All Chapters of Gadis Kecil di Pelaminanku: Chapter 51 - Chapter 60
72 Chapters
Bab 51
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 51   "Kamu jahat, Mas. Jahaaaaaatt!""Yumna. Yumna, bangun!"Aku membuka mata dan langsung terduduk. Napasku memburu dengan keringat bercucuran di sekujur tubuh. Salsa menatapku lekat, lalu ia mengambil minum dan diberikannya padaku."Kamu mimpi buruk, Yum?" tanya Salsa.Aku menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Mengusap wajahku yang berkeringat dingin.Syukurlah, jika yang aku alami tadi hanyalah sebuah mimpi. Mimpi buruk yang tidak ingin aku alami."Iya, Sa. Aku mimpi jika Mas Daffa dan Mama datang untuk membawaku.""Tenanglah, itu hanya sebuah mimpi. Hanya bunga tidur," ujar Salsa lagi.Aku pun kembali merebahkan tubuhku di ranjang rumah sakit, setelah hatiku mulai sedikit tentang. Perlakuan jahat yang aku alami sepertinya membekas di alam bawah sadarku, hingga terus teringat dan terbawa mimpi. Setelah beberapa hari aku
Read more
Bab 52
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 52    "Ya, ini aku. Aku masih hidup, dan aku tidak akan membiarkan Mama merebut apa yang seharusnya menjadi milikku dan Papa. Inikan yang Mama, inginkan?" kataku seraya merobek kertas-kertas itu.Mama melotot melihat kertas yang sudah aku robek-robek menjadi kecil. Aku juga menghamburkan kertas-kertas itu kehadapan Mama."Jadi, kamu tidak mati?" ujar Mama dengan napas yang naik turun."Kenapa? Apa kematianku yang Mama inginkan? Tapi, sayang sekali, Mama tidak berhasil membuatku mati. Justru Mama membuat kekasih Mama kehilangan kakinya," ujarku."Itu semua gara-gara ulahmu. Kau yang membuat kecelakaan itu terjadi.""Oh, bukan aku. Tapi, Mama sendiri. Mama yang menyuruh Surya membawaku pergi dari tempat penyekapan itu. Kecelakaan itu adalah sebuah jalan agar aku bisa lepas dari kalian. Orang-orang jahat!" "Hahahaha! Ya ya ya ... aku memang jahat. Aku s
Read more
Bab 53
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 53  Sejak kepulanganku ke rumah, aku belum melakukan aktivitas apa pun di luar. Aku tetap berdiam diri dengan mengurusi Papa agar ia lekas sehat kembali. Alhamdulillah, setelah satu minggu dari kejadian waktu itu, kini Papa sudah mulai berangsur membaik. Ia sudah bisa kembali berjalan, tidak lagi menggunakan kursi roda."Yumna, maafkan Papa, ya, Nak. Papa sudah membuatmu berada dalam keadaan yang sulit.""Apa, sih Pa, jangan bicara seperti itu. Papa tidak salah, kok," ujarku. Saat ini aku tengah menyuapi Papa makan siang."Papa benar-benar tidak menyangka, jika Hamidah ...." Papa tidak melanjutkan ucapannya. Ia mengembuskan napas perlahan, seraya tatapan mata yang kosong.Mungkinkah Papa menyesal telah menikahi Mama Hamidah? Mungkin.Mungkin juga Papa kecewa dan sakit hati dengan apa yang wanitanya perbuat.Setahuku, Papa sangat mencintai wanitanya itu. Bisa aku lihat dari cara Pap
Read more
Bab 54
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 54    "Ah, iya Bu, eh, Umi," ucapku tergagap.'Apa hanya perasaanku saja, ya. Sepertinya sejak tadi tatapannya Azzam selalu mengarah padaku. Ah, tidak. Mungkin pada Syila, karena anaknya itu berada tepat di sampingku.'Kami berempat terlibat obrolan ringan. Azzam dan Papa lebih banyak membahas tentang pekerjaan. Keduanya memiliki perbedaan dalam bidang usaha mereka. Namun, Papa dan Azzam terlihat sangat nyambung dalam obrolannya. Setelah puas bercengkrama, akhirnya Azzam dan ibunya pamit untuk pulang. Aku mengantar kepergian mereka sampai di depan rumah, karena Syila yang tidak ingin pulang dan ingin tetap bersamaku. "Tante Nda, Cila pulang, ya. Tapi ... nanti main lagi, boleh?" tanya gadis itu."Boleh, Sayang. Cila, hati-hati, ya?" ujarku mencubit gemas pipi chubby Syila. Syila dan Umi Fatma sudah masuk ke dalam mobil. Tinggal Azza
Read more
Bab 55
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 55  "Mbak Yumna, apa kabar? Lama sekali tidak datang." Seorang pria berpakaian rapi menghampiriku dan Nabila."Kabar saya baik, Pa. Alhamdulillah," jawabku ramah."Ada apa, Mbak. Apa karyawan saya bikin ulah?" tanyanya padaku."Oh, tidak. Justru saya ingin karyawan Bapak, untuk menemani saya di sini, sampai teman saya datang. Bisa?" Aku melirik Nabila, sepertinya dia tidak suka dengan perkataanku. "Oh, tentu. Silahkan, Mbak. Dengan senang hati," ujar pria berkemeja hitam itu.Nabila keberatan mengabulkan keinginanku. Namun, usahanya untuk menghindar dariku gagal. Pemilik kafe justru menyuruh Nabila untuk duduk bersamaku."Mbak Yumna ini tamu langganan kita. Jadi, perlakukan dia dengan baik, dan jangan pernah mengecewakan dia. Paham?" ucap pemilik kafe itu pada Nabila.Nabila mengangguk patuh. Setelahnya, pria pemilik kafe itu pergi meninggalkan aku dan Nabila.
Read more
Bab 56
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 56     Aku mengurungkan niatku untuk menelpon Pak Joko, saat ada orang yang menyapaku. Andra, dia menepikan mobilnya dan turun menghampiriku."Mogok, Yum?" tanyanya lagi."Tuh, bannya bocor," kataku seraya menunjuk ban mobil yang kempes."Oh, bocor doang. Ada ban serep, enggak?" "Ada kayaknya."Aku dan Andra pun mengambil ban mobil cadangan yang di simpan di dalam ruang bagasi. Sebenarnya hanya Andra yang mengambil, aku hanya bantu melihatnya saja.Tanpa banyak bicara lagi, Andra langsung melepaskan ban mobil yang bocor dan menggantinya dengan yang baru saja dia ambil dari belakang.Beberapa saat berkutat dengan ban mobil, akhirnya Andra selesai. Dan mobilku sudah bisa aku pakai kembali."Minum, Dra." Aku memberikan sebotol air mineral yang selalu tersedia di dalam mobilku."Ya, makasih, Yum." Andra menegaknya
Read more
Bab 57
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 57  "Ada acara apa, kok tiba-tiba di depan rumah banyak mobil," ucapku saat sampai di depan rumah. Ada beberapa mobil yang terparkir di halaman rumah. Terhitung ada empat mobil asing yang tidak aku kenali.Mungkinkah tamu Papa? Aku tidak bisa memasukkan mobilku ke dalam, akhirnya aku memarkirkan mobil di depan gerbang rumah. Kemudian, aku turun dan dengan langkah perlahan, aku masuk ke dalam rumah. Eh, tapi tunggu, sepertinya memang ada yang aneh. Aku menarik kakiku yang sudah sampai di ambang pintu. Berjalan mondar-mandir dengan mengigit jari telunjukku.Aku ingat-ingat lagi tanggal berapa dan bulan berapa sekarang. Bukan, sekarang bukan ulang tahunku. Jika pun aku ulang tahun, pastinya Salsa akan selalu hadir. Tapi, di sini tidak ada mobil dia.Apa jangan-jangan, Papa ...?"Tidak, tidak mungkin Papa kenapa-napa, bukannya tadi Papa yang mengirimku pesan?"Mengin
Read more
Bab 58
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 58          "Pak Zaka, gimana dengan tanggal pernikahannya? Kita bahas sekalian di sini saja, ya?" ujar Umi Fatma pada Papa.  Pernikahan? Secepat itu? Aku harus bicara dengan Azzam. Terlalu cepat untuk kita menikah. Aku belum mengenal dia lebih jauh. Aku tidak tahu karakter dia yang sebenarnya.  "Pa, Umi, maaf, Yumna mau bicara dulu sama Azzam, bisa?" tanyaku. Azzam menatapku seolah menanyakan maksud dan tujuanku. "Oh, boleh. Tapi, jangan terlalu dekat, ya. Ingat, belum halal." Umi Fatma mengingatkan aku dan putranya. Aku mengangguk paham, begitu pun dengan Azzam. Lagian, siapa juga yang mau dekat-dekat. Aku mau bicara karena harus ada yang diluruskan antara aku dan dia. 
Read more
Bab 59
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 59  Aku masih diam mematung saat Umi berteriak histeris memanggil ayah dari Syila. Aku syok. Tidak menyangka ini akan terjadi di kamarku.Ranjangku penuh dengan coretan lipstik. Semua perabotan dari meja riasku berpindah ke atas kasur. Bedak, parfum, skincare yang baru dua hari aku beli pun tak luput menjadi korban keanarkisan Nasyila.Sedangkan anak itu, ia tersenyum lebar saat ketahuan sedang mengaplikasikan alat make up milikku. Bukan hanya ranjang yang jadi korban, wajah dia pun menjadi tempat untuk menuangkan bakatnya dalam berhias.koleksi parfumku musnah. Uang belasan juta yang aku keluarkan untuk memenuhi meja riasku raib dalam sekejap.Dia baru calon anak. Tidak terbayangkan jika nanti dia sudah menjadi anakku.Aku menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskannya. Berjalan pelan menghampiri ranjang yang sudah sangat amat berantakan.Semakin aku mendekat, dadaku semaki
Read more
Bab 60
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 60   "Yum, duduk di sini." Papa menepuk ruang kosong di sebelahnya.Aku mengangguk dan duduk di fofa di sebelah Papa."Ini, pakailah." Papa menyodorkan satu kotak kecil yang sedari tadi ia simpan di saku celananya."Ini punya siapa, Pa?" "Punyamu, masa punya Papa. Itu dari Azzam, tadi belum sempat memberikan karena keburu riweuh sama anaknya, 'kan?"Aku membuka kotak kecil itu, ternyata isinya sebuah cincin yang sangat cantik. Senyumku terukir melihat barang mungil di dalam sana."Coba pakai, jangan diliatin terus," ujar Papa.Aku pun mengambil cincin itu dan memakaikannya ke jari manisku. "Pas, lho Pa." "Berarti jodoh," ujar Papa terkekeh."Oh, iya Yum, dua bulan lagi pernikahanmu dengan Azzam digelar," ujar Papa lagi membuatku menoleh."Dua bulan lagi?" ujarku seraya membulatkan mata karena kaget.Papa
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status