Senja. Keindahan alam yang kehilangan pesonanya karena kesucianya telah dipertanyakan. Gibran, sang suami, mulai membencinya setelah malam pertama mereka. Juga tak mengakui sang buah hati sebagai putra. "Ayah selalu marah saat Danish panggil, Ayah." Danish.
View MoreKatamu, aku keindahan alam yang bisa kau nikmati setiap waktu. Bukan hanya pada bagian setengah gelap di bumi, ketika matahari mulai beranjak ke peraduan. Tapi, kapanpun kamu mau. Tanpa jeda, tanpa harus terhalang cerah gelapnya planet kehidupan ini. Begitu, katamu. Tentang pesonaku.
Siapa yang tak melayang, disanjung lelaki yang iris matanya setajam elang. Apalagi untuk serorang anak panti—yang baru merasakan cinta pertama, sepertiku. Bersamamu.
First impression kita begitu mengesankan. Hingga saat ini masih melekat begitu kuat dalam ingatan. Dalam keterdiaman, kuelu-elukan di kau jelmaan pangeran, saat hari di mana kau datang, membawakan banyak makanan, juga mainan untuk adik-adik pantiku.
'Tuhan, semoga jodohku sebaik laki-laki itu,' mohon batinku saat tak sengaja netra kita bertemu.
"Ah, siapalah aku." Sadarku di malam-malam sunyi, dalam keterdiaman dan hanya ditemani rerintik hujan. Sekuat tenaga kuhempas jauh, namun, bayangmu belum juga pergi.
Lalu, kita kembali bertemu di hari esok dan esoknya lagi. Entah ini bagian rencana dari salah satu di antara kita. Tapi, aku menyukai pertemuan sederhana ini. Hingga kutahu, kita sama-sama tersiksa mehanan rindu dalam hati.
"Senja, kamu juga seperti cahaya."
Sungguh, aku melayang, Mas. Dada bidang itu kuyakin sebagai sandaran paling kokoh. Tangan kekar itu, pasti cukup kuat untuk melindungi.
"Aku mencintaimu, Senja. Bagaimanapun latar belakangmu, aku tidak peduli."
Aku sampai tidak bisa tidur beberapa hari, pasca kau utarakan niat baikmu pada Ibu pantiku. Aku wanita paling beruntung di bumi, pikirku saat itu.
Dan,
Aku belum bisa sepenuhnya percaya, akan kebahagiaan yang harus lenyap begitu tiba-tiba. Malam yang seharusnya begitu syhadu untuk sepasang pengantin kau rusak, dengan mempertanyaan kehormatan pengantin wanitamu.
Kau meragu, sebab tak ada jejak tertinggal di sprei putih bertabur bunga mawar itu. "Siapa yang melakukannya, hah?! Jawab!"
Kenapa semuanya berubah terlalu cepat, Mas. Mata elangmu, kenapa tetiba saja sangat menakutiku. Suara beratmu, telapak tanganmu, seketika berubah fungsinya malam itu.
"Jalang! Munafik! Penipu!"
Sungguh, Mas. Aku tidak begitu. Demi Tuhan, belum pernah ada yang menyentuhku selain kamu, suamiku. Aku juga tidak tahu, kenapa? Kenapa harus termasuk wanita yang tidak bisa meninggalkan bukti nyata untuk laki-laki yang sulit percaya, sepertimu? Kenapa?!
Semuanya telah hancur. Aku bukan lagi cahaya, aku telah kehilangan pesona senja. Rumah tangga yang dulu kukira akan penuh kehangatan, hanya ada kebekuan di dalamnya.
Bertahun-tahun kulangitkan namamu, kekasih. Berharap suatu saat kutemukan kembali dirimu yang sebelumnya. Mungkin aku wanita bodoh, tapi, untuk mengakhiri sebuah ikatan sakral aku tak mampu. Sekalipun halal, Tuhanku membenci itu.
Namun, jangan lupa, aku juga hanyalah manusia biasa, yang akan tiba masanya merasa lelah, atau terbelenggu pada titik jemu.
Ya, aku mulai merasakan terjebak di posisi itu. Kelakuanmu bukan hanya menyiksaku, Mas. Tapi, juga belahan jiwaku. Tentu saja, malaikat kecil itu hanya belahan jiwaku. Sebab, kau tak pernah mengakuinya sebagai putramu.
Bergetar tubuh Senja, getaran hebat begitu terasa sampai ke urat nadinya. Jantung wanita itu bertalu laksana genderang perang saat langkah Gibran perlahan semakin mendekatinya.Hanya beberapa puluh senti saja ruang yang tersisa. Bahkan saat Bunda Danish belum sempat bersiap-siap untuk bangkit, mantan suaminya itu sudah membungkukkan diri di hadapannya. Tentu saja dengan tatapan penuh amarah dan menghina.See, kamu tidak akan benar-benar bisa lolos dariku. Seolah begitu pesan tersirat dari tatapan elang milik Gibran."M-mas," lirih Senja terbata."Apa? Kau ingin bermain-main denganku, hem?""Kumohon jangan seperti ini, Mas. Tolong biarkan aku pulang untuk bertemu anakku" pinta wanita yang kerudungnya mulai basah tersebab deraian air mata."Tentu saja kita akan bertemu dengan anak kita. Tapi, setelah urusan kita berdua selesai, Senja. Bagaiman
Hawa nafsumu adalah induk segala berhala: berhala jasmani adalah ular, namun, berhala ruhani adalah naga.~Jalaluddin Rumi~.Dalam sebuah kamar tidur bernuansa kayu, Senja mengerjab perlahan. Pikirannya berkerja keras untuk mendapat jawaban bagaimana bisa dia berada di dalam ruangan itu.Kamar yang nyaman, yang pada lantainya, dinding serta ranjang yang sedang Senja tempati mengandung unsur kayu dari beberapa jenis pilihan, seperti jati, mahoni, cedar, pinus dan beberapa lainnya.Tiap-tiap dari mereka memiliki ciri khas masing-masing. Hingga wanita itu sampai terkesima untuk beberapa detik lamanya, karena aroma khas dari kayu yang menusuk indra penciumannya. Senja termasuk penyuka suasana alam, sehingga aroma itu menjadi candu.Pada dindingnya didominasi oleh kayu olahan sebagai panel dinding yang mengingatkan pada gaya Mid
Happy reading ❤️💝"Mas Gibran?" Wanita yang baru saja muncul di balik punggung laki-laki paruh baya itu terlihat panik."M—mas Gibran ... kenapa bisa ada di sini?"Dalam suaranya yang tergagap, terdapat getaran yang terdengar jelas menembus telinga dua laki-laki yang sedang bersitegang itu.Gibran menatap Natasya dengan mata menyala-nyala. Sementara paruh baya di sampingnya, tampak biasa saja. Tidak ada raut keterkejutan sama sekali di wajahnya yang terlihat mulai banyak garis kerutan.Kini Gibran menyadari satu hal, tentang suatu pertanda yang sebelumnya tidak pernah disangka akan terjadi, bahwa di sini hanya dirinya yang tidak tahu apa-apa. Hanya dia yang dibodohi, hanya dia yang dibohongi. Hanya dia yang diperlakukan dengan tidak layak begini. Tidak manusiawi. Begitu.Hingga satu pertanyaan sempat muncul d
Happy reading 💗💓❤️Hukum tabur tuai sedang berlaku. Semesta sedang menunjukkan pembalasannya..Gibran menegang di tempatnya. Perasaannya campur aduk, antara takut dan penasaran.Benar. Meski sudah mendengar penjelasan Natasya sebelumnya tentang laki-laki yang kini berdiri di hadapannya, tapi hati kecil Gibran tidak bisa menyangkal. Ia ... ragu dengan wanita itu. Tidak yakin kalau bayi itu darah dagingnya."Maksud kamu apa?" tanya Gibran tak lagi menggunakan bahasa formal. Meski begitu, sorot matanya semakin tajam."Wah, rasa penasaran ternyata bisa membuat seseorang semakin akrab, ya?" ejek laki-laki asing itu.Laki-laki misterius yang menemui Natasya dan mengunjungi toko bunga milik Senja, tadi. Laki-laki yang berhasil membuat Fais harus merasa cemburu. Sebab belum pernah Fais temukan pembeli yang memberi bunga yang
"Jika kamu menemukan seseorang yang kamu cinta dalam hidup, kamu harus mempertahankan dan merawatnya. Dan jika kamu cukup beruntung menemukan orang yang mencintaimu, kamu harus melindunginya."~Lady Diana~.Bugh!"Ayah!" pekik Danish saat melihat Fais yang tiba-tiba terkapar di atas tanah berpaving."Aissh!" Fais meringis merasakan nyeri di tulang rahangnya, sembari berusaha bangkit.Betapa terkejutnya laki-laki itu, setelah mengetahui siapa yang baru saja mendaratkan pukulan di wajahnya."Gibran?!"Sementara Danish, sudah berkacak pinggang dan mata yang menghunus tajam pada orang yang selama ini bocah kecil itu ketahui, benci dipanggil Ayah olehnya."Kenapa kamu memukul ayahku?!" teriak anak itu menggelegar. Terdapat amarah yang cukup besar dalam sepasang bola matan
HAPPY READING 💕💖Selain musim penghujan, juga sedang musim seseorang sangat jatuh cinta. Lalu, rasa cemburu juga ikut-ikutan ingin berbicara.Segalanya baru dimulai, hujan, cemburu, dan cinta.Sayangnya, hanya berlaku untuk satu pihak saja. Cinta tidak akan sempurna, kecuali dua telapak tangan bertemu dan menghasilkan suara dari tepukan mesra.."Maaf, Anda siapanya Natasya?"Terhenyak Natasya. Matanya menatap takut ke arah laki-laki yang baru saja menyapa mereka.Natasya menggeleng, saat laki-laki itu mengangkat sebelah alisnya. Seolah meminta persetujuan pada istri Gibran sebelum membuka suara."Saya ...."" Ibu Natasya!" Panggilan suster dari balik kaca transparan menandakan keberuntungan sedang berpihak pada wanita itu."Ayo, Sayang, sekarang giliranku."
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments