All Chapters of The Ex Brother 2: Chapter 41 - Chapter 50
71 Chapters
41. Cara Lain Untuk Diana Heller
Rhys Dimitri OxleyYa. Perasaan aneh ini sudah lama tidak kurasakan. Entah karena ZeeZee yang sejak dulu telah menghuni hatiku atau memang aku lah yang menutup perasaanku pada wanita lain.Baik lah. Anggap perasaan tidak enak ini, karena rasa bersalahku pada Diana Heller.Dia dirawat di rumah sakit terbaik yang ada di Yellowrin. Infeksi virus dan anemia, bahkan dehidrasi. Itu semua karena Diana Heller terlalu lelah. Menghabiskan banyak waktu di kebun mawar keluarga Paden di musim panas seperti ini. Belum lagi pekerjaan tetapnya sebagai pembuat roti.“Mama sudah bangun, Ay—Paman!” seru William penuh sukacita.Bocah ini tahu bahwa aku tidak suka salah dipanggil, hingga dia selalu berusaha memanggilku dengan sebutan yang sudah seharusnya.“Okay. Saatnya aku kembali.” Berdiri, aku memang sudah menjalankan tugasku. Bertanggungjawab pada wanita pingsan dengan membawanya ke rumah sakit terbaik, membiayai pengobatannya, lalu—“Mama mau bertemu denganmu, Paman.”Ya, tentu saja. Ucapan terima k
Read more
42. Keputusan Yang Bukan Akhir
Rhys Dimitri Oxley“Tidak.” Secepat itu lah jawabanku. Aku tidak membiarkan seorang wanita asing berada di lingkunganku, bahkan tempat kerjaku.Sekedar catatan, para wanita yang menjadi pelayan keluarga Oxley ketika ibu dan ayah masih hidup, tidak lagi selengkap dulu dan aku tidak berniat mencari gantinya.Lagipula, seorang diktator sudah tidak lagi ada di kediaman Oxley setelah sekian lama.“Boleh aku tahu kenapa Anda tidak mengizinkanku bekerja padamu, Tuan?”Aku enggan memberitahunya, tapi baiknya memang jujur saja. “Aku tidak suka orang asing bekerja padaku.”Aku tahu itu sangat tidak masuk akal. Bagaimana mungkin aku punya perusahaan dan segala jenis bisnis lainnya, jika tanpa bertemu atau bekerjasama dengan pihak dan orang asing?“Aku tidak suka bekerja dengan seorang wanita.” Yap. Itu lah yang paling tepatnya.Diana mengangguk. Bagus, jika dia mudah mengerti.“Berikan aku pekerjaan yang tidak mengharuskan kita bertemu, Tuan. Entah itu mengumpulkan kayu di dalam hutan atau membe
Read more
43. Syarat Untuk Sebuah Kebebasan
Olivia FinleyJelas ini ketakutan yang tidak berdasar. Aku harus mengambil keputusan, sebelum hatiku pun jadi berubah.Beberapa hari setelah pernyataan Brady tentang cintanya padaku yang kurasa omong kosong, dampaknya terlalu berlebihan untukku.Aku luluh. Sungguh, aku luluh dan membiarkannya tidur sambil memelukku. Dengan bibirnya yang menempel di leherku, ketika aku terbangun dan nyaris menendangnya yang masih demam tinggi.Gila! Itu sungguh gila!Berlangsung sampai pagi buta dengan kepalanya yang berpindah jadi ke perutku. Memeluk erat disekeliling tubuhku. Namun demamnya mulai turun saat kusadari itu terakhir kali.Jika mengingatnya sekarang, aku gemetar ketakutan. Perasaan bersalah yang membuatku ingin marah dan mengumpati diriku sendiri.“ZeeZee, kau masih di sana?” Rhys menegur dengan lembut, bertanya sehalus sentuhannya di setiap inci kulit tubuhku saat kami bersama.Aku bisa merasakannya. Sangat bisa. Tolong, gantikan momenku malam itu bersama Brady dengan segala hal tentang
Read more
44. Ampuni Aku
Olivia FinleyBrady kembali mendekat. Bagian depan tubuhnya sudah menempel padaku. Bahkan wajahnya dan wajahku, kini tidak lagi berjarak. Tujuannya mungkin ingin pemanasan lewat ciuman.Sungguh dadaku sesak karena tidak dapat bernapas dengan benar. Tubuhku gemetar hebat.“Kuberi waktu satu kali dua puluh empat jam. Pikirkan lah. Jangan harap bisa mencurangi, Olive.” Brady melepas jarak. Menjauh dengan tatapan mata yang menyipit. Berlalu dari hadapanku.Lemas. Tanganku terjulur menopang pada dinding agar tidak membuat diriku terjatuh. Karena kedua kakiku lemah tak bertenaga.Berpikir cepat, ZeeZee! Berpikir lah!Ragu, kuambil ponsel meski dengan tangan yang terburu-buru.[Ada beberapa urusan yang harus kuselesaikan sebelum pergi. Jadi mungkin, aku akan agak terlambat. Tetap tunggu kabar dariku, Sayang]Barisan kata yang kukirim, mengulang membacanya dalam hati, membuatku seakan tercekik. Dan akhirnya, pasti sampai pada Rhys.Dadaku masih terasa seperti tadi, sesak. Oh, ayo lah. Kumohon
Read more
45. Pemanasan
Olivia FinleyKakiku gemetar. Tubuhku seperti melayang saat sudah berada di kamar yang tidak pernah kumasuki sebelumnya di lantai dua. Kamar yang berbeda, karena mendadak dia mengubah pemilihan tempat sepuluh menit lalu. Aku sungguh tidak tahu kenapa, karena yang ada dipikiranku saat ini adalah segalanya harus diselesaikan sesegara mungkin.Aku ingin kembali pada keadaan yang sudah sangat kurindukan sejak lama. Bisakah aku—“Karena kau sudah datang, kita bisa memulainya sekarang.” Muncul dari balik pintu lain di kamar ini, tepatnya dari bagian samping, Brady berpakaian santai ala dirinya yang tetap elegan sambil memegangi pistol yang tadi diperlihatkannya padaku.Diam tidak menjawab, justru yang jadi perhatianku ada pada pistol yang sesuai ucapannya, diletakkan di atas ranjang berseprai biru pudar yang dari sini saja bisa kutebak kadar kelembutannya.Ada atau tidak peluru di dalamnya, aku bisa menyerang Brady dari jarak dekat dan itu kondisi yang sangat menguntungkan bagiku. Aku tida
Read more
46. Penyerahan
Olivia FinleyOh, tidak!Mulut dan tangan!Ini jadi rasa baru dalam hidupku yang sejauh ini hanya menghisap dan menjilat milik satu priaku saja.Panas dingin. Mendadak kurasakan begitu, saat tangan besar dan sedikit kasar milik Brady sudah menyusup masuk ke balik dalam pakaianku. Terasa pelan dan pelan menyentuh kulitku.“Ini akan berlangsung lama, jika kau lebih banyak pasif, Olive.” Tatapan Brady sehalus suaranya. Napasnya berhembus di pipiku karena dia bicara di depan wajahku. Aroma mint.Tidak bersuara, kusentuh bagian-bagian sensitifnya sambil membuang wajah lain yang mestinya sedang bersamaku menikmati kegiatan ini. Gerakanku memberiku sebuah ide. Coba pejamkan mata dan gunakan mulutmu, ZeeZee!Okay. Sekarang juga aku menurunkan kepalaku. Melakukan tugasku untuk mempermudah semua yang kami mulai dengan canggung dan kaku.Untuk pendahuluan, aku mesti tetap melihat bagian ini agar tidak salah menempatkan mulutku. Tanganku gemetar saat ingin menurunkan ritsletingnya. Tapi, dia ...
Read more
47. Lembut dan Teratur
Olivia FinleyOh, tunggu! Tunggu—“Arrgh!” Kubenamkan semua kuku-kuku jariku di pundak Brady, ketika pria itu mendudukkanku tepat di atas pangkuannya yang berarti menusuk kejantanannya ke dalam diriku.“Tenang. Aku sudah menggunakan pengaman.” Dia berbisik mesra di telingaku.Tidak tahukah dia bahwa kejantanannya terlalu memenuhi diriku? Ini ... ah, sudahlah! Aku malu membicarakannya. Namun yang jelas, aku kurang waspada. Bahkan tidak tahu sudah sejak kapan pengaman menyarungi kejantanannya.Padahal tadi pun, aku masih menjilatinya. Masih membungkuk di antara dirinya. Kenapa tiba-tiba sudah menyatu satu sama lain? Bahkan kenyataannya tidak seburuk yang kuduga.Ini ... hangat. Nyaman dan membuaiku ketika dia mengangkat tubuhku naik turun. Tidak membebaniku sama sekali dengan menyuruhku bergerak.Staminanya luar biasa. Dia melayaniku. Membuatku manja, enggan menggerakkan tubuhku, meski tidak kubuat jadi kaku dan sulit untuk diatur olehnya.“Tatap aku dan katakan sesuatu, Olive.” Kening
Read more
48. Manhasa Primary School
Rhys Dimitri OxleySudah dua hari tanpa kabar. Kuputuskan menunggu, karena saat kuhubungi, dia tidak menjawab panggilanku. Pesanku bahkan belum terbaca.Sesuatu mungkin terjadi, tapi sepertinya bukan hal yang perlu kucemaskan. ZeeZee selalu tahu cara menyelesaikan apa pun sendirian. Dia tidak boleh mendapatkan tekanan seperti di masa lalu, termasuk dariku.Benarkah? Yap. Aku terlalu ragu untuk bertanya. Karena bisa jadi malah membuatnya tersinggung sebab aku terlalu ingin mau tahu. ZeeZee agak sedikit sensitif belakangan ini, bukan? Meski dia tidak akan pernah marah jika aku memang berniat bertanya.Lagipula, biar kupikir bagaimana pun, dia tidak mengurusi urusanku karena percaya padaku. Kuharap aku pun bisa sama seperti dirinya. Melakukan hal serupa.Jonathan sudah tidak bisa dihubungi. Kata Lucas, pria itu tertangkap karena bukti dari kasus pembunuhan seorang tuna wisma, mengarah padanya. Penangkapan diam-diam yang tidak terendus media. Ayah Jonathan seorang mafia yang sering bekerj
Read more
49. Serangan Tiba-Tiba
Rhys Dimitri OxleyDiana Heller cuma bisa tercengang mendengar bahwa akulah yang membuat William keluar dari sekolahnya. Bagian tentang putranya yang sengaja ‘pamer’ bahwa aku ada dibelakangnya setelah berbuat ulah, rasanya tidak perlu kuceritakan.“Apa Lucas tidak mencarimu?”Diana mengerjap sebelum mengangguk dan menjawab “Katanya Anda memintaku datang ke sekolahnya William.”“Lalu? Kenapa kau tidak datang?”Sekarang dia kebingungan untuk menjawab. Tidak ada gurat ketenangan di wajahnya.“William sudah kuantar pulang. Sebaiknya sekarang kau pulang. Bila tugas Stellon belum selesai, biar itu menjadi urusan Lucas.” Aku bosan jika harus menunggu jawaban yang lebih lama lagi darinya. Kutinggalkan saja dia di sana sendirian. Kenapa pula aku harus menemuinya di kandang kuda seperti ini?Sudah pasti itu karena aku yang terbiasa bertanggungjawab sampai akhir, hingga memberlakukan hal yang sama pada Diana dan putranya.Itu ... sedikit aneh, sebenarnya.“Kau tahu kenapa dia tidak datang ke Ma
Read more
50. Malam Penyerahan
Rhys Dimitri Oxley“Keluar dari rumahku, sekarang.”Pengusiran itu tampaknya tidak berarti apa-apa, karena kemudian gaun yang dikenakan Diana meluncur turun begitu saja dihadapanku, masih di tempatku berdiri, di depan pintu.Oh, ini jelas tidak benar! Dia gila! Jika anggota keluargaku yang lain melihat ini, tamatlah sudah. Namun aku sungguh tidak ingin peduli.Kuraih gagang pintu dan bersiap menutupnya, tapi Diana—aku tidak pernah tahu dia bisa segila itu—sudah berhasil menyelinap masuk ke kamarku sebelum pintu kututup.Demi apa? Dia telanjang bulat dengan gaunnya yang ditinggalkannya begitu saja di depan pintu yang sudah kututup.Memunggunginya, aku menahan segala amarah dan kemurkaan. Setelah mengatur napas hasil dari emosi yang kuusahakan terkendali, kubuka pintu dan mengambil gaun yang berwarna hijau tua itu dari lantai.“Pakai itu kembali!” Kulempar gaun itu ke wajahnya, lalu memunggunginya lagi tanpa sekali pun kubiarkan mataku untuk menikmati tubuhnya. Cukup ZeeZee saja. Aku su
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status