All Chapters of Menjadi Istri Muda Si Tuan Muda: Chapter 51 - Chapter 60
460 Chapters
Lewat Depan
Tiga hari sudah berlalu sejak kejadian pagi itu. Albert dan Olivia semakin banyak menghabiskan waktu bersama. Sepertinya kedua insan itu tak lagi canggung untuk menunjukkan perasaannya masing-masing. Mereka bahkan tak sungkan bersikap mesra di depan para bawahan dan karyawannya. Seperti siang ini, Olivia datang ke kantor Albert untuk mengantarkan makan siangnya. Karena Olivia sudah berusaha keras membuat rendang sejak pagi tadi, jadi ia ingin memberikan kejutan pada Albert. Meski sebenarnya Albert selalu mengetahui setiap gerak gerik Olivia dari para pelayan di mansion. Saking patuhnya, bahkan saat Olivia tidur siang, bangun jam berapa, dan aktifitas lainnya pun, mereka akan memberikan laporannya pada Albert. Tentu saja, semua itu tanpa sepengetahuan Olivia. Mike menjemput Olivia ke mansion, dan sesuai perintah dari Albert, kali ini mereka akan parkir di parkiran depan dan masuk melalui pintu depan. Jika selama ini Olivia selalu masuk lewat lift pribadi Alber
Read more
Status Yang Diakui
Setelah melepas pelukannya, Olivia memandang sekeliling. Dia baru sadar sekarang dia dan Albert sedang berada di tengah kerumunan para karyawan di Perusahaan Albert. Pipi Olivia merah merona menahan malu. Albert melihat sikap Olivia, kemudian menyunggingkan senyum tipis. Albert menggenggam tangan Olivia. Gadis itu merasa sedikit rileks setelahnya. "Semuanya, dengarkan aku..." Albert menjeda perkataannya dan menatap semua karyawan yang tampak di depan matanya. Semua orang itu menunggu dengan patuh, tentang apa yang akan dikatakan Albert. "Gadis ini... Dia istriku yang sah. Jika dia datang ke kantor ini, perlakukan dengan baik dan sopan. Seperti kalian bersikap padaku!" lanjut Albert memberi peringatan. "Apa kalian mengerti yang aku katakan?" sambung Albert lagi. "Mengerti, Tuan!" sahut para karyawan secara bersamaan. Pria yang tadi bertabrakan dengan Olivia tersenyum sinis. Baru saja ia mulai menyukai gadis polos yang menggemaskan itu, tapi ter
Read more
Kemarahan Albert
Setelah pertemuan siang itu, Daniel kembali ke London. Dia hanya mampir sebentar karena ada urusan bisnis. Dan harus segera kembali ke London, untuk melakukan kesepakatan kerja dengan klien lainnya. Sebenarnya, Albert sudah memintanya untuk tinggal satu hari lagi. Agar mereka bisa berbincang dan makan bersama di mansion Albert. Bagaimana pun, hubungan mereka sangat dekat. Albert ingin menjamu sahabatnya itu setelah sekian tahun tidak bertemu. Terlebih, Albert ingin membanggakan masakan istrinya, Olivia. Tapi sayang, Daniel belum bisa untuk kali ini. Daniel dikenal sebagai ketua mafia dan informan yang sangat terpercaya. Info yang keluar dari organisasi Daniel bisa di pastikan 99% ke akuratannya. Bahkan, Albert sering memakai jasanya untuk mengintai atau mengecek informasi seseorang yang ingin diketahuinya. Termasuk informasi tentany Lucy, dan Monica tentu saja. Karena hal itu jugalah, Albert tidak terlalu percaya pada Lucy apalagi Monica. Sejauh ini, Albert h
Read more
Kembali ke Mansion Bersamaku!
Olivia yang baru saja selesai sidang skripsi, menunggu hasil keputusan para Dosen. Tapi, tiba-tiba ruangan itu di penuhi dengan suara para gadis yang berbisik-bisik seolah sedang takjub pada seseorang. "Lihat, ada pria tampan masuk ke gedung ini," "Wow, aku ingin mendaftar menjadi kekasihnya." "Sepertinya pria ini orang berpengaruh, lihat dia membawa beberapa orang bodyguard," "Tampan sekali, aku rela jadi teman tidurnya!" "Aku bahkan rela jadi simpanannya, andai dia sudah memiliki istri," Banyak lagi kata-kata dari para gadis itu yang terdengar di telinga Olivia, 'Ck, mereka terlalu berlebihan. Dengan mudahnya mengatakan ingin menjadi teman tidur, juga berpikir menjadi simpanan? Terlalu murahan!" ucap Olivia tanpa menoleh sedikitpun. Namun, belum sempat ia membuka kembali ponselnya, sesosok tubuh tegap dan berisi berdiri di depan tempatnya duduk. Bisik-bisik dari orang sekitar pun semakin ramsi terdengar. Saat Olivia mengangka
Read more
Penjara Cinta Tuan Albert
Sudah satu minggu Olivia di tahan dalam mansion mewah dan besar ini. Ia tidak di perbolehkan keluar dari pintu mansion walau hanya selangkah. Jadilah Olivia selama satu minggu ini hanya berputar-putar di dalam ruangan saja, atau naik turun lantai atas dan bawah. Tak jarang ia mondar mandir di antara dapur dan ruang makan. Meski ia belum tau pasti apa penyebab Albert marah dan menghukumnya seperti ini, Olivia memilih untuk tetap patuh. Terkadang, ada rasa iba menyergap dalam hati Albert melihat Olivia yang hanya terkurung dalam mansion besarnya ini. Meski Albert memasang aksi diam padanya, Olivia tetap saja melayani semua kebutuhannya dengan sangat baik. Hanya saja, kebutuhan jasmani yang tidak ia tuntut dalam satu pekan ini. Pernah beberapa kali Olivia sengaja memancingnya untuk melakukan hubungan intim, tapi karena masih kesal dan marah, Albert mengabaikannya. Hingga terlihat raut sedih dan kecewa pada wajah istrinya itu. Lagi-lagi, Albert mencoba bersikap tak pedul
Read more
Tolong, maafkan aku.
"Tolong, maafkan aku," lirih Albert yang masih bersimpuh di depan Olivia. Kata itu keluar dan terucap begitu saja dari mulut Albert. Bahkan, ia sendiri tak menyangka bahwa dirinya bisa mengatakan kata-kata itu. "Untuk apa kau meminta maaf padaku? Apakah sekarang kau merasa bersalah padaku? Apa sekarang kau mengakui bahwa dirimu terlalu kejam? Atau, hanya karena kau kasihan padaku?" Olivia mencecar Albert dengan pertanyaan-pertanyaan itu. Mata Olivia sudah terlihat sembab dan merah. Albert ingin menyentuh dan menghapus air matanya, namun Olivia menepis tangan itu dengan kasar. "Jangan sentuh aku! Aku masih marah padamu, jangan coba-coba membujukku, karena aku tak mudah untuk tergoda rayuanmu,"  "Aku hanya tak ingin melihatmu menangis, aku terluka jika melihatmu meneteskan air mata. Apalagi itu karena ulahku. Aku memang salah, kau pantas marah padaku." "Lalu, apa itu artinya kau memberikanku kebebasanku seperti biasa?" selidik Olivia penuh
Read more
Budak Cinta Olivia
Setelah selesai makan malam, Olivia duluan meninggalkan Albert yang masih duduk di sana. Olivia berjalan menuju kamar utama. Ekor mata Albert memperhatikan langkah Olivia sampai tak terlihat lagi dari pandangannya.  "Mike, pilih satu orang yang paling bagus kinerjanya untuk mengawasi dan melindungi Olive mulai besok!" titahnya pada Mike, saat sambungan telepon itu dijawab. "Baik, Tuan. Aku akan menyiapkan beberapa orang terbaik," jawab Mike patuh. "Tidak perlu banyak, Mike. Aku hanya memintamu menyiapkan satu orang saja. Dan jangan terlalu berlebihan mengikuti Olivia, bisa-bisa dia mengamuk lagi padaku," ucap Albert tanpa sadar dengan kalimat terakhirnya itu. "I-iya, Tuan." Mike terbata-bata menjawabnya. Mau ketawa takut dosa, eh takut dimarahin Albert maksudnya. Sejak kapan Tuannya itu menjadi takut dimarahi? Apalagi, oleh seorang wanita. Albert benar-benar sudah menjadi budak cintanya Olivia. Tak lama berselang, Albert menyusul Olivia k
Read more
Perceraian
Keesokan harinya, Olivia sudah kembali beraktifitas seperti biasa. Wajahnya terlihat sangat bahagia karena kembali mendapatkan kebebasannya seperti semula. Tak henti-hentinya ia tersenyum. Membuat seisi mansion menduga-duga, kebahagiaan apa yang kira-kira sedang di rasakan Nyonya rumah mereka itu. Saat sarapan, Jane yang penasaran langsung saja bertanya pada Olivia. "Nona, sepertinya Anda sangat bahagia pagi ini, apa ada suatu kabar yang sangat special hari ini?" "Kau sangat pintar melihat situasi, Jane. Ya, aku memang sangat bahagia pagi ini," jawab Olivia dengan senyuman manisnya. Senyuman itulah yang membuat hati Albert luluh lantah. "Apa itu, Nona?" tanya Jane semakin penasaran, ia berharap bahwa Olivia membawa kabar kehamilannya.  "Ehm... Jane, apakah sekarang tugasmu menjadi tukang introgasi istriku?" tegur Albert yang baru saja hadir dan bergabung di meja makan. Albert mengecup puncak kepala Olivia, lalu duduk di kursi kepe
Read more
Tertangkap Basah
Monica baru saja selesai membersihkan dirinya, sementara Hans masih tertidur usai melakukan percintaan panas yang terlarang di antara keduanya tadi. Monica sudah memikirkan rencana untuk menjebak Olivia, agar terlihat seperti sudah mengkhianati Albert. Karena, rasa sakit hatinya yang teramat dalam. Membuat Monica berpikir, bahwa Alhert menceraikannya atas permintaan atau paksaan dari Olivia. "Kau atur agar pertemuan mereka terlihat seperti sudah direncankan. Dan ingat, untuk memberitau Albert setelah mereka bertemu." ucap Monic memberi perintah pada seseorang dalam telepon. "Baik, Nona. Aku akan melakukannya siang ini. Jangan khawatir, Anda akan mendapat hasil terbaik dari pekerjaanku," jawab pria di seberang sana. "Bagus. Aku akan mengirim pembayaran awal, sisanya setelah pekerjaanmu selesai." Monica langsung menutup telepon saat Hans sudah kembali duduk dan memeluknya dari belakang. "Pria mana lagi yang akan kau bayar? Apa aku kurang memuaskanmu?" t
Read more
Pembalasan Monic
Siang ini Olivia hanya berdiam diri di kamar. Karena kuliahnya sudah selesai dan hanya tinggal menunggu jadwal wisuda. Olivia asik membaca novel-novel romantis kesukaannya di salah satu platform bewarna merah itu. Tak jarang, Olivia top up koin dengan jumlah yang fantastis. Hanya demi memenuhi kepuasan membacanya. Olivia memang sangat hobby membaca. Entah itu komik, novel atau puisi. Para pelayan di mansion tak heran lagi, jika Olivia berkurung diri di kamar seharian. Paling-paling, dia hanya turun saat waktu makan atau meminta cemilan dan minum. Agar lebih menikmati waktu membacanya. Olivia juga tak segan-segan memberikan kiriman uang kepada penulis yang menurut Olivia karyanya sangat bagus dan disukai oleh Olivia. Seperti wujud dari apresiasi agar semakin semangat berkarya dan terus menghasilkan karya-karya yang berkualitas. Setelah membaca beberapa judul novel, Olivia berhenti membaca karena matanya terasa mengantuk. Belum sempat ia memejamkan matanya, seb
Read more
PREV
1
...
45678
...
46
DMCA.com Protection Status