All Chapters of HARMONY: Chapter 51 - Chapter 60
80 Chapters
Lima puluh satu
harmony 51                                                 **Cecan HarmonyYuni: “Guysssss, astagaaaa”Yuni: “Breaking news!!!!!”Yuni: “@Laura”Sarah: “@Laura”Mia: “@Laura”Siska: “@Laura”Vina: “@Laura”Siska: “Yang dibilang anak-anak bener ya?”Yuni: “Gosipnya udah nyebar ke anak kelas dua belas anjir”Vina: “Mana rame banget lagi yang bahas”Sarah: “Gua sebagai fans Darrel merasa potek”Yuni: “Sama gua juga”Mia: “Untung gua fans bts, jadi ngga potek-potek banget”Siska: “Aduhh udah deh, sekarang kita butuh klarifikasi iniiiiii”Siska: “@Laura, mba mohon klarifikasinya. Apa
Read more
Lima puluh dua
 **Pulang sekolah, Laura mengirim pesan bahwa ia tidak bisa ikut pulang bersama Abian. jadi hari ini Abian memilih untuk pulang sendiri, belum jauh dari area sekolah Abian bisa melihat Nayla yang berjalan di trotoar sendirian. “Nayla…” panggilnya lalu menepi, mematikan motornya dan menghampiri Nayla. “Kok sendiri?” tanya Abian, “Emang harus sama siapa? Aku kan emang sering sendiri Bi?” jawab Nayla, “Hahaha iya, maksudnya kok tumben jalan? Biasanya kan ada yang jemput” ujarnya. “Iya nih, lagi engga ada yang bisa jemput. Kalau nunggu bus kelamaan” jawab perempuan itu. “Gua sendirian nih, mau bareng ga?” Nayla menoleh kea rah motor abian yang memang tidak ada penumpangnya. “Engga enak tahu bawa motor sendirian, berasa kesepian gitu” ujarnya lagi. “Engga papa nih aku nebeng? Takut ngerepotin kamu, kayaknya kalau dipikir-pikir aku sering ban
Read more
Lima puluh tiga
   **Abian masuk kedalam rumah Laura, dengan dua kotak martabak manis dan juga martabak asin sesuai pesanan Laura. kebiasaan, perempuan itu tidak mengunci pintu rumahnya, membuat Abian sendiri yang ngeri. “Ra, kebiasaan deh lo. Suka banget engga tutup pintu depan” ujar Abian ketika melihat perempuan itu duduk santai di depan televisi. “Soalnya kan gua tahu lo dateng, jadi biar engga usah ngetuk pintu lagi” ujarnya membela diri. “Nih” Abian memberikan dua kotak bawaannya itu pada Laura, perempuan itu langsung tersenyum sumringah mendapat makanan dari Abian. “Makasih banyak mas Abi” ujar Laura lalu membuka kotak tersebut. “Oh iya, lo mau ngomongin apa?” tanya Laura dengan mulut yang terisi penuh dengan martabak. “Lo kalau makan, makan aja deh dulu. Gausah ngomong” suruh Abian pada perempuan itu, takut dia keselek. “Iya, iya. Jadi gimana, a
Read more
lima puluh empat
**Laura risih dengan tatapan beberapa siswi yang menatapnya tajam, bak ingin menghabisi Laura saat itu juga. perempuan itu hanya bisa menundukkan kepalanya, sedikit bergindik ngeri bila tiba-tiba mereka semua benar-benar menyerang perempuan itu. Abian yang berdiri dibelakang Laura langsung menghampiri perempuan itu, lalu menggenggam tangannya, sontak membuat Laura terkejut dan refleks memukul Abian. “Aw, maaf Bi. Gua kira siapa” ujarnya pelan. “Gapapa, jangan nunduk. Ayo jalan!” ajak Abian menarik tangan Laura. “Gua takut Bi” ujar Laura pelan, “Kalau ada apa-apa langsung lapor ke gua. Engga ada yang boleh macem-macem sama lo kalau gamau berurusan sama gua” jawab Abian setelah mereka berdua berdiri didepan kelas Laura. “Gua harus ke kelas juga, nanti gua dateng lagi pas jam istirahat!” Laura hanya mengangguk mengerti. Benar-benar sangat menyeramkan sekali fans fanatic itu, membuat Laura tak habis pikir. Laura duduk sendirian di bangkunya, menunggu kedua sahab
Read more
lima puluh lima
**Bel tanda istirahat berdering dengan sangat keras, membuat semua siswa kegirangan karena akhirnya selesai juga belajar jam pertamanya. Bosan rasanya berlama-lama mendengarkan gurun menjelaskan materi yang sama sekali tidak ia mengerti. “Tunggu sini dulu ya, gua mau cabut bentar” ujar Abian pada dua temannya yang sedang makan kerupuk. “Kemana bi?” tanya Sagara masih dalam keadaan mengunyah kerupuknya. “Bentar doang, tar juga balik lagi. jangan kemana-mana lo bedua” suruhnya lalu beranjak dari meja kantin itu. Didalam kelas, hanya sisa mereka bertiga saja yaitu Laura, Abella, dan juga Dezora. Mereka masih asik bergosip ria, membahas film bioskop yang diperankan oleh actor terkenal akan tayang. “Nonton bareng hayuk, gua udah gasabar banget.” Ajak Dezora super excited. “Gua sih ayo aja, gimana Abella nih?” tanya Laura, “Ya kalau engga ada halangan, boleh aja sih.” jawabnya membuat Dezora tersenyum senang. Abian datang sesuai janjinya, menghampiri Laura
Read more
lima puluh enam
**Membersihkan halaman sekolah yang luas ini, dibawah terik sinar matahari siang membuat ketiga laki-laki ini mengeluh. Belum melakukannya saja sudah terasa lelah, apalagi jika mereka benar-benar berdiri menyapu disana. “Udah gausah ngeluh, yuk kerjain biar cepet selesai” ajak Sagara pada dua temannya. Abian dan Darrel mengikuti Sagara menyapu halaman. “Gar lo bagian situ ya” suruh Abian menunjuk bagian utara. Sagara tidak meyahut, tapi ia tetap melangkah sesuai perintah Abian. Sedangkan Darrel menyapu bagian selatan, agar pekerjaan mereka cepat selesai. Sagara, Abian dan juga Darrel terus mengumpulkan sampah dedaunan yang jatuh dari pohon. Tanpa banyak bicara, mereka bertiga focus pada pekerjaannya sendiri. Setelah lima belas menit berlalu, sampah dedaunan sudah beres mereka kumpulkan dan dibuang di tong sampah. “Panas banget jing” ujar Abian menghampiri Sagara yang sedang berteduh dibawah pohon rindang. Darrel juga ikut datang dari berlawanan arah, me
Read more
lima puluh tujuh
**Laura merasa sangat penasaran dengan siapa perempuan yang dipanggil non cantik itu, Abian sangat tidak peka sekali, Laura pikir laki-laki itu akan menjelaskan siapa perempuan yang disebutkan tadi. Selama diatas motor menuju rumah Laura, dua manusia itu hanya diam saja. Tidak ada yang bersuara sama sekali. “Abian…..” panggil Laura, “Kenapa diem aja sih..?” lanjutnya lagi. “Ga asik banget deh, rumah masih jauh, terus kita diem-dieman gini. Jadi ngantuk guenya” seru Laura memberi tahu. “Ya emang mau ngobrolin apa lagi sih?” tanya Abian masih focus pada jalanan didepannya. “Ya apa kek, lo ga mau cerita gitu?” suruh Laura. “Nanti aja, suara lo ketiup angin gua ga denger apa-apa” teriak Abian, lalu melanjukan motornya dengan kencang agar cepat sampai ke rumah Laura. Sampai di rumah Laura, laki-laki itu melepas helmnya, juga membantu Laura melepas helm karena perempuan itu kesusahan. “Begitu doang kaga bisa” tegur Abian, “Ya susah tahu, gimana sih.”
Read more
lima puluh delapan
**Setelah dimarahi habis-habisan akhirnya bel pulang sekolah berdering juga. sungguh Adlan sangat tidak tahan mendapat bentakan bentakan kasar seperti itu. rasanya ingin sekali ia membalas semua kalimat-kalimat kasar yang dikeluarkan oleh para panitia itu. Tapi Adlan harus menahan dirinya agar tidak menimbulkan kekacauan. “Pusing gua dengernya” ujarnya pada Abian saat keluar dari kelas. Abian hanya membalas dengan kekehan saja, “Sama kalau gitu, resek ih panitianya” jawabnya pelan. “Yuk kerjain nih revisiannya, takut ga keburu. Masih ada tiga tugas yang harus direvisi juga. anjing banget tuh, ngeselin” ujar Abian mengenai tugas tuga yang harus mereka revisi. “Buat dimana? Males gua di rumah” sahut Adlan. “Lo masih inget ga formatnya gimana? Kemarin aja salah tuh gara-gara gua percaya sama omongan lo” ujar Adlan lagi. “Ya mana gua tahu bakal salah, entu orang ngomongnya udah kaya eminem.” “Ngapa tuh?” “Ngerap. Hahaha” tawa mereka berdua pecah seolah tak
Read more
lima puluh sembilan
**Adlan yang sudah siap keluar dari rumahnya membawa tas sekolah yang ia gendong dipunggung. “Mau kemana?” tanya Ayah yang melihat putranya turun dari lantai atas, “Mau ngerjain tugas kelompok yah” jawab Adlan sambil melangkah turun. “Ayah…” panggil Adlan ada maunya. “Kenapa?” “Adlan mau berangkat naik taxi, sekalian jemput Abian karena dia engga ada yang anter. Terus juga tadi uang jajan Aku udah habis” ujarnya berharap Ayah peka. “Terus gimana? Kalau uang kamu habis, yaudah jangan naik taxi, terus gausah jajan aja disana. Kerjain tugasnya terus pulang” saran Ayah. “Ih…. Ayah kok gitu sih,,, emang ga kasian apa sama anak kesayangan ayah ini kalau cape terus nahan laper” bujuk Adlan lagi. “Yaudah sini” panggilnya, lalu dengan senyuman yang tertera diwajahnya Adlan mendekat. “Nih, jangan boros-boros lagi” Ayah mengeluarkan selembar uang seratus ribu untuk anaknya itu. Seratus ribu sangat cukup untuk anak kecil seperti Adlan, ia bisa memesan beberapa cemi
Read more
enam puluh
**Abian kembali duduk disebelah Adlan. Selang beberapa menit, akhirnya pesanan mereka tiba juga. “Jadi juga mesen Taro” ujar Alyssa, melihat minuman untuk Abian. “Awas aja ya kalau engga enak. Gua gabakal percaya lagi sama omongan lo” ujar Abian. “Seriusan, gua ga bohong Abian. taro emang seenak itu, mending lo Cobain dulu deh, komennya entaran aja” suruh Alyssa. “Gimana?” tanya Alyssa menunggu jawaban saat Abian baru saja mencoba minumannya. “Wahhhh, gila. Ini enak parah…………..” seru Abian kembali meminum taro miliknya. “Bener kan, gua mana pernah bohong” sahut Alyssa. Tak mau berlama-lama membahas Taro, Alyssa kembali melanjutkan laporan itu. tidak perlu waktu yang lama untuk Alyssa menyelesaikan tugas laporan untuk dua teman barunya itu. Alyssa pikir mereka berdua hanya memesan minuman saja, selang beberapa menit beberapa jenis cemilan berat datang ke mejanya. Ada kentang goreng, nugget, hotang, bahkan beberapa dessert coklat yang terlihat sangat enak.
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status