Semua Bab Bangkitnya Sang Ahli Pedang: Bab 171 - Bab 180
199 Bab
Memory Unlock
Ada kenangan hebat antara Luke dan Caesar. Aku sangat yakin kalau Luke ingatannya juga terganggu. Karena itulah dia tidak mengingatku walaupun bertemu. Yang sedang kuberikan adalah simbol sihir yang dibuat Luke khusus untuk Caesar. Memory unlock, itulah nama dari simbol sihir tingkat tiga yang digunakan oleh Luke. Dia menggunakan gabungan tiga sihir berbeda dan membuat sihir pengunci semakin aman. Kening Luke berkerut, aku ingat sedikit saat Caesar meminta membuatnya Luke sama sekali tidak memahaminya. “Ingatanku sangat luar biasa. Kenapa aku harus menyimpannya di tempat tak berbentuk bagaikan lubang hitam? Kau meremehkan kepintaranku, Caesar?” Luke saat itu melakukan protes. Memory unlock bisa menyimpan ingatan atau memori seseorang pada tempat sihir tidak terbentuk. Mereka yang tidak memiliki sihir itu sendiri tidak bisa mengambil memori tersebut, sehingga keamanannya sangat tinggi. Apalagi dikunci dengan keamanan tiga lapis. “Aneh ... Aku sangat merasa kenal dengan simbol sihir
Baca selengkapnya
The Sword
Di mansion Marquis Kingston mereka masih saja memperlakukanku seperti biasa. Semua pelayan dan ksatria penuh hormat padaku. Mereka adalah keluarga pertama yang melakukannya, karena hubunganku dan Verion juga baik, maka bisa dibilang hubungan keluarga kami bersuaa akan baik hingga nanti. Dia telah menjadi sekutuku, temanku, dan bahkan ingin mengikat dalam ikrar saudara. Di depanku dia seperti biasa, tersenyum dengan tahi lalat yang ada di bawah matanya. “Ayahku sebentar lagi akan tiba, Akion. Jadi, apa yang kau lakukan tadi di menara sihir penyihir agung Luke?” tanya Verion dengan sopan tapi terlihat jelas dia penasaran. “Dia teman di masa laluku.”“Teman?” Jawabanku ternyata membuatnya terkejut. Tubuhnya condong, sikap alami yang sebenarnya berbahaya jika dia menghadapi bangsawan lain. “Teman perang Caesar atau bisa dibilang aku di masa lalu. Caesar, Cassiel, Luke. Dia pun melupakan apa yang terjadi pada kami berdua, ingatannya terkunci di satu tempat tapi dia sendiri melupakan m
Baca selengkapnya
Potongan Tahu Mematikan
“Nagaimana bisa kau tahu namanya? Aku rasa aku pernah mendengar kalau god’s sword hanyalah karangan.” Radd terlihat pucat, dia kesulitan dalam bicara hingga sedikit terkendala tadinya. “Kau tahu juga, Radd?” tanyaku ingin mendengar penjelasan dari blacksmith ini. “Pedang pembunuh iblis, dan itu hanyalah rumor. Tapi Anda bilang ini adalah ….”“Kau melihatnya sendiri tadi, kan?” tanyaku padanya dan Radd langsung menganggukkan kepalanya. Dia terus memandang dan terlihat cukup aneh. “Apa ada sesuatu? tanyaku padanya. “Aku merasa sangat terharu karena bisa menyentuhnya sebelumnya.” Aku tersenyum. “Pedang ini juga bisa berhasil diselamatkan karena kemampuanmu yang hebat. Terima kasih, Radd.” Verion menatap ke arahku tidak percaya. Ini semua karena apa yang kami lakukan sebelumnya. God’s sword sedang dicari oleh black ring untuk dihancurkan dan hebatnya ternyata aku telah memilikinya sejak dulu. “Akion! Ini luar biasa sekali!” Verion terlalu bersemangat hingga dia berdiri dan mengeju
Baca selengkapnya
Back Home
Dia berlari dengan kakinya yang kecil melihat kedua kakak yang sangat dia sayangi tentu saja dia sangat senang sekali. Tenis melompat tinggi dan aku memeluknya. “Kau bertambah berat ya, Renia.” Renia langsung menatapku dengan tatapan yang begitu tajam. “Kak Akion, mengatakan itu pada seorang lady tidak boleh. Kakak bisa mendapatkan tamparan dari lady karena kakak mengejeknya.” Renia cemberut yang membuatku merasa begitu gemas. “kau tidak merindukan kakak pertamamu? Kakak bisa menangis karena dilupakan oleh adiknya.” Harzem mengusap matanya, dia berpura-pura menghapus air matanya lalu sedikit sesegukan. Renia merentangkan kedua tangannya dan sekarang berpindah ke pelukan Harzem. “Kalian berdua memperlakukanku seperti anak kecil, Kak.” Walaupun dia mengatakannya dengan suara yang ketus, tapi aku tahu dia suka pelukan kami berdua. Tanpa ingin mengukur waktu lagi, aku berjalan ke arah lain. Harzem telah memahami apa yang akan kulakukan, dia menurunkan Renia dan sekarang mereka b
Baca selengkapnya
Sudah Saatnya
Semuanya telah kembali, awalnya sangat aneh, memuakan dan aku muntah. Ingatan itu tersusun di dalam otakku, ingatan bercampur dalam tiga tahapan, dalam tiga kehidupan. Aku bermeditasi cukup lama di dalam kamarku. Sunny masih terkihat marah denganku karena saat aku bertemu dengannya kembali bukan menghabiskan waktu bersamanya tapi malah menyendiri di dalam kamar. Tepat di hari kedua aku telah menyelesaikan meditasi ku, kekuatan dan sebelumnya tidak ada sama sekali dengan diriku sudah sepenuhnya ada aku bisa merasakan kekuatan dan begitu besar dalam diriku. Tanganku bercahaya, aku bisa melihat dengan jelas aliran kekuatanku. Aura dan divine power yang berjaaln beringin. Ini rasanya berbeda. Untuk sekarang hanya ada aku yang merasakannya. Ksatria suci tapi dengan cara yang berbeda. Aku berdiri, bajuku basah karena keringat yang begitu banyak karena meditasi yang aku lakukan. Ada gejolak energi dan pertempuran di dalamnya.“jadi, apakah kita harus melakukannya sekarang?” Aku sedang m
Baca selengkapnya
Wajah Lama Sanktessy
Pedang yang bercahaya sangat terang itu memiliki kekuatan yang sangat dahsyat. Dia beresonansi dengan kekuatan yang ada dalam diriku. Getaran itu terasa. “Akion.”“Ayah.” Mereka berdua memanggilku, merasa khawatir dan terpukau secara bersamaan. Aku mengangkat pedang yang aku pegang, dan cahayanya semakin terang. Cahaya platinum itu bisa saja menyakiti mata semua orang yang melihatnya. Tapi tidak, cahaya itu tidak akan menyakiti siapa pun, apa pun. Tapi sebaliknya. Dalam diriku timbul dorongan yang sangat kuat sekali. “Atas nama Dewa Thabium. Blessing Light!” Aku menggerakan tanganku, mengayun seolah aku mengayunkan pedang yang sangat kuat. Lalu cahaya platinum itu menyebar ke seluruh wilayah Sanktessy. Sangat cepat sekali dan cahayanya tidak habis sedikit pun dengan pusat cahaya dari pedang yang aku pegang. Secara ajaib, tanah-tanah tandus yang gersang yang hanya ada pasir tanpa ada tumbuhan di atasnya berubah warna menjadi tanah yang berwarna coklat gelap. Muncul tumbuhan di
Baca selengkapnya
Para Pengeran Yang Gelisah
Surat kabar telah memberitakan apa yang terjadi di Sanktessy. Aku menyambut euforia ini dengan wajah yang gembira. Ada banyak pengunjung yang datang secara tiba-tiba di sanktessy, kebanyakan dari mereka adalah mereka yang tidak menyukai kalau Sanktessy benar-benar bangkit. Aku akan menambahkan sedikit bumbu lagi. Panggung terbaik dan telah terbentuk segala penyusunnya. Di tempat ini ada banyak pemburu berita yang menginginkan kenyataan yang bisa memuaskan segala hasrat mereka. “Anda tidak bisa masuk ke dalam mansion begitu saja. Surat izin dan itulah yang diperlukan.” Willian bicara dengan tegas pada beberapa wartawan yang mencoba menerobos masuk ke dalam mansion Sanktessy. Aku melihat dari atas, menaiki Sunny hingga mereka tidak menyadari kalau aku ada di atas mereka. Malam hari sangat mendukung apa yang aku lakukan. “Kalau begitu berikan surat ini pada Baron Sanktessy, swordmaster terhebat, tuanmu itu. Aku ingin sekali bicara secara langsung.” Para pemburu berita itu memberikan
Baca selengkapnya
Kau Melihatnya, Kan?
Penyihir itu ingin menghindar dibantu oleh para pengguna aura. Mereka langsung menunjukkan kekuatan mereka, menekan dan langsung mengambil kesempatan dalam melakukan serangan secara tiba-tiba. “pedang kembar.” Mataku berpendar pada dua orang yang menyerangku, dari balik jubah yang mereka gunakan. Aku bisa melihat wajah mereka yang serupa. Rambut mereka mirip, satu panjang pada bagian kanan dan satu lagi panjang pada bagian kiri. “ku akui keberanian kalian.” Tap!Aku menangkap kedua pedang mereka dengan menggunakan tangan kosong, mereka terkejut, terlebih pedang itu patah sangat mudah seperti aku mematahkan kerupuk. Lalu pedang langsung ku angkat, kulempar dan menangcap di jantung mereka. Suara mereka bahkan tidak bisa keluar, mereka mati seketika sebagai bentuk penghormatanku atas keberanian mereka. Serangan berlanjut walau mereka telah mati. “Dewa, dengan kekuatanmu, aku akan menghukum pendosa ini.” Mereka membentuk pola pentagram bergumam dan memanggil dewa mereka, seolah me
Baca selengkapnya
Pernyataan Berani
Dengan Mana contact aku menghubungi mereka bertiga secara bersamaan. Kami saling melihat walaupun berada di tempat yang jauh. “Pada akhirnya kau melakukannya seperti seorang bocah yang haus akan perhatian.” uike bicara, dia tampak begitu lesu dengan mata pandanya yang tebal. “Menjadi seorang bocah sebentar tidak masalah. Ini adalah pengumuman yang akan membuat mereka menjadi marah.” Aku membalas ucapannya dengan percaya diri. Lalu memberikan senyum yang lebar. “Itu bisa membahayakan orang lainnya, Akion.” Verion mempertimbangkan aksi yang akan aku lakukan. “Kau sendiri mengatakan siap ikut denganku. Apa kau pada akhirnya meragukan temanmu ini, Verion?” “Aku tidak meragukanku, Kak. Tidak akan. Masalahnya hanya di pusat ibukota saja, wilayah lain bisa kita lindungi.” Altair menjawab dengan sangat serius. Dia memberikan tatapan mata yang berkobar, umurnya yang muda sungguh membuatku iri. Walaupun kenyataannya aku juga masih muda. “Kalian berisik sekali. Tentu saja di pusat ibukota
Baca selengkapnya
Bara Di Sanktessy
Aku meminta surat kabar disebarkan seperti dengan apa yang mereka saksikan. Para wartawan memiliki alat sihir yang membuat surat kabar mereka bisa bergerak, hanya dengan itu saja apa yang terjadi di Sanktessy akan menjadikan landasan untuk mereka berpikir apa yang aku katakan benar atau tidak. Penyebaran surat kabarnya juga sangat cepat sekali. “Bagaimana dengan para ksatria, Levian?” tanyaku pada Levian saat kami sedang berjalan cepat di dalam lorong mansion untuk menuju arena latihan yang sangat luas. “Mereka semua dalam keadaan sehat, bersemangat dan semakin kuat, Baron Akion.” Aku tersenyum. Ini berita yang sangat baik sekali. Aku sangat percaya dengan para kesatriaku yang sangat kuat, mereka adalah ksatria yang telah kulatih dan menjalani banyak hal sulit di Medan perang. Jika ada ksatria yang melalui banyak peperangan terbanyak, itu tentu saja para ksatriaku. “Sudah lama sekali aku tidak melihat mereka. Tapi aku yakin sekali kalau mereka berlatih dengan baik.”Saat aku ber
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
151617181920
DMCA.com Protection Status