pesannya karena bermain game favoritnya.Eleena tiba-tiba merasa haus, tapi ia sangat malas bila harus beranjak ke dapur hanya untuk mengambil segelas air. Eleena merubah posisi berbaringnya, dari berbaring ke samping menjadi telentang. Eleena memejamkan matanya, ia bingung apa yang harus ia lakukan bila tidak
Baca selengkapnya
26. Meresahkan
Mendengar ancaman Rasen, sosok itu membias lalu menghilang. Rasen berpikir sosok itu takut dan tidak akan mengganggunya lagi tapi pikiran Rasen tentu saja salah. Sosok itu berpikir lebih baik ia mencari waktu lagi untuk berbicara dengan Rasen dengan tenang.Rasen mengusap wajahnya dengan lelah. Ia tadi telah mengumpulkan segala keberaniannya untuk mengancam makhluk itu dan untungnya makhluk itu langsung pergi dari hadapannya. Sedikit lega perasaannya, tapi ada rasa menyesal juga karena ia sebelumnya berniat untuk mengobrol dengan sosok itu dan belum sempat mengobrol, Rasen malah mengancamnya. Kali ini Rasen memilih memejamkan matanya untuk tidur.***"Gimana? Aman, Bim?" tanya papanya yang siang ini baru datang menjemput Rasen untuk pulang kembali ke rumah ternyamannya. Rasen mengangguk, "Alhamdulillah, aman kok, Pah." Rasen menjinjing tas yang berisi beberapa potong pakaian dan perlengkapannya selama menginap di rumah sakit."Arsha mana, Pah?" tanya Rase
Baca selengkapnya
27. Lagi-lagi si Gadis Gaun Kuning
Rasen berbaring di kasurnya menatap layar ponselnya, membaca satu pesan yang masuk dan ternyata dari Eleena yang selama ini ia tunggu. "Gue gak ngampus, Sen. Gue semalem gak bisa tidur. Ada kejadian aneh semalem." Rasen membaca pesan Eleena yang lagi-lagi ia mendapati kejadian aneh. "Kenapa? Ada kejadian apa?" Ketik Rasen penasaran. Adzan magrib berkumandang membuat Rasen yang berbaring seketika beranjak ketika mendengarnya. Rasen berniat pergi mengambil air wudhu tapi ia berhenti sebentar saat melihat lagi ada satu pesan yang masuk. Rasen membacanya cepat, "Gue gak mau nyeritain kaya gini, nanti aja kalau ngampus. Soalnya kejadiannya di kamar gue, dan karena itu gue gak tidur dulu di sana." "Ya udah, besok pulang dari kampus mau ke coffee shop?" Ketik Rasen yang membuat dirinya sendiri heran kenapa ia bisa mengetik hal itu. Rasen segera beranjak untuk berwudhu setelah mengirim pesannya. Ketikan Rasen seketika membuat Eleena tersenyum senang ketika membacanya
Baca selengkapnya
28. Cerita
Dengan dahi yang berkerut, Rasen bingung melihat Eleena dan Rafa yang baru turun dari motor dengan keadaan yang dilihatnya seperti sedang panik. Rasen menjumpai mereka dengan heran. "Kalian kenapa?" tanya Rasen mengagetkan Rafa dan Eleena. "Anu, Sen ... nanti ajalah ceritanya," ujar Rafa menenangkan dirinya. "Kamu gak apa-apa?" tanya Rasen pada Eleena yang terlihat masih bergetar. "Hey, Na?" panggil Rasen sambil memegang bahu Eleena karena Eleena terlihat ketakutan dan tidak menyadari suasana sekitarnya. Eleena yang di pegang bahunya pun sedikit tersadar, ia menggelengkan kepalanya menyadarkan dirinya sendiri. Rasen merasa khawatir melihat tingkah laku aneh dari Eleena. "Kamu kenapa, Na? Kamu baik-baik aja? Ada masalah?" tanya Rasen beruntun. "Kita ke kelas dulu aja, Sen. Gue ke kantin dulu beli minum. Lo ke kelas duluan sama Eleena nanti gue nyusul, nanti biar gue ceritain juga sekalian," tutur Rafa meninggalkan mereka berdua. "Na?" panggil Rasen lagi. "Sosok itu, Sen. Dia ada d
Baca selengkapnya
29. Jalan-jalan
Hari ini Rasen, Eleena dan Rafa berniat untuk pergi jalan-jalan ke sebuah tempat wisata alam yang ada di daerah Subang. Sudah beberapa minggu berjalan, Rasen dan Eleena tampaknya semakin dekat dan jarang sekali ada yang lihat mereka terpisah membuat banyak orang di kampusnya mengira kalau Eleena dan rasen memiliki hubungan yang lebih dari sahabat. Tapi nyatanya hubungan mereka hanya sebatas itu untuk saat ini. "Kamu gak bawa jaket, Na? Di sana 'kan dingin," ujar Rasen pada Eleena yang hanya memakai kaos tangan panjang berwarna ungu muda dan celana kulot berwana abu-abu muda. Saat ini mereka sedang berada di rumah Rasen sedang bersiap untuk segera berangkat menggunakan mobil milik keluarga Rasen. "Panas gini, emang di Subang sedingin itu?" tanya Eleena dengan bodoh. "Siapa tau, Len. Di Subang suka gak tentu. Walaupun panas juga, biasanya udaranya dingin sejuk, kadang hujan juga tapi mataharinya terang," jelas Rafa membuat Eleena mengangguk paham. "Gue jarang keluar gini sih, jadi ku
Baca selengkapnya
30. Manis-manisnya
Awal perjalanan yang cukup menegangkan untuk Rasen, Rasen tidak tau adiknya merasakan hal itu juga atau tidak. Rasen takut Arsha kesurupan karena tidak bisa menahannya. "Raf, bisa gantian dulu gak nyetirnya?" tanya Rasen kepada Rafa yang sedang memainkan ponsel pintarnya. "Boleh dong, tapi kenapa?" ujar Rafa balik bertanya. "Saya ada yang kelupaan mau hubungin papa saya dulu," jawab Rasen membuat Rafa menganggukkan kepalanya. "Saya duduk di belakang sama Arsha, ya, Na? Kamu yang di depan, gak apa-apa?" tanya Rasen pada Eleena tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan. "Gak apa-apa kok," jawab Eleena menggelengkan kepalanya dan tersenyum. Rasen melihat ada pom bensin beberapa meter di depannya, sepertinya lebih baik ia berhenti dulu di sana, pikirnya. Posisi mereka sudah berpindah sekarang, Rafa memegang kemudi, Eleena duduk di sebelahnya dan Rasen duduk di belakang bersama Arsha adiknya. Rasen melihat ponselnya ternyata sudah ada beberapa pesan dan panggilan tak terjawab yang m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status