Semua Bab Ayah Untuk Danish: Bab 21 - Bab 24
24 Bab
Bab 20 Siapa yang Kotor Sebenarnya
Happy reading ๐Ÿ’—๐Ÿ’“ โค๏ธHukum tabur tuai sedang berlaku. Semesta sedang menunjukkan pembalasannya. .Gibran menegang di tempatnya. Perasaannya campur aduk, antara takut dan penasaran.  Benar. Meski sudah mendengar penjelasan Natasya sebelumnya tentang laki-laki yang kini berdiri di hadapannya, tapi hati kecil Gibran tidak bisa menyangkal. Ia ... ragu dengan wanita itu. Tidak yakin kalau bayi itu darah dagingnya.  "Maksud kamu apa?" tanya Gibran tak lagi menggunakan bahasa formal. Meski begitu, sorot matanya semakin tajam.  "Wah, rasa penasaran ternyata bisa membuat seseorang semakin akrab, ya?" ejek laki-laki asing itu.  Laki-laki misterius yang menemui Natasya dan mengunjungi toko bunga milik Senja, tadi. Laki-laki yang berhasil membuat Fais harus merasa cemburu. Sebab belum pernah Fais temukan pembeli yang memberi bunga yang
Baca selengkapnya
Bab 21 Penculikan
Happy reading โค๏ธ๐Ÿ’  "Mas Gibran?" Wanita yang baru saja muncul di balik punggung laki-laki paruh baya itu terlihat panik.  "M—mas Gibran ... kenapa bisa ada di sini?"  Dalam suaranya yang tergagap, terdapat getaran yang terdengar jelas menembus telinga dua laki-laki yang sedang bersitegang itu.  Gibran menatap Natasya dengan mata menyala-nyala. Sementara paruh baya di sampingnya, tampak biasa saja. Tidak ada raut keterkejutan sama sekali di wajahnya yang terlihat mulai banyak garis kerutan.  Kini Gibran menyadari satu hal, tentang suatu pertanda yang sebelumnya tidak pernah disangka akan terjadi, bahwa di sini hanya dirinya yang tidak tahu apa-apa. Hanya dia yang dibodohi, hanya dia yang dibohongi. Hanya dia yang diperlakukan dengan tidak layak begini. Tidak manusiawi. Begitu.  Hingga satu pertanyaan sempat muncul d
Baca selengkapnya
Bab 22 Antara Hidup dan Mati
Hawa nafsumu adalah induk segala berhala: berhala jasmani adalah ular, namun, berhala ruhani adalah naga. ~Jalaluddin Rumi~ .Dalam sebuah kamar tidur bernuansa kayu, Senja mengerjab perlahan. Pikirannya berkerja keras untuk mendapat jawaban bagaimana bisa dia berada di dalam ruangan itu.  Kamar yang nyaman, yang pada lantainya, dinding serta ranjang yang sedang Senja tempati mengandung unsur kayu dari beberapa jenis pilihan, seperti jati, mahoni, cedar, pinus dan beberapa lainnya.  Tiap-tiap dari mereka memiliki ciri khas masing-masing. Hingga wanita itu sampai terkesima untuk beberapa detik lamanya, karena aroma khas dari kayu yang menusuk indra penciumannya. Senja termasuk penyuka suasana alam, sehingga aroma itu menjadi candu.   Pada dindingnya didominasi oleh kayu olahan sebagai panel dinding yang mengingatkan pada gaya Mid
Baca selengkapnya
Bab 23 Teman Kecil Itu
Bergetar tubuh Senja, getaran hebat begitu terasa sampai ke urat nadinya. Jantung wanita itu bertalu laksana genderang perang saat langkah Gibran perlahan semakin mendekatinya.  Hanya beberapa puluh senti saja ruang yang tersisa. Bahkan saat Bunda Danish belum sempat bersiap-siap untuk bangkit, mantan suaminya itu sudah membungkukkan diri di hadapannya. Tentu saja dengan tatapan penuh amarah dan menghina.  See, kamu tidak akan benar-benar bisa lolos dariku. Seolah begitu pesan tersirat dari tatapan elang milik Gibran. "M-mas," lirih Senja terbata. "Apa? Kau ingin bermain-main denganku, hem?"  "Kumohon jangan seperti ini, Mas. Tolong biarkan aku pulang untuk bertemu anakku" pinta wanita yang kerudungnya mulai basah tersebab deraian air mata. "Tentu saja kita akan bertemu dengan anak kita. Tapi, setelah urusan kita berdua selesai, Senja. Bagaiman
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status