All Chapters of HARMONY: Chapter 41 - Chapter 50
80 Chapters
Empat puluh satu
   **Darrel baru saja bangun dari tidurnya, hal pertama yang ia lakukan bukan mengecek ponselnya seperti yang anak remaja jaman sekarang lakukan, tapi laki-laki itu malah langsung keluar kamar membiarkan ponselnya tergeletak begitu saja diatas kasur. Darrel mengambil segelas air dingin didalam kulkas, meneguknya hingga air tersebut habis tak tersisa. Darrel membuka jendela apartemennya yang langsung tembus dengan pemandangan kota besar ini. Gedung-gedung yang besar serta jalanan yang macet adalah salah pemandangan yang selalu Darrel lihat dari dalam apartemen. Ia melihat keluar jendela, hujan deras tadi berubah menjadi rintik gerimis yang turun sedikit demi sedikit. Laki-laki itu diam sebentar sekiranya lima menit sambil meregangkan badanya agar lebih bugar setelah tidur. Darrel ingat bahwa saat ini ia belum memberi kabar apapun pada maminya, Darrel lalu mencari keberadaan ponselnya yang lupa ia letakkan tadi dimana. Dengan sa
Read more
Empat puluh dua
**Darrel berhenti tepat di depan rumah Laura. Keduanya tidak mengucapkan apapun, bahkan Laura tidak sadar bahwa mereka sudah sampai. “Ra” panggil Darrel membuat perempuan itu menoleh terkejut, akhirnya sadar bahwa mereka sudah sampai di tempat tujuan. “Makasih kak” ucapnya tanpa menoleh pada Darrel. Ia tidak mau Darrel menatap kasihan padanya, ia merasa malu sekarang. “Maaf” ujar Darrel menahan sakit di bibirnya, yang habis terkena pukulan. Darah segar masih menetes dari bibirnya, membuat Laura yang melihatnya menawarkan bantuan pada laki-laki itu. “Kak, ayo masuk dulu. Biar aku obatin” “Gausah, bisa diobatin sendiri kok” jawabnya. “Tapi lukanya lumayan parah, atau engga aku panggilin dokter ya biar kesini” Laura hendak mencari ponselnya, “Engga usah” tangan besar Darrel membuat Laura tidak bisa berkutik. “Engga usah panggil dokter,” akhirnya
Read more
Empat puluh tiga
   **Laura terlelap dalam dekapan Darrel, perempuan itu terlihat sangat kelelahan. Wajahnya terlihat pucat, ia butuh istirahat. Darrel mengelus pucuk kepala Laura dengan halus, sesekali menatap wajah pucat pasi perempuan cantik ini. Ia membiarkan Laura berlari kealam mimpi, menenangkan jiwanya yang belum sepenuhnya segar. Darrel melirik ke jam dinding yang tertempel di tembok sana, sudah hampir pukul tujuh malam. Ia tidak mungkin ada disini sampai pagi. Darrel pun tidak tega membangunan gadis kecil ini, ia kasihan melihat Laura. Jadi ia gendong gadis ini keatas kamarnya, Darrel membawa Laura masuk ke kamar di lantai atas. Darrel tidak tahu yang mana kamar perempuan ini, tapi satu pintu berisi gantungan kunci berwarna pink membuatnya yakin itu adalah kamar Laura. Darrel masuk kedalam kamar itu, lalu meletakkan Laura dengan hati-hati keatas kasur empuk yang besar itu. benar saja, ini memang kamar milik perempuan yang sedang terl
Read more
Empt puluh Empat
 **Laura terbangun dari tidurnya yang nyenyak. Bahkan sejak semalam ia tidak bangun-bangun, hingga jam tujuh pagi ini. Ia bangkit dari kasurnya dan mengambil segelas air putih yang ada di meja belajar. Ia melirik kearah cermin besar, memperlihatkan dirinya dengan kaos kebesaran dan celana pendek. Laura terkejut melihat dirinya seperti itu, karena seingatnya dia memakai seragam sekolah kemarin malam. Bagaimana bisa sekarang bajunya sudah ganti begitu saja? Ia mengingat-ingat lagi, apakah ia sempat mengganti baju. Tapi nihil, seingatnya dia langsung terlelap dalam pelukan Darrel. Apa jangan-jangan “Engakkkkkk” teriak Laura kencang, dirinya kembali tergunjang. Tangannya gemetar, wajahnya kembali pucat pasi. Ia takut, pikirannya melayang kesana kemari, ia mencari keberadaan ponselnya. Mengambilnya didalam tas, dan ponselnya masih mati. Ia lupa menghubungkan charger semalam. Laura mengisi baterai ponselnya, mencoba menghidup
Read more
Empat puluh lima
  **“Bi” panggil Laura, laki-laki itu menoleh dengan senyuman yang tulus “Makasih ya, Abian” ujarnya lagi. mereka berdua sudah berada di rumah Laura, Abian mengantarnya hingga masuk kedalam kamar. “Tidur gih, harus banyak-banyak istirahat ya” “Gua beliin bubur dulu diluar ya” ujar Abian lagi hendak pergi keluar, tangannya ditarik oleh Laura. membuat Abian menghentikan langkahnya, menoleh pada tangannya yang digenggam Laura, “Kenapa?” tanyanya halus, “Jangan lama-lama ya” ucapnya lalu diangguki laki-laki itu. Akhirnya Laura melepas pegangannya, membiarkan Abian pergi mencari bubur ayam yang dijual dekat komplek ini. Laura memejamkan matanya, tidak mau memikirkan hal-hal yang menyakiti perasaannya. Ia butuh istirahat yang banyak setelah membuang tenanganya pada laki-laki brengsek seperti Darrel. Abian membelikan bubur ayam langganan Laura yang berjua
Read more
Empat puluh enam
harmony 46                                                  **“Ra, gua balik dulu ya. nanti gua kesini lagi pas pulang sekolah” Abian menatap kearah Laura yang sedang membaringkan tubuhnya. “Iya, Makasih Abian” Abian masih berada disana sebentar, menatap wajah Laura yang tertidur pulas. Ia melangkah mendekat perempuan itu, lalu mengelus pucuk kepala Laura halus. “Jangan sakit ya, gua gamau lo kenapa-kenapa. Selalu disamping gua ya, Laura” ucapnya sambil tersenyum. Lalu pergi keluar kamar Laura hendak kembali ke sekolahnya. Laura sudah tertidur pulas, tapi ucapan Abian masih bisa ia dengar. Laura senang karena Abian selalu menjaganya seperti ini. Abian mengendarai motornya dengan laju, untungnya gerbang sekolah terbuka begitu saja apalagi sedang tidak ada satpam yang menjaga Abia
Read more
Empat puluh tujuh
 **Sagara, Abian, dan juga Darrel duduk didepan kelasnya, menunggu kedatangan guru yang akan mengajar selanjutnya. Mereka bertiga duduk sambil melempar lelucon yang hanya mereka saja yang mengerti. Beberapa siswa yang lewat kelas mereka, menunduk malu karena tawa mereka. Bahkan beberapa anak perempuan memilih lewat jalan lain karena malu, rasanya seperti dikepung pria tampan meski mereka hanya bertiga saja. Sedang asik mengobrol, hingga tidak menyadari keberadaan Bu Yasti yang sudah berdiri di sebelah mereka bertiga. “Masuk-masuk, jangan nongkrong didepan kelas begini” suruhnya pada tiga remaja yang tidak langsung nurut itu. “AH, ibu kaya engga pernah muda aja” jawaban Abian, “Saya yakin sih, pas jaman sekolah dulu Bu Yasti termasuk kedalam cewe incaran ketua geng sekolah yang kaya di film-film gitu, iya kan bu?” tambah Sagara. “Apaan sih kalian, engga ya. ibu dulu engga suka k
Read more
Empat puluh delapan
  **Sagara dan Abian memasuki lift menuju lantai enam belas, dimana Darrel tinggal. Dengan menenteng kantong belanjaan tadi, Abian memencet bel kamar Darrel. Darrel yang sedang rebahan diatas sofa, beranjak membuka pintu. “Lama banget ey” serunya ketika wajah dua temannya sudah terpampang nyata didepannya. Darrel mempersilahkan dua temannya untuk masuk kedalam, Sagara mengeluarkan isi kantong belanja tersebut keatas meja. Tangannya dengan cepat meraih susu coklat miliknya dan juga satu plastic snack kacang. “Eh lo kapan manggung lagi rel?” tanya Sagara sambil membuka snacknya. “besok malem” jawab Darrel tanpa menoleh. “Dimana?” “Tempat biasa” “Ohhhhh” setelah percakapan itu, ketiganya sibuk dengan urusan masing-masing. “Eh, main yuk” “Hidupin dong Rel, ps nya” suruh Abian yang sudah memegang stick. “Hompimpa ya”
Read more
Empat puluh sembilan
  ** Pecinta DudaDezora: “@Laura lo kenapa ra? Seharian engga ada kabar” Abella: “Sakit? @Laura” Laura: “Udah baikan kok, santai aja”Dezora: “Bagus deh, jadi besok bisa sekolah dong?”Laura: “Yoi”Dezora: “Bersyukur banget gua ra….”Laura: “Kenapa?”Dezora: “Abel tadi di sekolah diem aja anjirrr. Berasa orang tolol gua ngomong sendirian”Abella: “Gua dengerin cerita lo kok zor”Laura: “Hahaha, emang biasanya gitu kan?”Dezora: “Iya sih xixixxi”Abella: “Btw ada tugas kimia tadi, nanti gua kirim soalnya ya”Dezora: “Engga sekalian sama jawabannya Bel?”Abella: “Belajar sendiri sana!” Abella: “Fisika sama bio ada tugas juga. inget besok dikumpul!” 
Read more
Lima puluh
   **Laura meminta Abian menjemputnya pagi-pagi sekali untuk datang ke sekolah. Bahkan saat Abian masih tidur, Laura sudah selesai mandi dan akan bersiap. Jadinya Abian harus cepat-cepat karena kabar mendadak dari perempuan itu. Seperti biasa, Laura mengolesi lip tint pada bibirnya agar tidak terlihat pucat. Laura sejak kemarin sudah memikirkan kata-kata yang ingin ia sampaikan pada Darrel. Semalaman Laura tidak bisa tidur karena takut, ia juga gugup pastinya ketika nanti bicara dengan laki-laki itu. Tadi Laura sudah bilang pada Abian, jika ia tidak bisa Laura akan berangkat sendiri saja. Tapi Abian tidak mau, dia ingin berangkat bersama dengan Laura. Laura juga merasa malu jika terus-terusan membuat Abian kerepotan sendiri karena dirinya. Laura melihat penampilannya di kaca, semuanya sudah rapi. Ia tersenyum dan meyakinkan dirinya sendiri, “Semua pasti bakal baik-baik aja” katanya pelan. Laura mendeng
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status