All Chapters of Saudara Rasa Orang Lain: Chapter 11 - Chapter 20
40 Chapters
Tak Ada Sopan Santun
#Saudara Rasa Orang Lain (11) "Kemarin Sisil nginap di rumah aku, dia bantuin input penjualan di toko online aku. Nah, aku tidur duluan karena udah ngantuk banget. Sedangkan dia masih asyik sama laptopnya di ruang tamu sendirian. Sedangkan para karyawan juga udah pulang. Saat aku mendusin, aku malah ngeliat dia sama Yoga lagi berpelukan, Kak. Dan kakak tahu setelah itu mereka ngapain? Mereka ciuman lama sekali, mereka selingkuh, Kak! Huhuhu," jelasnya, dan kini dia semakin menangis sesenggukan. 🌼🌼🌼 "Astaghfirullah, benar begitu kejadiannya, Vir?" Sontak aku langsung terkejut, karena mendengar cerita dari Virra. Padahal kemarin waktu di pusat kuliner, aku melihat Sisil sedang bersama laki-laki lain dan itu bukan Y
Read more
Kebohongan Ferdy
#Saudara Rasa Orang Lain (12) Hari ini kami mau berkunjung ke rumah Kakak Iparnya Bang Arham, yaitu ke rumah Kak Alma. Karena kami akan meminta tolong padanya untuk membantu membuat kue dimulai besok pagi. Sedangkan malam nanti sepulangnya sholat tarawih, aku akan membereskan bahan-bahan kue yang akan digunakan besok pagi. 🌼🌼🌼 Kini kami berempat telah sampai di rumahnya Kak Alma, aku dan anak-anak bergegas untuk turun, sedangkan Bang Arham memarkirkan motornya. Tok! Tok! Tok!  "Assalamualaikum, Kak." Ucapku sambil mengetuk pintu.
Read more
Virra Meminta Tolong
#SAUDARA RASA ORANG LAIN (13) "Nanti aja aku ceritain kalau Kakak udah disini, kalau Kakak mau ketemu aku, Kakak mampir jugalah ke rumah gubuk aku. Nggak nginep juga gapapa. Itupun kalau Kakak sudi untuk mampir." Jawabku dengan nada gusar, karena takut Kak Virda marah.  Ah, tapi biarkan sajalah kalau Kak Virda sampai marah cuma karena ucapanku. Mulai saat ini aku harus tegas, walau kini hidupku masih dalam tahap merangkak, tapi tetap saja harga diri tak boleh diinjak-injak walau dengan saudara sekalipun. 🌼🌼🌼 [Iya udah, Insha Allah Kakak nanti bakal mampir kok ke rumah kamu. Tapi Kakak nggak nginep ya? Kan kalau nginep, bingung juga mau tidur dimana.] Ucap Kak Virda lagi, aku hanya menghembuskan nafas gusar m
Read more
Bab 14
#Saudara Rasa Orang Lain (14) Pov Bang Majid (Flashback On) Perkenalkan namaku Muhammad Majid Ramadhan. Karena dulu aku lahir di bulan suci Ramadhan, maka ditambahkan nama Ramadhan di belakang namaku oleh Ayah dan Ibu. Aku mempunyai tiga saudara perempuan, yang pertama Kakakku Virda, yang kedua Lila, dan yang ketiga si bontot Virra. Sebenarnya dari sewaktu kami masih kecil-kecil, aku sudah lama tak suka akan kehadiran adikku yang bernama Lila. Karena dengan hadirnya dia di dunia ini, membuat kasih sayang Ibu dan Ayah jadi tercurah padanya, dan malah semakin berkurang untukku.  Seringkali Ibu d
Read more
Bab 15
#Saudara Rasa Orang Lain (15) Pov Bang Majid "Innalilahi Wainnailaihi Raji'un." Ucapku melemah seiring dengan ambruknya tubuh ini. Tulang belulangku serasa remuk tak bertenaga, saat melihat orang yang kusayangi terbaring kaku, dan kini tubuhnya pun telah membiru. Seketika diri ini jadi merasa berdosa sekali dengan Ayah, karena aku telah mengabaikan ucapannya. Aku sebenarnya juga jadi curiga dengan istriku sendiri, tapi lagi-lagi perasaan itu langsung kutepis karena tak mungkin Arimbi tega membunuh Ayah mertuanya sendiri. Arimbi tak mungkin sejahat itu. 🌼🌼🌼 
Read more
Sikap Arimbi (Pov Majid)
#SAUDARA RASA ORANG LAIN (16) Pov Bang Majid Kini rumah peninggalan Ayah dan Ibu sudah kujual semua termasuk perabotan yang ada di dalamnya. Karena aku akan membeli rumah baru serta isinya yang baru juga.  Karena kalau aku tetap memakai perabotan peninggalan Ayah dan Ibu, aku akan selalu dihantui rasa bersalah. Karena telah mengambil hak yang sebenarnya adalah milik Lila. Sebenarnya aku juga kasihan dengan Adikku itu. Hidupnya kini sangat pas-pasan semenjak menikah. Apalagi semenjak perusahaan di tempat suaminya bekerja bangkrut dan semua karyawan dirumahkan termasuk Arham.  Hidup Lila semakin mengalami penurunan, dan kini hanya mengandalkan pemas
Read more
Semakin berubah
#SAUDARA RASA ORANG LAIN (17) Pov Majid dan Lila Part 17 "Apa sih, Sayang? Kamu emangnya nggak capek ya, sama pertempuran kita semalam? Aku pegel banget nih, udah lemes banget malah." Jawabnya asal, masih sambil memejamkan mata. Sontak saja aku pun terkejut dengan ucapan yang keluar dari mulut Arimbi. "Heh, bangun! Bangun nggak? Ngomong apa kamu tadi?" Aku menggoncang-goncangkan tubuhnya lebih keras, agar Arimbi mau terbangun dari tidurnya. Kesal sekali rasanya hati ini saat mendengar dia berbicara seperti tadi. Sebenarnya, apa yang telah dia lakukan semalaman? Sampai dia berbicara seperti itu? Apa
Read more
Kedatangan Kak Virda
#Saudara Rasa Orang Lain (18) Tak mungkin juga kan, kami memberitahukan yang sebenarnya pada Sofi, siapa Ferdy sebenarnya. Karena kami juga sebenarnya masih mencari tahu lebih dalam tentang Ferdy. Dan kenapa dia bisa menjalin hubungan dengan Sofi dan juga Kak Arimbi. "Hhmm, nggak kok. Dia kemarin kebetulan aja cuma jadi penumpang Om, dia mau ketemuan sama temannya mungkin di cafe dua warna," Jelas Bang Arham pada Sofi. "Oh gitu, kirain ketemuan sama cewek lain." Jawabnya datar. "Tapi, kalau dilihat-lihat kayaknya itu cowok bukan orang baik deh menurut Mama mah! Kamu mending jangan percaya dulu, Sof. Coba cari tahu lebih dalam lagi," Kak Alma ikut menimpali. 
Read more
Lila Terharu
#Saudara Rasa Orang Lain (19) Pov Lila dan Majid #Lila Aku hanya diam saja tak menjawab ucapan mereka, jelas saja aku keringatan. Karena sejak tadi memang aku masih sibuk berkutat dengan bahan-bahan kue di dapur. Tapi, walaupun aku berkeringat, aku tetap menjaga kebersihan kue kok. Nggak seburuk yang dibayangkan oleh mereka.  Tak lama Bang Arham dan juga anak-anak ikut keluar, lalu mereka bersalaman dengan Kak Virda dan juga Bang Majid. Sekilas ada rasa tak nyaman tergambar jelas di wajah Kak Virda saat dia bersalaman dengan Bang Arham dan juga anak-anak. Telapak tangannya hampir tak tersentuh
Read more
Kebohongan Arimbi
#SAUDARA RASA ORANG LAIN (20) Pov Majid "Kemana sih istri kamu itu? Orang suami datang kok malah menghilang." Omel Kak Virda sepanjang jalan menuju ke belakang rumah. "Nggak tau aku juga, Kak. Padahal di depan juga ada mobil. Tapi aku nggak tau itu mobil siapa, kalau ada tamu seharusnya pintu depan nggak terkunci dong!" Sahutku kesal, karena kedatanganku dan juga Kak Virda tak ada yang menyambut malah mereka seakan menghilang. Lalu, sesampainya kami di halaman belakang rumah. Aku langsung bergegas membuka pintu belakang, tapi nihil. Pintu belakang juga terkunci dan aku pun tak bisa masuk ke dalam rumah. Betapa kesalnya diri ini pada Arimbi. Kemana dia dan j
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status