All Chapters of Another Life - Revenge and Love: Chapter 21 - Chapter 30
52 Chapters
20
Mata Yuri berbinar ketika melihat pesan masuk di surelnya. Wanita berfitur wajah tegas itu segera membukanya dengan bersemangat.Ia penasaran berita besar apalagi yang akan diberikan padanya. Seorang pria dengan wajah babak belur di ruangan sunyi dan pengap terlihat di layar komputer Yuri. Ia mengerutkan keningnya, dan ingat bahwa pria ini adalah pria yang menjadi selingkuhan Aletta.Yuri memiliki ingatan yang tajam, terlebih tentang hal-hal yang berhubungan dengan orang yang ia sayangi.Dari matanya, pria itu menatap ke kamera dengan cemas. Ia terlihat gugup dan gelisah."Saya Tobby Dash ingin mengungkapkan kebenaran, bahwa saya telah membuat pernyataan palsu mengenai hubungan saya dengan Nyonya Aletta Evangellyn, istri dari Tuan Calvin McVille.Nyonya Aletta tidak pernah berselingkuh dengan saya. Foto yang tersebar adalah hasil rekayasa. Saya dibayar oleh seseorang untuk berpose tidur tanpa busana dengan Nyonya Aletta. Saat itu keadaan Nyonya Ale
Read more
21
"Kau sudah melihat artikel di way.com?" Dave yang sedang minum bersama Kenneth di sebuah club menatap temannya dengan seksama.Kenneth menyesap minumannya. Way.com? Apalagi kali ini? Apakah foto kakaknya dan Briella yang diposting di web itu? Memikirkan tentang kakaknya membuat Kenneth kembali kecewa dan marah.Berdasarkan kepribadian Kenneth yang cuek, Dave harusnya tidak bertanya. Temannya pasti belum melihat artikel yang ia maksud."Ini." Dave mengarahkan tabletnya ke Kenneth. Ia benar-benar ingin menunjukannya pada Kenneth karena ia pikir itu tentang orang yang Kenneth kenal.Mata Kenneth masih terlihat dingin seperti biasanya. Ia menonton video itu hingga habis."Apakah menurutmu ini ada hubungannya dengan babysitter keponakanmu?" Dave bertanya sembari berpikir.Kenneth melihat komentar di artikel itu. Dan senyuman pahit tampak di wajah rupawannya. Bagaimana bisa orang-orang memperlakukan kakaknya sebagai korban padaha
Read more
22
Satu jam lebih berada di dalam mobilnya, mengamati debur ombak yang menghantam bebatuan, Ken memutuskan untuk pergi. Ia tak mungkin kembali ke kediaman orangtuanya, jadi ia memutuskan untuk tinggal di tempat tinggal yang sudah disiapkan oleh rumah sakit.   Saat hendak pergi, Ken melihat siluet wanita yang ia kenal.   Qyra.   Ken mengamati Qyra yang tengah berdiri di tepi tebing.   Apa yang mau dia lakukan? Kenneth mengerutkan keningnya.   "Dia mau bunuh diri!" Kenneth segera keluar dari mobilnya dan berjalan cepat menuju Qyra yang sudah maju selangkah.   Kenneth tidak peduli pada Qyra, tapi hari ini ia tidak ingin melihat ada orang bunuh diri di depannya.   Tangan Kenneth dengan cepat meraih lengan Qyra, menarik Qyra menjauh dari tepi tebing. "Kau mau mati?!" tatapan Kenneth terlihat sangat tajam.   Qyra yang tersenta
Read more
23
Pementasan selesai. Qyra memperoleh banyak pujian dari orangtua murid serta staf yang bekerja di taman kanak-kanak kelas elit tempat Meisie menuntut ilmu. Wanita-wanita yang tadi menilai Qyra sombong juga tidak bisa untuk tidak mengakui bahwa permainan piano Qyra sangat luar biasa. Bagaimana bisa seorang babysitter memiliki kemampuan seperti itu. Jika Qyra melamar di sebuah orkestra, mereka yakin Qyra akan langsung diterima. Bukan hanya itu, jika Qyra melakukan debut solo, maka Qyra pasti akan menjadi pianis terkenal. "Dari mana kau belajar melodi yang kau mainkan tadi?" Kenneth melihat ke kaca spion mobilnya, menatap Qyra yang mengarahkan pandangan ke Meisie yang sedang tidur di pangkuannya. "Kau tidak perlu tahu," balas Qyra tak bersahabat. Kenneth menepikan mobilnya dan berhenti melaju. Ia kembali menatap Qyra, kali ini lebih tajam. "Katakan padaku." Ia memaksa. 
Read more
24
Calvin nampak muram. Awan gelap menyelimutinya. Ia kembali dengan perasaan marah. Proposal yang ia tawarkan pada Mr. Hailey tidak diterima. Mr. Hailey bahkan menghinanya dengan kata-kata sarkas. Hanya ini yang bisa kau tawarkan untukku? Ckck, kau hanya membuang waktuku. Calvin telah membuat proposal itu sendiri agar ia bisa memuaskan Mr. Hailey, tapi siapa yang sangka bahwa proposalnya akan ditolak mentah-mentah. Ketika ia ingin menawarkan kesepakatan lain, Mr. Hailey sudah tidak ingin mendengar. Mr. Hailey memang sangat sulit didekati, jika ia berkata 'tidak' maka tidak akan ada yang bisa mengubahnya. "Kau sudah kembali?" Briella menyambut Calvin. Ia bersiap untuk mengadukan sikap kasar Kenneth padanya. "Aku sedang lelah. Kita bicara lagi nanti." Calvin melewati Briella begitu saja. Suasana hatinya sedang sangat buruk, ia butuh waktu untuk sedikit menenangkan diri. Briella terce
Read more
25
Delillah menghubungi Calvin, meminta izin agar Meisie menginap di rumahnya. Delillah dan Moreno membenci Briella, tapi tidak dengan Meisie. Mereka menerima Meisie tanpa mau menerima Briella. Bagi mereka ibu Meisie hanya satu, Aletta. Calvin mengizinkan Meisie menginap di sana, tapi ia tidak mengirim Meisie sendirian melainkan bersama dengan Qyra. Dan sekarang, Meisie serta Qyra sudah berada di kediaman orangtua Calvin. Qyra sangat akrab dengan kediaman itu. Selama dua tahun ia tinggal di sana sebelum akhirnya pindah dan hidup mandiri di kediamannya dan Calvin. Dahulu ia pikir rumah orangtua Calvin adalah rumah hangat kedua setelah rumahnya, orangtua Calvin begitu menyayanginya. Namun, apa yang pikir dahulu ternyata salah. Orangtua Calvin sama saja seperti Calvin. Mereka menyimpan rahasia, menutup rapat perselingkuhan Briella dan Calvin. Membiarkan ia menjadi manusia paling bodoh yang tak tahu apa-apa
Read more
26
 Satu minggu sudah Qyra berada di kediaman orangtua Calvin. Tidak ada banyak hal yang bisa ia lakukan di sana selain menjaga Meisie. Orangtua Calvin memperlakukannya dengan baik, tapi Qyra tidak tersentuh sama sekali. Ia terus berpikir bahwa orangtua Calvin sangat munafik. Ia pernah diperlakukan seperti itu, dan ternyata semua palsu. Saat ini Qyra tengah menemani Delillah memasak di dapur, sedang Meisie, ia bermain dengan Moreno. "Kau suka memasak?" tanya Delillah sembari mengaduk adonan untuk membuat roti. Qyra yang dulu sangat suka memasak, itu demi Calvin. Ia bahkan menulis menu masakannya sendiri. "Tidak terlalu," balas Qyra. Saat ini bukan orang yang sama lagi. Ia juga tidak menyukai apapun yang ia lakukan demi Calvin. "Benarkah? Aku pikir kau sangat suka memasak. Masakanmu rasanya sangat enak." Qyra tersenyum pahit. "Anda terlalu memuji, Ny
Read more
27
Qyra merasa haus di tengah malam. Ia keluar dari kamar dan melangkah menuju ke lemari pendingin. Qyra menggerakan tangan kanannya, ia meringis karena bahunya terasa sakit.Kemudian ia mengambil air dengan tangan kirinya. "Perlu bantuan, Qyra?" Kenneth mengejutkan Qyra. Sejak tadi ia ada di mini bar, menikmati wine dalam kesendirian. Melihat Qyra, Kenneth tersenyum tipis. Inilah saatnya mendekati Qyra. Ia yakin Qyra akan semakin tidak menyukainya. "Biar aku bantu." Kenneth membuka tutup kemasan air mineral, kemudian memberinya pada Qyra. Qyra tidak membutuhkan bantuan siapapun. Ia meletakan kembali minuman yang dibuka Kenneth, lalu mengambil kemasan lain. Ia memaksa menggunakan tangan kanannya. Meksi sakit ia tetap menahannya. Itu lebih baik daripada menerima bantuan Kenneth. Qyra pergi begitu saja setelah minum. Ia menganggap seolah Kenneth tidak ada di sana. 
Read more
28
"Awas!" Qyra berteriak nyaring. Ia segera memeluk melindungi Meisie yang duduk di pangkuannya. Ken menginjak pedal gasnya, membanting stirnya ke arah kanan. Decitan nyaring, asap terlihat karena gesekan ban dan aspal jalanan. Bersamaan dengan itu dua mobil saling bertabrakan. Salah satu mobil teeseret beberapa meter oleh truk trailer, sedang mobil lainnya terbalik. Mobil Kenneth berhasil dikendalikan. Wajah Qyra dan Meisie terlihat pucat. Qyra merasa de javu. Ia seperti pernah mengalami hal ini. Detik selanjutnya Qyra menyadari bahwa itu adalah ingatan pemilik tubuh sebelumnya. Kenneth melihat ke arah Meisie. "Sayang, kau baik-baik saja?" Ia menatap Meisie cemas. Meisie masih merasa shock, ia tidak menjawab pertanyaan pamannya. "Meisie?" Kenneth bersuara lagi. Qyra menjawab Kenneth. "Meisie baik-baik saja. Dia hanya terkejut." "Tenangkan
Read more
29
"Qyra, bisa bantu aku antarkan ini ke kamar Kenneth?" Delillah mengangkat nampan berisi sarapan untuk putra bungsunya. Qyra mengernyitkan keningnya. Kenapa harus dia? Rumah ini memiliki banyak pelayan. "Para pelayan sedang sibuk bekerja. Kenneth sudah melewatkan satu jam waktu sarapannya. Dan aku masih memiliki kue yang harus aku buat." Delillah memelas. Ini hanya akal-akalannya saja. Ia sengaja membuat para pelayan sibuk agar bisa mendekatkan Kenneth dan Qyra. "Baik, Nyonya." Qyra segera mengambil nampan itu dan pergi. Ia tidak melihat sama sekali bagaimana Delillah tersenyum penuh arti. "Kau harus jadi menantuku." Delillah mengepalkan tangannya antusias. Qyra mengetuk pintu kamar Ken. Ia berniat untuk pergi setelah mengetuk 3 kali. Saat ia hendak membalikan tubuhnya, pintu sedikit terbuka. Mata Qyra menangkap sosok Ken yang bertelanjang dada. Pria itu berku
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status