All Chapters of PERNIKAHAN TERLARANG DENGAN MUSUH KELUARGA: Chapter 151 - Chapter 160
160 Chapters
HIDUP BARU
5 minggu berlalu, selama itu pula Sera dan Arsya harus beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggal mereka yang baru ini. Selama itu pula Arsya menjalankan kewajibannya, ia bekerja dan Sera menjadi istri rumah tangga. Bukan lagi ibu rumah tangga, karena Sera belum mempunyai anak.  Mereka berdua tinggal di apartemen yang cukup luas, berada di kota modern dan negara ini disebut dengan tempat ketenangan. Tak ada suara bising-bising, orang-orang lebih suka memakai angkutan umum seperti bus ketimbang naik kendaraan pribadi. Seperti saat ini, Arsya dan Sera jalan-jalan berdua.  Mereka bisa pergi ke mana saja dengan bebas tanpa takut ada publik yang melihatnya. Mereka benar-benar merasakan ketenangan yang selama ini mereka inginkan. Ketenangan ini berhasil mereka wujudkan walapun harus hidup jauh dari keluarga. Sekarang musim dingin, jadi mereka memakai baju dan pakaian tebal.  "Bagaimana kalau kita makan ramen s
Read more
BELUM DATANG BULAN
4 Bulan berlalu, pagi ini Sera berada di dalam apartemennya. Arsya sudah berangkat kerja dari 1 jam yang lalu, entah mengapa hari ini badannya terasa tak enak. Ia sudah berkali-kali keluar masuk kamar mandi untuk memutahkan isi perutnya. Sekarang ia tertidur di kasur dengan posisi miring.  Ia pusing, lemas, mual, semuanya bercampur menjadi satu. Ia bari kepikiran bahwa dirinya belum datang bulan selama 2 bulan lamanya, lantas ia merubah posisinya menjadi duduk. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya, apakah ia hamil? Sebab rasa mual ini sama sekali tak pernah dirinya dapatkan sebelumnya.  "Apakah aku hamil? Aku juga udah 2 bulan enggak datang bulan," batin Sera bertanya-tanya.  "Aku harus periksa ke dokter," gumam Sera, ia menelepon seseorang. Dia adalah pegawai yang ada di apartemen ini, ia pun kenal baik dengan dia karena dia berasal dari negara yang sama seperti dirinya.  
Read more
HADIAH YANG TERINDAH
Arsya berada di dalam kantornya, ia berkutat dengan banyak sekali berkas-berkas yang harus di revisi. Sudah 4 jam ia hanya duduk di sini sedari tadi, juga ia harus lebih mengenal lagi sekretaris barunya. Untuk bahasa ia tak terlalu kesulitan, sebab sebagian karyawan di kantor sini memang di ambil dari negara asalnya.  Karena sangat kesulitan mencari pegawai baru yang asli dari sini, jadi tak ada cara lain selain mengambang karyawan dari sana. Ia di ruangan ini bersama dengan sekretarisnya, dia lah yang membantu ia bekerja selama di sini. Dan dia lah yang memperkenalkan dirinya sebagai atasan kepada pegawai di sini.  "Apakah saya ada jadwal meeting?" tanya Arsya.  "Tidak, untuk hari ini bapak tak ada jadwal meeting." "Bisakah kau menyuruh mereka untuk lembur lagi? Perasaan saya tak enak kepada istri saya," ucap Arsya. "Bisa pak." "Yasudah, saya
Read more
MEMBERITAHU KABAR BAIK KEPADA KELUARGA
Pagi harinya Sera terbangun, ia mengerjapkan matanya perlahan-lahan. Ia melihat ke samping tempat tidur, ia sama sekali tak menemukan keberadaan Arsya di sini. Lantas ia berdiri, semoga saja pagi ini ia tak mual. Ia mencium bau lezat, dengan segera ia berjalan keluar dari kamar. Baunya semakin tercium.  Sera berjalan ke dapur, ia melihat Arsya berada di sana dengan celemek melekat di tubuh atletis nya. Ia menggeleng pelan melihat tingkah Arsya dalam memasak, bagaimana tidak dia memakai tutup panci yang terbuat dari kaca untuk melindungi mukanya. Jaraknya dengan kompor ada kali satu meter.  "Masakan kamu bisa gosong Arsya," ucap Sera sembari menggeleng-gelengkan kepala.  "Minyaknya meletup-letup, mulai sekarang aku enggak bakal ijinin kamu masak. Bisa-bisa kulit kamu terbakar kena mintak panas," oceh Arsya.  "Ya iyalah, goreng ayah ya gitu. Kalau mau enggak ada minyaknya pakai aja
Read more
SUAMIKU SAYANG
Tak terasa perut Sera sudah membesar, Arsya pun semakin protektif kepada Sera. Sera pun masih mengalami mual dan muntah tapi ia bersyukur karena masih ada Arsya di sekitarnya. Arsya selalu siap jika ia butuhkan, dia laki-laki yang siaga dalam 24 jam. Arsya juga selalu mengingatkan Sera agar dia minum obat tepat waktu.  Hari-hari mereka habiskan dengan jalan-jalan berkeliling sembari menghapal tempat-tempat yang ada di sini. Kemarin Arsya belanja banyak sekali baju untuk Sera, dan saat ini pun mereka tengah belanja baju untuk kedua baby mereka yang sebentar lagi akan lahir. Walapun sedang mengandung, Sera masih saja terlihat cantik.  "Kamu kalau ambil jangan ragu-ragu, ambil sepuas kamu sayang," ucap Arsya.  "Nanti enggak kepake kalo banyak-banyak," sahut Sera malas.  "Cari warna yang netral yang cocok untuk laki-laki dan perempuan," pesan Arsya.  "Iya, ak
Read more
2 ANAK KEMBAR
Detik, menit, jam, hari berlalu begitu cepat. Tepat pukul 3 dini hari Sera melahirkan 2 anaknya dalam keadaan sehat. Saat ini pun Arsya berada di ruang rawat Sera, tadi saat bayinya lahir ia meneteskan air mata karena terharu. Beberapa menit yang lalu Sera baru saja selesai menyusui kedua anaknya.  Kebahagiaan semakin bertambah tak kala anak mereka berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, mereka mempunyai anak yang sepasang. Kedua anak itu sedang digendong oleh kedua neneknya yang baru saja datang. Suasana di sini ramai karena ada keluarga Arsya dan Sera, sedangkan Arsya sendiri menemani Sera di brankarnya.  "Terima kasih Sera," ucap Arsya tulus dari hati yang paling dalam.  "Sama-sama," balas Sera sembari tersenyum. Ia bangga dengan dirinya sendiri yang berhasil melahirkan dua anak itu dengan normal walapun resikonya tinggi.  "Arsya, kamu enggak mau gendong baby boy nya?" tanya
Read more
AKHIR KISAH YANG BAHAGIA
Sera dan Arsya berada di trotoar, masing-masing dari mereka mendorong stroller yang berisikan baby Skay dan baby Darka. Mereka akan pergi menuju taman, karena di sana ada bazar. Sudah lama sekali Sera datang ke acara seperti itu, dan baru sekarang kesampean.  Kedua anaknya pun sudah bisa sedikit untuk di atur, makanya ia berani membawa mereka keluar dari apartemen. Arsya berjalan sembari mendengarkan musik dari headset miliknya, tenang saja ia masih bisa mendengarkan jika Sera berbicara begitu juga dengan celotehan Skay dan Darka.  "Kamu beli tiketnya supaya kita bisa masuk," suruh Sera saat mereka sudah sampai di pintu masuk taman.  "Beli berapa?" tanya Arsya.  "2 aja, Skay sama Darka masih kecil," jawab Sera.  "Baiklah." Arsya berjalan membeli tiket, sementara Sera memegang dua stroller.  Tak lama kemudian Arsya kembali, mereka
Read more
EXTRA CHAPTERS
4 Tahun berlalu, kini kedua anak Arsya dan Sera sudah berumur 4 tahun. Mereka sangat aktif, apalagi Skay yang suka sekali mengganggu adiknya. Setiap beberapa bulan pasti keluarga Arsya atau Sera datang ke sini dan menginap selama 1 atau 2 bulan lamanya.  Arsya mempunyai rumah mewah yang ukurannya tak terlalu besar, ia tak lagi tinggal di apartemen sejak 3 tahun yang lalu. Karena anak-anaknya sangat aktif, apalagi lantai apartemen berada paling atas. Jadi lebih baik mencegah sebelum hal buruk akan terjadi. Sekarang ini Arsya dan Sera berada di ruang bermain milik Skay dan Darka.  "Momy, dady, kenapa enggak adek aja sih yang jadi kakak?" tanya Darka yang saat ini berada di pangkuan Sera. "Karena kakak kamu lahir duluan," jawab Sera seadanya.  "Teman-teman adik yang laki-laki jadi abang semua, adek sendiri yang jadi adek," ucap Darka.  "Memangnya kenapa kamu mau
Read more
EXTRA CHAPTERS
Seperti apa yang dikatakan tadi, Arsya dan Sera sudah berada di taman bermain khusus untuk anak-anak. Mereka duduk di bangku panjang bersama dengan Rian dan Lita, anak-anak bermain di depan sana. Lita membawa anaknya yang berusia 1,5 tahun berjenis kelamin laki-laki.  Anaknya lucu dan mirip sekali dengan Rian dan Lita, Arsya sendiri berbincang-bincang dengan om nya itu. Rian sendiri sedikit terkejut melihat Arsya yang sudah dewasa dan penuh wibawa, sementara Sera dan Lita menghibur baby boy itu. Dua sahabat itu sama-sama sudah menikah dan mempunyai anak.  "Astaga, aku lupa nanya nama anak kamu," ujar Sera sembari menepuk jidatnya.  "Namanya Razka, itu yang kasih nama Rafa," jawab Lita.  "So sweet banget, Rafa pasti seneng punya adek laki-laki, dia juga udah besar terakhir kali ketemu dia masih nangis kalau minta eskrim," ucap Sera.  "Rafa baik banget, per
Read more
EXTRA CHAPTERS
Pagi harinya Sera disibukkan dengan kegiatan rutinnya, yaitu membantu Skay dan Darka bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Jangan lupakan fakta bahwa ia juga harus membantu Arsya bersiap-siap ke kantor, semuanya berteriak di tempat masing-masing membuat ia pusing.    Darka dan Skay berada di kamarnya, dan Arsya juga berada di kamar. Mereka mencari sesuatu tak ketemu-ketemu sedangkan Arsya pun begitu, dia tak mau mencari sendiri dan berakhir saling bersahutan dengan Skay dan Darka memanggil nama Sera.    "Momy, dasi dedek mana?"   "Momy kaos kaki Skay hilang, mau beli lagi."   "Kaos kaki kakak enggak hilang, jadi enggak usah beli lagi!"   "Dasi dedek ada di kasur!"   "Sayang berteriak lah, suara kamu enggak kedengaran oleh mereka."   "Kamu juga! Dari dulu enggak mau pakai dasi sendiri."   Begitulah perdeba
Read more
PREV
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status