“Gimana kabarmu, Wi?” tanya Rama yang sudah berada di kamarku bersama Mila, Tante Tika dan Om Heru. “Sudah mendingan, tinggal lemesnya aja!” jawabku duduk di tepian ranjang dengan punggung menyandar. Kulihat Mila sedang di gendong Tante Tika. Dia tersenyum manis padaku. Ku membalas senyuman itu, terasa tenang hatiku melihat senyuman Mila. “Maaf, ya, kalau tiba-tiba ke sini, karena Mila rewel pengen ketemu Tante Dewi katanya, nomor kamu nggak aktiv,” ucap Rama. Aku melipat kening, menyadari kalau gawaiku tak pernah aku cas selama sakit ini. “Owh, iya ya? Nggak mikirin Hp, Ram. Jadi nggak aku cas Hpnya,” jawabku. “Namanya juga sakit, pasti nggak kefikiran Hp,” jawab Rama dengan senyum manisnya. “Iya, Ram. Tensi darahku rendah. Jadi kemarin itu lihat apa-apa muter semua, akhirnya berujung pusing dan mual,”
Read more