“Em ...." Denis berpikir sejenak sambil memegang dagu nya menggunakan tangan kiri, setelahnya dia menjawab, “Kelihatanya dia memang benar-benar memiliki teknik rahasia itu. Kamu tenang saja, Siska. Aku akan baik-baik saja," jawab Denis menenangkan Siska sambil senyum.
Pada saat yang sama, Jameson berkata pada temanya, “Wade, mundur!"
“T-Tapi bos, bukankah kau belum bisa menguasainya? Aku takut kau cedera lagi gara-gara itu, bos!" Wade merasa khawatir. Kecemasan terpancar dari wajah sangarnya sehingga membuatnya menjadi terlihat konyol.
“Aku tak peduli. Cepat mundur!"
“B-Baik bos."
Wade segera berlari terbirit-birit seperti halnya orang ketakutan, lalu dia bersembunyi di belakang pohon beringin besar yang sebelumnya, kemudian dia memperhatikan semua dari sana sambil bergumam,“Bersiaplah bocah! Kali ini bos pasti akan menghancurkanmu!"
Denis tidak menghiraukan ucapan Jameson. Dia dengan cepat menarik kembali lengan Siska dan mengajaknya berlari ke arah rumahnya melewati jalanan yang sangat gelap malam itu. Prioritas utamanya saat ini adalah menjauh sejauh mungkin agar serangan aneh Jameson tidak dapat mengenai mereka.Sejujurnya, setelah Denis melihat teknik serangan rahasia yang Jameson keluarkan, dia penasaran dan ingin tahu kenapa Jameson bisa memiliki jurus seperti itu. Dari mana kekuatan itu berasal? Yang Denis ketahui, kekuatan semacam itu hanya ada di film-film dan negeri dongeng saja. Ternyata pikirannya salah, rupanya di dunia nyata juga ada yang bisa mengeluarkan kekuatan seperti itu. Dia sungguh tidak menyangka sama sekali!Kalau saat itu tidak ada Siska, Denis pasti akan menghadapi Jameson sampai akhir. Sayangnya ada Siska di sisinya. Dia takut kalau Siska kenapa-napa. Maka dari itu, dia lebih memilih untuk kabur daripada sesuatu yang buruk terjadi pada Siska. Kalau sampai Siska terluka,
Tidak tahu apa yang terjadi setelah itu, keesokan paginya Denis terbangun dan tiba-tiba dia sudah berada di dalam kamar rumahnya sendiri. ‘Apa yang terjadi? Kenapa aku ada di sini?' Pikir Denis penasaran.Saat terbangun, Denis sudah tidak memakai baju dan hanya mengenakan celana saja. Saat itu badanya sudah tertutupi selimut. Mungkin Siska yang memakaikanya. Pada saat dirinya hendak mau duduk, betapa terkejutnya dia setelah melihat bahwa sudah ada luka goresan besar menyilang dua (berbentuk tanda X) di dadanya! Anehnya, meski luka itu cukup besar, kelihatanya luka goresan di dadanya sudah kering seperti sudah ada seseorang yang mengobati lukanya itu. Dan anehnya lagi, saat itu Denis tidak merasa sakit sama sekali. Dia membatin.Sesaat kemudian pintu kamar Denis tiba-tiba terbuka. Terlihat Siska membawa mangkuk berisikan bubur di tangan kirinya, sementara tangan kanannya membawa gelas berisi air. Ketika melihat Denis sudah sadar, sontak Siska langsung menghampiri
Mendengar Siska memanggilnya, Denis membalikan badan lalu menatap Siska, “Ada apa?"Secara mengejutkan, Siska langsung memeluk Denis dengan erat. Otomatis Denis terkejut dan merasa canggung. Dia tidak menyangka kalau Siska akan memeluknya. Ini kan di tempat umum!Orang-orang yang ada di sana mulai memperhatikan mereka berdua.Kalau dari mereka yang melihatnya lebih dekat, mungkin mereka akan melihat pipi Denis yang memerah saat itu. Dia merasa malu.“Siska? Ada apa?" tanya Denis.“Tidak ada apa-apa. Biarkan seperti ini dulu, Denis," jawab Siska dengan nada lemas. Dia merasa sedih melihat Denis akan pergi.Sejujurnya, Siska tidak mau kalau Denis kuliah di Bandung City.Pasalnya, selama ini Denis yang selalu menemaninya setiap hari dan hanya dia yang selalu ada di sisinya. Dengan begitu, kalau Denis pergi, dia akan merasa sangat kesepian.SIska terus memeluk Denis sangat erat dan lama-lama mata gadis cantik itu terl
Sementara di tempat Denis. Dia berjalan menuju ujung pusat desa seorang diri sambil menyusuri trotoar di pinggir jalan. Matanya memandang ke arah kiri jalan yang di mana di sana banyak warung-warung berjejeran di sekitar jalanan tersebut. Tepat di belakang warung itu adalah jurang yang begitu curam dan di bawahnya ada sungai yang cukup luas.Sungai tersebut menjadi salah satu asfek keindahan alam di desa Western Cily karena memang pemandanganya sangat bagus dan juga indah sehingga mengenakan mata setiap orang yang melihatnya. Banyak pengunjung dari luar desa yang sering berkunjung ke sana hanya untuk sekedar bersantai dan menikmati suasananya yang sejuk.Denis terus berjalan melewati satu persatu warung tersebut, bermaksud untuk mencari tempat sepi dan berniat menelefon kakaknya yang berada di komplek Calistha Residence. Tentu Siska tidak tahu gadis yang waktu itu mengantarnya ke rumah Denis sekarang berada di komplek yang sama dengannya. Komplek Calistha Residen
Detik berikutnya, Seorang gadis cantik berpakaian mewah, menggenakan kacamata hitam besar di matanya, keluar dari dalam mobil mewah itu. Ya, dia adalah Jessica. Seketika, semua orang di sana berteriak histeris melihat kecantikan Jessica. Saat itu juga salah satu wanita di antara mereka berteriak, “Aaaa, kakak itu cantik sekali! Ayo kita samperin dia! Dia pasti orang kaya!" Orang lain yang kebetulan ada di sana, sontak semuanya langsung berlarian menghampiri Jessica dan langsung mengerumuninya. “Hallo kakak cantik, bolehkah kami tahu nama Anda? Kelihatanya Anda bukan mahasiswi di kampus ini." Wanita yang tadi berteriak, bertanya dengan sopan. “Namaku Jessica Tayson. Aku memang bukan seorang mahasiswi." Jessica menjawab sambil senyum. “Oh, ya. Apa kamu tahu di mana ruang kepala sekolah?" tanya Jessica saat itu juga. “Tahu kak. Ruang kepala sekolah berada di lantai empat." Sambil tersenyum, wanita itu menunjuk ke salah sat
"B-Bukankah ... Bukankah Organisasi YungZo sudah hancur beberapa tahun lalu," tanya Denis penasaran. Dia merasakan jantungnya berdebar kencang seperti ada sambaran petir yang menyambar dirinya.Denis berusaha mencerna kembali ucapan komandan Andri. Seolah percaya tidak percaya dengan informasi yang diberikannya secara tiba-tiba."Tidak Denis! Ternyata selama ini Organisasi YungZo tidak hancur sepenuhnya. Mereka sebenarnya masih ada dan bersembunyi di dunia bawah! Dan sekarang mereka berencana untuk melakukan serangan besar-besaran untuk mengambil alih negara kita!" Komandan Andri menjelaskan."T-Tapi komandan, bukankah YungZo hanya sebuah Organisasi kecil? Apa mereka mempunyai kekuatan untuk menyerang dan mengambil alih Negara?" tanya Denis yang mulai merasa cemas. Seketika hatinya merasa gelisah tidak karuan. Denis sungguh tidak percaya bahwa hal itu akan terjadi! Apa ini benar-benar nyata?Komandan Andri yang mendengar Denis tampak tidak mempercayainya,
Seketika Denis tersentak dan langsung berdiri. Lagi-lagi dia dikejutkan dengan informasi yang dibicarakan komandannya barusan! Serangan organisasi YungZo akan berawal dari desanya? Itu berarti, desa Western Cily sedang dalam bahaya! Tentu Denis tidak terima dengan semua itu. Bagaimanapun, desa Western Cily adalah desa tempat kelahirannya sendiri. Meskipun desa Western Cily terbilang kampung, Denis tetap bersyukur bisa terlahir di desa yang indah itu. Dia sangat mencintai kampung halamannya setengah mati! “Aku ingin kamu segera mempersiapkan diri di desamu dan mencari tempat perlindungan yang aman agar bisa menghindari kemungkinan terburuk di masa depan, Denis!" perintah komandan Andri. Denis mengepalkan tangannya dengan erat. "Baik komandan! Aku akan segera pulang dan menyiapkan segalanya di sana. Tetapi sebelum itu, izinkan aku untuk berlatih menembak dengan Paman Jake. Setelahnya, aku akan pulang ke desa," tegas Denis bersemangat.
Meski begitu, lebih baik memberitahu William seorang daripada orang lain tahu masalah ini. Lagipula, William adalah satu-satunya teman Denis yang paling dekat dengannya saat ini di Universitas Yunzi. William dan teman asramanya tidak seperti para pria lain yang selalu iri dan jengkel pada Denis karena menjadi idola para gadis cantik di sana. Williiam selalu baik dan perhatian pada Denis. Dengan demikian, Denis tidak keberatan untuk memberitahu William soal penyerangan tersebut. “Okey. Aku akan menjawabnya dan menjelaskan semuanya padamu. Tapi sebelum itu, aku ingin kamu berjanji satu hal padaku!" Denis menatap William dengan serius. “Apa itu?" tanya William. “Aku ingin kamu merahasiakan tentang ini kepada siapapun! Jangan sampai ada orang lain yang tahu mengenai masalah ini. Ini rahasia kita berdua. Mengerti?" “Baik! Aku janji akan merahasiakanya, Denis! Percaya padaku!" William mengangguk