Lahat ng Kabanata ng Abang Boss: Kabanata 41 - Kabanata 50
50 Kabanata
Say Yes
Arinda sedang menyiapkan sarapan untuk keluarga dan juga Ed, dia masih terbayang dengan apa yang semalam dia dan juga Ed lakukan. Untung saja tidak ada yang melihat, jika sampai ada yang melihat habis lah mereka. Bisa-bisa mereka di nikahkan secara paksa, pikir Arinda di dalam hati.Arinda sadar hatinya tidak lagi berontak saat ini, bahkan melihat wajah Ed dari jauh saja dia mulai merona. Ed sudah dengan lihai mengambil hatinya, mungkinkah dia bisa merangkai kisah bahagia bersama Ed. Mungkinkah cinta Ed begitu kuat untuknya ? sama dengan apa yang pria itu katakan. Dia tidak pandai menerka soal pria apa lagi berurusan dengan kisah asmara, pengalamannya masih jauh jika di bandingkan dengan sahabatnya yang lain.Andai ada Reina atau Yinela dia bisa meminta pendapat, tidak mungkin ke Nindy. Dia masih ingat bagaimana tingkah rusuh
Magbasa pa
Bucin Akut
Karena mu aku mulai membenci hari yang memisahkan kita meski hanya sejenak saja.****Arinda melihat Ed yang langsung berlaei ke arahnya saat dia keluar dari pintu kedatangan. Pria itu memeluknya hingga napas Arinda terasa sesak."ABANG BOS !" teriak Arinda lalu menghirup udara untuk mengisi kembali oksigen ke paru-parunya. Tatapan galak Arinda tidak membuat Ed takut, dia malah menarik tubuh Arinda dan menyatukan kening mereka.Wajah galak yang dia lihat tadi kini merona membuat Ed sangat gemas. Satu kecupan di dapat Arinda tepat di hidung mancung miliknya."Menggelikan," ujar Ali yang dapat Ed dengar.
Magbasa pa
Mengecewakan
Bagaimana rasanya ketika sedang berbunga-bunga lalu kemudian langsung di patahkan ? ada yang bisa menguraikan perasaannya ? kurasa tidak ada, karena yang tergambar adalah rasa sakit hingga kecewa akan diri sendiri.*...Menatap langit yang cerah Arinda mulai memikirkan bagaimana jika seandainya Ed tidak mencarinya ke Balige ? mungkin saat ini dia sudah luntang lantung mencari pekerjaan dan juga pasti tidak bisa kembali ke kos.Baru beberapa hari kerja tapi Ed sudah memberikan uang gaji di depan kepadanya di karenakan Ed tahu orang tua Arinda di kampung sedang membutuhkan banyak biaya untuk berobat ibunya. Meski sudah sehat tapi pesan Dokter agar ibunya rutin cek, tidak bisa diabaikan. Arinda juga sudah men
Magbasa pa
Patah Hati
Setelah tahu terluka karena cinta, hal yang pertama di salahkan siapa ?Dia atau hati ini ?...Arinda memberikan senyum ketika Ed muncul di hadapannya, dia yang tadinya berpikir  ingin pergi mengurungkan niat itu. Arinda sudah berlama-lama memilih pakaian, juga memaksakan memakai make up untuk menyempurnakan penampilannya, dia tidak habis pikir yang terjadi malah benar-benar sempurna menghancurkan hati juga harga dirinya."Arinda kamu sudah dari tadi di sini ?" tanya Ed dengan senyumnya."Belum abang bos, tadi baru mau masuk tapi bel sudah berbunyi jadi saya memutuskan untuk membukanya." Arinda berbohong untuk menutupi jika dia sudah men
Magbasa pa
Maaf
Sudah jam dua belas malam, Ed terus menunggu Arinda di depan kos wanita itu. Ali belum memberikan kabar apapun, seorang Pria datang menggunakan sepeda motor. Dia hanya tersenyum seadanya kepada Ed lalu masuk ke dalam kos.Ed tidak menanggapi senyum itu, dia hanya menatap datar Arif. Dari jam dua belas malam berganti menjadi jam satu, Ed sudah sangat gelisah. Ingin pergi dari sana tapi dia berpikir jika dia pergi maka kesempatannya untuk berbicara dengan Arinda pasti akan sirna.Hasilnya kesabaran Ed berbuah manis, Arinda terlihat datang dengan sepedanya. Ed melihat Arinda sudah memakai celana ketat berwarna hitam sebatas lututnya namun masih menggunakan dress yang sama. Ed ingin mendekati Arinda, dia tadinya berpikir Arinda akan menghindar dengan kata-kata dan rangkaian kalimat lagi tapi nyatanya wanita itu hanya diam.
Magbasa pa
Good Bye
Setiap manusia sudah di takdirkan memiliki jalan yang berbeda, tapi bukan berarti kita tidak bisa meraih apa yang kita inginkan. Arinda percaya akan hal itu, maka dari itu dia tidak menyerah dengan keadaannya yang serba sulit saat ini. Menjual makanan di pasar dia lakukan meski kulitnya menjadi gelap karena terkena sinar matahari, bekerja di rumah makan juga dia lakukan demi bisa mempercepat modalnya terkumpul meski kakinya pegal bukan main. Terakhir dia bekerja di pom bensin, Arinda tidak merasa malu meski banyak sekali pria nakal yang menggoda atau sengaja menuliskan nomor ponsel mereka di uang kertas yang mereka berikan.Arinda hanya diam menerima hinaan itu, dia wanita yang kuat, tangguh dan bisa menjaga kehormatan keluarganya. Sudah tiga hari berlalu dari tawaran Yogi untuk bekerja di kafe milik temannya, tapi Arinda belum bisa berhenti karena kejelasan pekerjaan di kafe itu
Magbasa pa
Not End
Dua tahun berlalu....London kota mendung yang akan selalu jadi favorit Ed ketika musim dingin tiba, salju yang begitu indah dan pajangan-pajangan musim dingin yang begitu memukau matanya. Ed menyukai musim dingin karena saat itulah Ed benar-benar menghabiskan waktu bersama mendiang ibunya. Ya, ibu Ed sudah meninggal saat dia masih duduk di bangku sekolah tingkat atas dan hingga kini Alfa sang ayah tidak pernah mencari pengganti.Ed sudah dua tahun bolak-balik antara London dan Los Angeles, bisnis di dunia per-film'an yang dia lakukan disana berkembang sukses.Hal itu membuat dia banyak di dekati para aktris dan model cantik tentunya, Ed tidak menutup hati dan dia masih sering berkencan dengan wanita-wanita itu. Tapi hanya sebatas kencan yang sebenarnya, duduk makan malam lalu kembali ke rumah masing-masing. Hal itu memb
Magbasa pa
Perjalanan Kita
Hari demi hari berlalu, tidak terasa perjuangan Arinda untuk berdiri dengan kakinya sendiri kini membuahkan hasil yang sangat mengesankan. Dari usaha katering rumahan kini, berlanjut menjadi usaha untuk kantor-kantor dan juga acara-acara.Dari hanya memiliki satu orang karyawan kini Arinda sudah memiliki banyak karyawan, dan dia bahkan sudah memiliki lima restoran yang ia beri nama 'Makan Yuk !' restoran yang menyajikan menu-menu khusus racikan bumbu dari tangan Arinda itu menyediakan makanan khas Indonesia. Seperti rendang, ayam bumbu dan juga sambal teri medan yang menjadi menu favorit di restorannya.Ada soto medan, soto betawi, sampai sphagetti ala Arinda yang bumbunya sangat simpel namun tetap menjadi incaran para pengunjung. Arinda memiliki lima restoran yang dia kelola bersama tim-nya sendiri dan juga beberapa franchis
Magbasa pa
End
Dia bukan mantan, tapi semua tentangnya selalu mambuat aku merasa kembali ke masa-masa indah, hingga tersadar aku tidak pernah menjadi miliknya. Sakit, tapi selalu ingin ku lakukan....Ed sudah menduga akan bertemu dengan Arinda di acara Adhitama hari ini, sejak Aidan memintanya menggantikan Ibra dan Allard yang tidak bisa ke Bali untuk menghadiri undangan dari Raka. Karena Ed berhubungan dekat dengan Raka maka dialah yang pergi, dan Esme yang sangat ingin mengunjungi Bali juga ikut bersamanya.Dari saat pertama Arinda menginjakkan kakinya di ballroom itu, Ed sudah melihat senyum yang wanita itu perlihatkan. Hatinya berdebar dan dia sedikit gelisah, Ed mengalihkan pandangannya dengan sedikit menjauh. Ed tahu mungkin Arinda tidak akan pernah memaafkannya atau ti
Magbasa pa
Ekstra Part 1
Arinda tidak bisa melakukan apapun karena Ed benar-benar sudah gila baginya. Tangannya terus di genggam dari di dalam mobil hingga sampai ke sebuah vila, yang Arinda tidak sempat melihat apa namanya serta berada di daerah mana. Wajah Ed juga terus tersenyum menatapnya, memangku tubuh Arinda bagaikan dia anak kecil berusia lima tahun saja."Abang bos," panggil Arinda entah ini panggilan yang ke berapa kalinya. Ed tidak menjawab lebih selain berdeham dan terus tersenyum."Abang bos," rajuk Arinda dengan memajukan bibirnya dan langsung Ed ingin meraih bibir itu. Untung saja Arinda dengan sigap menghindar."Saya sudah punya pacar," kata Arinda dengan wajah galak."Oh sekarang sudah ingat kalau kamu punya kekasih ? tadi
Magbasa pa
PREV
12345
DMCA.com Protection Status