Semua Bab Another Life - Revenge and Love: Bab 11 - Bab 20
52 Bab
10
Mata Qyra memperhatikan Meisie dan Kenneth yang saat ini ada di tempat bermain ayunan. Wajah Meisie terlihat bahagia. Senyuman gadis kecil itu menular pada Qyra yang kini ikut tersenyum.Sembari menunggu Qyra menopang dagunya dengan satu tangan, sementara tangannya yang lain berada di meja kayu berbentuk bulat sembari ia ketuk-ketukan. Qyra telah berganti tubuh, tapi kebiasaannya masih sama. Masih Aletta yang dulu.Tanpa sengaja Kenneth melihat ke arah Qyra. Sejenak ia terpaku. Kemudian ia menggelengkan kepalanya. Tampaknya kehilangan Aletta telah membuatnya gila. Bagaimana mungkin ia berhalusinasi bahwa Qyra adalah Aletta."Paman kenapa?" Meisie mendongakan kepalanya. Menatap Kenneth bingung.Aku pasti sudah gila. "Tidak apa-apa." Kenneth kembali mendorong pelan ayunan yang dinaiki oleh Meisie.Setelah beberapa saat Meisie berhenti bermain ayunan. Ia kembali ke Qyra dalam keadaan lapar."Bibi, aku lapar." Meisie merengek manja.
Baca selengkapnya
11
Briella melangkah mondar mandir karena takut kebusukannya benar-benar akan terbongkar. Sedang  Calvin, ia terlihat sedang berpikir."Briella, berhentilah mondar-mandir, kau membuatku tidak bisa berpikir." Calvin mulai terganggu dengan kecemasan Briella.Briella melakukan seperti yang Calvin katakan. Ia segera mendekati Calvin lalu berkata, "Sebaiknya kita berikan saja uang itu padanya." Briella berpikir itulah satu-satunya jalan bagi permasalahan mereka saat ini, menuruti kehendak si penelpon."Aku tidak akan mengeluarkan satu dollar pun untuk orang itu," tolak Calvin tegas.5 juta dollar bukanlah uang yang bisa dengan mudah ia keluarkan. Apalagi untuk pemeras tidak tahu diri yang mencari uang tanpa mau bekerja keras. Tidak, Calvin tidak akan menyerahkan uang itu. Ia lebih sudi membayar orang untuk menemukan siapa si penelpon dan menghabisinya.Calvin benci jika ada orang yang mencoba mencari gara-gara dengannya."Dan kau memilih mengha
Baca selengkapnya
12
Calvin kembali ke kediamannya setelah mengantar Briella ke kediaman milik keluarga Evangellyn. Liburan serta kegiatan bisnis yang Calvin bayangkan akan berjalan dengan lancar dan menyenangkan tidak berakhir seperti yang ia inginkan.Liburannya hancur karena si penelpon. Perjalanan bisnisnya tidak berjalan mulus karena negosiasi yang ia lakukan tidak mencapai kesepakatan.Wajah Calvin terlihat tidak menyenangkan. Ia seperti diselimuti aura gelap yang siap menghisap orang lain.Mobilnya sampai di depan kediamannya. Ia turun dari sana dan disambut langsung oleh Meisie yang berlari ke arahnya dengan wajah berseri.Suasana hati Calvin yang buruk menjadi sedikit membaik karena melihat senyuman Meisie. Sudah lama ia tidak melihat wajah bahagia Meisie."Sudah kembali?" tanya Kenneth yang mengekori Meisie."Kau berharap aku tidak kembali, heh?" Calvin melangkah melewati Kenneth bersama dengan Meisie yang kini digendongannya."Bisnismu sepertin
Baca selengkapnya
13
Jam 4 adalah jam teramai di terminal B. Qyra sengaja memilih jam itu karena ia sudah memikirkan kemungkinan Calvin dan Briella akan mengkhianatinya.Arion dan beberapa bawahannya telah berjaga di posisi mereka. Sedang Qyra, ia baru saja memasuki terminal dengan pakaian serba hitam, ia mengenakan topi dan juga masker. Rambut panjangnya tergulung rapi, bersembunyi di balik topi yang ia kenakan.Dengan santai, Qyra menuju ke loker. Ia tersenyum kecil sembari membuka loker. Terdapat dua tas di sana. Uang itu hanya akan menjadi miliknya setengah saja. Sedangkan sisanya akan menjadi milik orang-orang yang tak ia kenali.Qyra mengambil dua tas itu, Arion dan orang-orangnya keluar dari persembunyian dan bergegas menuju ke Qyra.Qyra membuka resleting salah satu tasnya kemudian ia menghamburkan uang yang ada di tas itu hingga membuat orang yang ada di sana berhamburan untuk mengambil uang itu.Arion dan bawahannya tidak bisa mendekati Qyra karena orang-oran
Baca selengkapnya
14
Lagi-lagi Way.com membuat artikel yang menggemparkan. Foto Briella dan Calvin yang berada di hotel kini telah tersebar luas di media online."Briell, lihat ini." Asisten Briella menyerahkan tablet yang ia pegang je Briella.Mata Briella nyaris keluar dari tempatnya. "Bagaimana bisa?" Ia bertanya tak percaya. Jarinya bergerak di atas layar tablet, ia membaca tulisan di artikel itu. Darahnya mendidih karena isi artikel yang terlalu memprovokasi."Yuri! Jalang itu nampaknya sudah menunggu hari ini dengan baik." Tangan Briella mengepal kuat."Temukan nomor ponsel Yuri." Briella menyerahkan tablet asistennya."Baik." Asisten Briella segera bergerak. Ia menghubungi koneksinya dan berhasil mendapatkan nomor Yuri.Briella kini mengerti tatapan aneh rekan-rekan kerjanya, semua karena artikel sampah yang Yuri terbitkan."Aku sudah mendapatkan nomornya," seru asisten Briella.Briella tak menunggu lama. Ia segera menghubungi Yuri."
Baca selengkapnya
15
Kehidupan Briella setelah fotonya dan Calvin tersebar menjadi makin tidak tenang. Ia bahkan tidak bisa meninggalkan kediamannya karena wartawan yang berjaga di sana. Jika saja prianya bukan Calvin maka ia tak akan sekacau ini. Ia benci terlibat scandal padahal ia sendiri yang memilih jalan itu.Di kediaman orangtua Calvin, saat ini Moreno dan Delillah merasa makin kecewa dengan Calvin. Apakah Calvin berniat melemparkan lumpur ke wajah mereka?"Aku tidak tahu bahwa aku memiliki anak tidak berbakti seperti Calvin." Sorot mata Moreno memperlihatkan riak kemarahan yang mendalam. "Apa sebenarnya yang ada di otak Calvin?" Makin lama Moreno makin menderita kekecewaan. "Berhentilah memikirkannya, Sayang. Kesehatanmu menurun karena kau terlalu banyak pikiran." Delillah menenangkan suaminya. Ia juga kecewa pada Calvin, tapi ia tidak bisa apa-apa. Calvin memiliki sifat yang sama kerasnya dengan Moreno, jadi sulit untuk mengubah pendirian Calvin."Apa yang Papa
Baca selengkapnya
16
Calvin meraih handuk kecil yang ada di keningnya.Aletta. Ia membuka matanya, dan yang ia temukan bukan Aletta melainkan Briella."Kau sudah bangun? Bagaimana kepalamu? Masih sakit?" tanya Briella khawatir."Sudah lumayan membaik." Calvin mengubah posisi berbaringnya jadi duduk."Aku akan meminta pelayan membuatkan bubur untukmu.""Hm."Briella pergi. Calvin melihat handuk kecil yang ia genggam. Perasaanya tiba-tiba menjadi sedikit hampa.Kenapa ia mencari sosok Aletta? Calvin merasa mungkin ia sudah mulai gila karena banyak masalah yang ia hadapi.Briella kembali dengan semangkuk bubur dan air minum di nampan. Ia duduk di ranjang dan menyuapi Calvin.Kerongkongan Calvin tidak bisa menelan bubur itu. Perutnya menjadi mual ketika ia memaksa untuk makan. Rasa bubur itu tidak sama dengan yang sering Aletta masak ketika ia sedang sakit."Cukup." Calvin menolak untuk melanjutkan makan."Kau bar
Baca selengkapnya
17
Kenneth baru saja selesai melakukan operasi. Saat ini ia tengah memeriksa perkembangan pasiennya melalui komputer.Lagi-lagi Kenneth mendengar staf di rumah sakit membicarakan tentang Briella. Bukankah sudah lebih dari dua minggu? Apa mereka tidak bosan membicarakan topik yang sama setiap harinya?"Aku semakin penasaran dengan pria yang menjadi kekasih Briella. Dia haruslah tampan dan kaya." Seorang perawat sibuk melihat ponselnya.Sekilas mata Kenneth menangkap foto yang memperlihatkan Briella tengah mencium seorang pria di depan pintu hotel."Bisa aku pinjam ponselmu?" Kenneth fokus pada ponsel si perawat.Kikuk, perawat itu menyerahkan ponselnya. Jantungnya berdetak kencang hanya karena Kenneth bicara padanya.Kenneth tidak tertarik sama sekali dengan berita tentang Briella, ia hanya tertarik pada pria yang bersama Briella.Tidak mungkin. Kenneth mengenal postur tubuh pria itu. Terlebih jam tangan yang dikenakan olehnya. J
Baca selengkapnya
18
Jika alasan Aletta bunuh diri bukanlah karena perselingkuhan yang ketahuan, lalu apa?Mobil Kenneth menepi mendadak. Otaknya yang tajam bekerja dengan cepat.Mungkinkah Aletta bunuh diri karena mengetahui perselingkuhan kakaknya dan Briella? Dan mungkinkah kakaknya adalah orang yang membuat skenario mengerikan tentang alasan Aletta bunuh diri?"Apa yang kau pikirkan, Kenneth? Kau mengenal kakakmu dengan baik. Bagaimana bisa kau berpikiran seperti itu tentang kakakmu?" Kenneth menyangkal pikirannya lagi. Akan tetapi, seperti sebelumnya, semakin ia menyangkal maka semakin masuk akal pemikirannya.Kenneth cukup mengenal Aletta, wanita itu tidak akan bunuh diri tanpa sebab. Dan kakaknya? Tentu saja kakaknya tidak mungkin mengatakan bahwa Aletta bunuh diri karena mengetahui perselingkuhannya dengan Briella. Hal itu akan membuat nama baiknya hancur.Kenneth meringis. Benarkah kakak yang ia kenal dengan sangat baik mampu melakukan hal sekejam itu pada Ale
Baca selengkapnya
19
Ruang kerja Calvin kembali berantakan, beberapa barang pecah berserakan di lantai. Ia marah pada Kenneth yang semudah itu membencinya hanya karena seorang Aletta. Apakah persaudaraan mereka tidak artinya?Ia sama sekali tidak sadar bahwa alasan kemarahan Kenneth bukan hanya tentang Aletta. Ia bahkan lupa bahwa dirinya juga melakukan hal yang lebih buruk dari Kenneth, ia mengabaikan orangtuanya demi seorang Briella.Calvin menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa. Ia memijit pelipisnya untuk mengurangi denyut nyeri yang menyerangnya. Ia memikirkan bagaimana nanti reaksi Kenneth ketika tahu bahwa ia yang membunuh Aletta. Mungkin Kenneth akan benar-benar lupa bahwa mereka memiliki ikatan darah.Tidak! Calvin tidak akan membiarkan Kenneth atau siapapun tahu. Ia harus segera menemukan wanita yang menjadi saksi perbuatannya.***"Ini bayaranmu. Tidak perlu ikuti pria itu lagi." Kenneth meletakan amplop berisi uang di meja."Kau tidak perlu membayark
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status