Semua Bab Orang Asing Itu Kekasihku : Bab 81 - Bab 90
103 Bab
Bekerja Sama Dengan Sisil
"Benar itu, aku tahu kamu masih sangat mencintai Aluna. Oleh karena itu, kita harus bekerja sama supaya kita mendapatkan orang yang kita cintai. Kamu tidak ingin kehilangan Aluna bukan?" tanya Sisil.  "Tentu saja, aku tidak ingin kehilangan dia. Tapi maaf, aku tidak bisa bekerja sama dengan orang seperti kamu. Kamu adalah tipe orang yang akan melakukan segala cara untuk dapat memiliki seseorang. Aku tidak terlalu suka dengan orang seperti kamu. Maafkan aku tapi aku bisa mendapatkan Aluna kembali tanpa bantuan kamu. Aku ini pernah mengisi hati dia. Jadi, aku pasti akan dengan mudah mendapatkan dia kembali." jawab Hengky sambil tersenyum.  Sisil hanya tersenyum sambil mengamati tawa.  "Kenapa kamu tersenyum seperti itu? Apa ada yang lucu?" tanya Hengky.  "Tidak, aku hanya berpikir bahwa kamu itu terlalu percaya diri. Seseorang yang sudah menjadi mantan. Itu akan sulit mendapatkan kembali bersama sebab dia sudah kehilangan sebuah kepe
Baca selengkapnya
Pembicaraan Pak Andi Dan Arya
"Itu bukan urusan kamu, sebaiknya jangan mengatur aku." Kata dokter Dirga. "Aku tidak mengatur dokter Dirga, aku hanya memberitahu saja. Dia sudah menjadi pemilik ruang sakit ini. Jadi, aku menyarankan saja." Kata suster itu. Aku menghampiri mereka berdua. "Dokter Mia!" Kata suster itu. "Suster.. Dokter Dirga." Kataku. "Ke mana kamu akan pergi?" tanya dokter Dirga. "Saya ingin memeriksa pasien yang lain." Kataku. "Begitu silahkan." Kata dokter Dirga. Aku masuk ke ruangan pasien yang lain. Arya juga sudah menyelesaikan semua berkas yang dia kerjakan. "Saya harus pegi ke rumah sakit, jika seseorang ingin bertemu dengan saya. Kamu langsung hubungi saya saja." Kata Arya. "Baik, pak Arya." Kata Tania. Arya pergi dari kantor menuju ruang sakit. Saat berada di jalan, dia sperti ragu. "Apa aku harus tetap melanjutkan pekerjaan ini? Sanga
Baca selengkapnya
Mengatakan Yang Sebenarnya
Aku pergi dari ruangan Arya tapi dia menahan aku lagi. "Baik, aku akan menjelaskan semuanya kepada kamu." Kata Arya. "Silahkan." Kataku. "Sebenarnya Elo adalah orang yang merebut Ratna dari aku dahulu. Ratna adalah mantan aku." Kata Arya. Saat mendengar itu, aku merasa tidak nyaman. Ternyata Arya masih mencintai mantan dia sendiri. "Jadi, kamu masih mencintai Ratna?" tanyaku. "Tidak, kamu jangan salah paham. Aku tidak memiliki perasaan kepada dia lagi. Aku hanya kecewa terhadap Elo." Jawab Arya. "Kenapa? Kenapa kamu kecewa kepada Elo? Itu semua sudah lama terjadi. Tapi kamu masih merasa sakit hati." Kataku. "Aku kecewa dan sakit hati sebab aku tidak menyangka Elo dapat melakukan itu kepada aku. Elo adalah teman baik aku." Kata Arya. Aku sangat terkejut mendengar itu, sekarang aku mengerti alasan yang sebenarnya. Dia bukan masih mencintai Ratna tapi doa kecewa terhadap
Baca selengkapnya
Perdebatan Dirga Dan Arya
"Kamu yakin? Aku akan mencari tahu seperti apa hubungan kalian berdua. Disaat itu terjadi aku akan menghancurkan hubungan kalian berdua. Mia lebih pantas dengan aku." Kata dokter Dirga. "Kamu pandai dalam menjadi dua orang yang berbeda. Di depan Mia, kamu terlihat sangat baik. Tapi di belakang Mia,  kamu sangat bersikap terlalu obsesi kepada dia. Kami sudah jelas dekat tapi kamu masih berharap. Kasihan sekali." Kata Arya. "Kamu yang membuat aku kasihan. Kamu terluka banyak berharap kepada Mia. Aku tidak peduli kamu menganggap aku seperti apa. Sebab aku tidak akan menyerah mendapatkan Mia. Dia pantas bersama aku bukan kamu." Kata dokter Dirga. "Sungguh? Kita lihat saja nanti!" kata Arya. Dokter Dirga pergi ke ruangan dia. Arya juga masuk ke dalam ruangannya."Bagaimana jika Dirga mengetahui hubungan aku dan Mia yang sebenarnya? Di atas pasti akan langsung mengatakan ini kepada keluarga Mia dan saat keluarga Mia mengetahu
Baca selengkapnya
Rencana Pernikahan Wulan
Saat selesai bekerja, aku pulang bersama Arya.  "Pak Arya dan dokter Mia akan pulang bersama." Kata suster itu.  "Tentu saja, kami akan pulang bersama." kata Arya sambil merangkul aku.  Arya merangkul aku di depan umum. Dokter Dirga juga melihat kami berdua. Suster Wulan hanya tersenyum melihat kami. Dia memang selalu mendukung kami berdua. "Aku akan pulang sendiri saja." Kata suster Wulan.  "Kenapa tidak bersama kami saja?" tanyaku.  "Tidak, aku tidak ingin menjadi nyamuk. Lebih baik sendiri dari pada melihat kalian bermesraan." Jawab suster Wulan.  "Kamu memang sangat perhatian sekali, suster Wulan. Bagus sekali kamu memiliki teman yang mengerti." kata Arya sambil tersenyum.  "Arya! Kamu jangan seperti itu! Aku akan pulang dengan suster Wulan juga." Kataku.  "Tidak perlu, aku tidak masalah pulang sendiri. Aku bisa pergi sendiri, tidak perlu khawatir." Kata suster Wulan.&
Baca selengkapnya
Mulai Bertanya Kepada Mama Laras
"Itu dia yang membuat aku jatuh cinta kepada Mia. Dia luar biasa, aku kagum." Kata Arya.  "Arya ini memang terlalu pandai dalam memuji. Sebaiknya kamu haru cepat pulang, ini sudah larut malam." Kataku.  "Baik, aku akan pulang sekarang juga. Saya permisi semuanya." Kata Arya.  "Silahkan." Kata mama.  "Kamu harus mengendarai mobil dengan perlahan." Kata mama.  "Jangan lupa, Arya! Dalam berbisnis kamu harus waspada serba kamu bukan hanya kamu pemilik rumah sakit itu tapi juga pak Andi. Jadi, Kalian harus bekerja sama dengan baik supaya terjalin hubungan yg baik juga." Kata papa.  "Pasti, papa. Terima kasih atas pendapat yang diberikan. Anda seperti papa saya saja. Dia juga selalu memberikan pendapat bijak dalam berbisnis kepada saya." Kata Arya.  "Supaya kamu tidak salah dalam mengambil langkah." Kata papa.  "Benar itu, terkadang bisnis bisa menjadi sangat berbahaya." Kata mama.
Baca selengkapnya
Pendapat Mama Laras
Arya mencoba untuk menanyakan apa yang akan mama Laras katakan. "Begini, aku memiliki teman. Awalnya dia bertemu dengan seorang wanita yang cantik. Lalu, dia hampir tidak sengaja menabrak wanita itu. Dia membantu wanita itu dan ternyata dia baru sadar bahwa pertemuan dia itu hujan yang pertanyaan kalinya. Wanita itu terlihat sangat sedih dan sedang mengejar kakaknya yang sedang marah. Teman aku ini mengikuti wanita itu dan mendengarkan pembicaraan wanita itu dan kakaknya. Ternyata wanita itu akan dijodohkan dengan kekasih kakaknya sendiri. Wanita itu sudah menolak perjodohan itu tapi keluarga dia tetap melakukan perjodohan itu. Tema aku ini memutuskan untuk menjadi kekasih wanita itu tanpa wanita itu ketahui. Teman aku ini langsung datang ke rumah wanita itu dan membuat wanita itu dan keluarganya saat terkejut sebagai dia mengaku sebagai kekasih dari wanita itu. Padahal mereka adha orang asing dan tidak mengenal satu sama lain. Tapi teman aku ini merasa sangat nyaman de
Baca selengkapnya
Hengky Membuat Kesalahpahaman
"Benarkah? Apa kamu serius?" tanya Aluna.  "Tentu saja aku serius, aku tidak mungkin berbohong." Jawabku.  Arya sampai di depan rumah dan mengetuk pintu.  "Itu pasti Arya! Aku permisi, kakak. Aku harus membuka pintu." kataku sambil meninggalkan Aluna.  Aku menghampiri Arya dan seseorang mengajak dia pergi tapi mama dan nenek langsung mengajak Arya masuk ke dalam ruang dahulu.  "Ayo masuk! Sebelum pergi, kalian harus sarapan." Kata mama.  "Itu benar, kamu tidak boleh kelaparan nanti kamu bisa sakit." Kata nenek.  Mereka berdua langsung bersikap sangat manis kepada Arya. Aku merasa ada yang aneh dengan semua ini.  "Ada apa ini? Kenapa kalian begitu terlihat aneh?" tanyaku.  "Tidak, memangnya kenapa?" tanya mama.  "Aneh saja." Jawabku.  "Arya ini sudah seperti cucu bagi nenek. Dia itu pria yang sangat baik." Kataku.  "Mama setuju de
Baca selengkapnya
Menyempatkan Waktu
Saat aku melihat di sekitar rumah sakit ternyata ada dokter Dirga. Arya sebagai menjual itu di depan dokter Dirga. Dokter Dirga juga langsung masuk ke dalam rumah sakit. "Kamu melihat dia, bukan? Dia sudah jelas sangat cemburu terhadap aku. Dia itu menyukai kamu dan aku tidak menyukai itu. Aku tidak suka dengan pria yang mencoba mendekati kamu. Aku lebih tidak suka jika mereka memiliki perasaan lebih terhadap kamu." Kata Arya."Tapi kenapa?" tanyaku. "Sebab aku ini kekasih kamu. Tidak mungkin kamu dekat dengan pria lain. Nanti keluarga kita akan merasa curiga terhadap hubungan kita berdua. Aku tidak ingin mengecewakan mereka semua. Aku yakin kamu juga berpikir seperti aku." jawab Arya sambil terlihat gugup. Aku sudah berharap bahwa Arya akan mengatakan sesuatu yang penting dan sangat aku harapkan. Ternyata dia mengatakan itu hanya untuk menjaga hubungan ini supaya keluarga kami tidak tahu. Aku ini menang terlalu banyak berharap."
Baca selengkapnya
Arya Pergi Lagi
"Baik, aku tidak akan membahas dia lagi. Tapi kenapa kami seperti marah?" tanyaku. "Tidak, aku hanya tidak menyukai jika kamu membicarakan orang itu. Kamu tidak boleh membicarakan pria lain selain aku." Jawab Arya. Aku terkuat dan merasa bingung sebab aku tidak boleh membahas pria lain selain Arya. Itu membuat aku merasakan perasaan yang sangat aneh. Seperti merasa menjadi kekasih Arya yang sesungguhnya. "Kenapa kami diam saja?" tanya Arya. "Aku hanya berpikir tentang perkataan kamu. Kenapa aku tidak boleh membahas pria lain selain kamu?" tanyaku. "Sebab aku ingin seperti itu." Jawab Arya. "Begitu." Kataku. Waktu berlalu, Arya harus pergi lagi le kantor. "Waktu cepat berlalu jika bersama kamu, aku ingin sekali kamu bekerja di kantor aku." Kata Arya. "Memangnya kenapa? Kenapa aku harus bekerja di kantor kamu?" tanyaku."Supaya aku bisa terus melihat dan bersama
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status