Semua Bab Perjaka Kepincut Janda: Bab 1 - Bab 10
95 Bab
PKJ 1
Senja berwarna jingga begitu indah, sang surya bersiap kembali ke peraduan setelah seharian menyinari bumi dan isinya. Seorang wanita berumur sekitar 26 tahun terlihat turun dari sebuah taksi, menenteng sebuah keranjang bayi dengan kedua tangan. Wanita itu bernama Della Mahardika, terlihat memakai jaket dengan penutup kepala dan berjalan ke arah apartemen. "Bagas, Mama minta maaf. Secepatnya Mama akan datang untuk menjemputmu, kamu baik-baik ya, Nak." Della mengecup kening hingga kedua pipi putranya yang baru berumur beberapa bulan, meski tidak ingin tapi harus melakukannya. Ia meninggalkan puteranya di depan pintu salah satu unit apartemen yang didatangi, mengetuk pintu kemudian pergi begitu saja dari sana tanpa menunggu penghuni unit keluar. Della pergi menaiki sebuah taksi, memejamkan mata dan berharap kalau pemilik apartemen yang diketuknya mau menjaga dan merawat putranya sementara waktu.
Baca selengkapnya
PKJ 2
"Bisa produksi lagi nggak, tuh?" tanya ibu kos berbisik pada pak Rt."Entah, Bu. Aku aja belum pernah ngerasain, dan semoga tidak pernah," jawab pak Rt yang ikut berbisik dengan mengedikkan pundak karena merinding."Kalau begitu jangan ikut jejaknya tuh orang luknut, kalau nggak nanti bu Rt nginjak burung titit tuitmu, Pak." Bisa-bisanya bu kos bercanda di tengah panasnya atmosfer di sekitar."Nggak berani." Seketika pak Rt merasa takut dengan kemampuan dan keberanian wanita yang biasa disebut dengan 'The power of emak-emak' yang sering disebut dalam akun sosial media yang terkadang pak Rt lihat.Alvian masih merintih kesakitan, sedangkan wanita selingkuhannya ketakutan ketika melihat betapa garangnya Della yang dikira lemah dan penurut."Ck, sakit? Semoga kamu sudah investasi banyak bibit lele di rahimnya," ujar Della seraya melirik wanita simpanan sang suami. "Jadi, kalau nanti pabrikmu itu mengalami kerusakan, maka masih ada modal dan harapan me
Baca selengkapnya
PKJ 3
Della menceritakan semuanya kenapa dirinya sampai meninggalkan Bagas di sana. Susan dan Malik akhirnya mencoba mengerti dan membawa Della ke rumah orangtua Susan karena Bagas dititipkan di sana.Mereka pun sampai di rumah orangtua Susan, dan kakak ipar Della itu langsung menjelaskan siapa Della pada ibunya juga duduk permasalahan kenapa Della membuang Bagas.Livia—ibu Susan pun mencoba memahami dan mengerti perasaan Della, wanita mana yang rela diduakan apalagi diselingkuhi."Sayang, maafin Mama. Mama udah pulang dan nggak akan meninggalkan kamu lagi," ucap Della pada Bagas yang sudah berada dalam gendongan. Della terus mengecup wajah tampan putranya.Livia terkejut mendengar ucapan Della, apakah itu artinya wanita paruh baya itu akan kehilangan Bagas, bayi menggemaskan yang sudah menemani kesepiannya selama sebulan ini."Del, kamu akan bercerai dengan suamimu. Lalu setelah itu kamu akan ke mana?" tanya Susan."Entah, intinya aku hanya
Baca selengkapnya
PKJ 4
TOK! TOK! TOK!Della langsung bangun ketika mendengar suara ketukan, hingga berjalan dan membuka pintu."Nggak ganggu tidur, 'kan?" tanya Livia yang ternyata berdiri di depan pintu."Oh, nggak kok," jawab Della sedikit sungkan, hingga membuka pintu lebar dan mempersilahkan Livia masuk ke kamarnya.Livia tersenyum lebar, hingga kemudian masuk dan langsung menghampiri Bagas yang berada di ranjang. Livia langsung duduk di tepian ranjang dan langsung mengajak main dan bicara seakan bayi menggemaskan itu paham."Bagaimana pekerjaanmu?" tanya Livia dengan tatapan yang masih tertuju pada Bagas. Sudah beberapa hari Della tinggal di sana dan bekerja di restoran milik Livia."Sangat baik, seperti biasa," jawab Della. "Terima kasih, karena Anda sudah banyak membantu saya," ucapnya kemudian."Sama-sama," balas Livia. Wanita itu masih terus mengajak main Bagas, seakan sebenarnya tak ingin lepas dari bayi itu."Terima kasih juga karena Anda
Baca selengkapnya
PKJ 5
Kanaya mendatangi sebuah rumah sederhana, bertekad mencari tahu siapa yang membocorkan rahasia hubungannya dengan pria yang menjadikannya selingkuhan."Maaf cari siapa, ya?" tanya seorang wanita ketika pintu terbuka.Bukannya bersikap sopan, Kanaya langsung masuk dan mendorong wanita yang rumahnya didatangi."Katakan siapa bos kamu!" Kanaya menatap tajam wanita itu."Maaf, bos bagaimana ya? Anda siapa?" tanya wanita itu."Jangan pura-pura! Kamu kaki tangan seorang hacker, 'kan! Katakan siapa dia?" tanya Kanaya beringas.Wanita itu terlihat terkejut, tapi mencoba menutupi dan berpura tak tahu."Saya tidak tahu!" "Jangan bohong kamu!" Kanaya melayangkan tas ke arah tubuh wanita yang memang dilihatnya pernah menerima sejumlah uang dari istri pria selingkuhannya."Mbak ini siapa? Kenapa kasar?" Wanita itu terkejut ketika Kanaya memukulnya."Jawab, atau aku akan menghajarmu!" ancam Kanaya.Wanita yang tern
Baca selengkapnya
PKJ 6
Setelah bicara dengan Livia, akhirnya Della pun mencari rumah kontrakan yang murah untuknya. Ia akan mampir ke rumah Livia setelah pulang kerja, terkadang Livia yang membawa Bagas ke restoran agar Della bisa melihat putranya itu.Hingga tanpa terasa Della sudah bekerja di restoran Livia selama 5 bulan lamanya, menjalani hidup sebagai janda anak satu. Ia bersyukur karena Bagas terjamin kehidupannya bersama Livia dan Juan. Bayi mungil itu kini hampir berumur satu tahun dan tampak sehat serta terawat."Dompet, ponsel, apalagi yang belum?" Della tengah bersiap pergi ke restoran untuk bekerja seperti biasa."Ah, sudah semua." Della pun mencangklong tali tas menyilang di depan dada, berjalan keluar rumah untuk mencari taksi. Ia pun berangkat ke restoran untuk bekerja menggunakan taksi karena sudah kesiangan.Della duduk di kursi belakang dengan menyangga dagu, menatap jalanan yang tampak ramai, hingga tatapannya tertuju pada sosok yang dikenalnya.
Baca selengkapnya
PKJ 7
Malang nasib Dimas, pemuda itu kini disekap di rumah kontrakan Della. Mau memberontak tidak bisa, mengingat betapa garangnya Della."Aku sudah mengatakan yang sejujurnya, kenapa kalian tidak melepaskan 'ku?" tanya Dimas yang kini kedua tangan diikat ke belakang kursi. Dimas mengerakkan pergelangan tangannya terus menerus berharap agar ikatannya bisa lepas.Della tidak jadi pergi ke restoran. Ia menerima tugas dari Susan untuk menjaga sementara Dimas agar tidak kabur sampai Susan menemukan wanita berniat mencelakai."Berisik!" bentak Della seraya menggosok telinga seakan sedang mengejek pria itu jika pertanyaannya membuat telinga Della sakit."Kalian mau apa lagi?" tanya Dimas setengah berteriak, tak menyangka nasibnya akan sesial itu.Karena merasa jika Dimas benar-benar cerewet, Della menyumpal mulut dengan kain. Ia lantas mengambil kursi dan duduk dengan posisi sandaran kursi yang berada di depan. Della melipat kedua tangan di atas sandaran kursi
Baca selengkapnya
PKJ 8
Della menggerutu di dalam kamar, menengok berulang kali pada jam yang ada di ponsel, berharap Susan cepat datang agar dirinya tidak berlama-lama dengan pemuda cerewet yang kini menjadi tawanannya."Susan kapan datang, sih? Satu jam lagi bersama pemuda itu, mungkin aku akan ikut sinting!" gerutu Della.Tiba-tiba perutnya terdengar keroncongan, sepertinya cacing di perut hendak meminta jatah makan siang."Agh, lapar! Biasanya jam segini makan siang enak di restoran, gara-gara si pabrik lele membuatku tertahan di rumah!" Della pun keluar dari kamar, lantas menengok sekilas ke arah Dimas yang memejamkan mata tapi terlihat menahan sesuatu."Apa dia juga lapar?" tanya Della dalam hati, padahal menolak peduli, tapi entah kenapa juga merasa kasihan."Heh, bodoh ah!" Della berjalan ke dapur, mencari sesuatu yang bisa dimasak.Namun, meski Della galaknya melebihi sipir hotel prodeo, tapi tetap saja hatinya selembut squisi, lembek dan halu
Baca selengkapnya
PKJ 9
"Apa?" tanya Della dengan nada membentak dan mata melotot."Ak-aku, butuh ke kamar mandi." Dimas tampak merapatkan kedua kaki, sepertinya ada panggilan alam yang harus dipenuhi."Terus?" Della masih saja pura-pura tidak peka."Ya ampun! Kamu ini sengaja atau bagaimana? Aku seriusan ini, kamu mau aku buang air di sini!" geram Dimas menahan panggilan alam yang sepertinya tidak bisa ditahan."EGP! Emang gue pikirin!" ketus Della yang hendak kembali melangkah ke dapur.Dimas benar-benar tidak tahan, masih menahan panggilan alam, juga menahan betapa sadisnya wanita yang menyekap dirinya."Tolong! Serius, aku tidak bisa menahannya lebih lama!" teriak Dimas dengan nada memelas.Della mencebikkan bibir, lantas berjalan kembali ke arah Dimas. Dengan tatapan tajam ia berdiri setengah membungkuk di hadapan pemuda itu."Aku izinin kamu ke kamar mandi, kalau berani berpikir atau bahkan kabur, aku remas burung berkicaumu!" ancam Della seraya
Baca selengkapnya
PKJ 10
"Kak, aku tidak yakin," kata Della yang mengkhawatirkan keselamatan Susan."Tidak apa," balas Susan mengusap tangan Della yang menahan lengannya.Akhirnya mereka pun mengikuti langkah Dimas. Mereka naik ke lantai lima gedung itu. Della sudah pasang alarm peringatan, jangan sampai dia lengah dan membahayakan keselamatan dirinya dan Susan.Begitu sampai di lantai itu, Dimas menunjukkan kamar yang berada di ujung."Kalian tunggu dulu, setelah dia membuka pintu, kalian baru keluar," ujar Dimas yang langsung mendapat anggukan dari Susan.Dimas beralih menatap Della, tahu jika wanita itu tidak mempercayai dirinya. Namun, meski begitu Dimas tetap berusaha agar niatannya dapat diterima, karena sesungguhnya juga tidak ingin jadi orang jahat, hanya cinta saja yang sudah membutakan mata hati.TOK! TOK! TOK!Dimas mulai mengetuk pintu, Susan dan Della tampak berjaga-jaga. Hingga saat pintu terbuka, Susan langsung menghampiri dan mendorong wanita
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status