All Chapters of Dendam Seorang Janda: Chapter 31 - Chapter 40
63 Chapters
Tia mengintip Fatma ditinggalkan Jordan
Fatma kaget saat melihat ada wanita disamping Jordan. Dia sudah terlanjur bilang sayang."Ah Jordan menjebakku," batin Fatma.Wanita itu masuk kedalam rumah Fatma, "Oh ini ternyata wanita simpanan suamiku!" seru Lusi.Fatma melirik kearah Jordan, "Fatma, aku ingin hubungan kita berakhir. Aku tidak mau menjalin hubungan dengan kamu." tambahnya.Diseberang jalan Tia memarkirkan mobilnya, dia ingin melihat seberapa garangnya Lusi pada Fatma."Maksud kamu apa?" tanya Fatma. "Bukanya kamu akan tetap menjadi kekasih, asal aku tidak melahirkan anak kamu ini." kata Fatma memegangi perutnya."Oh jadi kamu sudah dihamili suamiku?" tanya Lusi."Iya, aku hamil anak Jordan. Tapi Jordan malah menyuruhku menggugurkannya. Jelas saja aku tak mau, tapi aku juga menyayangi dia." kata Fatma."Berani sekali kamu bilang sayang pada dia dihadapan istrinya." bentak Lusi."Kenapa aku harus takut? Aku sangat yakin ini anak Jordan. Aku ingin dia b
Read more
Bertemu Pria menyebalkan
    Tia kaget saat menyadari bahwa botol yang dia lempar mengenai seseorang. Dia segera keluar dari mobil, dia ingin meminta maaf. "Kalau buang sampah jangan sembarangan, saya bukan tong sampah." kata pria itu marah. "Maafkan saya, saya tidak sengaja." kata Tia. "Alah banyak alasan," kata pria itu. "Terserah apa katamu, yang penting aku udah minta maaf." kata Tia kesal. "Kami kira aku akan memaafkan kamu? tidak akan." kata pria itu. "Terserah, masa bodoh," kata Tia ketus. "Cewek kok menyebalkan banget," omel pria itu. "Eh kamu tuh yang menyebalkan, aku udah minta maaf tapi kamu nggak mau maafin aku. Ya udah aku masa bodoh."bantah Tia. "Cewek berpendidikan tapi kok nggak punya sopan." kata pria itu. "Sudahlah,aku malas bicara sama kamu." kata Tia lalu masuk kedalam mobilnya lalu menyalakan mobilnya namun tidak bisa jalan. "Eh kamu apakan mobilku." teriak Tia sambil membuka kaca mobilnya.
Read more
Menolong Fatma bersama dia
    Malik juga tampak terkejut melihat Tia menghadangnya. "Ada apa?" tanya Malik.     Namun, Tia masih saja bengong, sedangkan Malik bingung karena Tia hanya diam.     Bu Siti berjalan mendekati Tia, "Non kok malah bengong sih, Tolong Fatma ambil mobil!" perintah Bu Siti. "Tidak usah Bu, pak mobil saya saja." kata Malik.     Malik turun membantu mengangkat Fatma bersama Tia dan Bu Siti.     Bu Siti menemani Fatma dijok belakang. Otomatis Tia harus duduk didepan bersama Malik. "Ayo cepat Mas!" ajak Bu Siti panik.     Malik segera melajukan mobilnya ke klinik terdekat. 10 menit saja sudah sampai di klinik terdekat. Fatma langsung ditangani oleh Dokter.     Bu Siti masih Panik dan khawatir Tia mencoba menenangkan Bu Siti. "Sabar Bu, Fatma pasti selamat." kata Tia.     Seorang dokter keluar dengan wajah sedih. "Ba
Read more
Pengakuan Malik
 Tia dan Bu Salma heran, selama ini mereka tidak punya musuh yang berani menyelinap sampai kerumah. Tapi hari ini orang asing menyelinap, tujuannya apa? Mencuri juga tidak. "Apa orang itu mengikuti kamu?" tanya Bu Salma. "Tapi siapa, Ma?" tanya Tia penasaran. "Mungkin Pak Aziz, bisa jadi dia." batin Tia. "Kamu kok malah tanya aku, musuh kamu dari kampung itu kan banyak Tia. Mungkin itu salah satu korban kamu." jawab Bu Salma. "Tapi mengapa sia berani sekali membuntutiku? Apa motivasinya?" tanya Tia. "Dia ingin tahu siapa kamu sebenarnya? Dan tujuan kamu dendam pada dia? Itu pasti alasannya. " kata Bu Salma sambil masuk kedalam rumah. "Apa Pak Aziz? Tadi pagi dia sempat bikin ribut dengan aku dijalan." kata Tia. "Bisa jadi dia Tia," kata Bu Slma semadi duduk di sofa diikuti Tia. "Kamu harus ti-hati, musuh kamu sekarang banyak. Cepat atau lambat identitas kamu akan diketahui." kata Bu Salma. "Maka dar
Read more
Pengakuan Tia
Fatma melotot ke arah Tia, dia sangat marah sekali. "Kalian jangan berbohong," kata Fatma. "Aku yakin kamu adalah Mutia." kata Fatma. "Mbak Fatma salah Faham," kata Malik. "Iya, Fatma kamu pasti salah dengar." tambah Bu Siti. "Tidak Bu, dia adalah Mutia. Dia operasi wajah dan balas dendam pada kita." kata Fatma. "Mendingan kamu pulang Fatma, kamu harus istirahat." kata Bu Siti mengajak Tia pergi. "Ibu selalu membela dia," kata Fatma. "Kamu jangan bikin masalah sama Tia. Kalaupun dia Mutia masalah yang menyebabkan kamu ditinggal Ulum itu ulah kamu sendiri." kata Bu Siti. "Ibu nyalahin aku terus sih, lebih baik Ibu diam saja." bentaj Fatma. "Pikirkan kesehatan kamu, jangan mikirin masalah Mutia." kata Bu Siti. "Terserah aku Bu, aku ini kan udah besar." kata Fatma. "Kau bilang sudah besar tapi nyatanya kamu hanya pikirkan dirimu sendiri." kata Bu Siti. Mereka sudah sampai dirumah Fatma, "Ibu
Read more
Gagal diusir
Bu Salma tidak ingin ada satu orangpun menyakiti Tia. Walaupun Tia bukan putrinya tapi dia sangat menyayangi Tia. "Siapa berani menyentuh Tia, maka akan berurusan denganku." kata Bu Salma. "Mama ngapain kesini?" tanya Tia. "Mama tidak mau kamu diusir Tia, kamu keluarga Samsul tidak pantas diperlakukan seperti itu." kata Bu Salma. "Kalian penipu!" teriak Fatma. "Kenapa kalau kami menipu? Setidaknya kalian jera." kata Pak Samsul. "Kalian tidak berlaku adil pada semua warga. Itu lebih parah sampai tega ingin mengusir anakku." tambah Pak Samsul. "Penipu kok bangga," teriak Bu Hana. "Terserah apa ata kalian tapi jika kalian menyakiti Tia aku tidak akan tinggal diam." kata Bu Salma. "Maaf Bu Salma, kami tidak akan mengusir Tia." kata Bu Siti. "Lagipula disini ada Mas Malik putra lurah disini, mana kami berani." tambahnya. "Bagus kalau kalian tidak berani," kata Bu Salma. "Maafkan kesalahan warga sini Bu, merek
Read more
Teror
Tia masih belum bisa tidur, terdengar suara berisik dihalaman belakang rumahnya. "Aku takut," kata Tia. Terdengar suara seseorang mengetuk pintu, Tia sangat takut. Jam sudah menunjukkan pukul 22.45 Tia belum tertidur. "Ini kerjaan orang, apa emang rumah ini berhantu?" tanya Tia. "Kalau berhantu kenapa baru sekarang? pasti ini ulah manusia." kata Tia. Dia menghilangkan rasa takutnya agar bisa tidur nyenyak. Setelah 30 menit menenangkan diri akhirnya Tia tertidur. *** Esok pun tiba Bu Siti pagi sekali ke rumah Tia. "Bu apa rumah ini berhantu?" tanya Tia. "Tidak Non,memang kenapa Non?" tanya Bu Siti penasaran. "Semalam ada yang ganggu saya diluar. Sepertinya ada yang ingin menakuti aku agar aku pergi dari rumah ini." kata Tia. "Tapi sia Non? Apa mungkin Fatma?" tanya Bu Siti. "Tia tidak tahu Bu." jawab Tia. "Kalau Non Tia takut ajak teman tidur disini." kata Bu Siti. "Nantilah Bu,aku
Read more
Jadian
Malik kaget saat mendengar ucapan Tia, dia tidak merasa mengirim mie goreng dengan banyak belatung. "Pasti ada yang tidak beres," kata Malik. "Kamu yang tidak beres." jawab Tia ketus. "Aku mau makan, jangan diganggu." tambahnya tampak kesal. Tia tidak tahu mengapa Malik mengirim makanan itu. Tia juga bingung, apa benar dia pengirimnya? Atau ada orang lain dibalik ini semua. "Ini pasti ulah orang lain." kata Tia. "Kamu harus hati-hati sama orang yang udah neror kamu." kata Amalia. "Iya aku tau bawel," kata Tia mencubit pipi Amalia. "Aw...sakit tau," kata Amalia. "Gitu aja masak sakit sih, kamu yakin sakit?" tanya Tia menggoda. "Tau ah," kata Amalia merajuk. Dia lalu keluar dari kantin kantor. "Yah ngambek tu anak," omel Tia. **** Sepulang kerja, Malik sudah menunggu Tia didepan rumah. "Kok nggak masuk?" tanya Tia. "Nggak enak, soalnya cuma berdua sama Bu Siti." jawab Malik.
Read more
Kencan Pertama Yang Gagal
Tia membukakan pintu, wajah Bu Amel terlihat sangat cantik. "Kamu yang bernama Tia?" tanya Bu Amel. "Iya Bu, ada yang bisa saya bantu?" tanya Tia. "Ini buat kamu, pakai nanti malam," kata Bu Amel memberikan paperbag warna coklat pada Tia. "Terimakasih, Bu," jawab Tia menerima paperbag tersebut. Bu Amel lalu pergi begitu saja , Tia heran dibuatnya ternyata hanya memberikan barang. "Lho udah pulang?" tanya Bu Siti. "Iya, cuma ngasih ini," jawab Tia memeperlihatkan paperbag dan masuk kedalam rumah.  Tia membuka paperbag tadi ternyata isinya sebuah gaun. "Perhatian sekali Bu Lurah," kata Bu Siti. "Iya sih, tapi kok langsung pulang ya begitu ini aku terima." kata Tia heran. "Mungkin dia ada urusan makanya buru-buru pulang." kata Bu Siti. "Sama calon mertua harus akur, Non." tambah Bu Siti. Tia hanya tersenyum menanggapi ucapan Bu Siti. Tia mengirim pesan pada Malik. Mama m
Read more
Fatma Di Penjara
Bu Siti sangat panik saat Tia tidak kunjung sadar. Berbagai cara dia lakukan namun tidak sadar juga. Tiba-tiba Malik datang, dia membantu Bu Siti membawa Tia ke klinik.Sesampainya di klinik, Tia segera ditangani oleh Dokter. Tidak berapa lama Tia sadar."Bu, aku dimana?" tanya Tia."Non Tia di klinik, tadi Non pingsan." jawab Bu Siti.Tia sudah boleh dibawa pulang karena keadaannya tidak terlalu parah. Obat sudah ditebus Malik di apotik, kini mereka pulang ke rumah.Sesampainya dirumah Tia langsung sarapan dan minum obat."Ini karena diare semalam kan?" tanya Malik."Iya tadi pagi aku diare lagi, sepertinya obat yang kamu beli kurang manjur." jawab Tia."Siapa sih yang rega melakukan itu?" tanya Malik penasaran."Aku nggak tahu," jawab Tia."Apa mungkin Fatma?" tanya bu Siti."Bisa jadi Bu, semalam sebelum saya pergi dia kesini. Dia mengancam akan menggagalkan kencanku." jawab Tia."Kurangajar dia,a
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status