Semua Bab Not Only as Soulmates, but as Life Partners, But...: Bab 11 - Bab 20
160 Bab
* BAB XI Kau Tak Pernah Sendirian *
# Kamar Hotel, 31 Desember 2016,   @ Ness Walk, Inverness, Inggris Raya, pukul 19.30 (UTC) Seorang Pria tampan terlihat murung sambil memainkan handphone di tangannya. Ia terduduk lesu dipinggir tempat tidurnya. Ia sesekali mengecek jam di pergelangan tangannya. Ia kalut, ia tidak bisa berfikir tenang sekarang. Ia harus membuktikan sendiri bahwa perasaannya tidak salah. Ia merasa ia tidak salah lihat dengan ekspresi dari seseorang terhadap dirinya saat siang tadi. Ekspresi terkejut dari seseorang saat mendapati dirinya juga sedang menatapnya kala itu. Dan ia ingin membuktikannya sekarang. Pria itu pun beranjak pergi ke suatu tempat. . . . @ Kamar Hotel ErinaSaat gadis itu masih di kamar mandi, ia menatapi dirinya di depan cermin dan memegang bibirnya. Memori siang tadi sungguh masih membuat jantungnya berdegup kencang. Ia tidak mengira
Baca selengkapnya
* BAB XII Luka Lama Menyakitkan *
‘’Ternyata memang Kau!!! Hahh, demi apa kita bertemu di sini setelah puluhan Tahun kita tidak bertemu? Apa kabar, adik sepupuku? Kau semakin tampan dan gagah pula, Aku iri denganmu! Dan . . . Kekasihmu . . . ’’ Pria di depan Arthur mengatakan semuanya dengan ringannya tanpa melihat perubahan ekspresi dari adik sepupunya sendiri, Arthur Eryk Shaquile. Ya, Arthur saat ini sedang menahan amarahnya dan kapan saja ia siap meluapkannya bahkan di tempat umum seperti ini dan ia sudah tidak perduli lagi dengan imagenya karena ia ingin menunjukkan image aslinya yang seperti ini. Pemberontak? Benar! Namun belum selesai kakak sepupunya itu berbicara, Arthur sudah memotong pembicaraan itu dengan sangat tajam. ‘’F*CK IT!!! DIAMLAH!? Mau apa Kau??’’ Arthur mengatakannya tanpa basa basi dan terdengar sudah diambang kemarahannya. ‘’Woow . . . Wow . . . Santai, bro! Jangan serius begitu! He . . . He . . . tapi beneran, deh, cewekmu ini benar-benar sanga
Baca selengkapnya
* BAB XIII A Very Beautiful Classic Story *
@ Kamar Hotel Zhafar Basrian Rafael ‘’Bagaimana? Masih sakitkah? Atau Aku panggilkan dokter?’’ Zhafar merawat luka di tumit Erina dengan lembut dan sesekali melihat ke wajah cantik Erina yang sedang menahan sakit. ‘’Hah? Ahh, tidak usah, udah agak mendingan kok. He… he… gomawo… mian…’’ Erina merasa bersalah karena tidak sengaja mencuri dengar percakapan Pria tampan ini dengan gadis tadi. Erina menunduk tidak berani menatap mata Zhafar. Mungkin karena tatapan Zhafar seperti bisa membaca fikirannya dan seperti ingin menjerat dirinya dalam pesonanya. Dan Erina tidak sanggup. ‘’Mwo? Kenapa minta maaf segala? Kau ‘kan tidak buat kesalahan, hmm. Tapi kalau hal lain, tidak usah difikirkan, Erina. Dan… Kau malah terlihat semakin cantik apalagi dengan gaunmu itu, semakin cantik, Erina,’’ Ungkap Zhafar terus terang dan masih menatapi Erina yang masih diam menunduk. Zhafar gemas sekali dengan gadis ini karena selalu sa
Baca selengkapnya
* BAB XIV Why ? *
‘’Yak, Zhafar Basrian Rafael!!! Astaga telingamu itu! Percuma Kau punya telinga jika tidak mendengar sahutanku, astaga!!! Aku sudah berkali-kali memanggilmu, tapi Kau hanya diam saja. Hahh…’’ ‘’Ah, mian. He… he… wae? Ada apa nih? Kamu bukannya harusnya mendampingi pembicara, ya di depan? Kenapa ke sini?’’ Zhafar menanyakan keberadaan kawannya, Suho yang malah berada di sampingnya. Suho makin kesini makin tidak yakin kalau kawannya ini seorang BigBoss di kantornya. Tapi akhir-akhir ini kenapa menjadi sedikit agak lola. Ck…ck… Namun bukannya menjawab pertanyaan bodoh dari Zhafar, Suho malah menjitak kepala kawannya karena saking gemasnya pada kawannya ini. Suho berani melakukan itu karena memang umur Suho lebih tua 2 Tahun dari Zhafar. ‘’Akh… Appo! Yak, Hyung, Kau kurang ajar! Kenapa memukulku? Aku ‘kan hanya bertan…’’ Belum selesai Zhafar memprotes kawannya memukul kepalanya, ia diintrupsi oleh Suho yang malah membuat Zhafar terdiam berfikir s
Baca selengkapnya
* BAB XV Perasaan Nyaman*
‘’Aku? Ehm, sepertinya ada, Erina. Memang kenapa Erina? Kau ingin jalan-jalan?’’ Arthur bertanya balik dan ia semakin mempererat pelukannya pada gadis itu seakan tidak ingin menciptakan jarak diantara mereka. Dan ia juga sudah tidak perduli dengan perbincangan orang-orang di luar sana karena memang inilah yang sedang ia rasakan. Bahkan Arthur ingin menunjukkan pada semuanya bahkan pada Dunia bahwa ia semakin mencintai gadis ini. Semakin menyayanginya lebih dari apapun. Dan kalau bisa, ia ingin melamar gadis ini sekarang juga dan menjadikan gadis ini miliknya! ‘’Ahh… i… iya Oppa. Aku… ingin jalan-jalan. Tapi yasudah tidak apa-apa. Nanti coba Aku ajak yang lain saja karena sepertinya Oppa ada keperluan yang sangat penting. Dan itu terlihat jelas dikedua mata Kamu, Oppa. He… he…’’ Erina ternyata faham akan kegundahan hati Arthur dan benar-benar mengerti sekali keadaan Pria itu. Dewasa sekali pemikirannya. Itulah yang membuat seseorang seperti Art
Baca selengkapnya
* BAB XVI No *
Delivered!   Drrt… drrt… notif pesan masuk di handphone Erina. From: Arthur OppaKau kenapa? Apa Kau baik-baik saja?? Sepertinya tidak, ya? Kalau masih sakit, kita bisa pulang lebih awal saja. Karena wajahmu sedikit pucat… Erina membaca pesan dari Pria di sampingnya dengan perasaan bahagia. Dan ia melirik sebentar lalu membalas pesan itu secepatnya. Send!   Drrt… drrt… kali ini notif pesan masuk di handphone Arthur From: My beloved woman, ErinaAh, Kamu benar, Oppa. Aku sedikit agak pusing, kepalaku pening rasanya. Dan juga kakiku sudah tidak bisa diajak berkompromi deh. Aku pingin balik ke kamar saja lebih awal, bolehkah? Arthur seketika langsung menoleh cepat ke arah Erina dan mendapati gadis itu sedang memijit pelipis keningnya. Keadaan gadis itu memang benar-benar mengkhawatirkan.
Baca selengkapnya
* BAB XVII Kedua Kalinya *
‘’Ahh, aniyaa… tidak, kok. Aku… Aku… hanya… Aku…’’ Erina kesulitan menjawab pertanyaan sederhana dari Arthur dan nampak sekali ia gugup tidak sanggup memandang mata Arthur. Erina terus menunduk dan sedikit perlahan ia melangkah mundur hingga dirinya membentur pagar pembatas yang terbuat dari beton. Ia meringis kesakitan saat punggungnya membentur pagar itu dan dingin yang dirasakannya. ‘’Hahh…’’ Arthur menghela nafas pelan tanda kalau dirinya sedang menahan sesuatu. Ia agak bingung kenapa Erina menghindarinya dan terlihat ketakutan. Apalagi saat ia semakin mendekat ke arahnya, gadis itu malah semakin mundur dan akhirnya ia tidak bisa kemana-mana. ''Ha…ha… baguslah!'' Fikir Arthur dalam hati. ‘’Akh… hisssh… appo, hah… kenapa sial sekali hari ini,’’ Erina mendesis pelan tapi masih bisa didengar oleh Arthur. TAP! Arthur berdiri tepat di depan Erina. Masih terdiam dalam posisinya. Erina juga menyadari bahw
Baca selengkapnya
* BAB XVIII Ada apa denganmu? *
Erina masih terdiam tidak sanggup menjawabnya karena ia masih menyeimbangkan antara otak, jantung dan hatinya. Dan ia juga masih belum yakin dengan hatinya saat ini. Ia bingung. Ia bimbang. ‘’Ehmm… Aku… Aku…’’ Erina masih tidak bisa menjawabnya karena terlalu gugup dengan pertanyaan tiba-tiba dari Arthur. ‘’Kenapa, Erina? Apa Kau tidak bisa? Apa Kau keberatan dengan permintaanku ini? Ehmm, atau ada yang lain yang saat ini ada di hatimu…’’ Cecar Arthur saat Erina tidak menjawab pertanyaannya. ‘’Hah? Apa? Bukan! Bukan begitu, Oppa. Aku… Aku…’’ Erina terkejut dengan perkataan dari Arthur. ‘’Kau kenapa, Erina? kenapa terlihat gugup dan tidak sanggup menjawabku? Apa jangan-jangan Pria itu…’’ ‘’Cukup, Oppa! Bukan seperti itu! Aku tidak, aniya, Aku hanya berfikir kenapa Kau tiba-tiba bertanya padaku seperti itu? Apa ada hal yang mengganggumu?’’ Erina bertanya balik dan tangan mungilnya menyentuh pergelangan tangan Arthur dengan lembut. Arthur
Baca selengkapnya
* BAB XIX Mencoba Saling Memahami *
Erina juga tidak memaksa Arthur untuk bercerita yang membuat dirinya hilang kendali dan terpuruk seperti ini. Apa yang terjadi? Itulah yang difikirkan oleh Erina saat ini saat tangan mungilnya berhenti tepat di bibir Pria itu. Tanpa terasa air matanya mengalir di pipi kirinya. Erina tidak bisa. Ia seperti merasa bahwa hal berat akan ia hadapi dan kemungkinan terburuk ia akan menghadapinya sendiri. Ia merasakan seperti itu saat ia menatap dalam dikedua mata Arthur. Ia seakan merasa jika Pria itu sedang menyalurkan perasaan sedihnya padanya. ‘’Wae?’’ Deep voicenya terdengar serak saat ia bertanya pada Erina dan gadis ini hanya menanggapinya dengan kebingungan. ‘’Ha?’’ Erina dengan muka polosnya bertanya balik. ‘’Wae?? Kenapa?? Kenapa seperti ini?? Kenapa seakan semuanya tidak menginginkan Aku hidup bahagia!? Kenapa?? Apa Aku tidak pantas memilih hidupku sendiri, Erina?? Jawab Aku, Erina!!’’ Arthur sedikit meninggikan sua
Baca selengkapnya
* BAB XX Terpesona *
Erina, yang punya ranjang hanya menatapi Arthur dengan heran. ‘’Sini! Kemarilah! Aku tidak akan macam-macam denganmu. Soalnya tadi ‘kan sudah, he…he… Sini tidur di sampingku! Aku hanya ingin tidur di sampingmu saja, jadi jangan takut!’’ Arthur santai sekali mengatakannya. Apa Arthur tidak lihat bahwa ekspresi dari Erina sudah menjadi pucat karena ia tidak pernah sekalipun tidur dengan Pria saat dewasa. Bahkan ini pertama kalinya bagi dirinya dan membuatnya agak cengo. ‘’Yakh! Aish, malah bengong, kajja, atau Aku seret kemari, hm?!’’ Pernyataan Arthur yang sungguh membuat Erina mau tidak mau berjalan cepat ke atas ranjangnya. Erina juga mengunci kamar hotelnya dan jendelanya. Mematikan lampu ruangan itu. ‘’Selamat tidur, Oppa,’’ ‘’Selamat tidur, Cantik, Saranghaeyo. CUP…’’ Arthur mendaratkan ciumannya di kening Erina dengan lembut dan memeluk gadis itu dengan mesra. Mereka tertidur bersama hingga pagi menjelang.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
16
DMCA.com Protection Status