Semua Bab Orang Asing Itu Kekasihku : Bab 71 - Bab 80
103 Bab
Keluarga Hengky Marah
"Seseorang yang jauh lebih baik? Siapa? Siapa wanita itu?" tanya Ratna. "Sudah, aku ingin sendiri. Tinggalkan aku!" kata Elo.  "Tidak, aku masih ingin bersama kamu. Aku sangat khawatir terhadap kamu. Aku tidak peduli jika kamu mengusir aku dengan sangat keras. Aku sudah menunggu kamu selama 2 tahun lebih." Kata Ratna.  Elo hanya tersenyum. "Jangan membuat aku tertawa! Kamu tidak mungkin menunggu aku apalagi 2 tahun. Itu sangat tidak masuk akal." Kata Elo.  "Aku serius, aku sungguh menunggu kamu." Kata Ratna.  "Hentikan! Itu sungguh tidak lucu." Kata Elo.  Ratna hanya terdiam dan Elo juga pergi dari atap rumah sakit.  "Aku antar kamu." Kata Ratna sambil memegang tangan Elo.  "Tidak perlu, aku mengatakan untuk jangan mendekati aku. Aku hanya ingin sendiri. Aku sedang belajar semuanya sendiri." Kata Elo.  "Baik, aku tidak akan memegang tanah kamu tapi setidaknya biark
Baca selengkapnya
Elo Mengusir Ratna
Setelah menangani pasien yang kritis itu, aku pergi memeriksa pasien lain. Ratna masih bersama Elo di ruangan."Kenapa kamu masih belum pulang juga?" tanya Elo. "Aku masih ingin menemani kamu, Elo. Aku mengetahui bahwa aku sangat bodoh telah mengkhianati kamu untuk kembali dengan Arya. Padahal sudah jelas kamu yang mencintai aku bukan Arya. Tapi aku terlalu dibutakan oleh cinta. Sekarang aku sadar bahwa aku hanya membutuhkan kamu, Elo." Jawab Ratna. "Maaf tapi sekarang aku tidak ingin bersama kamu lagi." Kata Elo. "Kenapa? Apa aku sudah tidak penting bagi kamu? Apa aku tidak lagi menempati hati kamu?" tanya Ratna. "Aku sudah berusaha sangat keras untuk melupakan kamu. Sekarang aku ingin memperbaiki hubungan aku dan keluarga. Aku ingin menjadi anak yang baik untuk mami. Mami sampai depresi karena aku tidak terbangun dari koma selama 2 tahun lebih. Jika kamu sungguh menunggu aku, kamu akan mengetahui betapa menderitanya keluar
Baca selengkapnya
Aluna Menemui Hengky
Andri hanya terdiam saat Aluna mengatakan itu kepada dia. Lalu, Aluna bertanya kepada Andri. "Ada apa?" tanya Aluna. "Tidak, aku ingin sekali untuk melindungi kamu bukan Hengky. Aku tidak berada disaat kamu membutuhkan. Aku merasa gagal smuanya menjaga kamu. Orang lain lebih cepat dari aku. Aku memang kurang baik sebagai pria untuk kamu." Kata Andri."Jangan begitu, aku tidak ingin melihat kamu terluka. Hengky yang terluka saja sudah membuat aku khawatir apalagi kamu. Aku sedang merasa bersalah kepada Hengky. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan." Kata Aluna. "Sebaiknya kita pikirkan itu nanti, kamu belum makan. Kita makan saja sekarang." Kata Andri. Andri mengajak Aluna ke kantin. "Apa yang ingin kamu makan?" tanya Andri. "Apa saja." Jawab Aluna. Andri langsung memesan makanan untuk Aluna. Suster lain melihat dan mendekati Aluna. Mereka langsung meminta foto bersama. 
Baca selengkapnya
Aku Bicara Dengan Hengky
"Benarkah?" tanya Hengky. "Benar, cara kamu menatap aneh sekali." Jawab Aluna. "Ini karena kita baru kembali dekat seperti ini. Biasanya kamu selalu menjauh dari aku. Aku senang sekali kamu bersikap seperti ini terhadap aku. Apa aku perlu terkena sesuatu baru kau peduli terhadap aku?" tanya Hengky. "Apa yang kamu katakan? Kamu jangan berkata seperti itu. Tidak ada orang yang ingin terkena musibah. Maafkan aku selalu menyuruh kamu menjauh. Aku hanya ingin menjaga hati orang lain. Meski itu telah menyakiti kamu tanpa aku sengaja." Jawab Aluna. "Jangan meminta maaf! Kamu tidak salah, aku yang salah. Aku memang pria yang tidak tahu diri, aku masih mengharapkan kamu setelah apa yang terjadi." Kata Hengky. "Apa kamu masih perlu bantuan aku? Katakan saja!" kata Aluna. "Tidak, mungkin sebentar lagi." Kata Hengky. Aku masuk ke ruangan Hengky. "Kak Hengky, bagaimana keadaan kamu? Apa masih
Baca selengkapnya
Bibi Robi Sakit
"Bagus itu, sebaiknya memang jangan sampai ada berita lagi tentang kakak. Aku tidak ingin nenek semakin tidak bersikap baik terhadap kakak. Aku ingin nenek dan kakak memiliki hubungan yang baik. Aku harus pergi memeriksa pasien lagi. Kak Hengky istirahat saja dan jangan lupa minum obat." Kataku. "Baik, Mia." Kata Hengky. Aku pergi memeriksa pasien lagi. Aku melihat ada Robi di rumah sakit ini. "Robi!" Kataku. "Dokter Mia!" Kata Robi. "Pak yang sedang kamu lakukan di sini? Siapa yang sakit? Apa kamu sakit?" tanyaku. "Tidak, bukan aku tapi asisten rumah tangga yang sakit. Aku merasa kasihan sekali dia membawa dia kemari. Aku tidak tega melihat keadaan dia yang terlihat kelelahan sebab memakda terus bekerja. Pahdahal aku sudah mengatakan untuk tetap istirahat saja. Tapi dia bersih keras untuk membantu di rumah. Sampai dia sakit seperti ini." Jawab Robi. "Tidak apa apa, saya hanya perlu istirahat
Baca selengkapnya
Pulang Bersama Robi
"Baik, aku akan pulang dengan kamu sekarang juga. Ayo kita pulang!" Kataku. "Baik, dokter Mia. Bibi, ayo kita pulang sekarang!" Kata Robi. "Baik." Kata Ibu Inah.Aku pulang bersama Robi dan juga ibu Inah. Aku merasa bahwa Arya tidak akan datang ke rumah sakit. Ternyata Arya datang ke rumah sakit untuk menjemput aku. "Mia, di mana?" tanya Arya sambil mencari dan memberi  sekitar rumah sakit. Arya masuk ke dalam dan bertanya kepada suster lain. "Permisi, apa ada yang melihat dokter Mia?" tanya Arya. "Maaf pak Arya, saya melihat dokter Mia pulang tadi tapi saya tidak tahu dia bersama siapa. Sepertinya dia pasien di sini." Jawab suster itu. "Baik, terima kasih." kata Arya sambil pergi. Arya pergi keluar dari rumah sakit dan langsung menuju rumah dia. Aku sedang berada di jalan bersama Robi dan juga ibu Inah. Aku berbicara dengan mereka berdua. "Ibu Inah, bagai
Baca selengkapnya
Mengkhawatirkan Aluna
"Kenapa papa berbicara seperti itu? Aku tidak memiliki hubungan selain dokter dan pasien. Mereka berdua juga sudah seperti adik bagi aku. Aku tidak mungkin mencintai mereka berdua. Aku tidak menyukai pria yang terlalu muda. Aku ini wanita yang manja dan aku butuh seseorang yang dapat memanjakan aku bukan aku yang mengurus seorang pria. Di mana kakak?" tanyaku sambil khawatir. "Itu dia yang mampu pikirkan, dari tadi kakak kamu belum juga pulang ke rumah. Mama khawatir sekali sebab mama melihat berita. Katanya Aluna hampir tertimpa lampu saat di tempat syuting. Tapi Hengky menolong Aluna. Bagaimana dengan kondisi Hengky sekarang?" tanya mama. "Sekarang kak Hengky sudah membaik dan tidak ada sesuatu yang serius. Aku juga sangat khawatir jika terjadi sesuatu kepada kak Hengky. Tapi ternyata dia selamat. Aku bersyukur supaya kakak tidak terkena masalah dengan keluarga dia. Aku tidak ingin kakak sampai disalahkan oleh keluarga dia. Ini bukan kesalahan kakak." Jaw
Baca selengkapnya
Arya Bertanya Tentang Aku
"Tidak perlu papa, aku sudah kenyang." Jawab Aluna.  "Aku tidur, hari ini sangat lelah sekali." Kataku.  "Benar kamu harus tidur, jangan sampai kelelahan." Kata mama Laras.  Aku pergi tidur dan Lautan ikut aku ke kamar. "Ada apa ini? Kenapa kakak berada di sini?" tanyaku.  "Aku ingin berbicara dengan kamu." Jawab Aluna.  "Berbicara apa?" tanyaku.  "Tentang Hengky." Jawab Aluna.  "Kondisi dia baik dan besok dia boleh pulang." Kataku.  "Benarkah? Syukurlah jika dia memang baik. Aku merasa sedikit lega dan tidak terlalu merasa bersalah." Kata Aluna.  "Jangan terlalu keras terhadap diri sendiri! Itu bukan salah kakak, semua sudah terjadi." Kataku. "Tapi aku tidak ingin terlibat dengan keluarga dia. Itu saja." Kata Aluna.  "Kakak tidak akan disalahkan, aku akan melindungi kakak." Kataku.  "Apa kakak boleh meminta satu hal?" tanya A
Baca selengkapnya
Arya Datang Menjemput Aku Lagi
Pagi hari, aku bersiap untuk pergi ke rumah sakit. Nenek dan yang lainnya sudah terdengar berisik seperti sedang berbicara dengan seseorang. Saat aku turun ke bawah ternyata Arya sudah berada di rumah aku. Aluna juga keluar dari kamar tidurnya. "Ternyata ada Arya!" kata Aluna. "Hai Mia! Hai Aluna!" kata Arya. "Halo Arya!" Kataku. Suasana terasa sangat kaku dan juga aneh. Aku merasa bingung harus mengatakan apa kepada Arya. Sampai Lamuna menggoda kami berdua. "Hai? Kenapa kalian terdengar kaku sekali seperti orang asing saja?" tanya Aluna. Aku terkejut saat Aluna mengatakan itu kepada aku. Aku menjadi gugup dan tidak dapat berkata. "Apa? Tentu saja tidak, kenapa kami terasa seperti orang asing? Itu hanya salah paham saja." kataku sambil tersenyum. "Aku juga bercanda, kalian terlalu kaku padahal kalian ini sepasang kekasih." Kata Aluna. "Kenapa kemarin kamu tidak mengan
Baca selengkapnya
Dokter Dirga Mengikuti Aku
"Bagaimana mereka akan menerima kamu jika kamu sendiri tidak pernah meluangkan waktu untuk menemui mereka berdua?" tanya Andri. "Aku sudah selalu membuat mereka percaya bahwa pilihan aku itu tidak salah. Tapi kamu belum juga meluangkan waktu yang dimiliki. Aku juga berjuang dengan hubungan ini. Tapi kamu tidak perhatian menganggap itu. Kamu pikir hanya kamu yang bertahan, aku juga. Aku terlalu sangat mencintai kamu, Aluna. Oleh karena itu, aku berusaha keras membuat orang tua aku luluh dan menerima kamu." Kata Andri. "Apa kamu serius?" tanya Aluna. "Tidak pernah aku serius seperti sekarang. Aku serius dalam mencintai kamu. Itu bukan sesuatu yang bercanda." jawab Andri sambil menatap mata Aluna. "Baik, besok aku akan menemui orang tua kamu." Kata Aluna."Aku akan menunggu kamu." Kata Andri. Mereka sampai di lokasi syuting. "Terima kasih sudah mengantar aku, Andri." Kata Aluna. "Aku pergi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status