Semua Bab Mata Batin: Bab 51 - Bab 60
63 Bab
Kalung Merah
Bara merasakan kelap kelip di tubuhnya, kalung yang ia kenakan menyala untuk sekian kali. Bara menyentuh kalung itu dan berbicara dengannya. Suara dalam kalung tak ia mengerti, bahasanya aneh dan tak pernah Bara dengar. "Apa maksudnya?" Bara hanya bisa menatap kalung itu tak tahu apa artinya. Mengapa begitu sulit sekali memahami kalung miliknya. Tubuh Kadet terkulai lemas, ia tak sadarkan diri setelah merasakan hawa panas di seluruh tubuh. Racun telah menyebar ke seluruh tubuh hingga masuk ke dalam jantungnya. "Kadet!" Bara membantu tubuh Kadet. Ia menyadarkan tubuh Kadet di dinding air terjun. "Sepertinya kalung itu obatnya," tunjuk Putra ke arah leher Bara. Sejak tadi menatap kalung Bara berkelap-kelip. Walaupun Putra masih kecil, ia bisa tahu sesuatu di sekitarnya hanya saja msih harus banyak belajar. Bara melepaskan kalung merah yang diberikan oleh Abahnya ketika berangkat ke pulau Jawa. Menatap batu tersebut. Setidaknya mencoba terlebih dulu. Ia mendekatkan kalung tersebu
Baca selengkapnya
Penolong
Kalung Bara berkedip untuk sekian kali. Bara mulai mengerti cara kerja kalung misterius itu. Kalung yang selalu ia kenakan di leher. Memberikan tanda bahaya untuk dirinya. "Gawat, mereka mendekat." Putra berlindung di belakang Bara. Ia berharap Kadet telah selesai membantu wanita hamil itu agar mereka bisa lari. Hanya suara wanita kesakitan di dalam goa dan suara Kadet memberikan instruksi agar bayi itu lahir. "Bagaimana Bang Bara. Aku takut." Putra mengenggam erat lengan Bara. Menyembunyikan diri di balik tubuh kekar Bara. Bara menyentuh batu tersebut berbicara dengan penghuni di dalam batu merah. Namun, ia tak mengerti bahasa yang dilontarkannya. "Ah, mengapa aku tak mengerti bahasanya." Suara teriakkan Kijo terdengar di kejauhan. Beberapa meter lagi mereka akan sampai di sini. Suara bayi terdengar dan mengema di dalam goa. Kadet telah berhasil melahirkan penerus generasinya. Hingga Kadet menyadari masih ada yang lain dalam perut wanita satu desa dengannya. Wajah wanita di h
Baca selengkapnya
Kijo
Bab 52"Batu itu bukan batu biasa. Batu yang hanya di bawa oleh orang-orang terpilih." Wanita yang baru saja melahirkan menceritakan tentang batu yang berada di leher Bara.Bara mendengarkan dengan seksama. "Apakah batu ini ada pemiliknya?""Tentu saja ada. Batu ini milik Sultan Aridabarapati. Ia adalah keturunan bangsawan berbeda dari yang lain. Aridabarapati memiliki kalung tersebut dari sebuah portal tak kasat mata. Ia sering masuk ke dalam portal tersebut untuk menemui sang kekasih. Sang kekasihnya bernama Putri Barasaka memberikan batu tersebut kepada Sultan untuk pelindungan diri. Namun, mereka tidak direstui oleh kedua orang tua karena berasal dari dunia berbeda. Walaupun, wajah putri Barasaka berbeda, Sultan tetap mencintainya dan menerima apa adanya." "Berbeda bagaimana?" Kadet ikut mendengar ceritanya. Sedangkan, Putra telah terlelap lebih dulu. "Entahlah aku juga tak paham. Kakek tak menceritakannya lebih detail." "Jadi maksudmu, mereka berbeda dunia yang saling jatuh c
Baca selengkapnya
Bukit
"Abang ...." Langkah wanita beranak tiga terhenti seketika. Menoleh ketika namanya di panggil."Seliyara!" "Abang, kamu masih hidup." "Dik. Kamu baik-baik saja?" Lelaki berbadan tinggi dan berwajah manusia dengan jenggot dan kumis mendekat. Meletakkan telapak tangan di wajah adiknya. Adik yang kini telah menjadi janda. "Alhamdulillah, baik baik saja." Seliyara memeluk tubuh kakak pertamanya. Menumpahkan air mata yang sejak tadi ingin terurai. "Kamu sudah lahiran. Syukurlah." Memeluk tubuh sang adik kembali, ia sengaja meninggalkan adiknya dalam goa agar Kijo tak menemukan mereka. Bersyukur sang adik masih di dalam goa. Lelaki itu adalah kakak dari wanita yang sedang mendekap kedua anak kembarnya. "Abang ke mana?" "Maafin Abang, Abang terjebak dengan kelompok Kijo jadi harus bersembunyi. Tak sanggup melawan mereka." "Ke mana mereka pergi, Zamah?" tanya Kadet agar ia tak satu arah dengan Kijo. Zamah adalah nama pria itu. Pria berjenggot tipis dengan netra merah berbeda dari ya
Baca selengkapnya
Bertemu Mereka
Bab 54.Zamah menyusul Kadet, ia takut Kadet bertemu dengan Kijo. Bisa saja Kijo menyerangnya tiba-tiba. Zamah menaiki pohon lalu terbang dari satu pohon ke pohon lain. Tubuhnya terlihat ringan bagaikan kertas. "Siapa dia?" tanya Zamah ketika melihat Kadet membantu seorang wanita yang tak sadarkan diri. "Dia adalah kekasih adikku." "Astaga, bukannya dia berada di desa seberang. Apa jangan-jangan mereka juga menyerang desa seberang?""Bisa jadi. Lebih baik kita tanya saja setelah ia sadarkan diri." Zamah mengambil buah-buahan yang telah dipetik sedangkan Kadet mengendong tubuh wanita itu, Jinar. Mereka memberikan pertolongan kepada Jinar agar kembali siuman. Begitu juga Bara, mengunakan kekuatan kalung tersebut untuk menyembuhkan luka-luka di tubuhnya. Mereka beristirahat dekat pohon besar disekitar semak-semak. Para anak-anak menyantap makanan dengan lahap. Kedua bayi kembar tertidur lelap setelah menyusu ASI."Apa yang terjadi dengannya?" tanya Putra. "Kita tunggu saja setelah
Baca selengkapnya
Dewi Larasati
Bab 55. "Abah katakan padaku. Aku tak mengerti semua ini." Bara meminta penjelasan yang sesungguhnya. "Wanita ini adalah ibumu Bara. Maaf kan kami telah merahasiakannya." Mak Djasiah terguguh. Ia takut kehilangan putranya. "Ibuku. Tapi, kenapa kalian di sini. Ini dunia bukan dunia kita.""Kami manusia hanya saja kami salah jalan hingga berakhir di sini." "Apa kalian telah berkerjasama dengan mereka, Abah?" Abah menganggukkan kepala dan suara isakan emak terdengar lebih keras. Abah memeluk tubuh rapuh istrinya. Mereka salah jalan dan beruntung masih bisa ada yang membantu. "Wanita ini adalah ibu kandungmu." "Mak, apa benar begitu?" Bara ingin tahu dari mulut wanita yang telah dianggap ibunya. "Iya, betul." Wanita berkebaya putih menatap penuh kerinduan sang buah hati. Putra yang ia jaga selama ini dari kejauhan. Bara menatap wanita yang tak terlihat tua. Tak ada goresan di wajah. Cahaya terlihat menyinari tubuhnya. "Anakku Bara." Ia mendekati Bara dan memeluk erat pemuda berw
Baca selengkapnya
Menyerang Kijo
"Lebih baik kalian pergi. Biar aku yang hadapi." Bara tak ingin teman-temannya terluka. "Tidak, aku tak akan pergi. Mereka telah membunuh keluargaku. Aku akan melawan mereka sampai darah penghabisan." Kadet mengucapkannya lantang. Begitu juga Zamah menganggukkan kepala. "Aku juga tak akan mundur. Kita lakukan bersama." Zamah menatap kedua pemuda yang penuh keberanian. Hingga mereka mendorong kasar pagar tersebut. Seketika itu juga bola mata mereka membulat melihat segerombolan Kijo dihadapannya. "Serang!" teriak para Kijo. Seketika itu juga kalung merah menyala dan membunuh para Kijo yang hendak mendekati Bara. Tubuh mereka hancur dan berubah menjadi abu. Para Kijo yang menyadari kekuatan tak terkalahkan memilih mundur. Bara semakin melangkah kaki menyerang mereka dengan brutal begitu juga Kadek dan Zamah. Mengapa mereka tak membawa prajurit dari bangsanya. Karena sebagai prajurit mengalami luka parah. Lebih baik mereka saja bertiga menyerang bangsa Kijo yang selalu meresahkan.
Baca selengkapnya
Serangan Nyai
"Mati kau!" Suara tawa mengema di ruangan itu. Waktu yang tepat untuk menghentikan wanita berkebaya hijau. Jika ia bersuara lagi tubuh Bara bisa tak berdaya. Hingga kepala terasa berat seperti tertimpa batu besar. Bara berlari secepat kilat menghajar wanita berkebaya hijau dan menyerang sekali tebasan. Bara mengores bagian perut Nyai dengan senjata daun beracun miliki wanita itu. Bara berdiri di samping wanita itu dan menambah serangannya dengan cara mencari kelemahan Nyai. Sebuah tusuk konde berada di kepala wanita tua yang mengeram kesakitan akibat luka dari senjatanya sendiri. Teriakkan wanita tak memiliki hati mengema dan semakin kencang. "Argh ....!" Bara menjauhi wanita itu dan menatap detik-detik pertumbangan diri Nyai. Wanita yang memberikan jalan kepada Kijo ke dunia. Hingga para gadis kehilangan nyawa dan kehormatan yang harus dijaga sebelum menikah. Para ibu yang baru saja melahirkan kehilangan bayi mereka karena tubuh bayi tak berdosa menjadi santapan bagi Kijo. Banya
Baca selengkapnya
Raja Kijo
Bara melanjutkan langkah hingga lantai yang ia pijak berubah, suasana menjadi mencekam. Sekeliling Bara berubah gelap. Hanya ada pepohonan menjulang tinggi dengan langit hitam. Tak ada bulan maupun bintang. Suara jangkrik atau kodok tak ada. Senyap dan sepi bagaikan di dalam kuburan. "Apakah aku telah kembali ke dunia nyata atau ini dunia Raja Kijo?" Monolognya dalam hati. Kaki Bara melangkah mencari jalan menuju cahaya. Tetapi, tak ada cela cahaya di sekitar ini. Suara apapun tak terdengar hingga kalung merah Bara berkelap-kelip menandakan bahaya mengintai. Bara menyentuh kalung itu saling berkomunikasi dengan penghuni kalung. Bara merasakan sesuatu mendekat sangat cepat seperti sebuah kilatan. Kedua kaki bersiap untuk menerima serangan tiba-tiba. Hingga cahaya menyerang Bara tetapi tak berwujud. Lengan Bara mengeluarkan cairan merah akibat goresan. Terasa nyeri dan perih. Bara mengindari kilatan itu agar tak terluka untuk kedua kali. Bara mengeluarkan tenaga dalam hingga diri
Baca selengkapnya
Penyerangan Brutal
Napas Bara memburu, ia memilih menjauh. Gerak-gerik saat menghindari serangan adalah miliknya. "Sial, dari mana dia tahu gerakkan itu. Bagaimana aku bisa mengalahkannya?" geram Bara dalam hati. "Kenapa? Kamu tak bisa mengalahkan ku. Jangan harap kamu bisa!" Bara berpikir sejenak tetapi serangan tiba-tiba datang begitu cepat hingga bagian dada Bara terpukul keras, cairan merah keluar dari mulut pemuda itu. Bara terbatuk-batuk mengeluarkan cairan pekat. Raja Kijo tak memberikan ampun kepada pemuda itu. Ia melanjutkan penyerangan. Kedua kaki Bara tak berpijak. Tubuhnya melayang ke udara. "Ha ... ha ... Kekuatanmu tak sebanding denganku!" "Aku tak peduli kekuatanmu seberapa besar. Aku tak peduli berapa banyak jurusmu. Aku hanya ingin kamu musnah!" Bara melepaskan kalung merah yang melingkar di lehernya hingga dua orang muncul bersamaan menatap Raja Kijo. Mereka adalah ayah Bara dan Sang Raja yang telah hilang. Ternyata ia berada di kalung itu menunggu waktu yang tepat untuk menyer
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status