Все главы Om Duda vs Bujangan: Глава 51 - Глава 60
109
Cinta Kita Tak Lengkap
Hening.Arunika mulai resah melanda sedari tadi Gisel terdiam membisu, pasca Dewi menuturkan kalimat yang mampu membuat mentalnya terpukul. Bisa-bisanya Dewi mengatakan hal itu kepada Gisel di waktu yang tidak tepat.Gadis berambut panjang itu menundukkan wajahnya seraya meremas-remas buku-buku jarinya, sesekali napasnya tarik dalam-dalam, lalu dihembuskan perlahan.Seketika terdengar suara tepuk tangan. Arunika mendongak dan dia menatap nanar manik mata Gisel yang berbinar.“Cinta itu tak salah dan aku sudah tahu siapa wanita yang dicintai oleh Rino. Akan tetapi, aku tak mempermasalahkan hal itu. Bukankah mencintai itu hak milik seorang manusia. Selagi aku masih ada di samping Rino, maka aku akan berusaha membuatnya jatuh cinta kepadaku,” tutur Gisel seraya meraih tangan Arunika seraya tersenyum simpul.“Arunika, aku tahu jika kamu sudah menikah dengan Irwansyah. Tak mungkin ‘kan kalau kamu melukai hati sahabatmu sendiri ya
Читайте больше
Tonggak Masa Lalu Rino dan Forguso
“Ibu, aku lapar.” Gisel melempar senyum dan dia lekas menggiring sang ibu agar tidak keluar rumah. “Kamu sudah mandi?” tanya sang ibu. “Belum, Bu. Aku ketinggalan ini,” tukas Gisel sambil mengambil ponselnya yang teronggok di atas meja. “Lantas di mana Rino?” tanya wanita paruh baya itu. “Saya di sini, Bu,” jawab Rino singkat sembari melempar senyum dan dia berdiri di ambang pintu. Gisel terhenyak dan dia pun segera melangkah lebar beralasan belum mandi. Tidak sanggup melihat wajah Rino. Ada sesak di dadanya kala melihat lelaki yang dicintainya mencintai sahabatnya. Rino pun berderap masuk mendekati ibu Gisel. Raut wajahnya ramah dan menghormati calon mertuanya tersebut, sedangkan Arunika kini sudah berada di dalam mobil taksi. Dia lekas menyeka air matanya yang luruh. Untungnya tadi ada mobil taksi yang melintas, lekas gadis itu pun memberhentikan mobil tersebut dan masuk. Arunika sudah bulat dengan keputusannya untuk
Читайте больше
Berlomba-lomba Mengambil Hati
Tatapan lelaki berperawakan tinggi itu tajam melebihi tajamnya silet. Dia tidak menyangka bahwa Talita berada di dalam kamar sang kakek. Lekas Rino mengulurkan tangannya kepada mantan kekasihnya itu, sedangkan Raffi tidak ada di sana.“Ngapain kamu ada di dalam kamar kakek saya?!” bentak Rino.Walaupun Rino menyiratkan sikap yang dingin dan tegas, tetapi tetap saja dia menolong Talita lolos keluar dari kamar tersebut.Mereka berdua pun dapat lolos dari kobaran api yang merambat dengan cepat. Sontak Rino terbelalak, di depannya ada Raffi yang masih duduk di kursi roda.“Kakek?” pekik Rino.Tak berselang lama. Datang pemadam kebakaran dan lekas menaklukkan si jago merah.**Usai api padam. Rino, Talita, dan Raffi berdialog hangat di ruang keluarga. Menurut penuturan Talita, asal api itu tidak tahu. Tiba-tiba sudah menyala begitu saja di lantai. Spontan Talita syok dan ketakutan. Dia hendak berlari. Akan tetapi, t
Читайте больше
Terbelenggu oleh Kehampaan
Di sebuah kamar di atas ranjang kebisuan. Dua insan manusia itu duduk saling memunggungi. Degub jantung yang memompa darah tidak beraturan. Rembulan mengintip dari celah ventilasi jendela. Lampu meredup seakan menyetujui dua raga pengantin baru untuk menjadi satu. Gadis berambut panjang itu meremas-remas buku-buku jarinya sendiri. Dia tidak tahu harus bagaimana? Ini pertama kalinya harus menjadi istri seutuhnya Irwansyah yang dapat memuaskan di atas ranjang. Ini adalah pilihannya, maka dia harus melanjutkan sepenuhnya menjadi istri Irwansyah. Hampir setengah jam hening, hanya ada napas yang memburu. Pemuda itu pun lambat-laun maju mendekati Arunika. Kemudian dia merengkuh tubuh si gadis dari belakang. Arunika memejamkan mata dan dia berusaha untuk tenang. Meskipun tidak ada debar-debar cinta. Sungguh berbeda sekali perasaan yang Arunika rasakan saat ini. Antara menjalar ketakutan dan kewajiban bersatu, membuat gadis itu bergemetar tangannya.
Читайте больше
Raffi Mau Menikah
Tirai jendela berkibar-kibar tertiup angin. Cahaya bagaskara yang menyelusup diam-diam dibiarkan menemani kesenduan Arunika. Jendela pun terbuka lebar. Wanita itu berdiri bergeming dengan mata yang berkaca-kaca.Kenyataan yang membuat menyesakkan dada bagi Arunika adalah di kala mengetahui bahwa dia bukan anak Wulandari. Ditambah lagi Irwansyah tiba-tiba pergi saja tanpa berkata-kata.Sepanjang malam dia tak bisa tidur. Mencerna ucapan Wulandari bahwasanya Arunika adalah anak yang tak diinginkan, karena dibuang oleh kedua orang tuanya. Sakit hatinya saat tahu, jika dulu Arunika ditemukan di depan rumah oleh ayahnya Sri. Masih bayi merah, menangis kencang menggema, saat malam.Wulandari tidak tahu. Siapa orang tua Arunika. Membuat tanda tanya besar bertengger di benak Arunika.Derit pintu terdengar membuat Arunika menoleh ke arah sumber suara. Nampak Sri melempar senyum berdiri di ambang pintu.“Aku boleh masuk, Kak?” tanya Sri.&
Читайте больше
Mantan Pacar Jadi Calon Istri
Talita meremas lengan Raffi. Dia memasang wajah semanis mungkin dan bulu mata lentiknya mengerjap-ngerjap. Rino geram karena mendengar ucapan Raffi. Akan tetapi, sang kakek tetap bulat dengan keputusan yang membuat lelaki jangkung itu tidak bisa berkata-kata lagi.Tidak ada yang bisa menentang keinginan Raffi, termasuk Rino.“Terserah, Kakek saja,” ujar Rino.Lantas dia pun berbalik badan meninggalkan ruang makan. Langkahnya lebar beranjak pergi, sedangkan Talita mengulum senyum tipis dan menggelayut manja di bahu Raffi.**Pukul dua belas malam. Rino dalam keadaan mabuk keluar dari mobil. Pulang kerja, dia melampiaskan kekesalannya di klub pelepas jenuh dan stress.Sungguh di luar dugaan. Jika Talita ingin menikah dengan sang kakek. Tidak terbayang, bila dirinya harus satu atap dengan mantan kekasihnya yang berstatus istri kakeknya.Rino mengendikkan bahu, serta berceloteh panjang lebar. Dia pun berjalan sempoyongan.
Читайте больше
Pura-pura Bahagia
Sudut mata lelaki berkulit putih itu sesekali melirik ke arah jam brandednya yang melingkar di tangannya. Dia pun mengembuskan napas panjang.Tangannya terulur membuka pintu mobil seraya tersenyum simpul seakan-akan mengucapkan selamat pagi kepada matahari yang baru menyembul dari singgasana.Langit sudah nampak biru dan cerah sekali. Akan tetapi, mata Rino langsung perih seketika itu juga. Di depan matanya. Arunika yang keluar bersamaan dengan Irwansyah dalam keadaan baik-baik saja.Lekas Rino bersembunyi di balik pohon dan pandangannya tidak berpaling ke mana pun, kecuali lurus ke arah di mana Arunika dan Irwansyah berdiri di teras.Nampak sekali raut wajah Arunika sumringah dan tersenyum mengembang sembari mengecup punggung tangan Irwansyah.“Dia baik-baik saja. Lantas siapa yang memberi informasi hoak ini?” cetus Rino berdengkus kesal.Irwansyah terlihat melambaikan tangan kepada Arunika dan menggunakan motor beranjak pergi.
Читайте больше
Janur Kuning Belum Melengkung
“Siapa yang beritahu kamu jika saya ada di sini?” tanya Rino datar sembari menatap nyalang kepada Gisel.Gadis berhijab itu menundukkan wajahnya. Membisu tak mau berbicara.Padahal kini mereka hanya berdua di sebuah restoran. Rino sengaja menggiring Gisel menjauh dari rumah Arunika. Bahkan dia pun tak mengindahkan pertanyaan Sri.Hampir dua puluh menit di sana. Rino tak mendapatkan jawaban apa-apa, sehingga membuat lelaki itu kesal. Lantas dia berdiri bergeming dengan tatapan menajam. Sedari tadi seakan berbicara dengan tembok, tanpa respon jawaban.Lantas Rino balik kanan hendak mengayunkan kedua kakinya. Tiba-tiba terdengar suara Gisel yang mau membuka suara.“Aku sengaja melakukan hal itu. Agar tahu, seberapa besar kamu mencintai Arunika. Aku tak nyangka kalau kamu tengah malam. Mau datang ke kampung. Dan aku mengekori dari belakang.”“Jadi kamu itu. Ngekor dari belakang sejak kapan?” Rino terbelalak da
Читайте больше
Pergi dari Rumah
“Sri jaga ucapanmu!” bentak Wulandari.Gadis itu memicingkan mata dan lekas keluar dari ruangan tersebut. Berpapasan dengan Irwansyah. Langkahnya melebar dengan wajah masam.Irwansyah mengerutkan dahinya seketika melihat Arunika berdiri di ambang pintu.“Kenapa Sri?” tanya Irwansyah.“Biasa,” jawab Arunika singkat.Lalu Irwansyah menerobos masuk. Nampak ada tamu yang baru dia lihat, sebagai salam hormatnya, maka dia menyalami Yusman.Yusman pun mengulum senyum tipis. Sementara itu Wulandari memasang wajah datar.Merasakan suasana sudah tegang, lalu Arunika pun bergegas pamit pergi. Dia menyeret koper berwarna hitam dari arah kamar. Wulandari yang melihat itu terhenyak.“Mau ke mana kamu?” tanya Wulandari ketus.“Ambu, aku dan Irwansyah mau tinggal di rumahnya yang sudah disiapkan untukku,” jawab Arunika.“Oh, baguslah. Beban Ambu berkurang,” t
Читайте больше
Resepsi Pernikahan Menjadi Tegang
Ruangan tersebut sudah ramai oleh suara para tamu undangan hadir yang mengucapkan sah. Raffi berhasil lolos mengucapkan kalimat pernikahan tanpa halangan apa pun. Dia melirik ke arah Talita yang duduk di samping.Talita hari ini cantik dan tampak anggun dengan gaun pengantin berwarna hijau tosca yang berbentuk line. Wajah yang sumringah. Sesekali tangannya menggelayut mesra di lengan Raffi, layaknya pengantin baru yang mencicipi mahligai pernikahan.Sementara itu Rino berdiri bergeming di sampingnya Gisel yang sedari tadi berdiri di dekatnya. Namun, tidak ada percakapan antara mereka. Duda tampan itu masih kesal pada Gisel. Akan tetapi, Rino tidak menunjukkan sikap amarahnya di depan orang tua Gisel, maupun di depan Raffi.“Talita mantannya, Mas?” tanya Gisel membuka pembicaraan.Rino hanya berdeham tanpa mau menjawab pertanyaan Gisel.Seorang lelaki yang tidak lain seorang fotografer meminta Rino dan Gisel untuk masuk ke fose keluarga.
Читайте больше
Предыдущий
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status