Semua Bab Agent Bayangan: Bab 11 - Bab 20
108 Bab
Bab 11
“Hai semuanya. Perkenalkan, namaku Rio Martin. Dan ini ...." Rio beralih menatap Salma dan melanjutkan, “Aku yakin kalian sudah mengenalnya. Dia adalah pacar baruku, Salma."Semua orang terkejut mendengar perkataan Rio. Ternyata benar! Salma sudah putus dengan Denis!“Aku anak kedua dari keluarga Martin. Senang berkenalan dengan kalian," lanjut Rio sambil tersenyum menyeringai.“Hah! Keluarga Martin? A-Apa aku tidak salah dengar? Dia adalah Tuan Muda ke dua dari keluarga Martin!"Sekali lagi, semua orang dikejutkan dengan perkataan Rio. Mereka langsung berdiri dan bersorak kegirangan sambil memandang Rio dengan penuh takjub. Apa ini mimpi? Seorang tuan muda dari keluarga Martin sekarang ada dihadapan kita? Mereka sungguh tidak menduga dan tentu sangat bahagia bisa bertemu dengan Rio.Seketika suasana menjadi ricuh.Pantas saja, seorang gadis yang sangat cantik seperti Salma bisa berpacaran denganya! Tuan Muda Rio adal
Baca selengkapnya
Bab 12
“Bagaimana, boleh gak?" tanya Siska bersemangat.   “Emm ..." Denis berpikir sejenak. Setelah menghembuskan nafas panjang, dia menatap Siska lalu menjawab, “Baiklah. Terserah kamu saja."   Mendengar persetujuan Denis, Siska senang. Dia langsung memeluk Denis sambil berkata, “Terimakasih, Denis. Kamu memang sabahat terbaikku."   “Emm, sudah sudah." Karena Denis merasa canggung dipeluk oleh orang secantik Siska, dia melepaskan pelukanya dan melanjutkan, “Kalau begitu, aku pergi sekarang. Dahh ...."   Denis kemudian pergi meninggalkan Siska.   Sementara Siska, dia memandang punggung Denis yang pergi menjauh sambil tersenyum. Tentu dia merasa senang.   Di sisi lain, Denis benar-benar khawatir kalau kakaknya akan pulang malam ini. Untuk itu, dia berhenti sejenak di persimpangan jalan dan buru-buru memanggil kakaknya. “Hallo, kak?"   “Hallo Deni
Baca selengkapnya
Bab 13
“S-Siapa kalian? Ada perlu apa kalian kepadaku!?" Siska yang masih ketakutan memaksakan diri untuk bertanya. Sementara Denis yang melihat tudung hitam yang digunakan dua pria itu, seketika dia teringat dengan apa yang dikatakan kakaknya. Mungkinkah mereka pria bertudung yang mengikuti Siska malam itu? Dua pria bertudung tersebut membuka tudungnya lalu menatap tajam sambil menyeringai ke arah Siska, “Aku yakin kau sudah tahu siapa kami, Siska." Melihat wajah mereka, ekspresi wajah Siska tiba-tiba berubah. “K-Kau ... Jameson! Mau apa lagi kalian?" tanya Siska tergagap. Rasa takutnya seketika hilang setelah mengetahui siapa mereka. Denis yang keheranan, dia menoleh pada Siska dan bertanya,“Kamu kenal mereka, Siska?" “Ya" Siska mengangguk. “Mereka adalah pengawal keluarga Brington." Denis mengangkat alis. Hah? Pengawal keluarga
Baca selengkapnya
Bab 14
“Siap bos!" Wade beralih pada Denis lalu memandangnya dengan tajam, “Kau bocah tengik! Aku akan-"Sebelum Wade menyelesaikan bicaranya, Denis segera maju ke arahnya dan tiba-tiba ...*Bug...Denis memukulnya cukup keras sehingga membuat Wade mundur beberapa langkah ke belakang. Badannya yang besar dan berotot sama sekali bukan masalah bagi Denis. Dia memukulnya sangat keras sehingga Wade mengeluarkan sepercik darah dalam mulutnya.“Ciuhh ... Bajingan!"  kelakar Wade. Dia meludahkan darah lalu mengusap pipi menggunakan punggung tangan kirinya.Sementara Jameson yang melihatnya, dia tercengang. Denis bahkan berhasil melukai Wade yang berbadan besar! Mustahil!“Wade! Kita serang dia bersama!" tegas Jameson.Jameson lalu beralih pada Denis dan menunjuknya sebelum kemudian berkata, “Harga diriku telah dipermalukan olehmu, Denis. Akan kupastikan kau takkan selamat malam ini!" Jameson meraung. Kemarahannya
Baca selengkapnya
Bab 15
“Em ...." Denis berpikir sejenak sambil memegang dagu nya menggunakan tangan kiri, setelahnya dia menjawab, “Kelihatanya dia memang benar-benar memiliki teknik rahasia itu. Kamu tenang saja, Siska. Aku akan baik-baik saja," jawab Denis menenangkan Siska sambil senyum. Pada saat yang sama, Jameson berkata pada temanya, “Wade, mundur!" “T-Tapi bos, bukankah kau belum bisa menguasainya? Aku takut kau cedera lagi gara-gara itu, bos!" Wade merasa khawatir. Kecemasan terpancar dari wajah sangarnya sehingga membuatnya menjadi terlihat konyol. “Aku tak peduli. Cepat mundur!" “B-Baik bos." Wade segera berlari terbirit-birit seperti halnya orang ketakutan, lalu dia bersembunyi di belakang pohon beringin besar yang sebelumnya, kemudian dia memperhatikan semua dari sana sambil bergumam,“Bersiaplah bocah! Kali ini bos pasti akan menghancurkanmu!"
Baca selengkapnya
Bab 16
Denis tidak menghiraukan ucapan Jameson. Dia dengan cepat menarik kembali lengan Siska dan mengajaknya berlari ke arah rumahnya melewati jalanan yang sangat gelap malam itu. Prioritas utamanya saat ini adalah menjauh sejauh mungkin agar serangan aneh Jameson tidak dapat mengenai mereka.Sejujurnya, setelah Denis melihat teknik serangan rahasia yang Jameson keluarkan, dia penasaran dan ingin tahu kenapa Jameson bisa memiliki jurus seperti itu. Dari mana kekuatan itu berasal? Yang Denis ketahui, kekuatan semacam itu hanya ada di film-film dan negeri dongeng saja. Ternyata pikirannya salah, rupanya di dunia nyata juga ada yang bisa mengeluarkan kekuatan seperti itu. Dia sungguh tidak menyangka sama sekali!Kalau saat itu tidak ada Siska, Denis pasti akan menghadapi Jameson sampai akhir. Sayangnya ada Siska di sisinya. Dia takut kalau Siska kenapa-napa. Maka dari itu, dia lebih memilih untuk kabur daripada sesuatu yang buruk terjadi pada Siska. Kalau sampai Siska terluka,
Baca selengkapnya
Bab 17
Tidak tahu apa yang terjadi setelah itu, keesokan paginya Denis terbangun dan tiba-tiba dia sudah berada di dalam kamar rumahnya sendiri. ‘Apa yang terjadi? Kenapa aku ada di sini?' Pikir Denis penasaran.Saat terbangun, Denis sudah tidak memakai baju dan hanya mengenakan celana saja. Saat itu badanya sudah tertutupi selimut. Mungkin Siska yang memakaikanya. Pada saat dirinya hendak mau duduk, betapa terkejutnya dia setelah melihat bahwa sudah ada luka goresan besar menyilang dua (berbentuk tanda X) di dadanya! Anehnya, meski luka itu cukup besar, kelihatanya luka goresan di dadanya sudah kering seperti sudah ada seseorang yang mengobati lukanya itu. Dan anehnya lagi, saat itu Denis tidak merasa sakit sama sekali. Dia membatin.Sesaat kemudian pintu kamar Denis tiba-tiba terbuka. Terlihat Siska membawa mangkuk berisikan bubur di tangan kirinya, sementara tangan kanannya membawa gelas berisi air. Ketika melihat Denis sudah sadar, sontak Siska langsung menghampiri
Baca selengkapnya
Bab 18
Mendengar Siska memanggilnya, Denis membalikan badan lalu menatap Siska, “Ada apa?"Secara mengejutkan, Siska langsung memeluk Denis dengan erat. Otomatis Denis terkejut dan merasa canggung. Dia tidak menyangka kalau Siska akan memeluknya. Ini kan di tempat umum!Orang-orang yang ada di sana mulai memperhatikan mereka berdua.Kalau dari mereka yang melihatnya lebih dekat, mungkin mereka akan melihat pipi Denis yang memerah saat itu. Dia merasa malu.“Siska? Ada apa?" tanya Denis.“Tidak ada apa-apa. Biarkan seperti ini dulu, Denis," jawab Siska dengan nada lemas. Dia merasa sedih melihat Denis akan pergi.Sejujurnya, Siska tidak mau kalau Denis kuliah di Bandung City.Pasalnya, selama ini Denis yang selalu menemaninya setiap hari dan hanya dia yang selalu ada di sisinya. Dengan begitu, kalau Denis pergi, dia akan merasa sangat kesepian.SIska terus memeluk Denis sangat erat dan lama-lama mata gadis cantik itu terl
Baca selengkapnya
Bab 19
Sementara di tempat Denis. Dia berjalan menuju ujung pusat desa seorang diri sambil menyusuri trotoar di pinggir jalan. Matanya memandang ke arah kiri jalan yang di mana di sana banyak warung-warung berjejeran di sekitar jalanan tersebut. Tepat di belakang warung itu adalah jurang yang begitu curam dan di bawahnya ada sungai yang cukup luas.Sungai tersebut menjadi salah satu asfek keindahan alam di desa Western Cily karena memang pemandanganya sangat bagus dan juga indah sehingga mengenakan mata setiap orang yang melihatnya. Banyak pengunjung dari luar desa yang sering berkunjung ke sana hanya untuk sekedar bersantai dan menikmati suasananya yang sejuk.Denis terus berjalan melewati satu persatu warung tersebut, bermaksud untuk mencari tempat sepi dan berniat menelefon kakaknya yang berada di komplek Calistha Residence. Tentu Siska tidak tahu gadis yang waktu itu mengantarnya ke rumah Denis  sekarang berada di komplek yang sama dengannya. Komplek Calistha Residen
Baca selengkapnya
Bab 20
Detik berikutnya, Seorang gadis cantik berpakaian mewah, menggenakan kacamata hitam besar di matanya, keluar dari dalam mobil mewah itu. Ya, dia adalah Jessica. Seketika, semua orang di sana berteriak histeris melihat kecantikan Jessica. Saat itu juga salah satu wanita di antara mereka berteriak, “Aaaa, kakak itu cantik sekali! Ayo kita samperin dia! Dia pasti orang kaya!" Orang lain yang kebetulan ada di sana, sontak semuanya langsung berlarian menghampiri Jessica dan langsung mengerumuninya. “Hallo kakak cantik, bolehkah kami tahu nama Anda? Kelihatanya Anda bukan mahasiswi di kampus ini." Wanita yang tadi berteriak, bertanya dengan sopan. “Namaku Jessica Tayson. Aku memang bukan seorang mahasiswi." Jessica menjawab sambil senyum. “Oh, ya. Apa kamu tahu di mana ruang kepala sekolah?" tanya Jessica saat itu juga. “Tahu kak. Ruang kepala sekolah berada di lantai empat." Sambil tersenyum, wanita itu menunjuk ke salah sat
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status