All Chapters of Rahasia Cinta sang Mafia: Chapter 31 - Chapter 40
71 Chapters
Bab 30
***Saryn terbaring di tempat tidurnya, kini dia begitu lelap, seolah begitu lelah. Sampai pada saat, ada suara gebrakan dari arah luar.“Ada apa sih?” ucap Saryn yang kini sedang mencoba untuk tetap terduduk di tempat tidurnya, dengan menggosok-gosok matanya yang seolah masih lengket menyatu karena rasa kantuk.Suara Teriakan dari Luar terdengar, membuat Saryn bertanya-tanya. “Ada apa? Apa yang sudah terjadi, kenapa mereka terdengar begitu ….”Belum selesai Saryn berbicara kepada dirinya sendiri, suara gebrakan kembali terdengar dari luar bahkan teriakan juga semakin kencang terdengar mengikuti, “Diam!”Saryn mencoba untuk menarik knop pintu, beg
Read more
Bab 31
Kini dalam kamar, Saryn bersandar di pintu dengan menahan dag dig dug di hatinya.Dengan satu tangan menyentuh dadanya, Saryn berkata dalam hatinya, “Kenapa lagi ini?” Saryn juga kini berpikir, bukankah ini jauh dari rumah Arga, namun kenapa semua orang masih saja takut kepadanya.Bahkan jika di lihat lagi, orang yang tadi menahannya itu memiliki badan lebih besar dari Arga, lebih berotot, bukanlah sesuatu yang sulit untuk menjatuhkan Arga dengan sekali banting.Lantas kenapa laki-laki itu takut sekali kepada Arga, bahkan seolah-olah akan kencing dicelana saat dirinya melihat Arga marah kepadanya. 
Read more
Bab 32
“Halo dimana kamu?” sebuah pertanyaan dilayangkan oleh lawan bicara Arga disaat Arga menjawab telepon yang masuk ke ponselnya tadi.“Ada apa kau menelponku?” Arga bertanya, seolah kini dia sedikit berbeda dengan cara tuturnya kepada beberapa yang yang sempat ditemui Arga belum lama ini.“Apa itu cara bicara yang benar kepada Ibumu?” Ibu Arga begitu terdengar emosi saat dari awal dirinya menelepon Arga. “Sudah, aku tidak punya banyak waktu. Bilang saja apa mau Ibu.” Arga begitu tegas menanggapi ibunya karena seolah-olah Arga sudah punya firasat bahwa Ibunya akan menanyakan sesuatu. Seketika suasana hening untuk beberapa saat, setelah itu ibu Arga kembali bertanya kepada Arga.
Read more
Bab 33
Setelah sesi telepon itu Arga meletakkan ponselnya di dalam saku, dan untuk setelahnya kini Arga merebahkan punggungnya di sandaran sofa tempat dia duduk, dengan sedikit mengarahkan pandangannya ke atas dan menatap kosong disana.Arga hanya bisa melamun dan menggerutu dalam pikirannya, “Kenapa aku selalu merasa sakit kepala saat aku berbicara dengannya,”  tak cukup begitu, Arga menambahkan dengan sebuah hembusan nafas yang sangat berat, menandakan jika hanya berbicara dengan orang tuanya saja sudah cukup membuat dirinya lelah.“Bos,” Suara seseorang terdengar dari arah belakang, dan terang saja itu membuat Arga berbalik dan menatap ke arahnya. Terlihat di pintu, tempat orang yang memanggilnya tadi, anak buah Arga sedang berdiri dengan memegang sebuah pistol di tangannya.Arga menatap kep
Read more
Bab 34
Kini arga benar-benar bersemangat, dia berpikir bahwa memang inilah caranya untuk menghilangkan emosinya, terkait urusannya dengan sang ayah dan beban mental yang dia terima.Arga menjadi sosok yang brutal disaat dia benar-benar lelah dengan keadaan. Ibarat seekor singa jika ada yang membuat perkara dengannya akan diterkam olehnya.“Lihatlah wajah ketakutan ini.” Arga tersenyum saat melihat orang yang ditunjukkan oleh bawahannya tadi.Tampak seorang pria sedang tersungkur, dengan tangan terikat ke belakang punggungnya dengan sebuah lampu remang-remang menyorot ke arahnya. Sementara orang itu tidak dapat melihat Arga yang kini sedang berada dalam sebuah kegelapan.
Read more
Bab 35
Setelah orang-orang itu keluar, masih sempat ada beberapa orang lagi yang masuk dan mereka juga sama, yaitu meletakkan beberapa koper hitam dan juga tas hitam seperti teman-teman mereka sebelumnya. “Mulus sekali,” ucap salah satu orang yang bertubuh sedikit lebih besar diantara yang lain, dengan ekspresi yang menjijikan. Tanya lebih besar orang itu juga tampak begitu buruk perangainya. “Jaga mulutmu!” Ucap salah satu temannya. “Memangnya apa yang salah dengan perkataanku?” Laki-laki bertubuh besar itu kembali bertanya kepada teman yang sudah memperlihatkan dirinya tadi. Saryn yang mendengar ucapan dari lelaki itu, kini mulai untuk menutupi tubuhnya dengan lebih rapat lagi. “
Read more
Bab 36
Dan disaat Arga hendak beranjak dari kamar Saryn, “Tunggu!” Saryn berbicara kepada Arga, dan Arga yang mendengar itu segera berbalik menatap Saryn dengan satu alis yang terangkat sebagai bentuk tanda tanyanya kepada Saryn.“Aku lelah. Aku hanya ingin bilang, aku tidak butuh semua ini!” ucap Saryn dengan mencengkeram kimono tidurnya dengan begitu erat.“Kenapa dengan semua ini? Kenapa kau berbicara seperti itu?” Arga menyilangkan tangannya di depan dada dan bertanya kepada Saryn.“Aku tidak menginginkan apapun darimu, dan bahkan sampai sekarang aku tidak tahu apa yang kau mau dariku!” bentak Saryn kepada Arga, sampai tidak terasa air matanya menetes sebelum akhirnya gadis itu kembali berbicara untuk meluapkan emosinya,
Read more
Bab 37
“Pilih apa pun yang Kamu suka di ta-tas ini, dan jika memang kamu mau semuanya juga bukan masalah, asal kau membawa semuanya sendiri.” Tegas Arga kepada Saryn yang masih belum pulih dari keterkejutannya saat melamunkan Arga.“Dan satu lagi, kemasi semua barangmu. Kita akan kembali ke Jan Mayen, ke rumah saya setelah ini” ucap Arga. Tanpa sadar, Saryn mendapati dirinya mengangguk, tetapi kemudian kesadarannya menghantamnya dengan keras dan Saryn dengan ketus menatap ke arah Arga.“Aku tidak akan pergi kemana-mana lagi denganmu!” Ucap Saryn pada Arga. Bahkan kini Saryn, Secara refleks mencoba mencekik Arga dengan cara mencengkram kemeja yang dipakai Arga dengan lebih erat lagi.
Read more
Bab 38
“Dasar!, Bajingan yang tak mengerti keindahan!” Saryn menggerutu pada dirinya sendiri saat mematikan pancuran dan mengenakan jubah mandi sambil melemparkan semua rambut basahnya ke samping.Kini selesai mandi, Saryn kembali ke kamarnya. Disaat dia melihat tas-tas hitam yang dibawah masuk oleh orang-orang arga tadi, Saryn seolah tegang. Dia sedikit merasakan sensasi takut entah karena apa.Saat dia berhasil menguasai dirinya. Dia merasa ketenangan saat dirinya selesai mendesah lirih. Hal itu dibarengi dengan dia yang berjalan menuju lemari dengan kaki berjinjit karena takut menginjak tas-tas yang dibawa oleh orang-orang tadi. Dengan sedikit usaha akhirnya dia sampai di lemari dan memilih sebuah rok motif bunga, panjangnya hanya sebatas lutut. sungguh menyegarkan mata kaum adam. Kesegaran terpancar dari rok itu. Bagian atas, Saryn lebih memilih sebuah blus berwarna hitam.Setelah sadar, ada satu hal yang kurang itu adalah celana dalam.Saryn mulai memakainya, dan dengan cepat mengik
Read more
Bab 39
Arga dengan begitu mengancam mulai mendekat ke arah Saryn. Wanita itu kini terbaring ditempat tidur hanya karena satu dorongan dari Arga.“Ap- apa yang akan kau lakukan!?” Saryn mulai meracau, dia tampak ketakutan dengan sikap dan apa yang sudah dilakukan oleh Arga kepadanya. Bahkan kini Saryn seolah dia sedang akan mengalami hal buruk.“Ku- kuperingatkan kau! jangan melakukan hal yang aneh-aneh!” Racaru Saryn dengan merangsek ke sandaran tempat tidur.Arga sendiri kini merangkak mendekat ke arah Saryn.Gerakannya perlahan namun seolah penuh keyakinan. Hal itu membuat Saryn merasa jika bulu kuduknya berdiri.“Kenapa?” Lirih Arga seolah penuh dengan gairah.“A– aku.”“Bukankah saat kita berangkat, kau menggodaku di dalam pesawat?” Bisik Arga dengan sedikit tiupan di telinga Saryn.Saryn memejamkan matanya. Dia hanya bisa menahan hasratnya, karena dia tidak ingin termakan dengan jerat yang dipasang oleh Arga. “Aku– Pergi kau dari sini.” ucap Saryn yang mulai sadar dengan keadaan di
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status