"Assalamu'alaikum," ucap Attar saat ia masuk ke dalam kamar.
"Wa’alaikumsalam." Alisa tersenyum saat melihat suaminya yang baru pulang dari kantor. "Tasnya hubby Isa bawain," ucap Alisa yang ingin mengambil tas milik suaminya.
"Gak usah sayang, hubby aja yang bawain. Baru lepas melahirkan, tuh gak boleh angkat yang berat-berat," ucapnya sambil mengusap pipi istrinya, dan meletakkan tas tersebut ke tempatnya.
"Kalau cuma tas Isa bisa, Isa kuat kok angkat tas," ucap Alisa yang memegang manja lengan suaminya.
"Jangan dulu sayang."
"Hubby tangannya di cuci dulu," Alisa berucap saat melihat suaminya yang ingin mengambil putrinya.
Attar membatalkan niatnya, pria itu menganggukkan kepalanya.
"Bajunya wajib ganti dulu, nggak boleh pakai baju yang dari luar langsung megang anak," ucap Alisa itu yang sudah mulai cerewet.
"Mau gendong depan atau belakang?" Ferdi tersenyum memandang gadis kecil nan cantik tersebut."Depan," ucap Azahra.Ferdi menjongkok di depan Azahra dan mengembangkan tangannya.Azahra tersenyum dan melingkarkan tangannya di leher Ferdi. Gadis kecil itu begitu sangat senang ketika tubuhnya yang bulat terangkat oleh pria yang berubah tinggi tersebut."Rara gak sangka kalau Abang akan pulang," Azahra berkata dengan memandang wajah tampan pria tersebut.“Abang udah janji akan pulang ulang tahun adik. Jadi Abang harus tepati janji," Ferdi berucap dengan tersenyum.“Rara senang Abang pulang. Rara rindu Abang. Rindu rindu rindu serindu-rindunya." Azahra berkata dengan tersenyum lebar.“Mana bukti rindunya,” tanya Ferdi yang menarik hidung milik Azahra.Azahra memeluk Ferdi dengan sangat erat,
"Assalamualaikum ma," ucap Alisa yang masuk ke dalam kamar."Waalaikumsalam," Jawab nur Janah yang tersenyum."Ma kenapa makan siangnya gak dimakan sih?" tanya Alisa saat melihat nasi yang disediakannya sebelum berangkat ke sekolah masih utuh di atas meja kecil yang berada di samping tempat tidur."Mama tidak lapar," ucap Nur Janah.“Isa suapin Mama ya?" Alisa mengambil nasi yang di letaknya di atas meja kecil, yang sudah disediakan nya telur mata sapi dan juga sayur bayam.Nur menganggukkan kepalanya, Ia memakan nasi yang disiapkan putrinya Ke dalam mulutnya. "Isa apa sudah makan?" tanya Nur saat mengunyah nasi yang ada di dalam mulutnya.Alisa menganggukkan kepalanya. "Sudah ma," jawabnya berbohong sambil tersenyum lebar. "Maafin Isa yang gak bisa jagain mama, Isa sibuk sekolah," Alisa berkata sambil mencium tangan mamanya. Gadis itu mas
Jam 11 malam Alisa baru sampai di rumahnya. Ia membuka pintu rumahnya yang sudah terkunci. Biasanya ibu Aminah yang mengunci pintu rumah tersebut.Alisa masuk kedalam rumah nya setelah membuka pintu rumahnya. Ia masuk ke dalam kamar dan melihat mama nya yang sudah tertidur. Melihat mamanya seperti ini, Alisa merasa begitu tidak tega. Ia baru bisa pulang di Jam 11 malam untuk mengantarkan makanan malam mamanya.Gadis itu berdiri tidak jauh dari tempat tidur mamanya. Dengan cepat Alisa mengusap air matanya."Isa berharap mama bisa bertahan sampai Isa dapat duit untuk pengobatan mama," ucapnya dalam hati. Alisa berjalan mendekati wanita yang saat ini berbaring di atas tempat tidur wajah putih Mamanya tampak begitu sangat pucat. Dalam Minggu ini Alisa harus bisa mencari uang untuk menebus obat-obat mamanya. Alisa mengambil tangan namanya dan mencium tangan mamanya.Nur terbangun dan melihat putrinya yang
'Mama sudah bangun?" Alisa berkata ketika masuk ke dalam kamar mamanya."Iya nak," jawab Nur."Ma, Isa ganti baju sementara ya." Alisa tersenyum dan mencium tangan mamanya. Seperti apapun lelah tubuhnya, Alisa akan tetap memperlihatkan kepada ibunya bahwa darinya baik-baik saja. Meskipun raut wajah penuh dengan kelelahan tidak bisa di sembunyikan nya."Iya nak," jawab Nur. Nur memandang wajah lelah putrinya yang baru pulang dari tempat kerjanya. Nur hanya diam duduk di atas tempat tidur. Hari demi hari akan dilaluinya seperti ini.Nur tersenyum ketika melihat putrinya yang sudah masuk ke dalam kamarnya."Kita mandinya pagi-pagi, nggak apa-apa ya ma?" Alisa membuka baju yang dipakai mamanya. Air matanya serasa ingin menetes saat melihat tubuh kurus wanita yang telah melahirkan serta membesarkannya itu. Saat ini, mamanya hidup bergantung dengan obat. "Ma, gak apa ya mandi nya kep
Ini sudah yang kedua kalinya Alisa dipanggil ke ruang bendahara sekolah. Ia berjalan menuju ruang bendahara yang berada di gedung paling depan. "Permisi buk," ucap Alisa yang berdiri di ambang pintu bendahara sekolahnya. "Iya Alisa, masuk," ucap bendahara sekolahnya yang bernama Dian. Alisa masuk ke dalam ruangan, Ia kemudian duduk di depan meja bu Dian. "Alisa," ucap bendahara sekolah itu memanggil namanya. Alisa tersenyum memandang bendahara sekolahnya. "Iya Bu Dian," jawab Alisa. Keluar masuk ruang bendahara baginya sudah biasa, setiap kali menunggak seperti ini. Bendahara sekolah pasti akan memanggilnya. "Alisa ini uang komite kamu sudah menunggak 4 bulan, kemudian uang kegiatan dan terobosan kalau nanti kamu mengikutinya. Namun terobosan ini memang wajib, jadi kamu juga wajib ikut terobosan, dan ditambah lagi uang kegiata
Ia mengangkat kepalanya dan melihat seorang pria tersenyum memandangnya."Makan dulu baru tidur," ucap Ferdi yang menyodorkan kotak putih kedepannya."Ini apa?" tanya Alisa."Nasi pakai ayam goreng, sambal terasi, mie hun goreng, sayur, sambal teri campur kacang," ucap Ferdian yang mengangkat bungkusan sambal yang berada di luar kotak putih plastik tersebut.Alisa tersenyum memandang sahabatnya itu."Kamu tahu dari mana kalau aku lapar," ucapnya yang tersenyum lebar."Ya tahulah," jawab Ferdi yang memandang gadis di depannya."Kamu udah makan belum?" tanya Alisa ketika Ia mulai memasukkan nasi kedalam mulutnya menggunakan sendok plastik dari kantin.Ferdi menggelengkan kepalanya. "Tapi aku bawa." Ferdi yang mengeluarkan nasi kotak yang sama seperti milik Alisa.Alisa tertawa saat melihat sikap teman
Alisa pulang ke rumahnya membawa kantong yang berisi sate madura kesukaan mamanya. Hari ini Alisa gajian sehingga bisa membelikan makanan favorit mamanya."Assalamu'alaikum, Mama Isa pulang," ucap yang menyalami tangan mamanya.“Wa'alaikumussalam," ucapnya yang tersenyum. Nur begitu sangat senang saat melihat putrinya itu sudah pulang, sejak tadi ia tidak mau tidur karena menunggu putrinya pulang ke rumah. Nur tahu jadwal kerja putrinya, Ia tahu bahwa hari ini putrinya tidak bekerja di pom bensin. Sehingga putrinya bisa pulang lebih cepat untuk beristirahat serta tidur di rumah bersama dengannya."Mama Isa bawain Mama sate madura," ucap Alisa yang mengangkat kantong plastik di tangannya.Nur begitu sangat senang saat melihat putrinya itu datang membawakan sate. "Mama sangat ingin sekali makan sate madura," ucap Nur yang terli
Ferdi tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Doakan aku menang jangan sampai aku kalah dengan cewek cantik seperti kamu," ucapnya yang mencubit pipi gadis itu. Alisa memajukan bibirnya."Kamu pandai sekarang ya, cubit-cubit pipi aku," protes Alisa yang mengusap pipinya. Ferdi hanya tersenyum saat mendengar ucapan Alisa. "Doain aku," pintanya. "Aku pasti doain kamu, semangat." Alisa kemudian berlari ke tepi saat bendera itu sudah mulai dikibarkan. Melihat sahabatnya itu berada di barisan paling depan, Alisa merasa sangat senang. Saat ini sahabatnya itu yang memimpin. Dalam kelompok putaran ketiga ini mereka yang masuk adalah kelas berat. Namun Walaupun begitu belum ada yang mampu mengalahkan Ferdi saat mereka melaju di jalan hitam tersebut. Alisa memandang motor yang melaju dengan kecepatan tinggi. Ia menutup matanya ketika dua motor terjatuh di bela