All Chapters of Pejantan Tangguhku: Chapter 51 - Chapter 60
268 Chapters
Lahar Andrew
Benar dugaan Alya, kalau Andrew akan memberikan pekerjaan yang tidak biasa. Ketika pria itu sudah telanjang, dia meminta Alya membersihkan bulu di sekitar wajah, tubuh bagian depan, ketiak dan area selangkangan menggunakan mesin cukur yang sudah dia berikan.  Tapi tentunya sebelum itu, Alya harus memandikan Andrew dan menyabuni seluruh tubuhnya.Alya tidak ragu lagi melakukannya, meskipun dia menyayangkan kenapa pria itu membersihkan bulu-bulu liarnya. Padahal tubuh binaraga itu terlihat seksi dengan bulu-bulu liarnya itu. Apalagi kalau tertempel aroma keringat macho dari Andrew, seperti yang Alya hirup sekarang.Jujur Alya menyukai aroma alami yang keluar dari tubuh Andrew. Bercampur dengan sabun menjadikan baunya segar sekali. Padahal Alya juga menggunakan sabun yang serupa tapi baunya tidak seperti kalau terkena keringat Andrew.“Awas. Hati-hati.” Andrew memperingatkan saat Alya sudah sampai membersihkan area selangkangan. Tanpa diperingatkan
Read more
Kepuasan dengan Menyiksa Wanita
Namun realitanya tidak sesuai ekspektasi, tatkala sesuatu yang memancar bukan cairan kental melainkan air seni berbau pesing.Alya buru-buru menjauhkan dirinya dengan rasa jijik. Dia menyesal karena telah menganggap Andrew akan memanjakan dirinya, tapi justru sebaliknya. Sekali lagi, pria itu berhasil melecehkan dirinya.“Hahaha… rasakan itu jalang!” Andrew tertawa puas melihat Alya mendelik penuh rasa jengkel. Dia langsung meraih shower yang sempat terjatuh untuk membersihkan kemaluannya sendiri.“Bagaimana kamu suka kan? aku kencingin?” ucapnya sambil berdiri tegak. Sekilas, tubuh perkasa Andrew terlihat bersih sekali. Bulu-bulu yang hilang tidak mengurangi keseksian bodi pejantan itu.Sedangkan Alya hanya terpekur melihat Andrew menertawakannya. Gemuruh di dadanya bergolak. Tetapi, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Dia kembali teringat dengan kata-kata Mawar supaya lebih memahami Andrew. Tapi, haruskah dia diterima diperlak
Read more
Pejantan Baru
Setelah memastikan Andrew pergi, Alya segera keluar dari kamar mandi. Beringsut ke kamarnya untuk membersihkan diri.Namun saat akan membuka pintu, tiba-tiba Ratih datang menghampirinya.“Nyonya, boleh minta bantuannya enggak?”Alya mengalihkan seluruh perhatiannya ke Ratih yang terlihat tidak enak hati,“Boleh Bik, Emang mau minta bantuan apa?”“Tolong jagain Nyonya, soalnya kami kekurangan orang untuk membereskan rumah Nyonya.”Senyum terbit di pipi Alya,”Dengan senang hati Bik, tapi tunggu sebentar ya. aku mau mandi dulu.”“Makasih ya Nyonya.”“Aduh, berapa kali saya bilang jangan panggil saya Nyonya. Status kita di sini sama,” ujar Alya yang merasa tidak nyaman dipanggil dengan panggilan yang  tidak sepantasnya, sekalipun dia adalah istri sah dari Andrew, tetap saja dia diperlakukan layaknya babu.“Enggak apa-apa Nyonya.  Nyonya c
Read more
Perjuangan Hati Alya
Alya membenamkan wajahnya di bantal saat teringat beberapa saat yang lalu ketika tangan hangat Benny menjabat tangannya. Sosok pria jantan tapi begitu menghargai wanita. Sikap lembutnya membuat Alya berdebar-debar.Dari perkenalan tadi,  dia tahu kalau Benny adalah arsitek yang ditugaskan untuk menangani proyek apartemen baru di daerah Bintaro. Alasannya menginap di sini karena domisilinya di luar kota, sehingga Andrew menawarkannya untuk menginap di Mansion, sekaligus mereka bisa leluasa membahas tentang perencanaan proyek maupun design.Alya menggeleng-gelengkan kepala saat di benaknya terbersit wajah Benny. Bisa dibilang dia adalah perpaduan sempurna antara gagahnya Andrew dengan kelembutan Bernando. Pria yang menurutnya sangat ideal.“Tidak, aku tidak boleh terbayang dengan pria itu. Aku kan sudah bersuami. Harusnya aku menjaga kesetiaam hanya untuk suamiku.” Alya meneguhkan hatinya sendiri. Meskipun sangat mustahil kalau pria seberingas And
Read more
Yang Terlihat Baik Belum Tentu
Kaki jenjang Alya melangkah masuk ke dalam ruang kerja itu. Begitu sudah sangat dekat, terlihat Andrew yang semula berkutat dengan laptopnya, menyandarkan tubuh besarnya di kursi putar, dengan kepala mendongak ke Alya, seakan bersiap menyambut sentuhan Alya, padahal kenyatannya tidak seperti itu. Sekilas Alya melirik ke arah kursi kosong di seberang Andrew. Kemana Benny? Batinnya bertanya-tanya. Ah, kenapa Alya bisa kecarian dengan sosok pria itu? “Tolong, buatkan kopi hitam tanpa gula untuk saya, saya mau begadang malam ini,” perintah  Andrew dengan suara lembut. Padahal jantungnya berdebar-debar sedari tadi karena berpiki Andrew memerintah dengan membentak. ‘Ternyata suara bassnya kalau lembut begini terdengar seksi,’ refleks dia membatin. Duh, kenapa pria ini begitu memusingkan hatinya. Terkadang dia bisa membuat Alya benci setengah mati, tapi di momen tertentu tanpa pria itu sadari, Alya terbawa perasaan setengah mati. Terlebih saat dia melih
Read more
Kejutan di Ambang Pintu
“Apa-apaan sih kamu! Lepaskan!” Alya sengaja meninggikan suaranya, dia yakin kalau para pelayan belum tidur akan mendengar suaranya.Tepat dugaannya, Benny langsung melepaskannya. Sekilas Alya menoleh ke belakang, melihat pria itu yang tengah mencecap kopinya kembali. Alya mengumpat sejenak kemudian buru-buru melangkah menuju lantai dua sebelum pria ini berbuat macam-macam lagi.“Kenapa lama sekali bikin kopinya hah!” bentak Andrew begitu Alya sudah ada di dekatnya. Rasanya Alya mau menangis saja. Seharusnya, dia mengadu dengan Andrew. Meminta perlindunganya sebagai suami, tapi itu adalah hal yang mustahil. Bukannya melindungi justru mungkin saja pria itu hanya akan menertawakan bahkan lebih parah mencacinya.Akhirnya setelah meletakan kopi, dia pun langsung melesat menuju kamarnya. Air matanya tumpah ruah di sana. Untuk kesekian kalinya dia menyesali dirinya yang tidak bisa mempertahankan martabatnya. Dia sangat membenci kecantikannya ya
Read more
Andrew Luluh?
Andrew duduk resah di ruang kerjanya. Sedari tadi, Benny lebih banyak menghilang padahal mereka akan membahas tentang perencanaan anggaran untuk pengadaan material  dan desain dari apartemen. Mengingat deadline sebentar lagi. “Sial! Kenapa Bernando memilih arsitek yang ogah-ogahan sih.” Bernando menjadi tempat pelampiasan kekesalannnya karena dialah yang menunjuk Benny untuk mega proyek apartemen yang di bawah naungan Schimmer group. Memang ini adalah proyek krusial baginya, yang akan menunjukan betapa prestise perusahaan Schimmer, terutama di hadapan musuh bebuyutannya Manto. Itulah yang menjadikan alasan kenapa dia wajib turun tangan secara langsung dari awal pembangunannya dan pelaksanaan sampai proyek itu berhasil. Andrew bangkit dari tempat kerjanya menuju kamar Benny. Pria itu bilang kalau akan mengambil sesuatu di dalam kamar, tapi tidak kembali sampai lima belas menit kemudian. Andrew tidak akan segan untuk menggasaknya habis-habisan kalau sampai pria it
Read more
Siapa yang Menyelimutiku?
“Makasih Mama sudah mau mendengarkan keluh kesahku,” ucap Alya sambil mendekatkan genggaman tangannya terhadap Ann ke pipinya. Dia tersenyum lega karena bisa meluahkan isi hatinya sekalipun Ann sedang tertidur lelap.Malam yang sudah larut membuat Alya tidak bisa menahan kantuknya. Terbukti dia menguap beberapa kali dan batu besar yang seakan menggelayuti matanya. Namun, dia merasa was-was dengan kedatangan Benny.Akhirnya, Alya yang sedang duduk di samping Ann pun merebahkan kepalanya di atas lipatan tangannya. Antara kantuk dan waspada membuatnya tidak bisa tidur dengan tenang, sampai dalam keadaan setengah sadar, ekor matanya menangkap sosok bertubuh bongsor yang melangkah mengitari ranjang itu.Tubuh Alya tidak bisa bergerak, apalagi bersuara. Dia sekarang terjebak sleep paralyzed. Sedangkan rasa ketakutanya merajai karena keberadaan pria bertubuh besar itu.Andrew? Atau Benny?Dalam nuansa kamar yang remang-remang, pencahayaan hany
Read more
Benarkah Andrew Bilang Begitu?
“Ya Ampun, Nyonya sampai ketiduran di sini?” ucap Ratih yang tiba-tiba menerobos ke kamar itu. Dia membawa sebuah baskom berisi air hangat lengkap kain dan handuk. Lantas meletakannya di atas nakas.Alya menoleh, menampilkan wajah kuyunya yang masih tetap cantik,”Iya Bik,”“Sini, biar Bibik gantikan.”“Ngapain sih Bik. Sudah enggak usah. Lagian kerjaann Bibik banyak kan?” elak Alya. Ratih belum tahu saja kalau Alya mempunyai watak yang keras kepala. Keinginannya tidak bisa diganggu gugat.Si kepala pelayan itu mengalah, lantas pergi dari kamar itu. Di saat yang bersamaan, Ann membuka matanya.“Nyonya Besar sudah bangun ya,” sapa Alya yang hampir terlepas memanggilnya Mama. Terlihat wanita renta itu membalasnya dengan kedipan mata yang terlihat berbinar, sepertinya dia bahagia ketika membuka mata pertama kali, ada Alya.“Sebentar Nyonya, saya lepas popoknya dulu ya,” imbu
Read more
Kejutan di Pagi Hari
‘Andrew mengucapkan terima kasih?’ Alya menyandarkan tubuhnya di dinding setelah keluar dari kamar Ann. Masih belum mempercayai kalau pria buas itu berucap sesuatu yang mustahil dikatakannya  kepada Alya. Tetapi memang itu kenyataannya, apa mungkin pria itu sudah mau membuka hatinya? Alya memegang dadanya sambil melihat ke awang-awang. Mengulum senyum penuh arti. Pikirannya dipenuhi pengandaian indah tentang Andrew. Pria berperawakan jantan bak pangeran yang mulai menganggapnya sebagai permaisuri. Namun buru-buru, Alya menghapus fantasi konyolnya itu. Kembali ke kenyataan sebenernya bahwa dia hanyalah pelayan. Dan pria sesempurna Andrew tidak akan mungkin mau menerima wanita yang pernah ditiduri oleh Manto musuh bebuyutannnya. Sampai kapanpun, Alya akan tetap hina di mata Andrew. ‘Mungkin dia mengucapkan terima kasih karena aku telah merawat ibunya, tidak lebih,’ gumam Alya yang berusaha sadar diri. Wajahnya tidak seceria sebelumnya. Dia pun beri
Read more
PREV
1
...
45678
...
27
DMCA.com Protection Status