All Chapters of Jangan Mencintaiku: Chapter 41 - Chapter 50
123 Chapters
41#Perkelahian
Paginya Keyla tersadar, ia secepatnya bangkit mencari keberadaan Mexsi. Berlari ke sana kemari mencarinya, Salah satu suster bertanya padanya. Menunjukkan ruangan yang sedang dicarinya, ia masuk berlari mendekati Mexsi yang sedang menutup kedua mata tak sadarkan diri.Tes. Setetes air mata membasahi pipinya. Mengalir deras, jantungnya terasa tak berdetak. Napasnya tercekat. Sulit sekali untuk bernapas. Ternyata ia benar-benar takut, jika sesuatu terjadi pada lelaki itu."Bodoh, gue udah bilang pergi. Tetap aja melindungi gue... Mexsi hari ini gue udah putuskan, saat lo sadar nanti gue akan bilang semuanya sama lo tanpa ragu." setelah mengatakan hal itu Keyla pergi keluar.Keesokan harinya jam pulang sekolah. Keyla duduk dibangkunya dengan tenang, Tina dan Ino memperhatikan sahabatnya melamun dari tadi. Tanpa menunggu waktu lama Tina duduk disebelahnya, bertanya apa yang terjadi padanya? Keyla tetap diam tidak mau menjawab
Read more
42#Kehilangan Seseorang
Tino balik lagi ke arah Tina. Saudaranya sambil meringis. "Lo kenapa Tino?" tanya Tina apa adanya. Melihat Tino yang meringis kesakitan. Memegangi pipinya yang babak belur, bukannya menghentikan perkelahian itu. Tino malah terbawa dan menjadi umpan empuk bagi Will dan Mexsi. "Pakai nanya lagi lo!" "Heheh... " Tina hanya bisa nyengir. "Tawa lagi! Aaaw." sedikit menjerit menahan sakit. *** Di bandara Keyla terdiam. "Papa, Mama Keyla harus pergi." "Maksud kamu?" tanya ayahnya bingung. Tanpa menjawab Keyla meninggalkan kopernya di samping ayahnya. Ia lari dari sana. "Keylaaa!" teriak ayahnya. Ibunya berusaha memberi suaminya pengertian. Gadis itu lari meninggalkan bandara. Ayahnya hanya tersenyum, bagaimana pun juga putrinya masih belum bisa memutuskan sesuatu deng
Read more
43#Bertamu Ke Rumah Yang Salah
Tok, tok, tok. Ibu Tino mengetuk pintu kamar putranya, ibunya sungguh heran. Sudah hampir jam 11 siang, putranya belum juga bangun tidak ada jawaban. Ia memutuskan melanjutkan memasak, mengambil bawang merah, memegang pisau. Tok, tok, tok. Baru saja akan memotong bawang, ada tamu yang datang mengetuk pintu. Berjalan membuka pintu, tamu yang datang sungguh berwajah tampan. Jarang sekali ia melihat wajah berfaedah seperti ini, langsung menyuruh tamunya duduk. Membawakan segelas jus mangga ke hadapan tamu. Ibu Tino tak bertanya sama sekali, ingin bertemu dengan siapa? Benar. Terlalu asyik dengan dunia memasaknya, sampai melupakan pertanyaan itu. Melanjutkan tangan kiri memegang bawang merah, tangan kanan memegang pisau. Sedikit lagi akan memotong, tamunya bertanya padanya. "Tan, Tinonya ada?" tanya Mexsi bertanya padanya. BRUKH! Kali ini ibu Tino memba
Read more
44#Sang Penggoda
Will akan tertawa. Tina berteriak mengejutkannya. "AAAAA." "Kamu kenapa?" tanya Will tanya bergegas mendekatinya. "Mataku yang, ko perih ya?" kata Tina bertanya sambil melotot. "Kamu belum berkedip," ucap Will menghela napas. Ino dan Keyla satu pemikiran kali ini. Mereka berdua menghela napas. Keyla memutuskan duduk diam tanpa harus ikut campur masalah mereka, Ino hanya mengikuti duduk disebelahnya. "Oh iya yang, pantas saja perih." secepatnya Tina membuka tutup kelopak matanya. Semoga saja dengan beralasan seperti ini ayang bakal lupa, nama lengkap gue. batin Tina tertawa kecil di dalam hati. "Ko kamu gak kasih tahu aku tentang nama panjang kamu?" Sontak membuat Tina terkejut dan melotot kembali. "Itu, aku gak suka ada yang tahu." "Termasuk aku?" Will memotong pertanyannya.
Read more
45#Upaya Membujuk Mexsi
Tampak berbeda dengan apa yang telah ia harapkan, Keyla terlihat melotot bahkan wajahnya sangat merah. Terlihat seperti wajah yang sangat marah padanya, menelan ludah sedikit tersangkut di tenggorokan. Sampai batuk-batuk membuat Keyla tertawa. "Lucu sekali lo ini, biarin aja kita kan emang lagi pacaran. Apa enggak sih?" Keyla bertanya dengan polosnya setelah dibuat bimbang oleh Mexsi. "Ko bicaranya jadi lo lagi, aku kamu dong? Tapi kita kan emang nggak ada hubungan apa-apa." Mendengar perkataan itu Keyla dibuat kesal setengah mati. Lalu ia mengatakan sesuatu tanpa titik koma. "Oke kalau kayak gitu mau lo! Gue juga nggak butuh kali pengakuan lo! Gue juga nggak mau kali gue- " CUP! Secara tiba-tiba Mexsi mencium pipi kanan Keyla, sampai ia terdiam seribu bahasa wajahnya kini benar-benar merah merona menyala. Mereka berdua saling bertatapan tersenyum lepas, membuatnya t
Read more
46#Siswa Baru
"Tapi, dia deket banget sama lo, duduk aja bersama, makan aja selalu bersama. Ke mana-mana bersama, terus apa namanya kalau bukan CLBK?" jelas mexsi bertanya padanya dengan nada cukup tinggi.Note :CLBK adalah singkatan dari cinta lama bersemi kembali."Namanya juga sahabat, pasti gitu lah. Lo juga kalau misalkan punya sahabat kan pasti git.. " tiba-tiba ucapannya terpotong sendiri. Ia menatap Mexsi segan sambil menggigit bibir bawahnya.Mexsi menatapnya. Sekarang Ia mengkedip-kedipkan matanya, semakin segan menatapnya."Cemburu kan, iya kan? Iya?" kini Keyla yang berbalik menggoda Mexsi."Gak, ngapain cemburu." Mexsi mencoba mengelak.Sudah tidak tahan melihat Keyla seperti itu. Sangat lucu juga menggemaskan, ia semakin mendekatkan wajahnya dengan wajah Keyla. Gadis itu mengkedip-kedipkan matanya, tanpa menyadari hal itu.Setelah puas mengedip-ngedipkan m
Read more
47#Jangan Bersamanya
Kedua bola mata Keyla membulat, mulutnya ternganga, kedua alisnya ditekuk. Ia sangat terkejut dengan siapa yang ia lihat, benar! Dia adalah Wino. Wino yang dulu pernah mencelakainya dan hampir membunuh kekasihnya Mexsi. Tapi tunggu, ternyata itu hanyalah topeng. Ternyata Sarah dibalik topeng itu. Gadis itu tersenyum lalu memeluknya. "Keyla gue rindu banget sama lo, apa lo juga merindukan gue juga?" Sarah bertanya padanya, melepaskan pelukannya sambil menatapnya serius. "Tentu saja, katanya lo mau sekolah di luar negeri. Kok lo cepat sekali kembali, apa ada masalah?" kata Keyla berbalik bertanya padanya. Terdiam cukup lama, semakin membuatnya khawatir. "Gue nggak bisa kembali ke sana, karena gue nggak tahu apa yang harus dilakukan. Sungguh di sana sangat membosankan, gak ada teman sebaik dirimu di sana." Sarah sungguh memujinya sampai Keyla tersipuh malu, mereka berbi
Read more
48#Cara Meminta Maaf
Sedikit terganggu Keyla mencoba melepaskan genggamannya dari Mexsi. Namun lelaki yang saat ini memegang tangannya, tak ingin melepaskan sambil meliriknya. Mereka tetap berpegangan tangan sampai di depan kantin. Tina yang saat itu sedang menceramahi Tino karena berusaha memaling pulpennya kembali. Tapi yang diceramahin malah asyik makan bakso, dengan sangat lahapnya. Maklum masuk kuping kanan, keluar kuping kiri. Ia terkejut saat melihat Mexsi dan Keyla saling berpegangan tangan. Kedua bola matanya melotot hampir keluar dari tempatnya. Lalu mulutnya terbuka lebar, Tino yang saat itu sedang melahap dengan sangat nikmat, bakso yang di dalam mulut sampai ke luar semua mendarat di atas mangkuk. Yang terisi penuh kuah bakso. BOOM! Seperti bom meledak! Air dari tumpahan itu telah membasahi wajah Will, Tina, Ino, dan juga dirinya sendiri. Mereka semua menatap tajam ke arahnya, yang ditatap senyum tanpa do
Read more
49#Dia Gila!
"Key, kalau kamu nggak mau pulang terus kamu mau ke mana?" kata Mexsi bertanya padanya dengan sangat penasaran dan khawatir. "Aku cuma mau ingin sendiri, kamu nggak papa kan pulang sendirian, pulang aja sana duluan," jawab Keyla memalingkan wajahnya meninggalkannya. "Kamu mengusirku?" "Bukan begitu, terserah kamu saja. Mau pikir gimana." "Key!" Gadis itu tetap pergi dari sana. Aku berharap kamu baik-baik saja. Batin Mexsi menatap punggungnya. Berjalan sendirian seorang diri mendekati makam kakanya. Mexsi sangat mengkhawatirkannya, ia hanya bisa mengikutinya dari belakang tanpa berjalan disampingnya. Sebenarnya apa yang ada dipikiran wanita itu? Kenapa dia mulai menjauh dari Mexsi? Apakah dia tidak tahu bahwa lelaki yang saat ini mengikutinya, sangat mengkhawatirkan dirinya. Sebenarnya ada apa ini? Keyla t
Read more
50#Dasar! Kau Sangat Menyebalkan
Tumben sekali Tino pagi-pagi datang ia ingin menghibur Ino, yang telah ia campakkan menurutnya, padahal sebaliknya yang dicampakkan bukanlah Ino tapi dirinya. Sungguh pemikiran yang sangat luar biasa ia menunggu Ino, daripada menunggu di depan gerbang. Ia memilih menerobos masuk ke kelas dan melihat hal yang sangat ia inginkan bersama dengan kekasihnya. Tino melangkah dengan sangat pelan sekali, berusaha jangan sampai menimbulkan suara apa pun. Sehingga tak dapat menimbulkan suara apapun di lantai, ia berdiri di samping Mexsi dan Keyla mengangkat kedua tangannya menyentuh kedua pipi mereka berdua lalu berkata. "Cinta memanglah tak seindah mimpi dan drama Korea, tapi cinta di kehidupan nyata sangatlah indah melampaui mimpi dan drama Korea. Cinta yang begitu nyata mampu melewati halangan dan rintangan bersama, bahagia, menangis, bahkan kecewa, harus dilewati demi menggapai kebahagiaan. Yaitu cinta sejati." Tino menjelaskan panjang lebar te
Read more
PREV
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status