All Chapters of PERNIKAHAN TERLARANG DENGAN MUSUH KELUARGA: Chapter 111 - Chapter 120
160 Chapters
MERASA BANGGA
Di halaman luar, Citra dan Liora berdiri. Mereka baru saja mendapatkan kabar bahwa tertua Giory dan Louwen sudah tiada. Tentu saja mereka sangat senang mendengar fakta ini, Hesa berhasil melakukan misinya. Mereka berdua tengah berpesta dengan berbagai macam minuman beralkohol.  Musik disko sengaja dinyalakan guna merayakan kemenangan mereka, bukan merayakan lebih tepatnya rencana mereka berhasil. Melenyapkan tua bangka seperti mereka merupakan tugas yang sangat mudah. Tanpa mereka sadari, Hesa berjalan dari arah belakang dengan wajah penuh kemenangan.  "Bagaimana dengan Arsya dan Sera?" tanya Citra saat Hesa sudah berdiri di sebelahnya.  "Mereka kacau dan aku senang," balas Hesa tersenyum smirk.  "Tapi mereka mencari kita sekarang," ucap Liora dengan nafas gusar.  "Kita akan kembali ke sana," balas Hesa.  "Nanti kita akan ketangk
Read more
SUDAH TAU SEMUANYA
Sera mengurung diri di kamarnya, ia sedih kemarin malam mengetahui fakta bahwa ia bukan anak kandung dari Rama. Sejak semalam hingga pagi pukul 8 ia masih berada di kamar seorang diri. Sengaja ia mematikan CCTV supaya mereka tak ada yang tau keadaan dirinya.  Ia benar-benar menghabiskan waktu dengan menangis, menangis, dan menangis. Ujian datang bersamaan, siapa yang sanggup? Fakta ini membuat dirinya kecewa dan marah bercampur menjadi satu. Sedangkan di luar kamar, terdapat Arsya dan Lita yang mengetuk pintu kamar Sera.  Tok Tok Tok "Sera, buka pintunya," ucap Lita.  "Aku khawatir sama keadaan Sera," imbuh Lita.  "Cari kunci cadangan, atau minta kepada ketua bodyguard yang ada di sini," suruh Arsya.  Lita segera melaksanakan apa yang Arsya ucapkan. Sedangkan di sini Arsya tetap mengetuk pintu
Read more
SPECIAL PART LITA AND RIAN
Lita berjalan menyusuri mansion Louwen, tadi saat ingin ke kamar Sera ia melihat dia bersama dengan ibu kandungnya. Alhasil ia memutuskan untuk berjalan di sekeliling mansion ini, lagi pula ia sudah lama tak berada di sini. Namun matanya melihat seorang anak kecil berada di pinggir kolam.  Segera ia menghampirinya, agaknya dia masih berumur 3 tahun. Apakah dia anak dari bodyguard yang ada di sini? Jika iya mengapa dibiarkan berada di dekat kolam renang. Apalagi anak laki-laki itu bermain air dan diciprat-cipratkan hingga membuat bajunya sedikit basah.  "Hai adek ... Kenapa di sini sendirian?" tanya Lita.  Anak kecil itu menoleh ke arah Lita. "Wajah kakak milip Afa, apa kakak mama Afa?" tanya anak kecil itu.  Lita memekik gemas melihat gaya bicara anak itu, dengan segera ia menggendongnya. Bukannya memberontak, anak laki-laki itu malah memeluknya dengan erat. Ia akui jika wajahnya
Read more
MAU MENERIMA
Sera berada di kamarnya bersama dengan Lia, ia sudah tak canggung lagi berada di dekat beliau. Robet dan Lia sendiri memang ia suruh untuk tetap berada di mansion Louwen. Arsya sendiri pamit katanya pergi ke kantor dari beberapa jam yang lalu.  Ia sekarang tiduran di paha Lia sembari menonton film luar negeri. Sangat nyaman berada di posisi ini, namun di sisi lain ia juga merindukan kehangatan yang Citra berikan. Aish! Ia tak boleh lagi berpikir seperti itu, sama saja menyakiti hati Lia yang mana beliau sudah menjadi ibu kandungnya.  "Kenapa mama percaya kalau masih punya anak?" tanya Sera.  "Dulu sewaktu kamu lahir, dokter bilang jenis kelaminnya laki-laki. Namun saat USG perempuan, dulu mama dan papa berpikir mungkin dokter waktu USG kamu salah. Dokternya juga udah berumur," jawab Lia.  "Berapa kali mama USG?" tanya Sera lagi.  "Beberapa kali sih dan ha
Read more
BERTEMU DI LIFT
Sera dalam perjalanan menuju Apartemen Arsya, entah mengapa ia ingin sendiri saja. Awalnya tadi Robet dan Lia menyuruh dirinya ke rumahnya, namun ia tolak dengan alasan ingin bersama Arsya terlebih dahulu. Oh iya, Lita pergi bersama dengan Rian.  Ia benar-benar tak menyangka jika mereka berdua akan sedekat ini, bahkan ia baru saja mendapatkan informasi bahwa Lita sudah di ajak bertemu istri Rian di rumah sakit. Dirinya tak bisa memberikan saran apa-apa, yang jelas do'a terbaik ia beri kepada mereka berdua.  Lampu merah, ia berhenti dan membuka kaca mobil sebab ada penjual bunga mawar menghampiri mobilnya.  "Berapa harganya?" tanya Sera.  "10 ribu satu." "Saya beli semuanya, berapa?" tanya Sera.  "250 ribu, beneran kakak beli semuanya?"  Sera mengangguk. "Nanti bagiin gratis ya, kakak cuma ambil satu," ujarnya
Read more
SALING MENGUATKAN
Arsya sudah berada di apartemen bersama dengan Sera, mereka berdua berada di atas kasur dengan posisi bersender. Mereka berdiam diri berusaha menikmati dan menerima apapun yang baru saja terjadi. Sulit untuk dimengerti namun otak mereka dipaksa bekerja terlalu keras, mental di tekan untuk berlindung diri.  Apa yang harus mereka lakukan nanti? Cepat atau lambat mereka hanya akan berdua saja sebab tak ada orang lain yang bisa dipercaya. Dunia ini penuh tipu daya yang sangat pandai dalam bersandiwara, semua seolah baik-baik saja ketika kita terluka dan sendiri. Sera dan Arsya lelah dengan semua ini, pikiran dan batinnya.  "Andai aku bisa memilih, aku pasti memilih lahir dalam keluarga sederhana dan penuh ketenangan," ujar Sera dengan sorot mata ke depan. "Kita mempunyai keinginan yang sama tapi takdir tak mendukungnya, semua yang kita takutkan terjadi. Semua orang perlahan-lahan pergi tanpa bisa kita kejar," sahut
Read more
KEMBANGKAN KEMBALI
Sera dan Arsya berada di dalam kediaman Giory, mereka melakukan makan malam bersama setelah kematian Wisnu dan istrinya. Rasanya sangat berbeda dari biasanya, namun hidup ini terus berjalan dan mereka tak boleh terus menerus bersedih. Arsya tak nafsu makan, namun ia mencoba untuk menelan makanan ini.  Suasana hening menyelimuti, teringat kejadian di mana mayat Wisnu di bawa ke rumah duka. Harus bentrok dengan para wartawan yang ingin mencari informasi. Ini semua sulit di terima, namun takdir Tuhan tak ada yang tau dan tak ada yang bisa menghindarinya. Sera sendiri paham dengan keadaan Arsya dan ia memilih untuk diam.  "Kalian akan tinggal di sini untuk sementara waktu' kan?" tanya Reta.  Arsya dan Sera sama-sama mengangguk. "Iya, soalnya Abimanyu udah kuasai area dekat apartemenku," jelas Arsya.  "Bukankah bodyguard tak akan membiarkan orang-orang itu masuk ke dalam apartemen?" ta
Read more
MEMBICARAKAN KEJELASAN
Arsya dan Sera berada di dalam markas Black Rose sejak pukul 8 pagi tadi, bersama dengan anggota ini mereka membicarakan hal yang sangat penting. Di sini juga ada Rian, Sera duduk di sebelah Arsya. Ruangan ini cukup gelap, hanya ada penerangan dari obor yang ada di setiap sudut ruangan.  Tenang saja, di sini tidak terlalu panas, udaranya biasa-biasa saja. Mereka semua membicarakan tentang Black Rose yang akan lebih dikembangkan lagi sedemikian rupa, tanpa takut dengan siapa pun. Juga negara ini tak mempersalahkan adanya organisasi gelap seperti mafia contohnya.  "Pengiriman senjata di bagian barat sudah kami laksanakan walapun harus sembunyi dari pihak keamanan di negara itu." "Bagus! Dengan begitu kita mengirim barang-barang di berbagai belahan bumi," ujar Rian. "Penyelundupan yang kalian lakukan satu bulan yang lalu aman?" tanya Arsya.  "Ada sedikit kendala, namu
Read more
MENGHILANGNYA ARSYA DAN SERA
Rian berjalan tergesa-gesa masuk ke dalam ruangan lift, ia berada di dalam kantor milik Alif. Baru saja ia mendapatkan kabar bahwa Arsya dan Sera menghilang dari jangkauan dan tak ada yang tau keberadaan mereka. Alhasil ia memutuskan untuk datang menemui Alif di sini.  Sial! lift ini lama sekali sampainya, apalagi ruangan Alif berada di lantai paling atas. Berkali-kali ia melihat jam tangan miliknya, tak lama kemudian lift berbunyi. Dengan segera ia keluar, ia berlari menyusuri lorong demi lorong. Sampai akhirnya ia sudah menemukan keberadaan ruangan Alif.  Ia membuka pintu dan melihat Alif yang duduk di kursi kerjanya. "Apa kau tau keberadaan yang Arsya dan Sera?" tanya Rian. Alif berdiri dan menghampiri adik iparnya itu. "Bukankah dia bersama denganmu?" tanya Alif dengan raut wajah bingung sekaligus heran.  "Kita memang baru saja bertemu, tapi sewaktu saya melihat keberadaan dia lewa
Read more
MENCOBA UNTUK KABUR
Masih di tempat yang sama Arsya di hajar habis-habisan oleh Abimanyu dan juga Hesa. Wajahnya babak belur sekarang, dan mereka meninggalkan ia dan Sera di sini. Arsya meringis saat merasakan sakit pada bagian wajahnya, sekarang ia masih diikat di kursi.  Sedangkan Sera menangis melihat kondisi Arsya yang seperti ini, waktu Arsya dipukuli ia hanya bisa diam menyaksikan tanpa bisa berbuat apa-apa. Namun Arsya kuat, dia tak mau menunjukkan rasa sakit di hadiah dirinya. Ia mencoba melepaskan ikatan ini namun tetap saja tak bisa.  "Diam di situ, aku yang akan melepaskan ikatan itu pada tanganmu," ujar Arsya. Ia pun menggerakkan kursinya mendekat ke arah Sera.  "Hati-hati," pesan Sera ia mencoba memposisikan dirinya agar bisa membelakangi Arsya.  Sedikit lagi Arsya bisa berada di belakang Sera, dan akhirnya setelah perjuangan penuh akhirnya ia bisa berada di belakang kursi Sera. Dirinya
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
16
DMCA.com Protection Status