"Baik, aku akan pulang dengan kamu sekarang juga. Ayo kita pulang!" Kataku.
"Baik, dokter Mia. Bibi, ayo kita pulang sekarang!" Kata Robi.
"Baik." Kata Ibu Inah.
Aku pulang bersama Robi dan juga ibu Inah. Aku merasa bahwa Arya tidak akan datang ke rumah sakit. Ternyata Arya datang ke rumah sakit untuk menjemput aku.
"Mia, di mana?" tanya Arya sambil mencari dan memberi sekitar rumah sakit.
Arya masuk ke dalam dan bertanya kepada suster lain.
"Permisi, apa ada yang melihat dokter Mia?" tanya Arya.
"Maaf pak Arya, saya melihat dokter Mia pulang tadi tapi saya tidak tahu dia bersama siapa. Sepertinya dia pasien di sini." Jawab suster itu.
"Baik, terima kasih." kata Arya sambil pergi.
Arya pergi keluar dari rumah sakit dan langsung menuju rumah dia. Aku sedang berada di jalan bersama Robi dan juga ibu Inah. Aku berbicara dengan mereka berdua.
"Ibu Inah, bagai
"Kenapa papa berbicara seperti itu? Aku tidak memiliki hubungan selain dokter dan pasien. Mereka berdua juga sudah seperti adik bagi aku. Aku tidak mungkin mencintai mereka berdua. Aku tidak menyukai pria yang terlalu muda. Aku ini wanita yang manja dan aku butuh seseorang yang dapat memanjakan aku bukan aku yang mengurus seorang pria. Di mana kakak?" tanyaku sambil khawatir."Itu dia yang mampu pikirkan, dari tadi kakak kamu belum juga pulang ke rumah. Mama khawatir sekali sebab mama melihat berita. Katanya Aluna hampir tertimpa lampu saat di tempat syuting. Tapi Hengky menolong Aluna. Bagaimana dengan kondisi Hengky sekarang?" tanya mama."Sekarang kak Hengky sudah membaik dan tidak ada sesuatu yang serius. Aku juga sangat khawatir jika terjadi sesuatu kepada kak Hengky. Tapi ternyata dia selamat. Aku bersyukur supaya kakak tidak terkena masalah dengan keluarga dia. Aku tidak ingin kakak sampai disalahkan oleh keluarga dia. Ini bukan kesalahan kakak." Jaw
"Tidak perlu papa, aku sudah kenyang." Jawab Aluna. "Aku tidur, hari ini sangat lelah sekali." Kataku. "Benar kamu harus tidur, jangan sampai kelelahan." Kata mama Laras. Aku pergi tidur dan Lautan ikut aku ke kamar. "Ada apa ini? Kenapa kakak berada di sini?" tanyaku. "Aku ingin berbicara dengan kamu." Jawab Aluna. "Berbicara apa?" tanyaku. "Tentang Hengky." Jawab Aluna. "Kondisi dia baik dan besok dia boleh pulang." Kataku. "Benarkah? Syukurlah jika dia memang baik. Aku merasa sedikit lega dan tidak terlalu merasa bersalah." Kata Aluna. "Jangan terlalu keras terhadap diri sendiri! Itu bukan salah kakak, semua sudah terjadi." Kataku. "Tapi aku tidak ingin terlibat dengan keluarga dia. Itu saja." Kata Aluna. "Kakak tidak akan disalahkan, aku akan melindungi kakak." Kataku. "Apa kakak boleh meminta satu hal?" tanya A
Pagi hari, aku bersiap untuk pergi ke rumah sakit. Nenek dan yang lainnya sudah terdengar berisik seperti sedang berbicara dengan seseorang. Saat aku turun ke bawah ternyata Arya sudah berada di rumah aku. Aluna juga keluar dari kamar tidurnya."Ternyata ada Arya!" kata Aluna."Hai Mia! Hai Aluna!" kata Arya."Halo Arya!" Kataku.Suasana terasa sangat kaku dan juga aneh. Aku merasa bingung harus mengatakan apa kepada Arya. Sampai Lamuna menggoda kami berdua."Hai? Kenapa kalian terdengar kaku sekali seperti orang asing saja?" tanya Aluna.Aku terkejut saat Aluna mengatakan itu kepada aku. Aku menjadi gugup dan tidak dapat berkata."Apa? Tentu saja tidak, kenapa kami terasa seperti orang asing? Itu hanya salah paham saja." kataku sambil tersenyum."Aku juga bercanda, kalian terlalu kaku padahal kalian ini sepasang kekasih." Kata Aluna."Kenapa kemarin kamu tidak mengan
"Bagaimana mereka akan menerima kamu jika kamu sendiri tidak pernah meluangkan waktu untuk menemui mereka berdua?" tanya Andri."Aku sudah selalu membuat mereka percaya bahwa pilihan aku itu tidak salah. Tapi kamu belum juga meluangkan waktu yang dimiliki. Aku juga berjuang dengan hubungan ini. Tapi kamu tidak perhatian menganggap itu. Kamu pikir hanya kamu yang bertahan, aku juga. Aku terlalu sangat mencintai kamu, Aluna. Oleh karena itu, aku berusaha keras membuat orang tua aku luluh dan menerima kamu." Kata Andri."Apa kamu serius?" tanya Aluna."Tidak pernah aku serius seperti sekarang. Aku serius dalam mencintai kamu. Itu bukan sesuatu yang bercanda." jawab Andri sambil menatap mata Aluna."Baik, besok aku akan menemui orang tua kamu." Kata Aluna."Aku akan menunggu kamu." Kata Andri.Mereka sampai di lokasi syuting."Terima kasih sudah mengantar aku, Andri." Kata Aluna."Aku pergi
"Benar itu, aku tahu kamu masih sangat mencintai Aluna. Oleh karena itu, kita harus bekerja sama supaya kita mendapatkan orang yang kita cintai. Kamu tidak ingin kehilangan Aluna bukan?" tanya Sisil. "Tentu saja, aku tidak ingin kehilangan dia. Tapi maaf, aku tidak bisa bekerja sama dengan orang seperti kamu. Kamu adalah tipe orang yang akan melakukan segala cara untuk dapat memiliki seseorang. Aku tidak terlalu suka dengan orang seperti kamu. Maafkan aku tapi aku bisa mendapatkan Aluna kembali tanpa bantuan kamu. Aku ini pernah mengisi hati dia. Jadi, aku pasti akan dengan mudah mendapatkan dia kembali." jawab Hengky sambil tersenyum. Sisil hanya tersenyum sambil mengamati tawa. "Kenapa kamu tersenyum seperti itu? Apa ada yang lucu?" tanya Hengky. "Tidak, aku hanya berpikir bahwa kamu itu terlalu percaya diri. Seseorang yang sudah menjadi mantan. Itu akan sulit mendapatkan kembali bersama sebab dia sudah kehilangan sebuah kepe
"Itu bukan urusan kamu, sebaiknya jangan mengatur aku." Kata dokter Dirga."Aku tidak mengatur dokter Dirga, aku hanya memberitahu saja. Dia sudah menjadi pemilik ruang sakit ini. Jadi, aku menyarankan saja." Kata suster itu.Aku menghampiri mereka berdua."Dokter Mia!" Kata suster itu."Suster.. Dokter Dirga." Kataku."Ke mana kamu akan pergi?" tanya dokter Dirga."Saya ingin memeriksa pasien yang lain." Kataku."Begitu silahkan." Kata dokter Dirga.Aku masuk ke ruangan pasien yang lain. Arya juga sudah menyelesaikan semua berkas yang dia kerjakan."Saya harus pegi ke rumah sakit, jika seseorang ingin bertemu dengan saya. Kamu langsung hubungi saya saja." Kata Arya."Baik, pak Arya." Kata Tania.Arya pergi dari kantor menuju ruang sakit. Saat berada di jalan, dia sperti ragu."Apa aku harus tetap melanjutkan pekerjaan ini? Sanga
Aku pergi dari ruangan Arya tapi dia menahan aku lagi."Baik, aku akan menjelaskan semuanya kepada kamu." Kata Arya."Silahkan." Kataku."Sebenarnya Elo adalah orang yang merebut Ratna dari aku dahulu. Ratna adalah mantan aku." Kata Arya.Saat mendengar itu, aku merasa tidak nyaman. Ternyata Arya masih mencintai mantan dia sendiri."Jadi, kamu masih mencintai Ratna?" tanyaku."Tidak, kamu jangan salah paham. Aku tidak memiliki perasaan kepada dia lagi. Aku hanya kecewa terhadap Elo." Jawab Arya."Kenapa? Kenapa kamu kecewa kepada Elo? Itu semua sudah lama terjadi. Tapi kamu masih merasa sakit hati." Kataku."Aku kecewa dan sakit hati sebab aku tidak menyangka Elo dapat melakukan itu kepada aku. Elo adalah teman baik aku." Kata Arya.Aku sangat terkejut mendengar itu, sekarang aku mengerti alasan yang sebenarnya. Dia bukan masih mencintai Ratna tapi doa kecewa terhadap
"Kamu yakin? Aku akan mencari tahu seperti apa hubungan kalian berdua. Disaat itu terjadi aku akan menghancurkan hubungan kalian berdua. Mia lebih pantas dengan aku." Kata dokter Dirga."Kamu pandai dalam menjadi dua orang yang berbeda. Di depan Mia, kamu terlihat sangat baik. Tapi di belakang Mia, kamu sangat bersikap terlalu obsesi kepada dia. Kami sudah jelas dekat tapi kamu masih berharap. Kasihan sekali." Kata Arya."Kamu yang membuat aku kasihan. Kamu terluka banyak berharap kepada Mia. Aku tidak peduli kamu menganggap aku seperti apa. Sebab aku tidak akan menyerah mendapatkan Mia. Dia pantas bersama aku bukan kamu." Kata dokter Dirga."Sungguh? Kita lihat saja nanti!" kata Arya.Dokter Dirga pergi ke ruangan dia. Arya juga masuk ke dalam ruangannya."Bagaimana jika Dirga mengetahui hubungan aku dan Mia yang sebenarnya? Di atas pasti akan langsung mengatakan ini kepada keluarga Mia dan saat keluarga Mia mengetahu