All Chapters of Menikahi Pria Angkuh: Chapter 121 - Chapter 130
135 Chapters
Part121
Setelah selesai menyegarkan badannya, Steve keluar dari kamar mandi, ia menatap ke arah istrinya yang ternyata sudah tertidur pulas, ia pun hanya tersenyum kecil sambil menggelengkan kepalanya. Ia mendekati Zira lalu mencium kening istrinya. Cuppp, sebuah kecupan hangat yang penuh arti.Merasa suaminya memberikan kecupan, Zira pun menggeliat. "Emm, jangan terlalu dekat, tubuhmu sangat bau," ucap Zira sambil mendorong tubuh suaminya."Aku pikir kamu sudah tidur?""Aku terbangun karena bau tubuhmu yang menusuk hidungku."Steve berusaha mencium bau di tubuhnya sendiri. "Sayang aku baru habis mandi dan sabun yang kita pakai juga sama. Kenapa kamu bisa mengatakan tubuhku bau, apa hidungmu baik-bai
Read more
Part122
Ia merasa penasaran dengan sikap anak menantunya yang jauh berbeda, ia memilih mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dan menghampiri Zira langsung. Roselly mempercepat langkahnya saat mendengar suara dari kamar Steve yang sedikit terbuka. Ia masuk dengan perasaan panik."Hoeekk, hoeekk." Roselly bergegas masuk kedalam kamar Steve dan menuju kamar mandi. Ia mendapati Zira yang sedang muntah-muntah."Sayang, apa yang terjadi padamu?" tanya Roselly panik. Ia segera mengambilnya air minum di meja kecil sekali ranjau dan memberikannya pada Zira. Setelah yakin Zira tidak muntah lagi, ia kemudian memapah anak menantunya untuk duduk di tepi ranjang. "Kamu baik-baik saja?""Zira baik-baik saja mah, mungkin hanya sedikit masuk angin."
Read more
Part123
"Apa kamu tidak curiga dengan sikap dan keadaan istrimu saat ini. Ah Steve, kamu benar-benar suami yang payah." Steve hanya melirik kearah Doni dengan penuh rasa kesal."Doni, apa kamu memanggilku?" tanya seorang wanita bersuara lembut."Marta tolong kamu periksa istri tuan muda ini," ucap Doni sambil tersenyum manis.Marta mendekati Zira, ia mengelus perut Zira dan tersenyum. "Tuan sepertinya istri Anda sedang hamil.""Hamil?" ucap Steve dan Roselly kompak."Iya, setelah dia siuman nanti kita bisa melakukan USG untuk memastikannya. Anda bisa meminta dokter Doni untuk mengantarkan kalian keruangan saya," imbuh dokter Marta.
Read more
Part124
"Tentu saja Tuan Steve, dengan senang hati saya akan menjawab pertanyaan anda."Steve menoleh kearah Zira yang juga tengah menatapnya. "Tidak jadi dokter." Steve mengurungkan niatnya untuk bertanya. Mereka akhirnya keluar dari ruangan dokter Marta setelah mendapat kepastian tentang kondisi kandungan Zira, namun Steve masih dengan muka kusut karena sang istri yang tidak mau dekat-dekat dengannya."Mah, bagaimana kata dokter?" tanya Cherry. Ia langsung berdiri dan menghampiri ibu dan kakaknya ketika ia melihat mereka keluar dari ruangan tersebut."Zira baik-baik saja, hanya perlu banyak istirahat," jawab Roselly.Cherry mengangguk lalu menatap kearah Steve. "Kak Steve kenapa mukanya kusut begit
Read more
Part125
Zira menggelengkan kepalanya. "Jika kamu tidak mau ke kamar tamu, biar aku yang tidur di sana." Steve mendengus kesal dan melangkah keluar kamar.**** Dua minggu sudah berlalu, sikap Zira pun kini mulai kembali seperti semula pada Steve, manja dan tak bisa jauh dari sang suami. "Sayang, bangun ini sudah pagi," ucap Zira sambil menggoyangkan tubuh suaminya."Ini hari minggu, aku tidak ke kantor.""Aku tahu, tapi kamu kan sudah janji kalau hari ini akan mengantarkan aku untuk membeli perlengkapan bayi. Ayo bangun."Steve menggeliat dan melihat jam di ponselnya. "Ya Tuhanku. Sayang, ini masih jam enam, kenapa kamu membangunkan aku sepag
Read more
Part126
"Kalau nggak kakak ikut aja yuk," celetuk Cherry membuka Steve menatap kearah Han. Karena mendapat tatapan aneh dari bosnya, Han pun langsung membuang pandangannya. Yang benar saja jika bosnya akan mengajak dia ke dalam toko yang hanya dipenuhi pakaian dalam wanita.   "Aku akan menunggu kalian di cafe sana," ucap Steve sambil menunjuk ke arah sebuah cafe. "Baik sayang. Ayo Cherry kita ke toko itu," ucap Zira. Mereka pun melangkah menuju toko khusus untuk kaum mereka. Sementara Han mengikuti langkah Steve sambil bergumam dalam hatinya. "Untung saja bos hari ini waras," batinnya. Di dalam toko, Zira dan Cherry sibuk memilih apa yang akan mereka beli. Kebiasaan para wanita memang selalu dan sudah pasti akan lama jika mendapatkan tempat shopping yang sesuai dengan hati m
Read more
Part127
"Aahhhh!" Teriak Zira dengan tubuh yang terguling menuruni anak tangga.   "Kak Zira," Teriak Cherry yang melihat Zira terjatuh dari tangga. Ia Pun langsung berlari ke arah Zira sambil berteriak histeris. "Kak Steve, kak Zira jatuh!" Semua orang berlarian termasuk Steve dan Han yang bergegas keluar dari ruang kerja saat mendengar teriakan Cherry. Mereka semuanya berlari menuju tangga menghampiri Zira yang sudah tergeletak di ujung tangga tak sadarkan diri dan berlumuran darah. "Zira!" Teriak Steve yang langsung menghampiri tubuh Zira dan langsung menopangnya. "Zira, sadarlah. Aku mohon sadarlah," ucap Steve. Ia terlihat sangat panik saat melihat darah di pelipis Zira yang mengalir deras, dan pendarahan yang begitu parah.
Read more
Part 128
"Apa maksudmu, ada kemungkinan dia tidak bisa mengingatku?" tanya Steve lirih.   Doni menganggukkan kepalanya. "Ya, tapi itu masih kemungkinan." Steve terdiam sejenak, hatinya merasa gelisah setelah mendengar perkataan Doni. Ada rasa takut dihatinya, takut jika saat Zira sadar ia benar-benar sudah melupakan Steve.   Rian keluar dari ruangan tersebut di gandeng seorangpun suster. "Kak Rian," ucap Mia menghampiri. "Tolong minta kakak anda istirahat, karena dia menolak untuk istirahat di dalam. Badannya masih terasa lemas karena sudah mendonorkan darah yang cukup lumayan banyak, nanti dokter Doni akan memberitahu resep obat untuk kakak Anda," ucap suster tersebut pada Mia.
Read more
Part129
Suara lirih Zira yang menandakan ia sadar membuat semua mata di ruangan tersebut menoleh ke arahnya. "Ibu tolong aku Bu," ucap Zira yang masih memejamkan matanya. Roselly memencet sebuah tombol di dekat ranjang untuk memanggil dokter, ia lalu menggenggam tangan Zira dan mencoba membangunkannya. "Sayang sadarlah, mamah ada di sini.'"Ibu, jangan pergi. Mia kamu dimana?" Zira masih terus memanggil ibunya, dan kali ini nama Mia pun terdengar dalam ucapannya. Di ruangan yang dingin keringat Zira mulai bercucuran. Rasa takut terlihat dari raut wajah dengan mata terpejamnya.  Mia segera menggenggam tangan Zira dan berusaha menyadarkan sahabatnya. "Zira, aku di sini. Sadarlah," bisik Mia.Perlahan mata Zir
Read more
Part 130
"Apa kakak baik-baik saja?" tanya Mia membuyarkan lamunan Rian. "Aku baik-baik saja.""Nak Rian, aku yakin kamu tahu yang terbaik buat Zira," ucap Roselly. "Mungkin aku memang sangat menyayangi Zira, tapi aku juga tidak akan pernah mengambil apa yang sudah menjadi milik orang lain. Hanya saja, aku selalu ingin dia bahagia tanpa ada penderitaan lagi yang ia rasakan. Dan sekarang apa yang harus aku lakukan dengan keadaannya yang seperti ini?"Semuanya terdiam, Roselly pun tidak bisa berkata apa-apa. Ia tahu anaknya sangat mencintai Zira, namun saat ini Zira belum bisa mengingat apa yang terjadi selama ini bersama Steve. Sedangkan orang yang bisa membantunya perlahan mengingat semua kejadian dua
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status