Semua Bab WHO?: Bab 21 - Bab 30
100 Bab
Aera Selamat
Alex menghampiri Aaron di kamarnya pada malam hari setelah ia menerima hasil laporan sidik jari yang dibawakan oleh Reynald, lalu menyerahkannya ke Aaron yang kebetulan ada Dimas dan James di kamar itu.“Nih…” sambil menyodorkan amplop yang berisi laporan laboratorium itu ke hadapan wajah Aaron.Aaron pun langsung mengambil amplop itu dari tangan Alex dan segera membukanya, Dimas dan James yang sedang menyesap minuman di kursi pun langsung bangun mendekati Aaron.“O negative?” gumam Aaron.“Pelaku nya memiliki resus negative, berarti sudah jelas dia bukan orang Indonesia. Karena hanya satu banding seribu orang Asia yang memiliki resus negative.” Jelas Alex memaparkan.“Maksud lo?” tanya Aaron bingung dengan apa yang Alex ucapkan.“Orangnya ada kemungkinan memang orang luar Aaron. I mean, orang Amrik atau blasteran. Karna hanya orang-orang barat yang memiliki  resus darah negat
Baca selengkapnya
Pembunuh Bayaran
Sudah dua jam Aera menjalankan operasi darurat karena jarinya yang terputus, Aaron beserta yang lainnya pun dengan cemas menunggu operasi Aera selesai. Setelah membawa Aera ke rumah sakit, Dimas langsung menghubungi Gabriel yang saat ini tengah berada di rumah Aera menemani orang tua Aera.“Hallo Dim, ada perkembangan?” tanya Gabriel langsung saat menerima telfon dari Dimas.“O.. ya, Aera sudah kami temukan dan selamat. Sekarang harus menjalankan operasi darurat di rumah sakit.” Jawab Dimas dengan cepat.“Oh Tuhaann syukurlah, gue bakal ngabarin ini ke bokap dan nyokapnya Aera.” Ucap Gabriel dengan senang dan haru. “But wait, operasi? Lo bilang tadi operasi?” lanjut Gabriel meyakinkan pendengarannya.“Iya, Aera harus dioperasi karena jari manisnya yang terputus karena ulah pelaku.” Jawab Dimas singkat. “pokoknya, kabarin aja ke keluarganya Aera oke… nanti gue chat alamat rumah sakitn
Baca selengkapnya
Siuman
Sudah lebih dari tiga jam Aaron menunggu Aera yang tak kunjung siuman di ruangannya, selama itu pula Aaron terus menggenggam tangan Aera hingga ia tertidur disamping brangkar Aera.Aera mulai mengerjapkan mata perlahan-lahan dan menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya ruang rawat inapnya. Karena Aera tak tau kalau ia telah selamat, Aera mulai melihat sekeliling ruangan dan manik mata coklat nya jatuh pada pemandangan kekasihnya yang tengah tertidur dalam posisi duduk sambil menggenggam tangannya dengan lembut. Aera pun berusaha menggerakkan jarinya dan membuka suara untuk membangunkan kekasih yang sangat ia rindukan itu.“Rooy…” panggil Aera lirih.Merasa ada yang bergerak dalam genggamannya dan seperti ada yang memanggil, Aaron pun mulai mengumpulkan kesadarannya dan terbangun. Melihat Aera yang sudah membuka mata dan kini tengah menatapnya Aaron pun langsung memanggil dokter untuk memeriksakan keadaan kekasihnya itu.“Sayang,
Baca selengkapnya
Petunjuk
Kini, tiba waktunya Aera untuk berangkat transfer ke rumah sakit yang ada di Washington. Orang tua Aera telah menunggu di sana, karena Aaron yang mengabarkan untuk langsung ke Washington dan tidak perlu ke rumah sakit yang ada di Anchorage. Sesampainya di rumah sakit Washington, Aera melihat mama dan papa nya serta Gabriel tengah menunggu di ruang tunggu rumah sakit. Aaron dan Dimas yang melihat juga kehadiran orang tua serta teman mereka yang  telah sampai pun langsung menghampiri bersama dengan Aera yang menaiki kursi roda dan dibantu oleh perawat. “Sayaaanggg” teriak mama Aera setengah berlari menghampiri Aera yang menuju ke arahnya sambil menangis haru. Tak menyangka penantian proses pencarian putrinya yang hilang hampir seminggu kini telah berhasil ditemukan. “Mamaaa” sambut Aera tak kalah haru menahan tangis ingin segera memeluk mamanya. Akhirnya, penantian kedua orang tua Aera yang hanya bisa menunggu di Indonesia tanpa tau proses pencaria
Baca selengkapnya
Lavender
Dua bulan kemudian…Aera kini sudah kembali ke Indonesia, keadaannya yang mulai membaik membuat keluarga Aera memutuskan untuk pulang ke Indonesia dengan segera. Lagi pula, perkuliahan Aera pun sudah mau memasuki semester baru.Satu bulan telah berlalu, selama itu pula insiden terror tidak lagi Aera terima. Padahal, pelaku yang sebenarnya belum juga dapat ditemukan oleh Alex dan anak buahnya. Segala macam petunjuk yang Aera beri tidak menemukan titik terang, belum lagi pria bertopeng itu menghilang bagai ditelan bumi karna tidak meninggalkan jejak sama sekali.Karena keadaan yang sudah mulai membaik dan aman, bukan berarti Aaron dan Alex lengah dalam mengawasi Aera. Aera diberikan alat pelacak yang baru yang jauh lebih canggih dari sebelumnya dan tidak akan bisa ditemukan oleh orang lain. Pelacak itu hanya Aera, Aaron dan Alex yang tau dimana tempatnya.----Nada telfon di handphone Aera berbunyi menandakan ada panggilan masuk dari seseorang
Baca selengkapnya
Wanna Kill
“Sayang, bangun… udah sampe” Aaron membangunkan Aera yang tertidur di kursi samping kemudi dengan menepuk-nepuk pipi Aera. Mereka terlalu larut nongkrong di cafe hingga pulang malam. “Eehmm huaaa” Aera menguap berusaha mengumpulkan kesadarannya.“Awas ada lalet yang masuk mulut haha” ejek Aaron melihat tingkah Aera yang sudah tidak tau malu lagi di depannya. Sontak, mendengar ejekan kekasihnya itu Aera langsung menutup mulutnya yang terbuka lebar karna masih menguap.“Hm yaudah, aku turun yah… kamu hati-hati di jalan. Kalo udah sampe kabarin, oke?” ucap Aera setelah sedikit terkumpul kesadarannya.“Oke baby” Aaron pun mengecup kening Aera sebelum kekasihnya turun dari mobil.Aera yang sudah turun dari mobil tidak langsung masuk ke dalam rumahnya, tetapi menunggu mobil kekasihnya itu pergi menjauh dari pekarangan rumahnya. Aaron pun membunyikan klakson saat mobilnya suda
Baca selengkapnya
Janggal
Semenjak dari kepergian Aera ke rumah James, Aera jadi memikirkan saat Ia di culik dahulu. Sisi lain dari James yang tidak pernah ditunjukkan olehnya selama mereka berteman. Kini, Aera sedang berada di perjalanan pulang bersama Aaron yang datang menjemputnya. Sepanjang perjalanan Aera hanya menatap keluar jendela dengan fikiran yang berkelana kemana-mana dan tak menghiraukan kekasihnya yang sedang menyetir di sebelahnya. “Hey.. hey! Are you oke?” tanya Aaron yang mengguncang-guncangkan pundak Aera karena tidak mendapatkan respon saat Aaron memanggilnya. “Hah.. heh? Kenapa?” jawab Aera dengan kikuk karna tersadar dari lamunannya. “Kamu kenapa? Dari tadi aku panggilin bengong aja” tanya Aaron khawatir. “Gak papa, ngerasa capek aja abis sesi konsultasi tadi sama James” jawab Aera berbohong. “Hmmm kirain kenapa, kamu laper gak? Aku laper nih belum makan, mau mampir makan?” tawar Aaron kemudia
Baca selengkapnya
Prepare
Semenjak Aera memberitahukan kecurigaan nya terhadap James kemarin ketika mereka berada di rumah Aaron, kini Aaron jadi semakin posesif dan terus memantau Aera melalui GPS yang ada di tubuhnya. Meskipun Aera bersikeras mengatakan kejanggalan yang Ia temui, teman-temannya beserta Aaron makin bersikeras melarang Aera untuk mencari tau lebih dalam tentang James.Aera pun berkata akan menuruti saran teman-teman dan juga kekasihnya itu, tapi tidak dengan hati nya. Hatinya bersikeras untuk tetap menyelediki siapa James sebenarnya.Karena Aera curiga James menutupi sesuatu dari dirinya dan teman-temannya yang lain. Akhirnya Aera bertekad untuk menemui hal apa yang ditutupi oleh teman misteriusnya itu.----Weekend Minggu ini Aera tak ingin pergi kemana-mana... Bahkan, Gabriel dan Aaron mengajaknya untuk jalan keluar saja Ia tolak mentah-mentah dengan alasan sedang ingin rebahan dirumah sambil menikmati stok film drakor terbarunya yang sudah Ia download di hari-h
Baca selengkapnya
Seoul
"Hey Aeraaa!!" Panggil Boem Jin saat melihat Aera keluar dari Arrivale Gate Incheon Airport.Aera yang mendengar namanya di panggil pun langsung mencari sumber suara. Setelah melihat temannya Boem Jin, Aera langsung bergegas menghampiri temannya itu."Heeyy Boem Jiiin!! Aaaaa miss you so much!" Sapa Aera sambil memeluk Boem Jin."Nado" balas Boem Jin lalu membalas pelukan Aera."Kamu lapar?" Tanya Boem Jin saat pelukan mereka sudah terlepas."Emm... Sangat sangat lapar" jawab Aera dengan lemas."Ayo, aku traktir kamu makan ttoekbokki, kamu pasti udah lama kan gak makan-makanan korea" ajak Boem Jin sambil menarik koper milik Aera dan mengajak Aera menuju tempat ttoekbokki yang biasa mereka makan dulu."Asa!! Kamu tau aja.. let's go!" Ucap Aera dengan semangat.Sepanjang perjalanan Aera dan Boem Jin membicarakan tentang masa-masa sekolah mereka dan teman-temannya yang kini sudah berpencar untuk melanjutkan pendidikan. Sampai mere
Baca selengkapnya
Misi Rahasia Aera
Seoul, Korea Selatan07.00 a.mAera yang masih asik dengan mimpinya harus terbangun saat handphone nya berdering karena telfon masuk. Dengan malas Aera meraih ponsel nya yang berada di samping tempat tidurnya.“Hallo” sapa Aera dengan suara serak.“Woy! Kapan balik ke Jakarta?” tanya Gabriel sedikit berteriak saat telfonnya baru diangkat oleh sahabatnya itu.“Ih gak usah teriak-teriak juga ngomongnya, gue denger kali” gerutu Aera yang merasa kaget dengan suara Gabriel di sebrang telfon. “Gue balik ntar sore, kenapa emang?” tanya Aera lagi.“Bawain oleh-oleh ya, perlu di jemput gak?”“Iya, udah dibeliin oleh-oleh mah buat kalian. Gak usah di jemput, ntar gue dijemput bokap sama nyokap soalnya di bandara” ucap Aera.“Cakeepp… yaudah ntar hati-hati ye cintaku sayangku manisku” ucap Gabriel lagi sebelum memat
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status