Semua Bab Hello Wife, The Tyran Ceo.: Bab 61 - Bab 70
136 Bab
Makan atau ...
Tatapan Kenzie jatuh pada mangkuk bubur di meja nakas yang tak jauh dari Ellina. Dia melihat bubur itu utuh dan tak tersentuh. Bahkan obat dan buah yang tersaji dari pagi pun tetap berada di tempatnya. Tak bergeser apa lagi berkurang. Hanya bertambah banyak dari beberapa butir pil menjadi tumpukan pil. Tatapannya menjadi dingin, kelembutan yang sempat hadir itu musnah entah kemana. Ellina terkejut. Ekor matanya menatap nyalang ke samping, pergerakannya cepat. Dia melihat Kenzie yang juga menatapnya lurus. "Apakah mereka tak enak?" Ellina masih terpaku. Semua itu terlalu mengejutkan untuknya. Dia belum sempat bereaksi, ketika Kenzie telah berjalan ke sisi pintu dan berteriak. Membuat seluruh isi rumah naik ke lantai atas. "Lander...!" Mendengar teriakan keras membuat Lander begerak cepat menuju lantai atas. Beberapa pelayan yang juga mendengar langsung berlari, membuat pelayan lainnya tergopoh-gopoh mengikuti. Saat semua berkumpul di sisi luar pintu dan menatap takut, pandanga
Baca selengkapnya
Aku sedikit kejam.
Lander mengerutkan keningnya, tapi paham pada kata-kata Ellina yang tak terucap sempurna. Dia langsung berlari ke dalam kamar dan menyambar segelas air putih di atas nakas. Dan segera kembali dengan menyerahkan air putih pada Ellina. Cepat atau dia akan terlambat. Dan satu nyawa orang akan melayang. Ellina menerima air dari Lander, setelah meminum beberapa teguk, dia meletakkan gelas itu di tangan Lander lagi. Dia menarik tangan Kenzie cepat, dia tak tahu hal yang dia lakukan karena tak sempat berpikir. Tapi dia harus mencoba segala cara untuk menyelamatkan nyawa pelayan tersebut. Dia tak ingin menyesal kemudian. "Aku telah memakannya, Kenzie lihat, aku telah menghabiskannya."Tunjuk Ellina pada mangkuk di salah satu tangannya. Sementara satu tangannya masih menarik tangan Kenzie erat. Remasan tangannya bahkan menguat. Dia tak berharap bahwa akan ada kekacuan sebentar lagi. Dan Pemandangan itu membuat Lander dan semua pelayan terpaku. "Kau tak perlu menghukumnya, aku telah menghab
Baca selengkapnya
Dia adalah Reegan.
Kenzie tak bergerak. Matanya msih menatap gelapnya malam dengan suara ombak yang terdengar cukup jelas. Angin laut malam itu menggerakkan rambutnya pelan. Membuatnya terlihat seperti patung yang abadi."Kurasa aku sedikit kejam," gumam Kenzie jelas terdengar oleh Lander.Lander yang mendengar itu mengejek dalam hati. Sedikit kejam? Kau sudah membunuh banyak nyawa dengan wajah tak bersalah dan itu sedikit kejam? Tuan, sesungguhnya kau benar-benar kejam, oke.Alih - alih menyatakan semuanya dengan jujur, Lander hanya menyimpan semuanya di hatinya. Dia menatap punggung Kenzie yang terlihat angkuh dan dingin. Lalu dia mengingat bahwa memiliki satu informasi baru yang belum dia katakan. Tanpa menimbang, dia mengatakannya dengan jelas."Tuan, pertemuan antar tuan muda dalam bulan ini akan segera di laksanakan. Karena beberapa waktu lalu telah di tunda, maka pertemuan kali ini akan tetap terlaksana. Apakah tuan akan hadir?" tanyanya hati-hati. Kenzie membalikkan tubuhnya. Wajahnya sedikit
Baca selengkapnya
Dia cantik tapi licik.
Alvian mengangguk lagi, lalu dia dengan ringan berkata. "Itu Ernest, dan dia adalah Reegan! Kenzie Alexis Reegan. Dia lebih kejam dari Ernest tapi semua hal yang dia lakukan adalah masuk akal. Kau pikir, kenapa Ethan di bunuh? Dan kami tak terkejut akan kabar itu?"Nero terpaku. Dia sekaan di ingatkan. Siapa dirinya, Ethan, Ellina dan dua orang teman yang baru-baru ini akrab bersamanya. Kata-kata Alvian sungguh jelas, membuatnya memikirkan Ellina lagi dan lagi. Lalu dia ingat tetang semua hal yang telah Ethan lakukan. Itu membuat napasnya tertahan sesaat dengan gidikan ngeri. Entah kenapa pikirannya selalu tertuju pada Ellina."Itu," ucap Nero ragu. " Itu tak mungkin karena Ellina kan?" tanyanya hati-hati dengan sedikit ragu. Saat ini perasaannya bagai teremas tanpa sadar. Dia melirik Alvian, berharap kata-kata yang akan keluar tak sesuai prediksinya.Alvian tertawa kecil. "Menurutmu?"Nero bingung. Tapi Lykaios menjelaskan singkat. Dia melihat raut wajah Nero yang bingung dan sedikit
Baca selengkapnya
Semua melirik permataku.
Nero tertegun. Mereka semua memiliki akses dan cara sendiri untuk menggali informasi. Tapi dirinya, apa yang sudah dia lakukan untuk sahabatnya? Tapi satu hal yang mengganggu pikirannya. Dan itu membuat hatinya teriris. Dia dengan pelan menyuarakan isi hatinya."Kalian, tak pernah memandang Ellina dan Ethan sebagai sebuah pertemanan yang tulus kan?"Semua diam saat Nero mengatakan itu semua."Kalian, selalu memanfaatkan satu sama lain,"Dan lagi-lagi semua diam.Nero menatap kecewa. Harusnya dia tahu itu, saat Lykaios dan Alvian terlihat biasa saja saat Ethan tiada. Mereka hanya terlihat kehilangan sesaat lalu kemudian berekspresi seperti biasanya. Seperti tak pernah memiliki teman yang mati. Atau seperti tak masalah besar jika Ethan tiada. Dan hal itu melukai perasaan Nero."Maaf, kami bukan tak memiliki pikiran seperti itu. Tapi kami di besarkan dengan cara seperti itu," jawab Alvian jujur. Tak ada rasa bersalah di wajahnya saat mengatakan kejujuran itu."Dari kecil, kami di didik u
Baca selengkapnya
Kau sangat mesum.
Hari-hari itu tak terasa telah berlalu. Minggu ini, Ellina terlihat jauh lebih baik dari hari sebelumnya. Dia baru saja membuka matanya saat melihat tubuhnya tak bisa bergerak. Dan matanya mendapati satu tangan kokoh tengah memeluk pinggangnya erat.Hal itu membuatnya menahan napasnya sesaat. Dia dengan hati-hati menoleh ke samping, melihat sebuah wajah yang terlihat lelap dengan sangat damai. Tiba-tiba ekspresinya berubah buruk. Jelas dia terlihat tidak suka dengan hal yang dia alami.Dia tak tahu sejak kapan Kenzie tertidur di sampingnya. Tapi selama satu minggu ini dia yakin bahwa tak pernah menemui Kenzie saat pagi. Tapi bagaimana bisa pria ini menyelinap masuk ke dalam selimutnya dan memeluk erat tubuhnya. Mau di pikirkan Bagiamana pun, dia tetaplah tak beretika dan pria mesum yang kurang ajar."Kenzie, lepaskan!"Bisik Ellina tegas. Suaranya tidak keras tapi itu cukup untuk membangunkan Kenzie. Dia mencoba melepaskan diri. Tapi nyatanya tubuhnya terseret semakin dekat saat tang
Baca selengkapnya
Tanda kepemilikan.
"Kau benar-benar tak ber-etika!"Kenzie diam saat kata-kata tajam itu terdengar. Entah sejak kapan, posisinya telah berubah menjadikan Ellina di bawah tubuhnya. Tapi saat melihat riak marah di wajah cantik wanita di bawahnya, dia tertegun. Mata jernih berair yang biasa indah menampilkan bintang bintang malam itu kini terlihat penuh kabut lahar. Sangat berapi-api dengan kilatan penuh kebencian.Hal itu membuatnya tak mengerti. Sebenarnya, apa yang telah gadis itu lalui hingga memiliki api kemarahan yang besar di matanya? Kenapa dia seakan tertarik dan terbakar dalam api kebencian yang di tunjukkan. Ketenangan, kelembutan dan sosok manis itu menghilang dalam waktu singkat. Tapi hal yang lebih menganggunya adalah, kenapa semua tatapan itu tertuju padanya?Apa yang sudah kulakukan? Kenapa aku merasa rasa benci itu tertuju padaku? Apakah aku melakukan kesalahan? Dan kenapa, dia terkadang memperlakukan aku seperti telah lama mengenalku? Aku sangat yakin, bahwa pertemuan malam itu adalah p
Baca selengkapnya
Ini tentang Ellina.
Di rumah utama keluarga Reegan malam ini, Azzura tampak murung dan kurang sehat. Dia melirik Raven yang terlihat tenang dengan koran di tangannya. Tentu, koran tersebut masih saja memuat berita tentang hancurnya pertunangan anaknya juga Lexsi yang merupakan bintang besar. Ini sudah beberapa minggu sejak rencana pertunangan yang hancur dan keluarga Rexton yang jatuh hingga mengalami kesulitan. Karir Lexsi pun langsung menurun hingga tingkat sulit. Hal itu membuat Azzura dan Raven sangat tertekan terlebih seluruh panutua keluarga besar Reegan menegur sikap Kenzie dengan kasar."Sayang, aku merasa tak harus merestui hubungan mereka. Aku tak bisa,"Raven menoleh, meletakkan koran di tangannya dan berjalan mendekati tempat tidur. "Dia bukan anak kecil yang harus kita atur. Kau sangat tahu bagaimana dirinya. Pilihannya tak akan salah. Dan dia selalu bertanggung jawab atas pilihan yang dia buat. Ada pun rapat keluarga, aku akan mencari jalan keluar untuknya.""Tapi, dia Ellina. Dia tak me
Baca selengkapnya
Biarkan aku pergi.
Villa di ujung utara itu tampak sunyi pagi ini. Deburan ombak terdengar dengan suara burung camar sesekali. Ellina membiarkan perawat merawat luka di punggungnya. Matanya menatap laut lepas melalui jendela kaca."Nona, luka nona telah pulih. Dan kesehatan nona jauh lebih baik.""Hmm," jawabnya pelan. "Bisakah aku memiliki waktu untuk menggerakkan tubuhku sedikit lebih banyak? Aku merasa lelah berada di kamar ini,"Perawat itu tercenung. "Itu, aku tak memiliki jawabannya. Sebenarnya semua keputusan ada di tangan Tuan Muda Kenzie. Kami hanya mengikuti semua aturannya."Ellina terlihat sedikit kecewa.Jadi ini dia lagi? Kenapa begitu sulit?Saat perawat baru saja keluar dari kamar pengobatan, Ellina membersihkan dirinya. Karena luka di punggungnya telah pulih, dia bisa membersihkan dirinya sendiri. Seorang pelayan membawakan sebuah gaun putih tak berlengan dengan motif guguran bunga mawar merah. Gaun di atas lutut itu tanpak sangat cocok di atas kulitnya yang putih.Tak menyentuh sarapan
Baca selengkapnya
Aku mengijinkanmu.
Sudut mata Kenzie berkedut saat tubuh lemah itu menabrak tubuhnya. Tatapannya jelas menghujam ke gadis yang jauh lebih pendek dari tinggi tubuhnya. Tangannya menahan lengan gadis itu keras. Membuat lengan gadis itu memerah dengan desisan pelan yang tak ingin dia dengar."Apa yang kurang dariku? Kenapa kau tak menginginkan menjadi wanitaku?"Mata Ellina bergerak takut. Dia mencoba menarik tangannya tapi tenaganya tak cukup kuat. Saat ini tubuh mereka sangat dekat. Tapi dia jelas melihat kilat kemarahan di mata pria dingin di hadapannya. Itu seperti badai api yang akan membakar seluruh tubuhnya."Lalu kenapa kau mengurungku?"Tak menjawab pertanyaan Kenzie dan kembali melemparkan pertanyaan yang dipikirkannya. Ellina berusaha mundur dan sialnya langkah Kenzie mengikutinya. Hal itu terus belanjut hingga punggung Ellina membentur dinding.Kenzie jelas merasa tertekan dengan petanyaan Ellina. Dia seorang pria, tapi kenapa dia tak bisa menjelaskan perasaannya? Kenapa dia tak memiliki jawaba
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
14
DMCA.com Protection Status