Kereta kuda milik keluarga Foster tiba di depan kastil utamanya sesudah matahari terbenam. Althea turun ketika pintu kereta kuda telah terbuka. Gadis itu menghela napas sebelum kembali melanjutkan perjalanan memasuki rumahnya. Entah kenapa hari ini ada banyak kejadian yang dilaluinya, mulai dari perasaan Mikhail padanya, informasi tentang reinkarnasi penyihir agung, bahkan Helio yang menyadari perasaan kakaknya membuat Althea kian bimbang dan enggan untuk memikirkan segala kemungkinan tersebut."Aku ingin segera beristirahat malam ini," gumam Althea yang sudah meniatkan nanti saat setibanya di kamar ia akan langsung tidur setelah lebih dulu membersihkan diri.Saat perjalanannya menuju kamar, Althea melihat ibunya yang barusan keluar dari rumah kaca keluarga Foster. Rumah kaca merupakan salah satu ciri khas ruangan yang ada di keluarga Foster. Karena keluarga ini terkenal akan berbagai macam bunga dan tanaman yang dikembangkan membuat rumah kaca keluarga Foster terlihat paling indah di
Althea menghela napas pelan. Entah kenapa sejak duduk di bangku taman istana selir pertama membuatnya semakin gugup. Dia belum pernah bertemu secara pribadi dengan selir Livia seperti ini. Biasanya ia bertemu dengan selir itu saat sedang bersama orang tuanya, entah itu di pesta dansa ataupun acara-acara resmi lainnya."Selir pertama datang," ucap seorang dayang membuat Althea berdiri dari tempatnya. Ia langsung membungkuk hormat saat selir Livia datang ke taman." Salam kepada Yang Mulia Selir Pertama kerajaan Hymne."Livia melihat Althea sejenak, "duduklah."Althea mengikuti instruksi Selir Livia dan duduk di kursinya kembali. Para pelayan berdatangan membawa teh magnolia kesukaan Althea. "Minumlah, aku dengar dari ibumu bahwa kau menyukai teh magnolia," ucap Livia sembari meminum teh chamomile favoritnya."Ah, iya Yang Mulia." Althea tidak menyangka bahwa Selir Pertama mengetahui teh favoritnya.Saat mereka telah menikmati minum teh, selang beberapa menit terjadi keheningan diantar
Althea masih bergeming sesaat setelah kereta kuda milik keluarga Foster telah pergi meninggalkan istana. Dari tadi pikirannya berkecamuk ke satu arah, yaitu tentang selir Livia yang mengetahui bahwa ia sedang mencari tahu tentang sihir. Apa Althea terlihat sejelas itu? Baik Mikhail yang menyadari maupun Selir Livia membuatnya semakin was-was. Jika banyak orang yang mengetahuinya, maka hanya tinggal meninggu waktu saja sampai baginda Raja mengetahuinya dan ia akan dihukum karena mencari tahu sesuatu yang telah terlarang di Kerajaan Hymne.Althea menghembuskan napas dalam keheningan. Ia sengaja tidak membawa pelayan atau ibu pengasuh karena orang tuanya memercayai Selir Livia. Tidak ia sangka situasi itu bisa menguntungkan di saat seperti ini. Sekarang Althea hanya ingin menyendiri tanpa ingin menjawab pertanyaan orang-orang mengenai perubahan yang ada di raut wajahnya ataupun hal yang sedang dipikirkannya.Althea melirik sebuah kotak yang sebelumnya sudah diberi oleh Selir Livia. Alasa
Ajakan dari pangeran Helio membuat Althea tergiur untuk sesaat. Ia langsung teringat jika di kediaman Duke Foster memiliki jam malam. Dan jika ingin keluar dari kediamannya setelah matahari terbenam, ia harus meminta izin kepada ibu atau ayahnya terlebih dahulu. Yah, walaupun Althea sudah dewasa, tapi ia masih diperlakukan selayaknya anak kecil oleh orang tuanya. Perkataan orang-orang memang benar, bahwa orang tua kan selamanya menganggap anaknya sebagai anak kecil walaupun sang anak tersebut sudah tumbuh dewasa seperti sekarang.Althea meletakkan cangkir tehnya di atas meja. Beberapa menit lalu pelayannya datang untuk membawakan teh beserta camilan ringan. "Aku juga sangat ingin hadir di sana, Pangeran. Tapi kediaman ini memiliki aturan bahwa aku harus izin terlebih dahulu oleh ayah atau ibuku. Dan sekarang mereka berdua belum pulang malam ini."Helio menganggukkan kepalanya, lalu mengeluarkan sebuah benda yang ada dibalik jubahnya. Althea mengerutkan dahinya ketika benda asing itu k
Helio merebahkan tubuhnya sesaat setelah ia sampai di istana. Tidak perlu lewat pintu untuk sampai ke kamarnya, lelaki itu dapat menggunakan sihir semaunya untuk bisa langsung mencapai kamarnya yang sekarang berada di lantai atas.Helio menutup matanya. Tadi saat dirinya bersama Althea, Helio mendapatkan informasi bahwa Althea telah mendapatkan kunci perpustakaan istana yang hanya dimiliki oleh keluarga raja. Saat ini ia belum memiliki kunci itu, begitu pun Mikhail dan anak-anak raja lainnya. Walaupun dibilang itu milik keluarga kaisar, tetapi hanya raja, ratu, beserta para selir saja yang memiliki kunci tersebut dikarenakan beberapa alasan. Pertama, perpustakaan istana merupakan sumber dari segala informasi yang melebihi guild informasi. Para pelayan yang membersihkan perpustakaan akan dijaga ketat oleh beberapa kesatria demi menghindari kebocoran informasi rahasia di dalamnya. Kedua, ada banyak barang antik dan kuno dari masa raja pertama, sehingga harus dijaga dengan sangat baik da
Althea mengamati ribuan jajaran buku di perustakaan istana. Perpustakaan ini merupakan perpustakaan terluas di Kerajaan Hymnea, dan sudah terhitung tiga hari ia mengunjunginya berturut-turut. Setelah puas berkeliling dua hari silam, kini ia benar-benar fokus untuk mencari rak yang berkaitan dengan sihir. 'Biasanya rak tentang sihir ada di bagian ujung,' batin Althea sembari berjalan ke ujung ruangan. Perpustakaan saat ini sepi, sama sekali tidak ada orang di dalamnya karena memang waktu yang Althea pilih di jam-jam petugas kebersihan sedang sibuk-sibuknya."Ketemu." Pandangan Althea tertuju pada lima sampai enam jajaran rak buku yang ada di paling ujung ruangan. Rak buku yang paling depan, tepatnya diatasnya terukir tulisan "sihir" membuat Althea lebih yakin bahwa inilah yang selama ini dicarinya."Hmm kebanyakan memakai bahasa kuno...""Yah wajar sih, sihir kan sudah lama dilarang di kerajaan ini." Althea mengambil salah satu buku tentang sihir dimulai dari sejarah, teknis, jenis-je
Mata Althea terbelalak ketika melihat ada orang lain di hadapannya. Berbagai pertanyaan kini terlintas di otaknya, namun ia pilih untuk diam lebih dulu dan mengamati situasi saat ini. Althea berdiri dari tempat duduknya, lalu memberi salam pada orang yang ada di hadapannya. "Salam kepada Yang Mulia Pangeran William," salam Althea membungkukkan badannya."Lama tak jumpa, Putri. Silakan duduk. Aku jadi tak enak hati mengganggumu yang sedang fokus hari ini," ucapnya ringan sambil melihat beberapa tumpukan buku yang ada di meja."Ah..," Althea baru sadar bahwa ia saat ini tengah menjalani misi rahasia. Tidak seharusnya William mengetahui apa yang ia cari saat ini. 'Sepertinya Pangeran Helio akan mengomeliku,' rutuk Althea dalam hati.William yang menyadari tatapan Althea juga tertuju pada buku-bukunya sekaligus memasang wajah seperti ketahuan terkekeh. "Tidak usah khawatir, Putri," ucapnya sambil mendekat ke arah meja, lalu meletakkan telunjuknya di bibir, "aku tidak akan memberitahu sia
Althea mengetuk-ngetuk jari pada meja yang biasa dipakainya untuk belajar dan menulis surat. Seperti perkataan penyihir agung beberapa hari yang lalu, ia harus mengetahui alasan atau penyebab kenapa ia memimpikan hal-hal yang berkaitan dengan Pangeran Helio. Namun sekeras apa pun ia berpikir, Althea masih tidak menemukan jawabannya. "Bukannya aku bertemu dengannya karena ingin menanyakan hal ini? Kenapa dia malah menyuruhku untuk memikirkannya terlebih dahulu??" Gerutu Althea. Ia belum memberi tahu Helio tentang dirinya yang bertemu dengan penyihir agung. Entahlah, Althea merasa ia nanti akan keceplosan dengan mengatakan jika William juga datang ke sana dan sedang memergokinya sedang mencari tahu tentang sihir. Walaupun Pangeran William lebih baik dari anak selir Livia yang terkenal kejam, tapi tidak ada salahnya jika Althea berjaga-jaga."Mari kita mencari tahu dahulu penyebabnya, kenapa aku bisa memimpikan hal berkaitan dengan Pangeran Helio..." Althea kembali memusatkan pikirannya