All Chapters of My Daughter's Teacher: Chapter 101 - Chapter 110
112 Chapters
Part 101
Tak terasa dua bulan sudah berlalu, pernikahan Jasmine dan Jagat berjalan tanpa hambatan. Di usia kandungan Jasmine yang sudah menginjak sembilan bulan ini Jasmine semakin ingin dimanjakan oleh sang suami.Sore ini Jasmine bahkan sampai merengek pada Jagat jika ia ingin jalan-jalan ke mall. Padahal persalinannya hanya tinggal menunggu hari. Mulanya Jagat tak memberikannya izin untuk jalan-jalan ke mall lantaran Jagat takut jika Jasmine tiba-tiba merasakan mules dan akan melahirkan. Karena tak akan lucu bila mereka harus panik di tengah kerumunan orang yang sedang berbelanja karena perut Jasmine mendadak sakit. Namun berkat kegigihan Jasmine merengek dan merayu serta amengancam Jagat, akhirnya sekarang ini mereka berada di mall untuk menuruti keinginan Jasmine sebelum ia melahirkan.Seraya tersenyum senang, Jasmine mengelus perutnya yang sudah semakin besar itu. “Sayang, kamu senang ya kita akhirnya jalan-jalan.”Jagat yang berjalan di samping Jasmine
Read more
Part 102
Sampai di rumah, Jasmine terdiam memandang kosong ke arah depan.“Kamu kenapa, Sayang?” tanya Jagat.“Enggak.”                 “Kamu masih mikirin tentang Rosaline dan Pak Adhi?” tebak Jagat.“Yaa begitulah. Aku cuma nggak habis pikir aja sama Kak Rose. Padahal Kak Adhi itu udah beneran hancurin hati kita semua. Setelah merencanakan pernikahan Kak Adhi mutusin buat nikahin orang lain gitu aja, tanpa mikirin hati kita semua terutama hati Kak Rose,” ucap Jasmine.“Ya kalau mereka msih saling cinta mau gimana lagi, Sayang. Ya udah ah jangan sedih lagi, nanti bayi kita bisa ikutan sedih. Aku pijitin kaki kamu ya bair enakan dan nggak bengkak,” ucap Jagat. Ia beringsut turun di kaki Jasmine lalu dengan telatennya ia memijat kaki Jasmine.“Aduuhh ... enak banget, Sayang. Agak keras sedikit soalnya tadi
Read more
Part 103
“Papi! Perut Mami sakit, Pi!” Seru Shagun saat ia membuka pintu kamar papinya.“Apa?! Sekarang Mami ada di mana?” Seru Jagat panik.“Ada di kamar aku.”                    Jagat langsung berlari menuju ke kamar Shagun dengan diikuti Shagun di belakangnya. Sampai di sana ia melihat wajah Jasmine yang memerah dan berkeingat menahan sakit.“Sayang.”                                         “Kayaknya aku udah mau melahirkan deh, Sayang. Perut aku sakit banget. Aaduuhh ... huuhhh huhh.” Jasmine berkali-kali menghembuskan nafasnya dari mulut.“Ki-kita ke rumah sakit sekarang!”
Read more
Part 104
“Mama? Mama di sini?” tanya Jagat.“Ada apa? Siapa yang sakit?” tanya Mardina panik.“Jasmine akan melahirkan, Ma. Ini aku baru mau menghubungi Mama dan Papa,” sahut Jagat. Ia kembali memasukan ponselnya ke dalam saku celananya.“Jasmine mau melahirkan?!” seru Mardina panik.“Iya, baru saja dia masuk ke ruang persalinan,” sahut Jagat.“Ya Tuhan, berikan kelancaran untuk persalinan Jasmine. Mama akan menghubungi Papa kamu dulu.” Jasmine mengambil ponselnya dari dalam tasnya lalu menghubungi Benjamin.“Halo, Pa. Mama ada di bawah. Mama ketemu sama Jagat. Ternyata Jasmine sedang melahirkan.”“Apa?! Kalau begitu Papa ke sana sekarang.”“Tapi bagaimana dengan Rosaline?”            “Ada apa, Pa?” Terdengar suara lemah Rosaline dari samb
Read more
Part 105
Orangtua Jasmine dan Jagat berkumpul di ruang inap Jasmine. Mereka tampak antusias menyambut anggota baru di keluarga mereka. Mardina yang menggendong bayi Jasmine terlebih dulu, ia merasa bahagia sekaligus terharu kala dirinya saat ini nyata menggendong cucu pertamanya yang lahir dari rahim putri bungsunya. Tak ia sangka jika cucunya akan terlahir sehat dan tanpa kekurangan sesuatu hal apapun, mengingat bagaimana rapatnya Jasmine menyembunyikan tentang kehamilannya dulu.Mardina dan Benjamin meneteskan air mata haru sekaligus bahagia. Mereka berdua merasa bahagia atas keberhasilan putri bungsunya melahirkan anak pertama, namun di lain sisi mereka juga merasa sedih merasakan derita putri sulungnya yang saat ini juga sedang mengandung dengan pria yang masih berstatus suami dari wanita lain. Terlebih keluarga dari pihak pria itu juga tak menginginkan putri sulung mereka untuk dijadikan bagian dari keluarga mereka.“Kalian sudah menyiapkan nama untuknya?” tany
Read more
Part 106
Jasmine membuka tiga kancing pakaiannya agar dirinya bisa mengeluarkan payudaranya dan bisa menyusui bayinya. Ia tersenyum manakala bayinya langsung melahap ASInya.“Rasanya kayak gimana gitu ... nyusuin bayi.” Jasmine tersenyum seraya terus saja memperhatikan wajah bayinya yang imut dan cantik. Wajah bayinya ini di dominasi oleh wajah Jagat. Mulai dari hidungnya, matanya, bibirnya, semuanya milik Jagat.“Enakan mana nyusuin bayi sama nyusuin papinya bayi?” tanya Jagat.“Kamu ini ngomong apaan deh, Sayang?!” Ketus Jasmine membuat Jagat tertawa.Jagat duduk di pinggiran ranjang Jasmine menghadap ke arah Jasmine. Matanya fokus ke arah bayinya.“Aku sangat bersyukur kita bisa kembali berkumpul lagi seperti ini, Sayang. Waktu kamu masuk ruang persalinan tadi pikiran aku udah nggak karuan. Rasa takut itu kembali datang, entah mengapa hal-hal buruk bisa menguasai pikiranku. Padahal aku terus berdoa untuk keselama
Read more
Ekstra Part 1
Satu bulan semenjak Jasmine melahirkan bayinya, hari ini di rumahnya ia dan Jagat mengadakan acara satu bulanan sekaligus acara pemberian nama untuk bayi mereka. Jasmine dan Jagat sepakat untuk memberikan nama bayi mereka dengan nama Myesha Chalendra Jagat Paraduta.Jasmine dan Jagat mengundang banyak teman, keluarga dan relasi bisnis mereka. Tapi sayangnya Mardina dan Benjamin tak bisa hadir ke acara syukuran sekaligus acara pemberian nama bayi karena mereka harus menemani Rosaline yang saat ini memutuskan untuk sementara waktu tinggal di luar negri setelah masalah yang datang menimpanya.Jasmine sudah cantik mengenakan gaun indah berwarna merah muda, begitu pula dengan Jagat, Shagun dan Myesha. Mereka kompak menyambut para tamu dengan pakaian yang senada. Mereka juga menyeragamkan para tamu undangan untuk memakai pakaian yang berwarna putih.Rumah mewah mereka sudah sejak kemarin dihias dengan sedemikian rupa untuk mendukung acara hari ini.“Sayan
Read more
Ekstra Part 2
Setiap hari Jasmine selalu bangun pagi untuk menyiapkan sarapan Jagat dan Shagun. Semakin hari keahlian memasaknya semakin bertambah. Banyak kreasi menu masakan yang akan ia hidangkan untuk keluarganya di setiap harinya.Semenjak menikah Jasmine sudah jarang keluar rumah untuk hal yang tak perlu. Apalagi sekarng ini ia sudah memiliki Myesha. Hari-harinya akan disibukan dengan mengurus putrinya yang sudah berumur dua bulan itu.Masih dengan rambut acak-acakan dan wajah yang kucel, Jagat turun dengan menggendong Myesha yang menangis. Ia berjalan menghampiri Jasmine yang masih asik berkutat di dapur.Mendengar tangisan putri kecilnya, membuat Jasmine menghentikan aktifitas dapurnya. Ia lalu mencuci tangannya sebelum ia menghampiri putrinya. “Hai, Sayang anaknya Mami. Kenapa nangis? Cari Mami ya?” Jasmine mengambil alih Myesha dari gendongan Jagat.“Sayang, sebaiknya kamu nggak usah masak dulu deh. Urusan dapur biar diselesaikan sama pelayan
Read more
Ekstra Part 3
Terdengar suara pintu kamar mandi dibuka, namun mata Jagat masih saja terfokus dengan layar handphonenya.Keluar dari kamar mandi rupanya Jasmine sudah berganti pakaian dengan menggunakan lingerie sexy berwarna merah kesukaan Jagat. Ia berjalan lenggak-lenggok seperti seorang model menuju ke arah ranjang.Mengetahui ada sedikit hal yang tak beres, Jagat segera menarik pandangannya dari layar handphonenya menuju ke arah istrinya yang sedang berjalan ke arahnya itu. Sontak saja mulut Jagat menganga lebar dan kedua matanya melotot hingga biji matanya hampir keluar. Ia langsung  meletakan handphonenya ke atas nakas. Pikiran dan matanya saat ini terfokus pada Jasmine yang sedang berjalan berlenggak-lenggok menuju ke ranjang.Jasmine pura-pura tak menyadari jika saat ini Jagat sedang memperhatikannya dan sudah meneteskan banyak air liurnya karena melihat keseksian tubuh Jasmine yang dibalut dengan pakaian mini. Ditambah lagi pakaian ini terasa lebih sesak dibandi
Read more
Ekstra Part 4
“Hai, Sayang. Tumben rumah sepi, anak-anak di mana?” Tanya Jagat saat ia memasuki rumah.Jasmine tersenyum menyambut kepulangan Jagat dari kantor. “Anak-anak ada di kamar. Mau aku buatkan teh?”“Boleh, tapi minta pelayan saja yang membuatnya. Kita ke kamar saja,” ucap Jagat.Jasmine menoleh ke arah pelayan yang berdiri menunduk di belakangnya. “Tolong buatkan teh untuk Tuan lalu bawa ke kamar.”“Baik, Nyonya.” Pelayan itu segera masuk ke dapaur.Jasmine mengambil alih tas Jagat untuk ia bawa. Ia berjalan beriringan dengan Jagat menuju ke kamar mereka. Setelah sampai kamar Jasmine membantu Jagat melepas jasnya saat Jagat melepas dasinya.“Kamu mandi dulu sana,” ucap Jasmine.               “Kita mandi bersama.”“Aku udah mandi, Sayang. Besok pagi saja kita mandi bersamany
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status