Kisah yang menyakitkan, ternyata membawa Janda cantik bernama Della Mahardika bertemu dengan pemuda perjaka bernama Dimas Anggara. Mereka dipertemukan dengan cara yang lucu, kepahitan masa lalu membawa cinta di antara mereka. "Ada yang mengatakan padaku, cinta memang butuh pengorbanan, tapi jika dimanfaatkan dengan mengatasnamakan cinta, itu namanya pembodohan cinta!" ~Dimas. Lalu, bagaimana kisah mereka selanjutnya? akankah semulus jalan tol yang bebas hambatan?
Lihat lebih banyakSenja berwarna jingga begitu indah, sang surya bersiap kembali ke peraduan setelah seharian menyinari bumi dan isinya.
Seorang wanita berumur sekitar 26 tahun terlihat turun dari sebuah taksi, menenteng sebuah keranjang bayi dengan kedua tangan. Wanita itu bernama Della Mahardika, terlihat memakai jaket dengan penutup kepala dan berjalan ke arah apartemen.
"Bagas, Mama minta maaf. Secepatnya Mama akan datang untuk menjemputmu, kamu baik-baik ya, Nak."
Della mengecup kening hingga kedua pipi putranya yang baru berumur beberapa bulan, meski tidak ingin tapi harus melakukannya. Ia meninggalkan puteranya di depan pintu salah satu unit apartemen yang didatangi, mengetuk pintu kemudian pergi begitu saja dari sana tanpa menunggu penghuni unit keluar.
Della pergi menaiki sebuah taksi, memejamkan mata dan berharap kalau pemilik apartemen yang diketuknya mau menjaga dan merawat putranya sementara waktu.
"Alvian, aku akan mencincangmu, lihat saja!" Della mengepalkan telapak tangan karena geram.
Della terpaksa meninggalkan sang putra karena suaminya kabur dengan wanita lain, membuat geram dan darah tinggi. Della ingin memberi pelajaran pada pria yang tak tahu diuntung, Alvian dulu pengangguran dan dibantu mendapat pekerjaan berkat Della. Lantas keduanya menjalin hubungan dan menikah, tapi begitu pria itu sudah mandiri dan bisa hidup enak, Alvian malah berselingkuh dan pergi bersama wanita lain.
***
Della pergi ke luar kota naik bus. Ia nekat mencari keberadaan Alvian berbekal info dari rekan kerja pria itu, yang mengatakan kalau pasangan selingkuh itu berada di kota yang sekarang didatangi.
Della hampir putus asa ketika mendatangi alamat yang didapat, tapi ternyata Alvian sudah tidak di sana, bahkan sudah mencoba bertanya-tanya dengan orang disekitar sana.
"Ke mana lagi aku harus mencari bedebah itu?" Della merasa geram.
Hampir dua minggu Della terlunta-lunta tak jelas, memikirkan kekesalan terhadap suami juga memikirkan kondisi putranya yang entah bagaimana sekarang kondisinya.
"Mama rindu kamu, sayang." Della duduk di bangku yang terdapat di trotoar, menatap foto Bagas yang ada di ponsel.
Della berusaha menjadi wanita yang kuat, tidak mau kalau dianggap remeh karena hanya bisa menangis. Namun, sebagai wanita, wajar jika Della juga ingin sekali meluapkan rasa sakit yang menekan rongga dada.
"Di mana kamu Alvian? Demi Bagas, aku tidak akan memaafkan!" gerutu Della yang kembali geram.
Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Baru saja menggerutu, Della melihat sosok Alvian yang tengah berjalan merangkul wanita selingkuhannya, mereka tampak masuk taksi dan pergi.
Della pun buru-buru mencegat taksi, meminta sang sopir mengikuti taksi yang ditumpangi Alvian dan wanita selingkuhan.
"Mati kamu, Al! Aku pastikan kamu akan menyesal!"
***
Taksi yang ditumpangi Della mengikuti hingga sampai di sebuah area kos-kosan. Della pun segera turun untuk mengikuti Alvian dari jauh, hingga melihat keduanya masuk ke sebuah kos bebas.
Della sudah berdiri di depan pintu kos tempat Alvian tinggal, dadanya terasa terbakar dan begitu sesak ketika mendengar tawa keduanya dari dalam.
"Ih, jangan gitu! Geli, Al."
"Apanya geli? Masa gini aja geli, bagaimana kalau aku sentuh begini, geli nggak?"
"Ahh ... jangan gitu. Al, tanganmu nakal!"
Kepala Della rasanya mendidih mendengar suara pasangan selingkuh itu. Namun, Della tak lantas bersikap terburu-buru, dengan terus bersikap tenang mengeluarkan ponsel, mencari celah dari jendela dan merekam apa yang dilakukan dua manusia itu di dalam. Della memejamkan mata saat merekam, tak kuasa melihat percintaan sang suami dan selingkuhan.
"Ini sudah cukup untuk menjadi bukti perselingkuhanmu, setelah ini kamu tidak akan bisa mengelak."
Della mengakhiri merekam kegiatan dua manusia itu, lantas mencari pemilik kos dan mengadukan kelakuan mereka, menunjukkan surat nikah miliknya dan mengatakan kalau penghuni kos itu adalah pasangan tidak sah.
"Apa? Wah mereka gila, rumah kosku bukan tempat mesum!" Wanita pemilik kos sangat murka.
Wanita itu memanggil ketua Rt, kemudian mendatangi kamar kos yang dikontrak Alvian, hendak menggerebek pasangan tidak sah itu.
"Mati kamu!" Della tersenyum iblis meski hatinya terasa sakit.
***
"Dobrak aja Pak pintunya!" perintah Della yang sudah tidak sabar.
"Eits, ini pintu baru, mana bisa asal dobrak!" cegah ibu kost.
"Lah, terus gimana, Bu?" tanya Della.
Pak Rt malah bingung sendiri dan memilih menunggu instruksi. Ibu kos merogoh saku daster, mengambil rentengan kunci cadangan untuk kamar kos miliknya.
"Pakai kunci cadangan, tanpa merusak," ujar ibu kos yang merasa begitu cerdas.
Della mengacungkan jempol untuk memberi nilai tindakan ibu kos yang gerak cepat.
Alvian dan wanita selingkuhannya mendengar suara ribut di luar, hingga keduanya tampak panik dan langsung menghentikan adegan gulat mereka serta memilih langsung memakai pakaian.
Begitu pintu terbuka, si wanita sudah memakai busana, sedangkan Alvian hanya baru memakai celana.
"Oalah, pasangan edan (gila)!" umpat ibu kos yang kesal. "Kalian kira ini tempat prostitusi, hah! Ngaku pasangan nikah habis kecopetan, ternyata sungguh ter-la-lu!" ujar ibu kos dengan akhir kata yang terdengar mirip dengan nada bicara penyanyi loma alama.
Alvian begitu terkejut melihat ibu kos dan ada pak Rt, lebih terkejut lagi ketika melihat Della yang ada di sana.
Della berjalan masuk dengan cepat, kepalanya seakan tumbuh tanduk iblis dengan dua taring yang muncul dari mulut. Kini Della menjelma jadi iblis yang akan melumat habis Alvian dan wanita selingkuhan.
Della langsung menarik wanita selingkuhan Alvian, menjambak rambut lantas mendorong hingga terjerambab ke lantai dan membentur dinding.
"AW! Sakit!" pekik wanita itu seraya memegangi kepala dan lengan yang terbentur.
"Sa--" Alvian ingin menyebut wanita selingkuhan dengan sebutan sayang, tapi urung ketika melihat tatapan Della yang siap menghabisinya.
"Mau duel denganku!" tantang Della dengan gaya menggulung ujung lengan, padahal dia memakai kaos pendek.
Alvian sedikit takut, itu karena tahu siapa Della dan kemampuan yang dimiliki wanita itu.
Namun, bukan Della namanya jika berdiam diri saat tertindas, apalagi memaafkan dengan mudah setelah disakiti. Ia mengepalkan tangan dan melayangkan pukulan tepat mengenai rahang Alvian.
"Aghh!" Alvin memekik kesakitan, bahkan sampai berpaling ketika pukulan Della mendarat.
Ibu kos dan pak Rt begitu terkejut, mereka seperti sedang melihat adegan action seperti di televisi dengan mulut menganga.
"Wah, mantap," gumam ibu kos dengan menggeleng kepala.
"Ampun, Del!" Alvian memohon ketika dirinya sudah terjatuh di lantai, mencoba mengiba agar Della tidak menggila.
"Ampun apa, hah? Menelantarkan istri dan anak, tak bertanggung jawab dan malah enak-enakkan hokya-hokya dengan wanita sialan itu. Sekarang kamu minta maaf! Wow, hebat sekali!" cerocos Della yang sudah tidak bisa menahan amarah. Kedua tangan berkacak pinggang dengan tatapan mata yang berapi-api.
"Ampun, Del! Aku khilaf!" Alvian memeluk kaki Della, mencoba sekali lagi meminta belas kasih istri sahnya itu.
Della semakin geram ketika mendengar kata 'khilaf' keluar dari mulut Alvian, hingga dengan kasarnya Della menyingkirkan tangan Alvian dari kaki, bahkan mendorong tubuh pria itu dengan kuat, sudah tidak peduli jika dianggap istri durhaka.
Alvian terdorong ke belakang karena dorongan Della, hingga ketika pria itu terjerembab, dengan sekali hentak Della menginjak pabrik penghasil bibit lele milik Alvian. Seharusnya Alvian bersyukur karena Della tidak memakai high heels tapi hanya sepatu kets biasa.
"AGHH!! Sakit!" pekik Alvian seraya memegangi pabrik lelenya.
Ibu kos dan pak Rt kembali terperangah dengan keberanian Della. Ketika ibu kos menutup mulut bahkan memejam sekilas karena terkejut, pak Rt tanpa sadar menutupi pabrik lelenya karena miris dan membayangkan betapa sakitnya itu.
Setelah semua kejadian yang menimpa, akhirnya Della dan Dimas memutuskan untuk tidak jadi pindah karena merasa aman tinggal bersama Salsa dan Anggara. Salsa sendiri begitu bahagia, karena dia tidak harus merasa kehilangan anggota keluarganya.Satu bulan berlalu setelah kejadian penculikan Bagas. Kini baik Della maupun Dimas pun sudah melakukan aktivitas mereka seperti biasa.Siang itu Della masih bekerja seperti biasa, hingga saat melihat darah dari daging yang hendak dibersihkan, Della tiba-tiba merasa mual dan muntah.“Del, kamu baik-baik saja?” tanya teman Della.Della belum menjawab, dirinya terus muntah di washbak. Perutnya rasanya dikocok hingga ingin sekali mengeluarkan semua isi makanan di dalam.Teman Della segera mengambilkan minyak kayu putih, berpikir jika Della mungkin saja masuk angin.“Olesi perutmu dengan ini agar hangat,” kata teman Della memberikan perhatian.Della mengangguk-angguk, kemudian membuka sedikit seragamnya dan mengolehkan minyak itu.“Kamu sakit? Apa kam
Della semakin menitikkan air mata saat tangan Alvian mulai menjamah tubuhnya. Pakaian bagian atasnya kini terbuka, memperlihatkan bra yang menutup dua bukit kembarnya. Alvian semakin bersemangat untuk menyetubuhi Della saat melihat betapa bulat dan indahnya bukit kembar milik mantan istrinya itu.“Tubuhmu benar-benar makin indah, Del.” Alvian menyentuh salah satu bukit kembar Della dari balik bra.Della memejamkan mata begitu rapat dengan buliran kristal yang meluncur bebas saat Alvian menyentuh dan kini meremas bukit kembarnya. Sungguh dia sangat berdosa karena kini ada pria lain yang sudah menyentuh tubuhnya selain sang suami.“Menangislah, Del. Aku sangat suka melihatmu tersiksa dalam kenikmatan.”Alvian semakin menggila, dia bahkan kini menciumi belahan dada mantan istrinya itu.Kedua kaki Della terus menendang, mencoba memberontak tapi usahanya sia-sia karena Alvian menindih dengan satu kaki berada di antara dua pahanya.Di luar kamar, Max tersenyum miring mendengar Della yang me
Della pergi ke alamat yang dikirimkan Alvian. Demi mendapatkan Bagas kembali, dia rela melakukan segalanya. Della tidak akan pernah terima jika Bagas diambil begitu saja oleh Alvian yang tidak pernah bertanggung jawab sama sekali.Wanita itu sudah sampai di depan pintu kamar di sebuah apartemen tua, bangunan di sana tidak terlalu terawat, terlihat dari cat yang memudar dan seperti lama tidak diperbaharui.Della mengetuk pintu beberapa kali, hingga terlihat pintu itu terbuka.Alvian menyeringai melihat Della benar-benar datang ke sana dengan sebuah tas di tangan. Pria itu menyembulkan kepala keluar, menengok ke kanan dan kiri untuk memastikan Della datang sendirian.“Kamu tidak datang bersama orang lain, ‘kan?” Alvian mencoba memastikan.“Apa matamu buta? Apa kamu tidak lihat jika tidak ada orang lain di sini?” Della bicara dengan nada membentak karena begitu benci dengan mantan suaminya itu.Alvian terkekeh mendengar Della memaki, tapi dirinya cukup tertarik karena ternyata istrinya i
Della pergi dari rumah tanpa sepengetahuan Dimas dan yang lain. Pikirannya kini hanya penuh dengan Bagas, dia hanya ingin agar Bagas kembali ke pelukannya.Sebelum menemui Alvian di alamat yang dikirimkan mantan suaminya itu. Della pergi ke bank untuk menarik sejumlah uang, Alvian ingin menukar Bagas dengan uang, sehingga Della mau tidak mau harus mengambil tabungannya juga uang pemberian Dimas.Di rumah. Dimas kembali ke kamar karena ingin bicara dengan Della. Namun, alangkah terkejutnya Dimas saat tidak melihat Della di kamar.“Del! Della!” Dimas memanggil sang istri tapi tidak ada balasan.Dimas panik dan kebingungan, hingga kemudian keluar dari kamar untuk mencari Della di tempat lain.“Ada apa, Dim?” tanya Anggit yang melihat Dimas panik.“Della tidak ada di kamar,” jawab Dimas.Anggit ikut panik, hingga kemudian mencari Della di seluruh rumah. Namun, mereka tidak menemukan Della di mana pun, membuat Dimas semakin cemas dan takut jika istrinya mencari keberadaan Bagas sendirian.
Anggit masih berada di kamar Dimas. Dia mencemaskan adik iparnya yang sampai pingsan karena memikirkan Bagas yang dibawa kabur ayah kandungnya.“Apa kamu sudah melaporkannya ke kantor polisi?” tanya Anggit, menatap sang adik yang terlihat cemas sambil memandang sang istri.“Sudah, polisi akan membantu mencari berbekal nomor plat mobil yang membawa Bagas,” jawab Dimas tanpa menoleh sang kakak.“Apa kamu ada video rekaman Cctv-nya?” tanya Anggit yang penasaran.Dimas menganguk, lantas mengeluarkan ponsel dan membuka galeri untuk menunjukkan video yang dimilikinya.Anggit pun terlihat begitu antusias, mengambil ponsel dari tangan Dimas, kemudian menonton rekaman video Cctv. Hingga Anggit menekan tombol paus saat video memutar posisi mobil berhenti di depan rumah Dimas, lantas dirinya memperbesar resolusi gambar itu.“Tunggu!” Anggit mengerutkan dahi saat melihat nomor plat mobil itu.Dimas menoleh sang kakak, hingga melihat Anggit yang mengerutkan dahi.“Ada apa, Kak?” tanya Dimas.“Ini
Salsa terduduk lemas saat mendengar kabar yang disampaikan Dimas. Wanita itu merasa tulang-tulang di kedua kakinya seolah ditarik keluar dari tubuh.Dimas dan Della pulang setelah mereka melaporkan Bagas yang hilang karena diculik. Mereka memiliki bukti rekaman Cctv yang terpasang di salah satu rumah yang dekat dengan rumah Dimas dan Della.Della pun terduduk tidak berdaya, sejak dari kantor polisi hingga sampai rumah, air matanya terus mengalir hingga membuat wajahnya begitu basah.“Bagaimana bisa kalian tidak hati-hati? Kenapa kalian membuat Bagas diculik!” Salsa menyalahkan Dimas dan Della yang teledor.Wanita itu menangis, bahkan sampai sesenggukan dan mencengkram baju bagian dada.Della terdiam, dirinya pun begitu kehilangan dan takut terjadi sesuatu dengan Bagas. Dalam rekaman itu hanya terlihat Alvian yang menggendong Bagas, kemudian masuk ke mobil dan meninggalkan tempat itu.“Kamu tenang, sayang. Tarik napas panjang dan embuskan perlahan.” Anggara mencoba menenangkan Salsa.D
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen