All Chapters of Raja Terakhir Dinasti Wang: Chapter 11 - Chapter 20
175 Chapters
Bab 11-1 Benang Merah Yang Kusut
“Jawab pertanyaanku dengan jujur. Apa yang kamu masukkan ke dalam ramuan obat Ayahanda? Kenapa kamu begitu gugup dan ketakutan saat aku memintamu mengambil jarum akupunktur?”“Ampun, Yang Mulia. Hamba pantas mati.” Zhaolin tersungkur ke tanah, bersujud memohon pengampunan.“Dengar, aku tidak akan menghukummu kalau kau jawab pertanyaanku dengan jujur.”Perlahan, Zhaolin mengangkat kepalanya dan memandang Wang Yang takut-takut. “Hamba tidak tahu, Yang Mulia. Hari itu, tabib kerajaan sudah menyiapkan ramuan obat dalam mangkuk. Hamba hanya mengantarkannya pada Baginda,” jawabnya dengan suara gemetar ketakutan.“Bohong! Kau sengaja menumpahkannya agar tidak ketahuan olehku bahwa ramuan itu beracun. Benar?!” bentak Wang Yang mulai kehabisan kesabarannya.Brug.Zhaolin kembali tersungkur. “Ampun, Yang Mulia! Hamba gemetar karena sudah menumpahkan obat dan mengotori pakaian Anda. Hamb
Read more
Bab 11-2
Kediaman Menteri Militer Li, Paviliun Houxiang“Ayah, apa benar yang Kakak katakan, Xiaoyang akan tinggal sementara di istana?” tanya Zening penasaran.“Ya, benar. Dia akan tinggal sementara waktu di istana, kalian bisa percayakan pelajaran untuknya pada Ayah.”“Aku tidak memikirkan tentang kelanjutan belajarnya. Aku hanya penasaran, siapa dia sebenarnya? Apa hubungannya dengan Selir Chu? Sudah dua kali selir memintanya kembali ke istana. Apa dia salah satu pangeran kerajaan Yongjin?”Tuk.Daehan menyentil hidung Zening, membuat gadis itu mengelus hidungnya sambil mengerucutkan bibir. “Kau terlalu banyak membaca cerita misteri. Lebih baik, waktu luangmu kau gunakan untuk belajar bagaimana bersikap lembut khas gadis bangsawan dan menjadi istri yang baik.”Mendengar perkataan Daehan, Deyun dan Han Xiu membuang muka agar senyum lebar mereka tidak terlihat Zening.“Ayah!”
Read more
Bab 12-1 Raja Mangkat – Putra Mahkota Diangkat
Kediaman Raja, Istana SelatanSetelah mendapat kabar dari pengawal penjaga penjara bawah tanah, Wang Yang segera menjemput Song Lin dan membawanya menemui raja. Tak hanya itu, Wang Yang juga mengeluarkan titah untuk melarang orang lain keluar masuk guna mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.“Minggir! Kenapa kalian menghalangi jalanku?! Sudah tidak sayang pada nyawa kalian?! Menyingkir kataku!” Suying berteriak marah di depan pintu Istana Barat. Pasalnya, sepuluh pengawal berdiri berjajar memblokir pintu.“Maafkan kami, Yang Mulia Ratu. Raja Wang Li sedang tidak ingin diganggu,” ucap kepala penjaga.“Apa maksudmu tidak ingin diganggu? Aku datang untuk menjenguk Yang Mulia, bukan untuk mengganggu. Cari mati kalian!” Suying berkata penuh ancaman.“Sekali lagi, kami mohon maaf. Ini adalah titah raja.” Pria bertubuh tegap itu mengangkat kedua tangannya ke depan dada memberi hormat.“Baik,
Read more
Bab12-2
FlashbackKediaman Ratu Qi, Istana Barat, empat bulan setelah kepergian Wang Yang.“Baginda, sudah empat bulan Wang Yang dikirim ke perbatasan dan selama itu pula belum ada bukti yang menunjukkan bahwa Li Daehan tidak menggelapkan dana pajak. Bukankah sudah saatnya Baginda bertindak?”“Jangan ikut campur urusan negara!” tegur Wang Li dengan kasar, tanpa memandang pada Suying.“Baginda, Suying tidak bermaksud ikut campur, hanya mengingatkan tugas yang belum berhasil Pangeran Wang Yang selesaikan.”“Berhasil atau tidak, aku sudah menemukan bukti bahwa tuduhan itu tidak benar. Aku sudah menyiapkan upacara penobatan Wang Yang menjadi putra mahkota bila masa belajarnya sudah selesai.”Darah Suying mendidih mendengar perkataan suaminya. “Baginda, Wang Su lebih pantas menjadi putra mahkota. Dia adalah putra pertama dinasti Wang. Dia juga putra tertua kerajaan ini. Bukankah melanggar tradisi bila
Read more
Bab 13-1 Tahanan Hati
Wang Yang segera mengangkat tubuh Song Lin ke dalam pelukannya, membawanya ke luar menuju kereta kuda. Dayang istana yang mengikuti mereka terkejut melihat junjungannya pingsan. “Yang Mulia, Yang Mulia!” “Kita kembali ke istana!” teriaknya dari dalam kereta. “Panggil tabib istana ke kediaman selir.” Wang Yang berpaling pada ibunya. Wajah cantiknya mengkerut menahan sedih, kedua tangannya mengepal hingga buku jarinya memutih. Bulir keringat sebesar bulir jagung membasahi pelipisnya. “Ibu, jangan begini, Bu. Ada Wang Yang di sini yang akan menjagamu,” bisiknya seraya mengusap peluh Song Lin. Tabib istana sudah menunggu di samping ranjang ketika Wang Yang masuk membawa Song Lin. “Apa yang terjadi pada Selir Chu, Yang Mulia?” “Entahlah, tiba-tiba Ibu jatuh pingsan saat merapal doa.” “Biarkan hamba periksa lebih dulu.” Tabib itu meraih pergelangan tangan Song Lin dan meraba nadinya, diam sejenak merasakan irama denyut nadi k
Read more
Bab 13-2
Suying duduk sambil mengusap gelang giok kesayangannya ditemani putri semata wayangnya ketika Ruoyu, kaki tangannya, masuk dengan tergesa.“Yang Mulia, hamba datang melapor.”“Katakan.”“Pangeran Wang Yang mengirim Selir Chu ke kuil Bailong untuk pengobatan. Pangeran juga memilih sendiri tabib yang diututs untuk menemani Selir Chu di kuil. Apa yang harus kita lakukan sekarang, Yang Mulia?”Suying tersenyum puas. “Hmm, dia pikir dengan mengirim ibunya ke dalam kuil, bisa mencegahku menyentuhnya? Ternyata dia tidak sepandai yang diberitakan.”“Lalu bagaimana selanjutnya, Yang Mulia?”Suying menggerakkan telunjuknya menekuk beberapa kali, meminta dayang kepercayaannya mendekat. “Biarkan saja tabib itu menyembuhkan Song Lin. Kurung semua biksu yang ada di kuil dalam satu ruangan kuil. Ganti semuanya dengan orang-orang kita. Minta bantuan Hakim Agung,” bisik Suying lirih.
Read more
Bab 14-1 Menepi Menyusun Strategi
Teriakan putus asa terdengar memilukan hati siapa saja yang mendengar, tak terkecuali Li Daehan yang sudah sejak lama berdiri di ambang pintu Paviliun Wuyan. Ketika seorang penjaga hendak mengumumkan kedatangannya, Daehan hanya menggelengkan kepala seraya meletakkan telunjuknya menempel bibir. “Pergilah, aku akan masuk nanti.” Penjaga itu segera mengangguk hormat dan kembali ke tempatnya bertugas. Daehan melangkah perlahan memasuki kediaman mendiang selir Chu, menghampiri Wang Yang tanpa suara. Punggung tegap yang beberapa tahun terakhir ini semakin kokoh karena latihan pedang dan memanah, kini bergetar naik turun menahan tangis. Pemuda tampan yang dikirim ke perbatasan karena dianggap sebagai penghalang saudaranya naik tahta itu, kini tersungkur di lantai paviliun yang dingin setelah kehilangan dua penopang hidupnya. “Pangeran,” panggil Daehan lirih. Wang Yang menoleh ke arah suara sambil mengusap wajah basahnya. “Paman!” Serta merta Wang Yan
Read more
Bab 14-2
Perbatasan kota JingzhouDua bulan setelah Deyun dan Xiaoyang kembali, mereka menerima laporan bahwa di luar perbatasan telah terjadi penyerangan besar-besaran pada penjaga gerbang yang dilakukan oleh pengawal kereta barang yang selama ini dilarang melintas. Deyun memimpin langsung pasukannya untuk memeriksa.Awalnya, Deyun hanya berniat meredam keadaan. Namun, setelah melihat kondisi kota perbatasan yang porak poranda dan sunyi, Deyun merubah rencana.“Cari penduduk setempat dan bawa kemari.”Empat orang tentara berlarian mencari warga penduduk seperti yang diperintahkan. Tak berapa lama, salah seorang tentara kembali dengan menggendong bocah laki-laki.“Lapor, Jenderal! Saya menemukan anak ini sedang terjebak di bawah reruntuhan bangunan.”“Bawa sini.” Deyun melompat turun dari kudanya. “Adik kecil, di mana rumahmu?”Bocah itu terisak ketakutan.“Jangan takut. Kami adalah
Read more
Bab 15-1 Mengurai Benang Merah
Ji Mong berjalan masuk dengan kaki timpang dan kondisi tubuh bersimbah darah karena satu lengannya terluka. “Jenderal!”“Apa yang terjadi denganmu? Bukannya aku menyuruhmu mengangkut barang bukti?”“Jenderal, saat kami perjalanan pulang membawa bukti, di tengah jalan puluhan pria bercadar menghadang dan menyerang kami. Mereka merampas kereta kuda dan melukai banyak tentara kita.”Brak.“Kurang ajar! Berani sekali menghadang pasukan Taichan kerajaan Yongjin! Siapa mereka?!” bentak Deyun geram seraya menggebrak meja.“Ada tanda bulan di leher mereka, Jenderal.”“Lagi-lagi, kelompok Bulan Sabit. Apa maunya mereka?!” Deyun makin geram.“Kita harus segera membuat rencana. Aku menduga, ada hal besar yang akan terjadi bersamaan dengan upacara pernikahan Wang Su. Kita putuskan mana yang harus kita selesaikan lebih dulu. Dengan kekuatan kita, tidak mungkin kita bagi
Read more
Bab 15-2
Kediaman Ibu Suri, Istana SelatanSuying menatap calon menantunya yang berdiri diam di hadapannya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Secara fisik, Zhao Ming Lan tidak ada kekurangan, dia cantik dan anggun, khas gadis keluarga bangsawan. Dia juga berhasil melalui pelajaran Etika Istana dengan baik.“Ming Lan, seluruh dayang istana yang bertugas mengajarkan aturan kerajaan telah memberiku laporan. Cukup memuaskan.”“Terima kasih, Yang Mulia. Itu semua berkat kebaikan dan kemurahan hati Yang Mulia yang telah memberikan kesempatan Ming Lan memasuki istana dan mendapatkan pelajaran.” Ming Lan menunduk.“Besok pagi, kalian akan melaksanakan upacara pernikahan sekaligus penobatanmu menjadi permaisuri. Tidak banyak yang aku minta, segera lahirkan Putra Mahkota untuk dinasti ini. Dengan begitu, aku akan segera mengangkatmu menjadi ratu.”Ming Lan mendongak tak percaya. “Melahirkan bayi?”Di hatinya se
Read more
PREV
123456
...
18
DMCA.com Protection Status